Anda di halaman 1dari 16

KEPRIBADIAN TERHADAP GAYA KELEKATAN DALAM

HUBUNGAN PERSAHABATAN
Finda Oktaviani Rahma, Susanti Prasetyaningrum
Universitas Muhammadiyah, Jl. Raya Telogo Emas No. 246 Malang
e-mail: santiwahyudi20@gmail.com

Abstract
The purpose of this study was to determine the influence of the Big Five Personality dimensions
to the attachment style on adolescent friendship-relation. There were 220 subjects taken with
simple random sampling technique from MAN 2 Tulungagung. The data were analyzed by
multiple linear regression. The results found that there was a correlation between the Big Five
Personality dimensions and attachment style. The Big Five Personality dimensions has effected
on attachment style as well. Extroversion dimension is positively correlated and able to predict
secure attachment style with (R=0.297). Openness dimension is negatively correlated and able
to predict Fearful attachment style with (R=-0.373). Conscientiousness is positively correlated
and able to predict Dismissing attachment style with (R=0.344). However, the dimensions of the
Big Five Personality were not significant enough to predict preoccupied attachment style.

Keywords: Personality, attachment style, friendship, adolescents

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dimensi Big Five Personality terhadap gaya
kelekatan dalam hubungan persahabatan. Penelitian ini menggambil 220 subjek dari siswa-siswi
MAN 2 Tulungagung, diambil secara Random Sampling. Analisa data menggunakan uji regresi
linear ganda. Hasil penelitian menunjukan ada korelasi dan pengaruh dimensi Big Five
Personality dengan gaya kelekatan. Dimensi Extraversion berkorelasi positif dan mampu
memprediksi gaya kelekatan Secure sebesar (R=0.297). Dimensi Openness berkorelasi negatif
dan mampu memprediksi gaya kelekatan Fearfull sebesar (R=-0.373). Dimensi Conscientiusness
berkorelasi positif dan mampu memprediksi gaya kelekatan Dismissing sebesar (R=0.344).
Tetapi, dimensi Big Five Personality tidak signifikan dalam memprediksi gaya kelekatan
Preoccupied.

Katakunci: Kepribadian, gaya kelekatan, persahabatan, remaja

PENDAHULUAN batan dengan teman sebaya ketika mema-


suki masa sekolah, menghabiskan banyak
Manusia sebagai makhluk sosial ti- waktu bersama dan membagi hal-hal yang
dak dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi menyenangkan bersama teman sebaya.
dengan individu lain. Interaksi antar indi- Pada akhir masa anak-anak, individu akan
vidu terjadi sejak awal kehidupan sese- menjalin hubungan pertemanan dengan
orang, seperti halnya interaksi bayi dengan lebih akrab dan selektif dalam memilih te-
orang tua khususnya ibu. Interaksi bayi man. Memasuki masa remaja, ikatan emo-
dengan ibu akan membentuk ikatan emo- sional dalam hubungan persahabatan
sional yang ditunjukan oleh perilaku bayi terjalin sangat kuat dan hubungan persa-
yang selalu ingin dekat dengan ibunya. habatan menjadi sangat penting bagi se-
Semakin bertambah usia individu semakin orang remaja (Santrock, 2002). Dalam hu-
kompleks hubungan sosial yang dijalinnya, bungan persahabatan remaja terjalin keak-
tidak hanya hubungan dengan keluarga raban yang menunjukan bahwa sahabat
tetapi juga menjalin kedekatan dengan adalah sumber dukungan sosial dan emosi,
individu lain di luar keluarga. Individu serta remaja percaya bahwa sahabat harus
akan mulai menjalin hubungan persaha- saling mendukung satu sama lain, sehing-

153
Kepribadian terhadap Gaya Kelekatan dalam Hubungan Persahabatan (Finda Oktaviani Rahma, Susanti Prasetyaningrum)

ga banyak individu saat usia remaja yang habatan antar remaja menyebabkan remaja
membentuk geng-gengan seperti yang dituntut untuk memiliki kemampuan da-
sekarang ini sering ditemui. lam berhubungan dekat. Namun, tekanan
Sullivan (dalam Santrock, 2003) ber- dari teman sebaya dan tuntutan konformi-
anggapan bahwa sahabat juga memainkan tas dalam hubungan persahabatan remaja
peran penting dalam membentuk kesejah- dapat bersifat positif dan negatif, Came-
teraan dan perkembangan anak dan rema- rena, et al., (dalam Santrock, 2002) me-
ja. Kebutuhan sosial dasar yang di dalam- nyatakan bahwa umumnya remaja terlibat
nya terdapat kasih sayang, teman yang dalam bentuk perilaku konformitas yang
menyenangkan, penerimaan oleh lingku- negatif seperti, menggunakan bahasa ko-
ngan sosial, keakraban, dan berhubungan tor, mencuri, dan mengolok-ngolok orang
seksual. Pemenuhan kebutuhan tersebut tua dan guru. Akan tetapi, terdapat pula
sangat menentukan kesejahteraan emosi- konformitas teman sebaya yang tidak ne-
onal seorang individu. Pada masa remaja, gatif seperti, mengikutkan diri dalam
sahabat menjadi salah satu hal yang sangat kegiatan-kegiatan prososial untuk tujuan-
diandalkan untuk memuaskan kebutuhan- tujuan yang bermakna.
kebutuhan tersebut. Jika remaja gagal un- Dalam hubungan persahabatan yang
tuk membentuk persahabatan yang akrab dekat bukan hanya akan menimbulkan
mereka akan mengalami perasaan kesepian keakraban namun, juga akan menimbulkan
diikuti dengan harga diri yang menurun. ikatan emosional antar individu yang
Hal tersebut senada dengan pendapat bersahabat disebut dengan kelekatan atau
Gottman dan Parker (dalam Santrock, Attachment. Bowlby dan Ainsworth (da-
2003) mengenai pentingnya persahabatan lam Baron & Byrne, 2005) menyatakan
pada saat remaja yang memiliki beberapa bahwa Attachment merupakan suatu ikat-
fungsi. Sebagai, Ego Support yang berarti an emosional yang kuat yang dikembang-
persahabatan memberikan dukungan, do- kan melalui interaksinya dengan orang
rongan yang dapat membantu anak-anak yang mempunyai arti khusus dalam kehi-
menjaga kesan mereka sebagai individu dupannya. Kelekatan yang dibentuk oleh
yang berharga, kedua membentuk Intimacy individu pada saat bayi akan berpengaruh
atau Affection (keakraban) yaitu persaha- pada pembetukan hubungan sosial yang
batan memberikan hubungan yang hangat, akan dijalinnya. Karena, pengalaman hu-
dekat, dapat mempercayai individu lain, bungan antara orang tua dengan anak
terakhir persahabatan adalah sebuah hu- dapat menjadi dasar dalam pembentukan
bungan yang mempunyai pengungkapan hubungan persahabatan yang berkaitan
diri (Self-Disclosure) bagi remaja. dengan penyesuaian psikososial. Santrock
Menjalin hubungan persahabatan (2002) Attachment yang kokoh atau
saat remaja selain penting dalam beberapa keterkaitan dengan orang tua mening-
fungsi secara psikologis seperti yang telah katkan relasi teman sebaya yang kompeten
diungkapkan Gottman dan Parker, hubung- dan relasi erat yang positif di luar ke-
an persahabatan pada saat remaja akan luarga.
menjadi media belajar untuk meningkat- Crowell dan Treboux (1995) mela-
kan kemampuan dalam menjalin hubungan porkan bahwa kelekatan pada masa kecil
sosial pada saat dewasa. Dimana hal ter- merupakan bagian yang relevan terhadap
sebut, pada saat remaja adalah suatu tugas hubungan yang dibentuk saat dewasa,
perkembangan yang harus dikuasai oleh status kelekatan saat dewasa dan gaya
remaja untuk meningkatkan kedekatan dan kelekatan pada saat dewasa. Serta pengala-
keakraban dalam hubungan persahabatan man kelekatan masa kecil berkesinam-
yang penting bagi remaja. Semakin besar bungan pada perkembangan kepribadian
tingkat keakraban pada hubungan persa- seorang individu. Bartholomew dan

