Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI )

HAND OUT II - III

AKADEMI KEBIDANAN AL-ISHLAH CILEGON

FIKY ROFIQOH E.F., SKM


2013 – 2014
HAND OUT

Topik : Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi dan Penyakit pada Masa Kehamilan,
Persalinan dan Masa Nifas
Sub Pokok : Melaksanakan Asuhan Kebidanan Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan
Penyakit pada Masa Kehamilan, Persalinan dan Masa Nifas
Objektif : Setelah Mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :
Perilaku 1. Menjelaskan Deteksi Dini Masa Kehamilan di Tiap Trimester dalam Masa
Mahasiswa Kehamilan
2. Menjelaskan Komplikasi Dan Penyakit pada Masa Kehamilan di Tiap
Trimester dalam Masa Kehamilan
3. Menjelaskan Pemeriksaan dan Deteksi Dini, Komplikasi serta Penyulit pada
Persalinan (Kala I, Kala II dan Kala III)
4. Menjelaskan Pemeriksaan dan Deteksi Dini, Komplikasi serta Penyulit pada
Masa Nifas (Kala IV, 6 Jam, 6 Hari dan 6 Minggu Masa Nifas)
Referensi : 1. Rukiyah, A., Y., 2010, Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta :
TIM.
2. Varney, Hellen. 1997. Varney’s Midwifery Textbook. Third Edition. New
York : Jones and Bartlett.
3. Bennett, V.R. and L.K. Brown. 1996. Myles Textbook for Midwives. 12th
Edition. London : Churchill Livingstone.
4. Klein, S. 1998. A Book for Midwives. California : The Hesperian Foundation.
5. JNPK. 2002. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.
6. JHPIEGO, PUSDIKNAKES dan WHO. 2003. Konsep Asuhan Kebidanan.
Jakarta.
7. Saefuddin, A.B. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Ed. 1. Cet. 2. Jakarta : YBP-SP.
8. Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta
9. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
10. http://info.gexcess.com/id/Askeb_(Asuhan_Kebidanan)/Deteksi_Dini_Penyak
it_Ibu_Hamil.info
11. http://cloudcullen09.blogspot.com/2010/01/askeb-deteksi-dini-terhadap-
kelainan.html
MATERI

PENDAHULUAN
Selama pemeriksaan antenatal, bidan akan membantu pasien jika ia mengalami tanda-tanda bahaya dan
akan mendeteksinya. Hal ini, penting bagi bidan untuk memeriksa tanda-tanda bahaya yang mungkin
akan dialami ibu dan janin.
Dalam melakukan asuhan kehamilan, terdapat Pelayanan standar minimal yang diperoleh untuk ibu
hamil yang harus mencakup “ 14 T ”
- Timbang berat badan
- Ukur Tekanan darah
- Ukur Tinggi Fundus Uteri
- Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
- Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan (fe 60 mg, asam folat 500
ug).
- Tes terhadap penyakit menular seksual
- Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
- Nilai Status Gizi (Lila)
- Tentukan presentasi & djj
- Tes lab
- Tata lakana kasus
- P’berian terapi yodium u/endemis
- P’berian terapi anti malaria u/ endemis
- Pemeliharaan tk. Kebugaran
-

A. DETEKSI DINI KOMPLIKASI IBU DAN JANIN


Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya atau risiko lebih
besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum
maupun sesudah persalinan (Tiran, 2007)
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang
merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang
dikandungnya, tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan. Sedangkan menurut
Uswhaya (2009), Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan
bayi dalam keadaan bahaya, meliputi :
1. Tanda-Tanda Bahaya/ Komplikasi Pada Ibu Dan Janin Masa Kehamilan Trimester I
Trimester I adalah usia kehamilan 1- 3 bulan atau kehamilan berusia 0 - 12 minggu ,salah satu
asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan
pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:
a. Perdarahan pervaginam / Perdarahan dari jalan lahir
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Perdarahan
pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada masa awal kehamilan, ibu akan
mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal, perdarahan kecil dalam kehamilan
adalah pertanda dari “Friabel cervik”.
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi. Jika
terjadi perdarahan yang lebih (tidak normal) yang menimbulkan rasa sakit pada
ibu.Perdarahan ini bisa berarti aborsi, kehamilan molar atau kehamilan ektopik.
Macam macam perdarahan pervaginam
1) Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat
janin kurang dari 500 gram. Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri abdomen, rasa
mulas atau rasa nyeri. Terkadang disertai syok
2) Kehamilan ektopik
Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium
atau di luar rahim. Tanda-tandanya : perdarahan berwarna coklat tua dan umumnya
sedikit, nyeri perut, uterus terasa lembek.
3) Molahydatidosa (Hamil Anggur)
Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan
hidrofik.Tanda-tandanya :perdarahan berulang, nyeri perut, tidak teraba bagian janin,
tidak terdengar DJJ janin
b. Mual Muntah Berlebihan
1) Pengertian
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala - gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 %
primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala gejala
ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar
hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah
disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan
berat ringanya penyakit. (Sarwono, 2005).
2) Penanganan Umum
Mual muntah dapat diatasi dengan:
a) Makan sedikit tapi sering
b) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
c) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir dari pada makanan
padat
d) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering
pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya
e) Hindari hal hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
f) Istirahat cukup
g) Hindari hal-hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat
memicu rasa mual (Curtis, 2000)
3) Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainnya adalah
perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika
penderita muntah. (Rochjati, 2002)
c. Sakit Kepala Yang Hebat
1) Pengertian
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu
masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak
hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Hal ini merupakan
gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke, koagulopati dan kematian. (Uswhaya, 2009)
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya disebabkan oleh
peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon kehamilan, khususnya hormon
progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangan mata
bermasalah, sakit kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya
menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan
pertama kehamilan.
2) Penanganan Umum
a) Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan
siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
b) Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi,
tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan
terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002)
3) Komplikasi
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit
yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan
kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002)
d. Nyeri Perut yang Hebat
1) Pengertian
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama
pada kehamilan ektopik atau abortus (Saifuddin, 2002). Nyeri abdomen yang tidak
berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang
mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang
hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis,
kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis,
penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau
infeksi lain.
2) Penanganan umum
a) Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi,
suhu)
b) Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada
dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
c) Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002)
3) Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan
ektopik, pre-eklampsia, persalinan premature, solusio plasenta, abortus, ruptur uteri
imminens (Irma, 2008)
e. Selaput Kelopak Mata Pucat/ Anemia
1) Pengertian
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah
sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel sel ini tidak memadai untuk
memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada
kehamilan karena volume darah meningkat kira kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat dari
pada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah
atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia.
2) Penanganan
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis,
2000)
3) Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin
sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan
terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/keguguran (Ayurai, 2009).
4) Pengaruh anemia terhadap kehamilan.
a) Bahaya selama kehamilan
- Dapat terjadi abortus
- Persalinan prematuritas
- Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
- Mudah terjadi infeksiaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%)
- Mola hidatidosa
- Hiperemesis gravidarum
- Perdarahan antepertum
- Ketuban Pecah Dini (KPD)
b) Bahaya saat persalinan
- Gangguan his, kekuatan mengejan
- Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlanta
- Kala ke dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan.
- Kala uri diikuti retensio plasenta, dan perdarahan pospartum karena atonia
uteri.
- Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri
c) Pada kala nifas
- Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum
- Memudahkan infeksi puerperium
- Pengeluaran ASI berkurang
- Terjadi dekompensasi koris mendadak setelah persalinan
- Anemia kala nipas
- Mudah terjadi infeksi mamae
d) Bahaya terhadap janin
- Abortus
- Terjadi kematian intrauteri
- Persalinan prematuritas tinggi
- Berat badan lahir rendah
- Kelahiran dengan anemia
- Dapat terjadi cacat bawaan
- Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
- Intligensia
f. Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan
suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
1) Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk
menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002)
2) Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis
(infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin,
2002)

