Anda di halaman 1dari 2

Nama : Heri Wijaya

Nim : L1A016007
Prodi : Manajemen Sumberdaya Perairan

DEFINISI
Kapal Pukat Lampara adalah Kapal yang biasa digunakan dalam pengoperasian pukat tarik
lampara, biasanya relatif kecil dan sederhana dimana panjangnya 9-18 m dengan tipe geladak yang
terbuka. Kapal yang digunakan pada pengoperasian alat tangkap ini ada 3, yaitu kapal dengan
ukuran lebih besar dengan bahan dasar kayu maupun besi, kemudian perahu jaring sebagai
pengangkut alat tangkap, dan perahu sebagai pembawa lampu untuk menggiring ikan. Lampara
merupakan alat penangkapan ikan yang terbuat dari jaring yang menyerupai payang. Lampara
termasuk ke dalam klasifikasi pukat kantong (bag seine net). Semula lampara diperkenalkan di
Italia dan mulai diperkenalkan dan dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 1950.

METODE
Menurut Bukhari (2005) teknik yang digunakan antara lain Penurunan pukat (setting)
dilakukan dari buritan kapal dengan kecepatan perlahan-lahan dan setelah proses penurunan
selesai maka kecepatan di tinggikan. Kemudian Penghelaan pukat (towing) dilakukan di belakang
kapal yang sedang berjalan sehingga pukat lampara dasar menyelusuri dasar perairan dengan
mengikatkan tali penarik penghubung antara alat tangkap dengan kapal pada ujung balok kayu
yang dipasang disisi kapal. Lalu Pengangkatan pukat (hauling) lampara dasar yang dilakukan dari
buritan kapal dengan menarik tali penarik. Selanjutnya pukat lampara dasar di tarik keatas geladak
kapal.

DAERAH PENANGKAPAN
Fishing ground lampara dasar terdiri dasar perairan yang rata, berlumpur atau berpasir,
tidak terdapat benda yang menghalangi atau merusak jaring seperti tonggak sisa bagan dan bangkai
dari sisa kapal atau perahu yang rusak, dan terdapat banyak udang.

HASIL PENANGKAPAN
Jenis hasil tangkap lampara dasar adalah ikan-ikan campuran (ikan pelagis dan ikan
demersal) yaitu udang putih, udang merah selar kuning, kapas-kapas), kurusi, peperek dan ikan
kuro. Ikan kakap, kerapu, bawal, kurisi, beloso, ikan sebelah, ikan lidah dll.
Nama : Heri Wijaya
Nim : L1A016007
Prodi : Manajemen Sumberdaya Perairan

ALAT BANTU
Menurut Subani dan Barus (1989) alat bantu yang digunakan dalam pengoperasian lampara
adalah lampu listrik atau lampu petromaks, tali hela atau tali selambar, serok, dan besi. Lampu
listrik atau lampu petromaks untuk menggiring ikan, sedangkan tali hela atau tali selambar
digunakan sebagai alat bantu membentuk kantung seperti mangkuk saat proses hauling. Serok
digunakan untuk memindahkan ikan dari jaring ke kapal, sedangkan besi digunakan untuk
membentuk kantong jaring yang sempurna. Beberapa nelayan juga menggunakan alat penarik tali
selambar yang berupa winch atau kapstan. Selain alat, Jumlah nelayan yang dibutuhkan adalah 6
orang dengan pembagian kerja yaitu satu orang sebagai juru kemudi, satu orang juru mesin, satu
orang juru masak dan tiga orang pembantu.

DAFTAR PUSTAKA
Bukari 2005. Present StatusTrawl di Indonesia. Metode Penangkapan Pukek Osoh Di Muaro
Anai Padang Sarai .Kota Padang. Jakarta : Makalah Seminar Departemen Kelautan dan
Perikanan.
Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal
Penelitian Perikanan Laut Nomor : 50 Tahun 1988/1989. Edisi Khusus. Jakarta : Balai
Penelitian Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian. Hal. 42-43.

Anda mungkin juga menyukai