154
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 153 - 168

Horowitz (1991) hasil penelitiannya me- Selain itu, penelitian tersebut menemukan
nyatakan perbedaan individu berkorelasi bahwa gaya kelekatan menghindar tidak
dengan gaya kelekatan pada individu terkait dengan Extraversion dan Agree-
dewasa. Hal tersebut berhubungan dengan ableness tetapi juga tidak begitu terkait
konsep diri dan penerimaan diri dari orang dengan domain faktor Anxiety atau
lain terhadap individu. Gaya kelekatan Neuroticism. Kualitas kelekatan Ambiva-
yang dibentuk individu dewasa berbeda lence (ragu-ragu) terkait dengan Anxiety
dalam setiap hubungan interpersonal. dan Neuroticism tetapi tidak terkait dengan
Seperti halnya, gaya kelekatan yang Extraversion. Gaya kelekatan aman berhu-
dibentuk pada hubungan kekerabatan, bungan secara positif dengan Extraversion
hubungan percintaan, dan hubungan per- dan Agreeableness tetapi umumnya tidak
sahabatan yang dibentuk setiap individu berhubungan dengan domain faktor
akan berbeda. Penelitian Eliza dan Siregar Anxiety atau Neuroticism. Kualitas ke-
(2010) mengenai pengaruh Attachment lekatan dewasa memiliki hubungan men-
Style yang terdiri dari Secure Attachment, dasar pada kepribadian dan gambaran
Fearful Attachment, Dismissing Attach- manifestasi sifat-sifat dasar kepribadian
ment dan Preoccupied Attachment ter- dalam hubungan interpersonal. Artinya,
hadap kualitas persahabatan pada remaja. Introversion terkait dengan kecenderungan
Penelitian tersebut melibatkan 185 siswa untuk merasa tidak nyaman ketika orang
SMP Bodhicitta yang berusia 13-14 tahun lain menginginkan kedekatan. Agree-
(103 laki-laki dan 82 perempuan) sebagai ableness berhubungan dengan kesenangan
subjek penelitian. Hasil penelitian menun- dalam membentuk suatu hubungan ke-
jukan bahwa Attachment style yang terdiri dekatan. Extraversion terkait dengan rasa
dari Secure Attachment, Fearful Attach- menikmati hubungan interpersonal dalam
ment, Dismissing Attachment dan Preo- basis yang aman. Kecemasan yang
ccupied Attachment memiliki penga-ruh Neuroticism terkait dengan kekhawatiran
terhadap kualitas persahabatan. tentang keamanan hubungan sosial sese-
Hatfield dan Rapson (2010) mene- orang, seperti yang sudah diduga, Neuro-
rangkan bahwa gaya kelekatan dalam ticism juga dikaitkan dengan keyakinan
hubungan cinta yang membentuk sikap bahwa dalam kehidupan seseorang tidak
romantis baik pada laki-laki maupun dapat hidup sendiri sehingga anda hubu-
perempuan dipengaruhi oleh budaya yang ngan timbal balik yang saling mengun-
diyakini oleh setiap individu. Banyak fak- tungkan.
tor yang mempengaruhi model gaya kele- Penelitian selanjutnya menjelaskan
katan yang dibentuk individu dalam hu- hubungan kepribadian dengan gaya kele-
bungan interpersonal. Salah satu faktor katan dalam hubungan persahabatan yang
perbedaan gaya kelekatan pada setiap dilakukan oleh Marusic dan Kamenov
individu yaitu, sifat dasar yang dimiliki (2010) sejalan dengan temuan penelitian
oleh setiap individu itu sendiri. sebelumnya pada hubungan antara kele-
Dalam penelitian Carver (1997) katan romantis dan kepribadian dasar, pe-
menemukan bahwa faktor-faktor kepri- nelitian ini memperluas temuan pada
badian memiliki hubungan dengan gaya hubungan persahabatan pada mahasiswa
kelekatan yang dibentuk pada individu Amerika. Dua dimensi kelekatan tampak-
dewasa. Kepribadian sebagai organisme nya terkait dengan kepribadian yang agak
yang dinamis dan unik yang dimiliki setiap berbeda. Kelekatan cemas terutama ber-
individu dalam hal menjalin hubungan kaitan dengan domain Neuroticism, me-
dapat memprediksikan gaya kelekatan nunjukkan keadaan yang mudah dipenga-
yang dibentuknya dalam sebuah hubungan. ruhi emosionalitas negatif juga tercermin

155
Kepribadian terhadap Gaya Kelekatan dalam Hubungan Persahabatan (Finda Oktaviani Rahma, Susanti Prasetyaningrum)

dalam hubungan dekat antar pribadi. Gaya masalah dengan emosi yang bersifat nega-
penghindaran dalam persahabatan teruta- tif dan secara emosional mereka labil.
ma ditandai dengan Extraversion dan Begitu pula dengan ketiga domain faktor
Agreeableness yang lebih rendah, dengan lainnya, masing-masing memiliki kecen-
individu Avoidant (menghindar) menam- derungan dalam menjalin bentuk hubung-
pilkan pola karakteristik kepribadian yang an interpersonal. Seperti halnya, dalam
menunjukan masalah penyesuaian diri menentukan Gaya Kelekatan yang diben-
dalam menjalin hubungan dekat. Berdasar- tuknya. Sebab, setiap Gaya Kelekatan
kan penelitian-penelitian tersebut, dimesi- memiliki kesesuaian yang berbeda-beda
dimensi Big Five Personality menunjuk- antar individu dengan karakteristik tertentu
kan bahwa kepribadian dapat mempenga- yang dapat membuatnya nyaman dengan
ruhi interaksi individu dengan lingkungan. ikatan emosional yang dijalinnya. Santrock
Menurut Allport (dalam Alwisol, (2002) menyatakan Attachment yang kuat
2009) kepribadian adalah Organisasi dina- dengan orang tua dapat menyangga remaja
mis dalam diri individu sebagai sistem dari kecemasan dan potensi perasaan-
psikofisik yang menentukan cara yang perasaan depresi atau tekanan emosional
khas dalam menyesuaikan diri terhadap yang berkaitan dengan transisi dari masa
lingkungannya. Allport dan Cattel me- anak-anak ke masa dewasa. Ketika sifat
ngembangkan teori 5 faktor kepribadian dasar individu berkorelasi dengan perilaku
yang lebih dikenal dengan nama “Big Five dalam setiap segi kehidupan maka, sifat
Personality” yaitu, suatu pendekatan yang dasar inilah yang juga menjadi salah satu
digunakan dalam psikologi untuk melihat penentu dalam hal gaya kelekatan yang
kepribadian manusia melalui Traits yang individu bentuk pada hubungan persa-
tersusun dalam lima buah domain kepri- habatan.
badian yang telah dibentuk dengan meng- Berdasarkan uraian tersebut, maka
gunakan analisis faktor. Lima Traits rumusan masalah dalam penelitian ini
kepribadian tersebut adalah Extraversion, adalah apakah dimensi Big Five Persona-
Agreeableness, Conscientiousness, Neu- lity memiliki pengaruh dalam mempre-
oriticism, Openness to Experiences. diksi gaya kelekatan dalam hubungan
Dalam menjalin hubungan sosial persahabatan remaja? Tujuan dari pene-
kelima domain faktor dalam Big Five litian ini adalah untuk mengetahui penga-
Personality memiliki ciri khas masing- ruh dimensi Big Five Personality dalam
masing sesuai dengan karakter dominan memprediksi gaya kelekatan dalam hu-
pada setiap individu. Seperti, seorang indi- bungan persahabatan. Manfaat dari pene-
vidu dominan Extraversion memiliki mi- litian ini diharapkan mampu memberikan
nat untuk menjalin hubungan interper- kontribusi dalam konteks menjalin hu-
sonal yang cukup besar. Karena individu bungan interpersonal pada hubungan
dengan dominan Extraversion adalah indi- persahabatan secara umum. Selain itu,
vidu yang ramah dan senang bergaul. penelitian ini diharapkan dapat memper-
Sedangkan, individu dengan dominan Neu- luas informasi dan wawasan dalam ranah
roticism yang tinggi memiliki kecen- ilmu psikologi sosial, khususnya pada
derungan menghindar dalam menjalin kajian psikologi perkembangan.
hubungan dan kurang dapat berkomitmen Gaya kelekatan merupakan suatu
dalam hubungan interpersonal. Neuro- cara individu untuk menunjukan keakrab-
ticism menurut Costa dan McRae (dalam an dan kedekatan melalui perilaku yang
Pervin, et al., 2010) di sebut juga mewakili perasaan individu pada individu
Emotional Istability, Trait ini menilai ke- lain dalam suatu hubungan interpersonal
stabilan dan ketidakstabilan emosi, meng- yang dijalin. Menurut Bowlby dan
gambarkan seseorang yang mempunyai Ainsworth (dalam Baron & Byrne, 2005)

156
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 153 - 168

mengatakan bahwa bayi membentuk satu pembimbing skema prilaku interpersonal


dari tiga gaya kelekatan berdasarkan peri- individu sepanjang hidup. Baik dalam
laku yang diamati. Yaitu, gaya kelekatan hubungan interpersonal dengan anggota
Secure (aman) bayi yang diklasifikasikan keluarga, orang asing, teman sebaya,
sebagai Securely Attached jika bertemu sahabat, dan pasangan hidup. Bowlby
dengan ibunya, mereka menyapa ibunya (dalam Pervin, et al., 2010) menerangkan
dengan positif, berusaha untuk mendekat- bahwa bayi akan mengembangkan internal
kan diri pada saat bertemu, dan hanya me- working models (model mental) atau
nunjukkan beberapa perilaku negatif representasi mental mengenai gambaran
terhadap ibunya. Bayi yang Secure meng- diri sendiri dan pengasuh utamanya.
gunakan ibunya sebagai dasar yang aman Model ini akan diasosiasikan dengan
untuk menjelajahi lingkungannya. Ketika emosi. Berdasarkan pengalaman interak-
ibunya meninggalkannya, bayi akan protes sional sepanjang masa bayi, model ini
atau menangis, tapi ketika ibu kembali, memberikan dasar bagi pengembangan
bayi akan menyapa dengan penuh ke- perkiraan tentang relasi di masa depan.
senangan, dan anak ingin digendong dan Hazan dan Shaver (dalam Pervin, et al.,
dekat dengan ibunya, gaya kelekatan 2010) menambahkan bahwa perbedaan
Insecure-Avoidant (tidak aman meng- individual dalam ikatan emosional pada
hindar) bayi yang diklasifikasikan dalam masa bayi mungkin berkaitan dengan
Avoidant mengabaikan ibunya dan meng- hubungan individual dalam cara mem-
hindar untuk melakukan kontak dengan bentuk ikatan emosional di masa depan.
ibunya. Ketika ibunya meninggalkannya, Sehingga, menurut Bartholomew
anak tidak terpengaruh dan ketika ibunya (dalam Baron & Byrne, 2005) gaya
kembali lagi, anak akan menghindari kelekatan pada masa bayi dapat mengi-
ibunya. Mereka tidak mau mengadakan dentifikasikan pada empat gaya kelekatan
kontak ketika sedang Distress dan tidak orang dewasa. Dengan mengkombinasikan
mau dipegang, atau gaya kelekatan kedua dimensi yang mendasari mengenai
Insecure-Ambivalent (tidak aman ragu- sikap positif dan negative terhadap diri
ragu) bayi yang diklasifikasikan memiliki (Self Esteem) dan mengenai orang lain
gaya kelekatan Ambivalent menunjukkan (kepercayaan interpersonal) Bartholomew
kecemasan yang hebat dan memegang erat mengemukakan 4 gaya kelekatan, yaitu:
ibunya dan mereka sangat cemas akan 1. Gaya kelekatan aman (Secure Attach-
perpisahan dan sering menangis secara ment Style) seseorang dengan gaya
berlebihan. Namun, Mereka juga menun- kelekatan ini memiliki karakteristik
jukkan sikap marah ketika bertemu dengan Positive Self atau konsep diri positif
ibunya. Mereka menjadi bingung antara dan kepercayaan interpersonal tinggi.
mencari atau menghindar untuk mengada- Dibandingkan dengan gaya kelekatan
kan kontak dengan ibunya. Bayi dengan yang lain, individu dengan gaya kele-
gaya kelekatan ini mencari kontak dengan katan aman lebih tidak mudah marah,
ibunya dan pada saat yang sama juga lebih tidak menampakan keinginan
menolak ibunya karena kemarahan mereka bermusuhan dengan orang lain, dan
kepada ibunya. mengaharapkan terjalinnya hubungan
Menurut Bowlby (dalam Baron & yang positif (Mikulicer, 1998).
Byrne, 2005) Sikap dasar mengenai penga- 2. Gaya kelekatan takut-menghindar
laman interaksi dengan pengasuh saat (Fearful-Avoidant Attachment Style)
masih bayi digeneralisasikan oleh individu seseorang dengan gaya kelekatan ini
dalam hubungan interpersonalnya. Selain memiliki karakteristik Negative Self
itu juga, sikap dasar tersebut yang menjadi atau konsep diri yang rendah dan

157
Kepribadian terhadap Gaya Kelekatan dalam Hubungan Persahabatan (Finda Oktaviani Rahma, Susanti Prasetyaningrum)

kepercayaan yang negative terhadap bat adalah orang yang diajak bermain.
orang lain. Gaya kelekatan ini adalah Persahabatan bagi seorang remaja menjadi
gaya kelekatan yang paling tidak aman sangat penting, sebab dalam hubungan
dan paling tidak adaptif. Levy (1998) persahabatan remaja menurut Gottman dan
Individu dengan gaya kelekatan takut- Parker (dalam Santrock, 2003) memiliki
menghindar meminimalkan hubungan beberapa fungsi, yaitu :
interpersonal yang dekat dan menghin- 1. Kebersamaan. Persahabatan memberi-
dari hubungan akrab, untuk melindungi kan para remaja teman akrab yaitu
diri mereka dari rasa sakit karena dito- seseorang yang bersedia mengahabis-
lak. kan waktu dengan mereka dan bersama-
3. Gaya kelekatan terpreokupasi sama dalam aktivitas.
(Preoccupied Attachment Style) sese- 2. Stimulasi. Persahabatan memberikan
orang dengan gaya kelekatan terpreoku- para remaja informasi-informasi yang
pasi memiliki Negative Self atau konsep menarik, kegembiraan, dan hiburan.
diri yang rendah dan kepercayaan yang 3. Dukungan fisik. Persahabatan mem-
tinggi terhadap orang lain. Menurut berikan waktu, kemampuan-kemam-
Lopez (1997) individu dengan gaya puan, dan pertolongan.
kelekatan terpreokupasi cenderung 4. Dukungan ego (Ego Support). Persaha-
berharap bahwa orang lain akan batan menyediakan harapan atas du-
mencintai dan menerima dirinya. kungan, dorongan dan umpan balik
Sehingga, individu yang terpreokupasi yang dapat membantu remaja untuk
mencari kedekatan dalam hubungan mempertahankan kesan atas dirinya
yang dijalinnya (kadang-kadang sebagai individu yang mampu, menarik
kedekatan yang dibentuknya dan berharga.
berlebihan), tetapi mereka juga 5. Perbandingan sosial. Persahabatan me-
mengalami kecemasan dan rasa malu nyediakan informasi tetang bagaimana
karena merasa tidak pantas untuk cara berhubungan dengan orang lain.
mendapatkan cinta dari orang lain. 6. Keakraban (Intimacy/Affection) atau
4. Gaya kelekatan menolak (Dismissing perhatian. Persahabatan memberikan
Attachment Style) seseorang dengan hubungan yang hangat, dekat, dan
gaya kelekatan menolak memiliki ka- saling percaya dengan individu yang
rakteristik Positive self atau konsep diri lain, hubungan yang berkaitan dengan
yang positif dan kepercayaan inter- pengungkapan diri sendiri (Self-
personal yang rendah. Gaya kelekatan Disclosure).
ini digambarkan sebagai gaya kelekatan Berdasarkan fungsi-fungsi persaha-
yang berisi konflik dan sedikit tidak batan tersebut, dalam sebuah persahabatan
aman dimana individu merasa layak akan membentuk suatu keakraban antar
memperoleh hubungan yang akrab individu yang bersahabat, sehingga me-
namun tidak mempercayai calon pa- munculkan suatu ikatan emosional dalam
sangan yang potensial. Akibatnya ada- hubungan persahabatan yang dijalin secara
lah kecenderungan untuk menolak dekat. Attachment Style menurut Bowlby
orang lain dalam suatu hubungan agar (dalam Semiun, 2006) merupakan suatu
tidak menjadi seseorang yang ditolak. tingkah laku hubungan antara dua orang.
Persahabatan adalah hubungan dima- Menurut Ainsworth (dalam Baron &
na dua orang menghabiskan waktu ber- Byrne, 2005) tingkah laku lekat adalah
sama, berinteraksi dalam berbagai situasi, berbagai macam tingkah laku yang di-
dan menyediakan dukungan emosional lakukan anak untuk mencari, menambah
(Baron & Bryne, 2005). Howes (dalam dan mempertahankan kedekatan serta
Santrock, 2002) berpendapat bahwa saha-

