Deteksi Dini Kehamilan Komplikasi Dan Pe
Deteksi Dini Kehamilan Komplikasi Dan Pe
Topik : Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi dan Penyakit pada Masa Kehamilan,
Persalinan dan Masa Nifas
Sub Pokok : Melaksanakan Asuhan Kebidanan Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan
Penyakit pada Masa Kehamilan, Persalinan dan Masa Nifas
Objektif : Setelah Mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :
Perilaku 1. Menjelaskan Deteksi Dini Masa Kehamilan di Tiap Trimester dalam Masa
Mahasiswa Kehamilan
2. Menjelaskan Komplikasi Dan Penyakit pada Masa Kehamilan di Tiap
Trimester dalam Masa Kehamilan
3. Menjelaskan Pemeriksaan dan Deteksi Dini, Komplikasi serta Penyulit pada
Persalinan (Kala I, Kala II dan Kala III)
4. Menjelaskan Pemeriksaan dan Deteksi Dini, Komplikasi serta Penyulit pada
Masa Nifas (Kala IV, 6 Jam, 6 Hari dan 6 Minggu Masa Nifas)
Referensi : 1. Rukiyah, A., Y., 2010, Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta :
TIM.
2. Varney, Hellen. 1997. Varney’s Midwifery Textbook. Third Edition. New
York : Jones and Bartlett.
3. Bennett, V.R. and L.K. Brown. 1996. Myles Textbook for Midwives. 12th
Edition. London : Churchill Livingstone.
4. Klein, S. 1998. A Book for Midwives. California : The Hesperian Foundation.
5. JNPK. 2002. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.
6. JHPIEGO, PUSDIKNAKES dan WHO. 2003. Konsep Asuhan Kebidanan.
Jakarta.
7. Saefuddin, A.B. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Ed. 1. Cet. 2. Jakarta : YBP-SP.
8. Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta
9. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
10. http://info.gexcess.com/id/Askeb_(Asuhan_Kebidanan)/Deteksi_Dini_Penyak
it_Ibu_Hamil.info
11. http://cloudcullen09.blogspot.com/2010/01/askeb-deteksi-dini-terhadap-
kelainan.html
MATERI
PENDAHULUAN
Selama pemeriksaan antenatal, bidan akan membantu pasien jika ia mengalami tanda-tanda bahaya dan
akan mendeteksinya. Hal ini, penting bagi bidan untuk memeriksa tanda-tanda bahaya yang mungkin
akan dialami ibu dan janin.
Dalam melakukan asuhan kehamilan, terdapat Pelayanan standar minimal yang diperoleh untuk ibu
hamil yang harus mencakup “ 14 T ”
- Timbang berat badan
- Ukur Tekanan darah
- Ukur Tinggi Fundus Uteri
- Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
- Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan (fe 60 mg, asam folat 500
ug).
- Tes terhadap penyakit menular seksual
- Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
- Nilai Status Gizi (Lila)
- Tentukan presentasi & djj
- Tes lab
- Tata lakana kasus
- P’berian terapi yodium u/endemis
- P’berian terapi anti malaria u/ endemis
- Pemeliharaan tk. Kebugaran
-
2. Tanda-Tanda Bahaya/ Komplikasi Pada Ibu Dan Janin Pada Masa Kehamilan Trimester
II
Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan berusia 13-28 minggu. Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
a. Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat
diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu
akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat
atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul
mendadak dan cenderung meluas.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkan
kaki lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka
dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal
ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsia.Sistem kerja ginjal
yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh sehingga
menghasilkan kelebihan cairan. Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki
yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi
dibutuhkan dan akan dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh
karena ginjal belum mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk
dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut.
Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat
mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika
tidur. Kram dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi.
Pengobatan cina menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan energi pada darah
dan ginjal.
1) Penanganan Umum
a) Istirahat cukup
b) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein
dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak
c) Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi
(Hendrayani, 2009).
2) Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan
tanda tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka,
tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin
dan laboratorium (Rochjati, 2003).
b. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan
pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban
dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan
aterm.
1) Penanganan Umum
a) Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
b) Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan
yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
c) Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan
lakukan, pemeriksaan dalam secara digital.
d) Mengobservasi tidak ada infeksi
e) Mengobservasi tanda tanda inpartu (Saifuddin, 2002)
2) Komplikasi
a) Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
b) Tanda tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
c) Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm
(Saifuddin, 2002)
c. Perdarahan hebat
Perdarahan Masif atau hebat pada kehamilan muda.
d. Pusing Yang hebat
e. Gerakan bayi berkurang
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Apabila
ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda bahaya.
Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu
berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam
rahim tidak seperti biasanya.
3. Tanda-Tanda Bahaya/ Komplikasi Pada Ibu Dan Janin Pada Masa Kehamilan Trimester
III
Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan berusia 29-42 minggu. Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
a. Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang
Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah
visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual
yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan
adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam
retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009)
1) Penanganan Umum
a) Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada
dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b) Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda tanda vital
sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau
keluarganya.(Saifuddin, 2002)
2) Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan antala lain:
a) Kejang
b) Eklamsia
b. Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau selama persalinan.
1) Penanganan Umum
a) Memberikan dukungan emosional pada ibu
b) Menilai denyut jantung janin (DJJ):
c) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai
ulang
d) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan
stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002)
2) Komplikasi
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan fetal distress.
c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala
gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan
semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklamsia.
1) Penanganan
a) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
b) Bebaskan jalan nafas
c) Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
d) Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002)
2) Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria
(Saifuddin, 2002)
d. Demam Tinggi
e. Bengkak pada wajah, kaki dan tanggan
PENDAHULUAN
Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau
masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa hamil, nifas dan bayi baru lahir serta keluarga
berencana. Pada periode masa nifas bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan
terhadap perubahan fisik dan psikologis ibu, dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena
dapat dilihat dan dinilai secara langsung, apabia terjadi ketidaknormalan bidan langsung bisa
mendeteksi dan memberikan intervensi, sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan
psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai
hasil yang optimal dibutuhkan kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga.
ISI
Berikut adalah Deteksi Dini Komplikasi pada Masa Nifas:
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan sebagai
perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini:
a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang
hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau
dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan
lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin
ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap
kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan
tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi
ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan
pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang
bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia
uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan
fase persalinan.
2. Infeksi Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa nifas masih
merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas.
Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah
satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas,
malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa
nyeri pada payudara atau adanya disuria.
3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai
dengan tekanan darah yang tinggi.
4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.
Ini berhubungan dengan no 3.
5. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam
vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi
peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang
ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi, hematom dinding vagina.
6. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang lecet, BH
yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.
7. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan, sehingga ibu
tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu
minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang
hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat
guna memulihkan keadaanya kembali.
8. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis
yang mengalami dilatasi.
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan
wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan akibat kurang
tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya untuk
merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik
lagi
PENUTUP
Kesimpulan
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan asuan yang konsisten,
ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik
akibat persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses
penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi, keterampilan dan
sensitivitas terhadap ebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan harus dapat
merencanakan asuhan yang akan diberikan pada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut.