MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Yang Diampu Oleh Husen Saeful Anwar, S.Sos.,M.Si
Kelompok 4
Kelas B Semester VII :
1. Dea Wiranti (11680100 )
2. Dian Wulansari (1168010067)
3. Elfa Mardiana (1168010090)
Bismillahirrahmaanirrahim
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Kreativitas Dan Inovasi Dalam Wirausaha”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Kreativitas Dan Inovasi
Dalam Wirausaha” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................2
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar.......................................................................................3
2.1.1 Wirausaha...................................................................................3
2.1.2 Kreativitas dalam wirausaha.......................................................8
2.1.3 Inovasi dalam wirausaha.............................................................9
2.1.4 Hubungan kreatif dan inovasi.....................................................11
2.2 Urgensi kreativitas dan inovasi dalam wirausaha................................12
2.3 Berpikir Lateral....................................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Bagaimana Konsep Dasar Kreativitas dan Inovasi dalam wirausaha ?
2. Bagaimana Urgensi Kreativitas dan Inovasi dalam wirausaha ?
3. Bagaimana cara berpikir lateral ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Kreativitas dan Inovasi dalam wirausaha.
2. Untuk mengetahui Urgensi Kreativitas dan Inovasi dalam wirausaha.
3. Untuk mengtahui cara berpikir lateral.
1.4. Manfaat penulisan
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sesuatu hal yang biasa orang pikirkan akan menentukan hasil yang akan
dicapainya. Hal ini berlaku di lapangan niaga ataupun lapangan lain. Jika
seseorang dapat berpikir dengan cerdas dan kreatif, orang tersebut akan mendapat
hasil-hasil tertentu, hasilnya pun akan mengcewakan. Sebagai contoh adalah dua
orang wirausaha, yang satu sibuk dan gelisah, tetapi tidak menghasilkan sesuatu
yang penting. Hal ini karena pikiran dan gagasannya tidak dipersiapkan dan tidak
fokus pada bidang usahanya. Adapun yang satu lagi melaksanakan pekerjaanya
sehari-hari dengan tenang dan tertib, memerhatikan setiap bagian, menjatuhkan
keputusan dengan tepat, sehingga setiap hari akan mendapatkan hasil yang baik
2.1.1 Wirausaha
Dalam kurun waktu dua dasawarsa terakhir, terdapat berbagai perubahan besar
dan berdampak pada tatanan kehidupan bersama. Kekuatan ekonomi bergerak
menuju Timur, dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa menuju Cina dan
India. Salah satu penanda utama atas hal ini adalah krisis finansial di negara-
negara Eropa dan Amerika pada tahun 2008 yang melahirkan resesi dan disrupsi
besar di negara-negara tersebut. Kebangkrutan Enron dan Lehman Brothers di
Amerika, Parmalat di Italia, hingga Royal Bank of Scotland (RBS), semua
berdampak besar pada tatanan ekonomi yang ada. Lalu, dunia juga terus
dikejutkan dengan berbagai kejadian serangan teror di Amerika dan Eropa serta
peperangan yang tidak kunjung selesai di Afghanistan dan Irak. Fenomena Arab
Spring juga terus memengaruhi negara-negara Timur Tengah, tidak terkecuali
3
Syria. Sementara di berbagai belahan dunia lainnya, terdapat juga berbagai
kejadian bencana alam luar biasa, seperti Tsunami dan gempa bumi di Jepang
pada tahun 2011, serta penyebaran virus Ebola di Afrika Barat pada tahun 2014.
Tidak lupa juga ancaman pemanasan global yang terus menjadi perhatian banyak
kalangan terutama karena dampaknya pada kehidupan itu sendiri. Semua kejadian
dan berbagai perubahan dalam tatanan kehidupan tersebut konteks yang harus
diterima oleh setiap orang dalam memulai ataupun menjalankan usahanya hari ini.