158
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 153 - 168

melakukan komunikasi dengan figur ngumpulkan ribuan ciri manusia dengan


lekatnya. berbagai latar belakang pekerjaan dan
Mengingat bahwa hubungan per- pendidikan yang berbeda. Kemudian
sahabatan memiliki fungsi yang penting Goldberg mengelompokkannya menjadi 5
bagi seorang remaja dalam proses pe- dimensi kepribadian yang dikenal sebagai
menuhan tugas perkembangan pada tahap Big Five Personality. Kepribadian Big
remaja. Remaja harus memiliki kemam- Five Personality adalah salah satu alat
puan untuk menjalin hubungan dekat ukur psikologi untuk melihat kepribadian
dengan individu lain atau teman sebaya melalui trait yang tersusun dalam lima
dengan menunjukan salah satu gaya kele- buah domain kepribadain yang dibentuk
katan dalam jalinan hubungan persahabat- dengan analisis faktor. Beberapa penelitian
an. Dalam hubungan persahabatan remaja, terakhir banya menggunakan konsep
tingkah laku lekat yang ditunjukan oleh kepribadian Big Five Personality dari
remaja untuk menambah dan memper- Goldberg (dalam Pervin, et al., 2010) 5
tahankan kedekatan dengan figur lekatnya kecenderungan kepribadian ini adalah
yaitu individu lain atau sahabat. Gaya sebagai berikut :
kelekatan dalam hubungan persahabatan
merupakan suatu cara individu untuk Tabel 1. Faktor-faktor trait lima besar
menunjukan keakraban dan kedekatan (Big Five Factor Personality)
melalui perilaku yang mewakili perasaan
nyaman individu pada individu lain yaitu Skala Trait Karakteristi Karak-
sahabat. k skor tinggi teristik
Menurut Allport (dalam Alwisol, skor
2009) kepribadian adalah Organisasi dina- rendah
mis dalam diri individu sebagai sistem Extraversion Mudah Tidak
psikofisik yang menentukan cara yang Mengukur menyesuai- ramah,
khas dalam menyesuaikan diri terhadap kuantitas dan kan diri bersahaja,
lingkungannya. Guilford (dalam Alwisol, itensitas dari dengan suka
2009) kepribadian adalah pola trait yang interaksi lingkungan menyen-
unik pada masing-masing pribadi. Allport interperso- sosial, aktif, diri,
menyebutkan sifat-sifat (Traits) unik yang nal, tingkatan banyak orientasi
dimiliki masing-masing individu merupa- aktivitas, bicara, pada tugas,
kan gambaran yang tepat dari struktur kebutuhan orientasi pada pendiam.
kepribadian seseorang, bahkan menurut akan hubungan
dorongan, sesama,
Cattel trait adalah elemen dasar dari
dan kapasitas optimis,
kepribadian yang berperan vital dalam
dan periang.
meramalkan tingkahlaku. Sehingga defi- kesenangan.
nisi kepribadian menurut Cattel adalah
struktur kompleks dari traits yang tersusun Agreeable- Lembut hati, Sinis, kasar,
dalam berbagai kategori, yang memung- ness dapat curiga,
kinkan prediksi tingkahlaku seseorang Mengukur dipercaya, tidak
dalam situasi tertentu, mencangkup selu- kualitas dari suka kooperatif,
ruh tingkah laku – baik yang kongkrit apa yang menolong, pedendam,
maupun abstrak (dalam Alwisol, 2009). dilakukan pemaaf, kejam,
Allport dan Cattel dinyatakan seba- dengan orang penurut. manipulatif
gai pelopor penelitian tipe kepribadian Big lain dan apa
Five yang kemudian dikembangkan oleh yang
Goldbreg tahun 1981 dengan konsep me- dilakukan

159
Kepribadian terhadap Gaya Kelekatan dalam Hubungan Persahabatan (Finda Oktaviani Rahma, Susanti Prasetyaningrum)

terhadap Berdasarkan uraian tersebut, peneliti


orang lain. menyimpulkan bahwa kepribadian me-
rupakan sifat-sifat dasar yang unik. Sifat-
Neuroticism Cemas, Tenang, sifat tersebut dimiliki masing-masing
Menggam- gugup, santai, individu yang termanifestasi dalam setiap
barkan emosional, merasa tingkah laku individu. Sifat dasar tersebut
stabilitas merasa tidak aman, puas telah diwakili oleh kelima faktor dominan
emosional aman, merasa terhadap yang terdiri dari Extraversion, Agree-
dengan tidak mampu, dirinya, ableness, Concientiouness, Neuroticism,
cakupan- mudah panik. tidak Openess yang masing-masing memiliki
cakupan emosional, ciri khas tersendiri.
perasaan tabah. Bowlby (dalam Semiun, 2006)
negatif yang berpendapat bahwa kelekatan yang
kuat termasuk dibentuk pada masa kanak-kanak sangat
kecemasan, berpengaruh terhadap masa dewasa. Ka-
kesedihan, rena kelekatan masa kanak-kanak ber-
irritability pengaruh terhadap perkembangan selanjut-
dan nervous
nya. Bowlby berasumsi bahwa kelekatan
tension
merupakan hubungan yang mengikat yang
Ingin tahu, Konvensio- diinternalisasikan dan berfungsi sebagai
Openness
Gambaran minat luas, nal, suatu model di atas nama persahabatan-
keluasan, kreatif, sederhana, persahabatan masa depan dan hubungan-
kedalaman, original, minat hubungan cinta yang dibangun. Hazan &
dan imajinatif, sempit, Shaver (dalam Pervin, et al., 2010) me-
kompleksitas untraditional. tidak nambahkan bahwa perbedaan individual
mental artistik, dan dalam ikatan emosional pada masa bayi
individu dan tidak mungkin berkaitan dengan hubungan
pengalaman- analitis. individual dalam cara membentuk ikatan
nya emosional di masa depan.
Hurlock (2002) mengemukakan pada
Concientious Teratur, Tidak masa remaja terjadi perubahan sosial yang
ness dapat bertujuan, paling sulit adalah penyesuaian diri
Mengukur dipercaya, tidak dapat terhadap pengaruh teman sebaya, peru-
tingkat pekerja keras, dipercaya, bahan perilaku sosial dan nilai-nilai baru
keteraturan disiplin, tepat malas, dalam seleksi persahabatan sebagai salah
seseorang, waktu, teliti, kurang satu tugas perkembangan. Armsden dan
ketahanan rapi, perhatian, Greenberg (dalam Santrock, 2002) hasil
dan motivasi ambisius, dan lalai, penelitiannya menyebutkan bahwa remaja
dalam tekun. sembrono, yang memiliki kedekatan yang kuat
mencapai tidak dengan orang tua juga dekat dengan
tujuan. disiplin,
teman-teman sebayanya, dan sebaliknya
Berlawanan keinginan
remaja yang kurang memiliki kedekatan
dengan lemah, suka
ketergantung- bersenang- dengan orang tua juga tidak dekat dengan
an, dan senang. teman sebaya. Baron dan Byrne (2005)
kecenderung- persahabatan adalah hubungan yang mem-
an untuk buat dua orang menghabiskan waktu ber-
menjadi sama, berinteraksi dalam berbagai situasi,
malas dan tidak mengikutkan orang lain dalam hu-
lemah. bungan tersebut, dan saling memberikan

160
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 153 - 168

dukungan emosional. Persahabatan adalah Gottman dan Parker (dalam San-


suatu bentuk hubungan yang dekat yang trock, 2003) mengenai pentingnya persa-
melibatkan kesenangan, penerimaan, habatan pada saat remaja yang memiliki
percaya, saling peduli, saling membantu, beberapa fungsi. Sebagai Ego Support
menceritakan rahasia, pengertian, dan persahabatan memberikan dukungan,
spontanitas (Santrock, 2002). Menurut dorongan yang dapat membantu anak-anak
hasil penelitian Caspi dan Robert (2005) menjaga kesan mereka sebagai individu
menerangkan bahwa kepribadian memiliki yang berharga dan Intimacy/Affection
pengaruh dalam hubungan sosial yang (keakraban) persahabatan memberikan
dijalin seorang individu. Selain itu, pene- hubungan yang hangat, dekat, dapat mem-
litian tersebut menerangkan bahwa kepri- percayai individu lain, sebuah hubungan
badian berguna untuk seleksi dalam hu- yang mempunyai pengungkapan diri (Self-
bungan persahabatan. Disclosure).
Dalam penelitian Carver (1997) Ada beberapa alasan mengapa
menemukan bahwa faktor-faktor kepri- kelima faktor kepribadian Big Five
badian memiliki hubungan dengan gaya Personality berpengaruh dalam mem-
kelekatan yang dibentuk pada individu prediksi gaya kelekatan dalam hubungan
dewasa. Kualitas kelekatan dewasa memi- persahabatan. Berdasarkan Goldberg (da-
liki hubungan mendasar pada kepribadian lam Pervin, et al., 2010) bahwa kepri-
dan kepribadian adalah manifestasi sifat- badian adalah manifestasi sifat-sifat dasar
sifat dasar dalam hubungan interpersonal. dalam hubungan interpersonal. Sehingga,
Penelitian selanjutnya menjelaskan hu- dalam membentuk suatu jalinan hubungan
bungan kepribadian dengan gaya kelekatan sosial yang menunjukan kedekatan, setiap
dalam hubungan persahabatan yang dila- individu memiliki gaya yang berbeda se-
kukan oleh Marusic dan Kamenov (2010) suai dengan keunikan sifat dominannya.
sejalan dengan temuan penelitian sebelum- Dalam hubungan sosial persamaan kepri-
nya pada hubungan antara kelekatan ro- badian adalah salah satu penentu seleksi
mantis dan kepribadian dasar. Dua dimensi dalam hubungan kecocokan antar individu.
kelekatan tampaknya terkait dengan Setiap sifat dasar individu yang berada
kepribadian yang agak berbeda. Kelekatan dalam Big Five Personality memiliki ciri
cemas terutama berkaitan dengan domain khas tersendiri dalam membentuk hubung-
Neuroticism, menunjukkan keadaan yang an interpersonal yang terkait juga dengan
mudah dipengaruhi emosionalitas negatif gaya kelekatan yang dibentuknya dalam
juga tercermin dalam hubungan dekat hubungan persahabatan.
antar pribadi. Gaya penghindaran dalam Berdasarkan penjelasan diatas, di-
persahabatan terutama ditandai dengan simpulkan hipotesis bahwa ada pengaruh
Extraversion dan Agreeableness yang dimensi Big Five Personality terhadap
lebih rendah, dengan individu Avoidant gaya kelekatan dalam hubungan persaha-
(menghindar) menampilkan pola karak- batan.
teristik kepribadian mengindikasi masalah
penyesuaian diri dalam menjalin hubungan METODE
dekat. Dengan demikian, penelitian-pene-
litian tersebut menunjukkan bahwa ciri-ciri Penelitian ini menggunakan pene-
kepribadian berdasarkan biologis dapat litian Non-Experimental dengan jenis pe-
mempengaruhi interaksi individu dengan nelitian kuantitatif Korelasional yaitu un-
lingkungan dan dapat demikian memediasi tuk mengetahui pengaruh variabel bebas
pengembangan internal model kelekatan di terhadap variabel terikat. Variabel terikat
masa dewasa. berupa gaya kelekatan dan variabel bebas
berupa kepribadian Big Five Personality.

161
Kepribadian terhadap Gaya Kelekatan dalam Hubungan Persahabatan (Finda Oktaviani Rahma, Susanti Prasetyaningrum)

Gaya kelekatan merupakan suatu cara taraf kesalahan 5% maka, sampel yang
remaja untuk menunjukan perilaku keak- digunakan sebanyak 205 subjek dengan
raban dan kedekatan yang mewakili ikatan menggunakan teknik simple random
emosional dalam hubungan persahabatan sampling.
antara remaja yang bersahabat. Hubungan Metode pengumpulan data untuk
persahabatan merupakan hubungan antar mengukur variabel gaya kelekatan, peneliti
remaja yang digambarkan dengan keber- mengadapatasi skala attachment style dari
samaan dalam menghabiskan banyak Attachment Style Questionnaire (ASQ)
waktu bersama, bermain bersama dan (Collins & Feeney, 2004). Sementara itu,
berbagi pengalaman bersama. Kepribadian untuk mengukur variabel kepribadian Big
Big Five Personality adalah sifat-sifat unik Five Personality mengadaptasi Big Five
yang dimiliki masing-masing remaja yang Inventory (BFI) yang mengungkap berda-
diwakili oleh kelima faktor dominan yang sarkan 5 faktor yaitu Extraversion, Agree-
terdiri dari Extraversion, Agreeableness, ableness, Concientiouness, Neuroticism,
Concien-tiouness, Neuroticism, Openess Openess (John & Srivastava, 1999). Skala
yang masing-masing memiliki ciri khas yang digunakan, akan disesuaikan dengan
ter-sendiri dalam menjalin hubungan per- tujuan penelitian dan melalui proses Try
sahabatan remaja. Out terlebih dahulu untuk mengetahui
Karakteristik subjek yang digunakan Validitas dan Reliabilitas sebagai sebuah
dalam penelitian ini adalah remaja yang alat ukur.
Tabel 2. Indeks Validitas & Reliabilitas Alat Ukur Penelitian
Alat Ukur Jumlah Item Jumlah Item Indeks Alpha
yang Diujikan Valid Validitas
Skala Big Five
Openness 12 6 0,374 – 0,665 0,798
Concientiouness 12 10 0,353 – 0,620 0,811
Extraversion 12 8 0,393 – 0,635 0,796
Agreeableness 12 8 0,301 – 0,571 0,737
Neuroticism 12 5 0,309 – 0,614 0,716
Skala Gaya
Kelekatan dalam
Persahabatan
Secure 16 12 0,333 – 0,629 0,830
Fearfull 18 10 0,365 – 0, 493 0,761
Preoccupied 15 9 0,361 – 0,551 0,787
Dissmissing 16 11 0,311 – 0,681 0,832

salah tugas perkembangannya yaitu me- Proses validasi instrumen dilakukan


ngembangkan kemampuan menjalin hu- sebanyak dua kali uji coba yang pertama
bungan sosial yang termanifestasi dalam hasilnya kurang proporsional antara in-
hubungan persahabatan, dengan rentang dikator skala satu dengan yang lain. Sete-
usia 15 – 19 tahun. Penelitian ini mengam- lah dilakukan uji coba yang kedua pada
bil lokasi pengambilan sample dari popu- skala Big Five dan skala gaya kelekatan
lasi subjek siswa-siswi MAN 2 Tulung- diketahui indeks validitas dan indeks reli-
agung. Berdasarkan tabel Isaac & Michael abelitas didapatkan hasil pada tabel 2:
(dalam Sugiono, 2012) dalam penelitian Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil
ini jumlah populasi 500 subjek dengan dari 60 item keseluruhan skala Big Five