Business owners and managers live in a very exciting time. Every day brings
new surprises, because no matter where you live and do business in the world,
change is taking place — and not incrementally, so you can get comfortable with
it. Change is happening radically — almost overnight — in ways that most
businesses aren’t prepared for.
What is going on? Less than a decade into a new century, change is happening
faster than the business world can keep up with it. Adapting to change is a way of
life in the business world, and one of the best ways for owners and managers to
prepare for the changes that are bound to crop up in the future is to become more
aware of the phenomenon of trends. Trends are patterns that we observe in the
world around us, and which may signal that a major change is about to occur. In
this chapter, we examine many of the key trends that affect
4
secara terperinci, akan selalu mendapati berbagai kejadian yang mengharuskan’
adanya keputusan-keputusan mendadak untuk hal-hal yang tidakterduga. Sebagai
contoh, ketika perang dunia ke-il berakhir, lalu orang-orang mulai dikenalkan
dengan berbagai bentukteknologi baru yang canggih (high tech), banyak kalangan
menganggap bahwa teknologi canggih ini menjadi penentu jalannya bisnis dan
dunia usaha secara umum. Namun demikian, pada kenyataannya, seperti diulas
Peter Drucker (2002), dari 40 juta lebih tawaran kerja yang ada, teknologi canggih
hanya menyumbang 5- 6 juta di antaranya. Ada banyak peluang usaha dan bidang
bisnis yang dijalankan tanpa bergantung pada teknologi canggih ini di masyarakat.
Berbagai bentuk teknologi dan aplikasi di atas saat ini bahkan sudah
mengalami perkembangan sedemikian rupa yang semakin memudahkan orang
untuk mengakses dan menggunakannya demi kepentingan bisnis mereka. Bitcoin
adalah salah contoh nyata dari perkembangan teknologi dan aplikasi tersebut,
sebagai suatu bentuk virtual currency yang memungkinkan para penggunanya
untuk bertransaksi tanpa batasan. Jaringan media sosial juga semakin beragam dan
sudah digunakan oleh hampir semua orang yang memiliki smartphone. Twitter,
Instagram, Snapchat, ataupun bentuk-bentuk aplikasi komunikasi massif seperti
Whatsapp, Line, Telegram, dan lainnya adalah contoh aplikasi yang bisa
digunakan orang untuk berkomunikasi sekaligus menyebarkan informasi tentang
usaha yang dibangun atau produk yang ditawarkan.
Namun demikian, sesuai dengan keperluan buku ini, kita akan mengulas
kembali makna sebenarnya dari wirausaha, terutama karena di tengah
kompleksitas kehidupan ekonomi masyarakat tersebut, istilah ini seringkali sudah
digunakan secara massif bahkan terlepas dari makna aslinya sendiri. Istilah
wirausaha dan atau entrepreneur seringkali digunakan secara tumpang tindih
dengan istilah wiraswasta. Secara mendasar, berdasarkan etimologinya,
wiraswasta terdiri dari tiga kata yaitu wira yang berarti manusia unggul, teladan,
berani berbudi luhur; swa artinya sendiri atau mandiri; sedangkan sta artinya
berdiri. Berdasarkan etimologi bahasa sanksekerta tersebut, wiraswasta dengan
demikian, dapat diartikan sebagai manusia yang memiliki keberanian, keteladanan
5
dan keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan
hidup dengan kekuatan yang ada pada dirinya sendiri.
6
sendiri. Bahwa berusaha secara mandiri tidak melulu persoalan besar kecilnya
modal yang dimiliki, tapi lebih pada kemampuan lain, terutama kemampuan untuk
melihat dan menangkap peluang, kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara
kreatif, serta keteguhan dalam menjalankan usaha meskipun harus menghadapi
kegagalan atau kerugian. Karena itu pula, maka ada baiknya kita mengenal lebih
jauh tentang bagaimana membangun pola pikir wirausaha.