162
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 153 - 168

yang diujikan, ada 31 item yang dapat Berdasarkan Tabel 3 diketahui bah-
digunakan dengan indeks validitas antara wa sampel penelitian sebanyak 220 subjek,
0,301 – 0,665, tetapi jumlah item yang diketahui rentang usia 15-16 tahun seba-
digunakan dalam pengambilan data se- nyak 128 subjek (58.2%) dan rentang usia
banyak 25 item disesuaikan dengan tujuan 17-19 tahun sebanyak 92 subjek (41.8).
penelitian. Sedangkan untuk skala gaya Sedangkan jika dilihat dari jenis kelamin,
kelekatan dalam persahabatan dari 65 item untuk laki-laki sebanyak 77 subjek (35%)
keseluruhan yang diujikan, ada 42 item dan perempuan sebanyak 143 subjek
yang dapat digunakan dengan indeks (65%).
validitas antara 0,311 – 0,681, tetapi jum-
lah item yang digunakan dalam pengam- Tabel 4 : Distribusi Gaya Kelekatan
bilan data sebanyak 36 item disesuaikan
dengan tujuan penelitian untuk menen- Gaya Frekuensi Presentase
tukan. Kriteria pemilihan item berdasarkan Kelekatan
korelasi total menurut Azwar (2012) Secure 63 28.6%
menggunakan batasan koefisien > 0,30, Fearfull 44 20%
item yang mencapai koefisien korelasi Preoccupied 42 19.1%
minimal 0,30 data dinyatakan memenuhi Dismissing 71 32.3%
syarat psikometrik sebagai bagian dari test.
Berdasarkan Tabel 2 dapat disimpulkan Berdasarkan Tabel 4 diketahui bah-
bahwa kedua instrumen jika dibandingkan wa subjek penelitian yang memiliki kate-
dengan syarat cronbach alpha yaitu >0,6 gori Gaya Kelekatan Secure sebanyak 63
(Trihendradi, 2013) maka skala dinyatakan subjek atau (28%), gaya kelekatan fearfull
reliabel dan dapat digunakan dalam pene- sebanyak 44 subjek atau (20%), gaya
litian. Dalam menghitung Validitas dan kelekatan preoccupied sebanyak 42 subjek
Reliabilitas kedua skala menggunakan atau (19.1%), dan gaya kelekatan dis-
SPSS For Windows Versi 21 sebagai alat missing sebanyak 71 subjek atau (32.3%).
bantu perhitungan statistik. Hasil penelitian yang telah dilakukan
Setelah data terkumpul peneliti ke- menunjukkan bahwa Openness, Concien-
mudian melakukan proses Entry data, me- tiouness, Extraversion, Agreeableness,
nguji validitas dan reliabilitas alat ukur, Neuroticis, yang tergabung dalam demensi
dan analisa data dengan menggunakan Kepribadian Big Five Personality memi-
SPSS For Windows Versi 21 dengan liki pengaruh dalam memprediksi gaya ke-
metode analisa Regresi Linear Ganda. lekatan dalam hubungan persahabatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa yang dilakukan dengan me-
nggunakan uji regresi linear ganda pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap gaya kelekatan untuk mengetahui
deskripsi keseluruhan subjek penelitian dimensi Big Five Personality mana yang
sebagai berikut : dapat menjadi faktor dalam memprediksi
Tabel 3 : Deskripsi Subjek gaya kelekatan dalam hubungan persaha-
batan. Hasil analisa Regresi Linear Ganda
Kategori Frekuensi Presentase pada tabel 5:
Usia
15-16
128 58.2%
17-19
92 41.8%
Jenis
Kelamin
77 35%
Laki-laki
143 65%
Perempuan

163
Kepribadian terhadap Gaya Kelekatan dalam Hubungan Persahabatan (Finda Oktaviani Rahma, Susanti Prasetyaningrum)

Tabel 5 : Hasil Analisis Statistik ANOVA Dimensi Big Five Personality Terhadap Gaya
Kelekatan

Dimensi Big Five Gaya F Sig Keterangan Kesimpulan


Personality Kelekatan
Extraversion Secure 5.917 .018b Sig.<0.05 Signifikan
Openness Fearfull 6.796 .013b Sig.<0.05 Signifikan
Big Five Personality Preoccupied 1.173 .341b Sig.<0.05 Tidak
Signifikan
Conscientiousness Dismissing 9.284 .003b Sig.<0.05 Signifikan

Five Personality tidak dapat memprediksi


Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui Gaya Kelekatan Preoccupied. Pada dimen-
bahwa nilai probalitas yang didapatkan si Conscientiousness terhadap gaya kele-
dimensi Extraversion terhadap gaya katan Dismissing dapat diketahui bahwa
kelekatan Secure yaitu 0.018 dimana nilai nilai probalitas yaitu 0.003 dimana nilai
probabilitas tersebut kurang dari 0.05. Hal probabilitas tersebut kurang dari 0.05. Hal
ini menunjukkan bahwa dimensi Extra- ini menunjukkan bahwa dimensi Con-
vesion Big Five Personality memiliki hu- scientiousness dari Big Five Personality
bungan dan dapat memprediksi gaya memiliki hubungan dan dapat memp-
kelekatan Secure dibandingkan dengan rediksi gaya kelekatan Dismissing.
dimensi Big Five Personality Lainnya.
Personality Terhadap Gaya Kelekatan
Pada Openness terhadap gaya kelekatan
Fearfull dapat diketahui bahwa nilai Berdasarkan Tabel 6 hasil analisa uji
probalitas yaitu 0.013 dimana nilai proba- Regresi Linear Berganda pada gaya
bilitas tersebut kurang dari 0.05. Hal ini kelekatan Secure dengan dimensi Big Five
menunjukkan bahwa dimensi Openness Personality didapatkan nilai koefisien
dari Big Five Personality memiliki hu- karelasi sebesar 0.297 dan R Square
bungan dan dapat memprediksi gaya sebesar 0.088 dimana hal ini menunjukkan

Tabel 6 : Hasil Analisa Regresi Linier Berganda Dimensi Big Five

Dimensi Big Five Gaya R R Square Adjusted R Std. Error of


Personality Kelekatan Square the Estimate

Extraversion Secure .297a .088 .073 3.629


Openness Fearfull -.373a .139 .119 4.126
Conscientiousness Dismissing .344a .119 .106 3.306

kelekatan Fearfull. Pada seluruh dimensi bahwa terdapat hubungan yang positif
Big Five Personality terhadap gaya kele- yang artinya semakin tinggi Extraversion
katan Preoccupied dapat diketahui bahwa semakin tinggi pula gaya kelekatan Secure
nilai probalitas yaitu 0.341 dimana nilai dan dimensi Extraversion pada Big Five
probabilitas tersebut lebih dari 0.05. Hal Personality menyumbangkan 8.8% dalam
ini menunjukkan bahwa dimensi dari Big memprediksi gaya kelekatan Secure. Ber-