Cara berpikir seperti inilah yang utamanya harus dimiliki oleh para pelaku
wirausaha. Bahwa kegiatan ini merupakan sarana untuk membangun potensi diri
sekaligus mengasah keterampilan dan kreativitas dalam menghadapi berbagai
tantangan yang ada. Persoalan yang dihadapi harus dilihat sebagai ajang
pembelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih unggul di masa mendatang.
Peluang yang ditemui harus dilihat sebagai kesempatan untuk mendapatkan
pengalaman baru dan aktualisasi diri yang bisa melahirkan kepuasan dalam hidup.
Untuk hal itu pula, maka tujuan berwirausaha sedari awal hams dirumuskan, agar
langkah yang diambil tidak terhenti di tengah jalan atau mengalami kebingungan
karena tidak mengerti apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.
7
2.1.2 Kreativitas dalam wirausaha
Berpikir kreatif ditandai dengan adanya ide baru yang dimunculkan sebagai
hasil dari proses berpikir tersebut. Berpikir kreatif merupakan suatu aktifitas
mental yang memperhatikan keaslian dan wawasan (ide). Berpikir kreatif
memungkinkan orang untuk mempelajari suatu masalah secara sistematik,
mempertemukan banyak sekali tantangan dalam suatu cara yang
terorganisasi, merumuskan pertanyaan-pertanyaan yng inovatif dan merancang
atau mendesain solusi solusi yang asli. Berpikir kreatif merupakan kebalikan dari
berpikir destruktif yang cenderungterpaku pada pola sebabakibat. Berpikir
8
kreatif justu mencari hubungan antara berbagai hal yang sekilas tidak
berkaitan, sebagai upaya pencarian kesempatan untuk mengubah sesuatu
menjadi lebih baik. Berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dri pemikiran
yang tajam dengan intuisi menggerakkan imaginasi,mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka selubung ideide yang menakjubkan
dan inspirasi yang tidak diharapkan.
Selain kreativitas, ada istilah lain yang juga sering disebutkan dalam konteks
bisnis, yakni inovasi. Kedua istilah ini, kreativitas dan inovasi, bahkan oleh
banyak penulis bidang bisnis dan manajemen kontemporer seringkali
disandingkan secara bergantian, karena hubungan yang erat antara keduanya.
Meski dem ikian, inovasi sendiri sebenarnya sulit untuk didefinisikan secara jelas,
karena ia merupakan proses yang bisa diterapkan dalam seluruh aktivitas
wirausaha. la bisa didasarkan pada produkatau proses seperti penggunaan
teknologi canggih atau impelementasi dan observasi atas proses perubahan yang
ada. Darinya, akan lebih baik untuk memahami inovasi sebagai suatu prinsip
berkelanjutan atau langkah-langkah di mana pada titik akhirnya suatu produk atau
jasa diciptakan. Amabile, Conti, dan Coon (1996) menjelaskan:
9
All innovation begins with creative ideas...We define innovation as the
successful implementation of creative ideas within an organization. In this view,
creativity by individuals and teams is a starting point for innovat ion; the first is
necessary but not sufficient condition for the second.
Secara etimologis, istilah inovasi ini berasal dari bahasa Inggris innovation,
yang berarti pembaharuan atau perubahan. Kata kerjanya innovo, innovate yang
artinya memperbaharui dan mengubah. Dengan demikian inovasi bisa dimaknai
sebagai suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain atau
berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana
(tidak secara kebetulan). Jika seseorang menciptakan sesuatu yang sifatnya tidak
sengaja, maka itu sekadar penemuan, bukan inovasi. Inovasi membutuhkan
perencanaan, nalar kreatif, dan usaha yang sungguh-sungguh.