164
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 153 - 168

dasarkan hasil analisa uji Regresi Linear version tinggi memiliki ciri mudah me-
Berganda pada gaya kelekatan Fearfull nyesuaikan diri dengan lingkungan sosial,
dengan dimensi Big Five Personality di- individu yang aktif, banyak bicara, memi-
dapatkan nilai koefisien karelasi sebesar - liki orientasi dalam menjalin hubungan
0.373 dan R Square sebesar 0.139 dimana dengan sesama. Remaja yang menjalin hu-
hal ini menunjukkan bahwa terdapat hu- bungan persahabatan secara akrab dan
bungan yang negatif yang artinya semakin dekat, serta percaya pada sahabatnya tanpa
tinggi Openness maka semakin rendah rasa tergantung satu sama lain merupakan
gaya kelekatan Fearfull dan dimensi remaja yang mudah bergaul dan aktif
Openness pada Big Five Personality dalam menjalin hubungan dengan individu
menyumbangkan 13.9% dalam mempre- lain.
diksi gaya kelekatan Fearfull. Berdasarkan Kemudian, dimensi Openness men-
hasil analisa uji Regresi Linear Berganda jadi faktor prediktor dalam memprediksi-
pada gaya kelekatan Dismissing dengan kan gaya kelekatan Fearfull dan memiliki
dimensi Big Five Personality didapatkan hubungan negatif. Artinya semakin rendah
nilai koefisien karelasi sebesar 0.344 dan dimensi Openness dalam diri remaja maka
R Square sebesar 0.119 dimana hal ini semakin tinggi gaya kelekatan Fearfull
menunjukkan bahwa terdapat hubungan dalam hubungan persahabatan. Hal terse-
yang positif yang berarti semakin tinggi but sesuai dengan konsep dimensi Open-
Conscientiousness semakin tinggi pula ness menurut Goldberg (dalam Pervin, et
gaya kelekatan Dismissing dan dimensi al., 2010) dimana individu dengan Open-
Conscientiousness pada Big Five Persona- ness yang rendah memiliki ciri khas minat
lity menyumbangkan 11.9% dalam mem- yang sempit, kaku dalam hubungan sosial,
prediksi gaya kelekatan Dismissing. sederhana, dan tidak analitis yang sesuai
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan karakteristik individu dengan gaya
ada hubungan antara dimensi – dimensi kelekatan Fearfull, yang mengindari kede-
Big Five yaitu Openness, Concientiouness, katan dengan individu lain karena takut
Extraversion, Agreeableness, Neuroticism tersakiti sehingga membuat individu de-
dengan Gaya Kelekatan dalam hubungan ngan gaya kelekatan Fearfull tersebut
persahabatan. Dimensi Big Five Persona- kurang terbuka dengan orang lain dan me-
lity dapat menjadi faktor dalam mem- miliki minat yang kurang dalam menjalin
prediksi gaya kelekatan (Attachment Style) hubungan dekat dengan orang lain. Re-
dalam hubungan persahabatan remaja, maja yang memiliki karakteristik kaku da-
dimana beberapa dimensi Big Five lam hubungan sosial dan kurang memiliki
Personality menjadi faktor dominan di- minat dalam menjalin hubungan persa-
bandingkan dimensi lainnya dalam mem- habatan serta sedikit memiliki teman, di-
prediksi gaya kelekatan. prediksi dalam menjalin hubungan persa-
Berdasarkan hasil penelitian, dimen- habatan membentuk gaya kelekatan Fear-
si Extraversion menjadi faktor prediktor full yang menghindari kedekatan dan keak-
dalam memprediksi gaya kelekatan Secure raban dengan teman – teman sebayanya.
dan memiliki hubungan yang positif. Selanjutnya, dimensi Concientious-
Artinya semakin tinggi dimensi Extra- ness menjadi faktor prediktor dalam mem-
version pada diri remaja maka semakin prediksi gaya kelekatan Dismissing dan
tinggi gaya kelekatan Secure dalam hu- memiliki hubungan yang positif. Artinya
bungan persahabatan. Hal tersebut sesuai semakin tinggi dimensi Concientiouness
dengan konsep dimensi Extraversion me- dalam diri remaja semakin tinggi gaya
nurut Goldberg (dalam Pervin, et al., kelekatan dalam hubungan persahabatan.
2010) dimana individu dengan Extra- Hal tersebut sesuai dengan konsep dimensi

165
Kepribadian terhadap Gaya Kelekatan dalam Hubungan Persahabatan (Finda Oktaviani Rahma, Susanti Prasetyaningrum)

Conscientiousness menurut Goldberg (da- liki hubungan dengan dimensi kepribadian


lam Pervin, et al., 2010) dimana individu Big Five, dimana hubungan yang paling
dengan Conscientiousness yang tinggi me- positif terlihat pada dimensi Neuroticism
miliki ciri seseorang yang teratur, dapat di- dengan gaya kelekatan Anxiety. Penelitian
percaya, pekerja keras, disiplin, tepat wak- tersebut bukan hanya menjelaskan bahwa
tu, teliti, rapi, ambisius, dan tekun. Remaja dimensi kepribadian berhubungan dengan
dengan konsep Self yang positif, yakin gaya kelekatan namun juga menjelaskan
akan kemampuan dirinya sendiri sangat mengenai dimensi-dimensi kepribadian
percaya diri, ambisius dan idealis, serta adalah salah satu faktor yang dapat mem-
kurang memiliki minat untuk menjalin prediksi kualitas hubungan yang dibentuk
hubungan pertemanan yang akrab. Ciri pada orang dewasa dan tidak terlepas dari
tersebut sesuai dalam mempredikasi gaya gaya kelekatan yang dimiliki dalam men-
kelekatan Dismissing dimana remaja de- jalin sebuah hubungan.
ngan gaya kelekatan Dismissing memiliki Pada penelitian Asendorpf &
ciri khas untuk menolak hubungan dekat Wilpers (1998) menunjukan bahwa kepri-
dengan individu lain karena merasa mam- badian seseorang dapat memprediksi kua-
pu dan yakin akan kemampuannya sendiri litas hubungan yang dibentuknya. Pene-
dalam mencapai setiap tujuannya. litian tersebut merupakan sebuah studi
Pada gaya kelekatan Preoccupied longitudinal, dimana lima faktor besar ke-
dalam hubungan persahabatan remaja pribadian atau Big Five Personality yang
tidak ditemukan dimensi dari Big Five dikaitkan dengan hubungan sosial. Dimen-
Personality yang dominan untuk menjadi si Big Five yaitu dimensi Extravesion dan
faktor prediktor yang dapat memprediksi dimensi Agreeablesness berdasarkan hasil
gaya kelekatan Preoccupied dalam hubu- penelitian dapat memprediksi aspek hu-
ngan persahabatan. Individu dengan gaya bungan seperti jumlah hubungan sebaya,
kelekatan Preoccupied adalah individu konflik dengan teman sebaya, dan gagal
yang memiliki konsep diri rendah, kurang dalam cinta. Namun, kualitas hubungan
yakin akan kemampuannya dan memiliki yang dijalin individu tidak dapat mempre-
kepercayaan yang tinggi terhadap orang diksikan ciri-ciri kepribadian yang dimiliki
lain sehingga dalam membentuk hubungan individu. Pada penelitian Bowles &
sosial individu dengan gaya kelekatan Mayer (2008) menunjukkan bahwa kepri-
Preoccupied ini akan sangat tergantung badian negatif dalam situasi sosial (misal-
pada sahabat yang menjadi figur lekatnya. nya, penilaian negatif pada orang lain) da-
Hasil penelitian tersebut sesuai de- pat mengurangi jalinan kelekatan aman
ngan penelitian Carver (1997) yang me- dalam hubungan sosial. Hasil penelitian
nyatakan bahwa faktor-faktor kepribadian juga menunujukan bahwa Kelekatan ce-
memiliki hubungan dengan gaya kelekatan mas dan Avoidant berkorelasi dengan ke-
yang dibentuk pada individu dewasa. Kua- pribadian menghindar.
litas kelekatan dewasa memiliki hubungan Kepribadian menurut Cattell (dalam
mendasar pada kepribadian dan gambaran Alwisol, 2009) struktur kompleks dari
manifestasi sifat-sifat dasar kepribadian traits yang tersusun dalam berbagai kate-
dalam hubungan interpersonal. Gaya kele- gori, yang dapat memprediksi tingkah laku
katan aman berhubungan secara positif individu dalam situasi tertentu. Begitu pula
dengan Extraversion dan Agreeableness, dalam menjalin sebuah hubungan, kepri-
Kualitas kelekatan Ambivalence (ragu- badian menjadi faktor yang dapat mempre-
ragu) terkait dengan Anxiety dan Neuro- diksikan hubungan yang dijalin. Cattell
ticism tetapi tidak terkait dengan Extra- berpendapat pada periode masa remaja
version. Penelitian Noftle & Shaver (2006) kepribadian memasuki tahapan yang pa-
menjelaskan bahwa gaya kelekatan memi- ling menyulitkan dan menekan. Kejadian

166
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 153 - 168

kelainan mental, neurosis dan delikuensi an. Dimensi Extraversion berkorelasi posi-
banyak muncul pada masa remaja, konflik tif dan mampu memberikan sumbangan
disekitar dalam menuntut kemandirian. efektif pada gaya kelekatan Secure sebesar
Individu pada masa remaja dituntut untuk (R=0.297). Dimensi Openess berkorelasi
dapat menjalin hubungan yang akrab dan negatif dan mampu memberikan sumbang-
dekat dengan sahabatnya, yang memiliki an efektif pada gaya kelekatan Fearfull
berbagai fungsi psikologis yang salah satu- sebesar (-0.373). Dimensi Conscientius-
nya adalah menghindari perilaku deliquen- ness berkorelasi positif dan mampu mem-
ce. berikan sumbangan efektif pada gaya kele-
Berdasarkan hasil penelitian, meski- katan Dismissing sebesar (R=0.344). Teta-
pun dimensi Big Five personality dapat pi, dimensi Big Five tidak signifikan dalam
menjadi faktor prediktor dalam mempre- memberikan sumbangan efektif pada gaya
diksi Gaya Kelekatan dalam hubungan kelekatan Preoccupied.
persahabatan remaja. Hasil uji Regresi me- Implikasi pada penelitian ini yaitu,
nunjukan dimensi Extraversion dalam bagi remaja diharapkan dapat meningkat-
memprediksi gaya kelekatan Secure se- kan kepercayaan interpersonal khususnya
besar 8.8%. Selanjutnya, besar pengaruh pada teman sebaya dan mengembangkan
dimensi Openness dalam memprediksi konsep diri yang positif. Hal tersebut di-
gaya kelekatan Fearfull sebesar 13.9%. harapkan mampu menunjang remaja dalam
Dan besar pengaruh dimensi Conscien- mengembangkan kemampuan menjalin
tiousness dalam memprediksi gaya kele- hubungan dengan teman sebayanya. Bagi
katan Dismissng sebesar 11.9%. institusi yaitu sekolah dan tenaga pendidik
Hasil tersebut menjelaskan bahwa khususnya sekolah menegah atas diharap-
pengaruh dimensi Big Five Personality kan dapat memberikan pelatihan atau edu-
dalam memprediksi gaya kelekatan cukup kasi mengenai kepercayaan interpersonal
kecil sehingga masih terdapat faktor lain dan meningkatkan konsep diri pada re-
yang menjadi faktor prediktor yang lebih maja. Bagi peneliti selanjutnya yang akan
besar dalam mempengaruhi setiap gaya meneliti variabel gaya kelekatan bisa dihu-
kelekatan dalam hubungan persahabatan bungkan dengan variabel lain selain kepri-
remaja. Menurut Bartholomew (dalam badian, yaitu keprcayaan interpersonal dan
Baron & Byrne, 2005) bahwa konsep diri konsep diri pada remaja.
dan kepercayaan terhadap orang lain yang
dimiliki setiap individu merupakan faktor DAFTAR PUSTAKA
utama dalam memprediksi gaya kelekatan.
Begitu pula gaya kelekatan dalam hubung- Alwisol. 2009. Psikologi kepribadian (Ed.
an persahabatan remaja yang dapat dipre- revisi). Malang. UMM Press.
diksi oleh kepercayaan pada orang lain dan Asendorpf & Wilpers, S. 1998. Personality
konsep diri yang dimiliki setiap remaja. effects on social relationships.
Journal of Personality and Social
SIMPULAN DAN SARAN Psychology, 74, (6),: 1531-1544.
Azwar, S. 2012. Sikap manusia teori dan
Berdasarkan hasil penelitian dapat pengukurannya. Yogyakarta:
disimpulkan bahwa hipotesis diterima Pustaka Pelajar Offset.
yang artinya terdapat pengaruh dimensi Azwar, S. 2012. Validitas dan reliabilitas.
Big Five Personality dalam memprediksi Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
gaya kelekatan dalam hubungan persa- Baron, R.A., & Byrne, D. 2005. Psikologi
habatan. Hasil penelitian menunjukan sosial (10th ed). Jakarta. Erlangga.
terdapat korelasi dan pengaruh dimensi Barthelonew, K. & Horowitz, L. M. 1991.
Big Five Personality dengan gaya kelekat- Attachment styles among young

167
Kepribadian terhadap Gaya Kelekatan dalam Hubungan Persahabatan (Finda Oktaviani Rahma, Susanti Prasetyaningrum)

adults: A test of a four-category personality: Theory and research, 2:


model. Journal of Personality and 102–138. New York: Guilford Press.
Social Psychology, 6, (2),: 226-244. Marusic, I. & Kamenov, Z. 2010.
Bowles & Meyer. 2008. Attachment Personality and attachment to
priming and avoidant personality friends. Journal of Social
features as predictors of social- Psychology, 4, (14) : 119-137.
evaluation biases. Journal Of Noftle, Erik. & Shaver, Phillip. 2005.
Personality Disorders, 22, (1),: 72- Attachment dimensions and the big
88. five personality traits: Associations
Carver, C. S. 1997. Adult attachment and and comparative ability to predict
personality: Converging evidence relationship quality. Journal of
and new measure. Journal of Research in Personality 40: 179–
Personality and Social Psychology, 208.
23, (8),: 865-888. Pervin, Lawrence A., Daniel., John, P.
Caspi, A., Robert, B., Shiner, R. L. 2005. Oliver. 2010. Psikologi kepribadian
Personality development: Stability : Teori dan Penelitian. Jakarta :
and change. Journal of Personality Salemba Humanika.
and Social Psychology, 56: 453–84. Polek, Elzbieta. 2007. Attachment in
Collins, N. L., & Feeney, B. C. 2004. cultural context : Differences in
Working models of attachment shape attachment between eastem and
perceptions of social support: western europeans and the role of
Evidence from experimental and attacment styles in eastern european
observational studies. Journal of migrant’s adjustment. Accessed on
Personality and Social Psychology, April 10, 2015 from
87: 363-383. https://portfolio.du.edu/downloadIte
Crowell, J.A. & Treboux, D. 1995. A m/93372.
review of adult attachment measures: Santrock, J. W. 2002. Life-span
Implications for theory and research. developmen (5th ed). Jakarta:
Journal of Social Development. 4: Erlangga.
294-327. Santrock, J. W. 2003. Adolescence :
Eliza & Siregar, A. 2010. Pengaruh Perkembangan remaja (6th ed).
attachment style terhadap kualitas Jakarta: Erlangga.
persahabatan pada remaja. Skripsi, Semiun, Y. 2006. Teori kepribadian dan
Program Sarjana Universitas terapi psikoanalitik freud. Jakarta:
Sumatra Utara, Sumatra Utara. Gramedia.
Feist & Feist. 2010. Teori kepribadian (7th Sugiyono. 2012. Metode penelitian
ed). Jakarta. Salemba Humanika. kuantitatif kualitatif dan R&D.
Hatfield, E. & Rapson, R. L. 2010. Bandung: Alfabeta.
Culture, attachment style, and Trihendrdi, C. 2013. Step by Step IBM
romantic Relationships. Bulletin of SPSS 21: Analisa data statistik.
Social Psychology: Unknow Yogyakarta: C.V ANDI.
Publishing.
Hurlock. 2002. Psikologi perkembangan.
Jakarta : Erlangga.
John, O. P., & Srivastava, S. 1999. The
Big-Five trait taxonomy: History,
measurement, and theoretical
perspectives. In L. A. Pervin & O. P.
John (Eds.), Handbook of

168

Anda mungkin juga menyukai