Mereka yang ingin menjadi inovatif harus memiliki wawasan kreatif dan
kemampuan atau perangkat untuk mengeksploitasi wawasan tersebut menjadi
nilai-nilai atau keuntungan tertentu. Inovasi adalah kerja nalar yang lebih bersifat
rasional dibandingkan kreativitas yang lebih mengandalkan imajinasi. Meski
demikian, dalam prakteknya, kedua hal ini (kreativitas dan inovasi) sebenarnya
tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Mengutip Kirby (2003), jika kreativitas
adalah kemampuan untuk memikirkan hal-hal baru, maka inovasi adalah
kemampuan untuk melakukan hal-hal baru tersebut (creativity is the ability to
think new things whilst innovation is the ability to do new things). Dalam konteks
praktek bisnis saat ini, inovasi bahkan menjadi sebuah kebutuhan dan keharusan,
karena ia merupakan proses logis dan sistematis mewujudkan ide dalam tindakan
nyata agar bisnis yang dijalankan bisa mendatangkan hasil dan keuntungan yang
nyata pula.
10
Inovasi tidak memiliki batasan. Masalahnya ada pada ketakutan dan keraguan
yang kita miliki bahkan untuk semata memiliki bayangan tentang apa yang kita
ingin hasilkan. Karena itu, jika kita ingin dianggap sebagai orang yang terdepan
(pemimpin) mulailah berpikir untuk berinovasi.
The only way to do great works is to love what you do. If you haven’t found it
yet, keep looking. Don’t settle. As with all matters of the heart, you’ll know when
you find it. -Steve Jobs-
Satu-satunya cara untuk melakukan hal besar adalah mencintai apa yang kita
lakukan. Kecintaan pada bidang yang kita geluti, usaha yang kita kerjakan,
pekerjaan yang kita lakukan, gagasan yang kita pikirkan, adalah syarat utama
untuk mencapai keberhasilan. Tanpa rasa cinta pada sesuatu yang kita kerjakan,
maka tidak akan pernah ada keberhasilan.
Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam diri
wirausahawan sejati. Bisnis yang tidak dilandasi upaya kreatif dan inovatif
biasanya tidak dapat berkembang abadi. Lingkungan bisnis yang begitu dinamis
menuntut wirausahawan untuk selalu adaptif dan mencari terobosan terbaru.
Karakter cepat berpuas diri dan cenderung stagnan sama dengan membawa bisnis
ke arah kematian.
Pemahaman kteatif dan inovatif sering dipertukarkan satu sama lain. Menurut
Zimmerer dkk (2009), kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-
ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang.
Adapun inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap
masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan
orang-orang. Selanjutnya, Ted Levitt (Zimmerer, 2009) menyatakan bahwa
kreatifitas memikirkan hal-hal baru, sedangkan inovatif mengerjakan hal-hal baru.
Dengan demikian, kreatif adalah sifat yang selalu mencari cara-cara baru,
sedangkan inovatif adalah sifat yang menerapkan solusi kreatif, inovasi menurut
Goman (1991) merupakan penerapan secara praktis gagasan kreatif. Inovasi
11
tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah kemampuan
untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan.
Semua bisnis yang maju dan berkembang hingga kini berpangkal pada upaya
kreatif dan inovatif. Banyak restoran waralaba asing yang telah mengglobal dan
berdiri sejak puluhan tahun yang lalu menunjukan karakter ini.
Pada akhirnya, kreativitas dan inovasi merupakan sumber yang penting dalam
mengubah ide-ide menjadi realitas, dengan berusaha menjadi lebih kreatif, sadar
terhadap ide-ide yang lebih produktif. Kreativitas bukanlah bakat misterius yang
diperuntukkan hanya bagi segelintir wirausahawan.
12
Penting Berpikir Kreatif dalam berwirausaha. Itu satu landasan yang paling
harus kita ketahui dalam membangun sebuah usaha meski usaha yang di bangun
itu tidak begitu besar tapi kita perlu memiliki sebuah kreatif dalam
membangunnya. Dimana dunia usaha saat ini adalah dunia usaha yang penuh
persaingan.
13
4. Penciptaan/pengadaan persediaan (supply) bahan mentah atau setengah
jadi baru
5. Penciptaan suatu bentuk organisasi industri baru
2.3 Berpikir Lateral
Apakah berpikir kreatif tergantung pada bakat bawaan ataukah sesuatu yang
bisa dipelajari? Beberapa orang di dunia barangkali sudah terlahir dengan bakat
dan kemampuan berpikir yang berbeda dari orang kebanyakan. Para jenius ini
umumnya sudah dianugerahi kemampuan dalam diri mereka untuk menemukan
hal-hal yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Einstein, Newton, Michelangelo,
Mozart, hingga Steve Jobs misalnya adalah orang-orang yang dianggap sebagai
mereka yang terlahir dengan bakat kreativitas bawaan dan kejeniusan yang lebih
dari orang lain. Namun demikian, fakta seperti ini tidak lantas bisa dijadikan dasar
bahwa orang yang tidak memiliki “bakat” tersebut tidak akan bisa berpikir kreatif.
De Bono (1971) misalnya menekankan bahwa meskipun kreativitas adalah suatu
bentuk keterampilan yang penuh misteri, ia tetaplah keterampilan yang bisa
dipelajari dengan teknik tertentu sejauh orang bisa menghindari cara berpikir yang
semata rasional dan logis. De Bono dalam hal ini misalnya mengajukan cara
berpikir lateral (lateral thinking) yang melibatkan intuisi dan pengalaman dalam
prosesnya.
Cara berpikir horisontal adalah cara pikir yang mengikuti logika biasa: jika
begini maka pasti begitu; setelah ini pasti itu; dan seterusnya (logika analitik).
14
Cara berpikir seperti ini lazim kita gunakan, sebagai cara berpikir yang
menghubungkan berbagai hal dalam urutan sebab-akibat. Tentu saja tidak ada
yang salah dengan cara berpikir seperti itu. Hanya saja, cara berpikir seperti itu
sangat bergantung pada data yang kita temui. Semakin sedikit data yang kita
miliki, maka semakin sulit kita untuk mengambil kesimpulan atau jawaban atas
persoalan yang kita hadapi. Bahkan, meski data yang kita miliki itu banyak, kita
juga seringkali kebingungan untuk menghubungkan. Berpikir horisontal ini jelas
tidak cocok untuk bagi kita yang ingin menjadi lebih kreatif.
Oleh karena itu, de Bono kemudian mengajukan cara berpikir lateral. Cara
berpikir lateral ini berupaya memandang situasi-situasi lama dari presfektif-
prespektif baru (sesuai dengan logika sintetik). Tidak seperti halnya cara berpikir
horisontal yang melihat segala sesuatu dalam hubungan sebab akibat yang bersifat
sempit dan terbatas, maka cara berpikir lateral adalah cara berpikir dengan
merubah sudut pandang. De Bono dalam hal ini menyatakan bahwa bilamana kita
putus asa lantaran masalah yang tidak dapat kita pecahkan, maka saatnya
menerapkan cara berpikir lateral. Dengan itu kita diarahkan untuk pertama-tama
meyakini bahwa setiap persoalan ada jawaban. Bukan pikiran kita yang tidak bisa
menemukan solusi, melainkan bahwa sudut pandang kita yang terlalu sempit. Dari
situ pula, maka jika merasa kebingungan, ada baiknya merehatkan pikiran
sejenak. Setelah merasa lebih tenang cobalah untuk mengubah cara pandang
tentang persoalan yang dihadapi. Umumnya, kondisi bingung membuat cara
pandang kita juga semakin terbatas. Pada titik ini, maka menenangkan pikiran
layak dilakukan untuk memperluas Iagi cara pandang kita. Semakin luas cara
pandang kita, maka acapkali kita dapati bahwa solusinya ada di depan mata kepala
kita sendiri sejak semula.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Mulyadi, Dedi. (2018). Kewirausahaan Pengantar Menuju Praktik. Lagood's
Management.
Rusdiana. (2014). Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung : Pustaka Setia.
Internet :
Diakses dari http://www.teknokreatipreneur.com/2017/08/pentingnya-kreativitas-dan-
inovasi.html (Tanggal 05 Oktober 2019)
17