2. Tanda-Tanda Bahaya/ Komplikasi Pada Ibu Dan Janin Pada Masa Kehamilan Trimester
II
Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan berusia 13-28 minggu. Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
a. Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat
diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu
akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat
atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul
mendadak dan cenderung meluas.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkan
kaki lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka
dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal
ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsia.Sistem kerja ginjal
yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh sehingga
menghasilkan kelebihan cairan. Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki
yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi
dibutuhkan dan akan dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh
karena ginjal belum mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk
dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut.
Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat
mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika
tidur. Kram dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi.
Pengobatan cina menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan energi pada darah
dan ginjal.
1) Penanganan Umum
a) Istirahat cukup
b) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein
dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak
c) Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi
(Hendrayani, 2009).
2) Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan
tanda tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka,
tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin
dan laboratorium (Rochjati, 2003).
b. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan
pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban
dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan
aterm.
1) Penanganan Umum
a) Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
b) Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan
yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
c) Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan
lakukan, pemeriksaan dalam secara digital.
d) Mengobservasi tidak ada infeksi
e) Mengobservasi tanda tanda inpartu (Saifuddin, 2002)
2) Komplikasi
a) Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
b) Tanda tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
c) Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm
(Saifuddin, 2002)
c. Perdarahan hebat
Perdarahan Masif atau hebat pada kehamilan muda.
d. Pusing Yang hebat
e. Gerakan bayi berkurang
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Apabila
ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda bahaya.
Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu
berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam
rahim tidak seperti biasanya.

3. Tanda-Tanda Bahaya/ Komplikasi Pada Ibu Dan Janin Pada Masa Kehamilan Trimester
III
Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan berusia 29-42 minggu. Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
a. Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang
Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah
visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual
yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan
adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam
retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009)
1) Penanganan Umum
a) Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada
dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b) Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda tanda vital
sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau
keluarganya.(Saifuddin, 2002)
2) Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan antala lain:
a) Kejang
b) Eklamsia
b. Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau selama persalinan.
1) Penanganan Umum
a) Memberikan dukungan emosional pada ibu
b) Menilai denyut jantung janin (DJJ):
c) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai
ulang
d) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan
stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002)
2) Komplikasi
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan fetal distress.
c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala
gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan
semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklamsia.
1) Penanganan
a) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
b) Bebaskan jalan nafas
c) Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
d) Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002)
2) Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria
(Saifuddin, 2002)
d. Demam Tinggi
e. Bengkak pada wajah, kaki dan tanggan

B. DETEKSI DINI PERSALINAN, KOMPLIKASI DAN PENYULIT MASA PERSALINAN


1. Deteksi Dini Pada Kala I
a. Insersia Uteri
Tanda dan gejala:
1) His tidak adekuat
2) < 2 kali dalam 10 menit
3) < 20 detik
Manajemen:
1) Memberikan nutrisi cukup pada ibu
2) Mobilisasi/ubah posisi
3) Upayakan kandung kemih kosong/rectum kosong
4) Rangsang putting susu
b. Denyut jantung janin
Tanda dan gejala:
1) < 120 kali dalam 1 menit
2) > 160 kali dalam 1 menit
Manajemen:
1) Beri oksigen
2) Baringkan ibu miring ke kiri
3) Pantau DJJ tiap 15 menit
4) Bila dalam 1 jam tidak normal, rujuk
c. Dilatasi serviks
Tanda dan gejala:
1) Fase laten > 8 jam
2) Dilatasi serviksdi kanan garis waspada dalam partograf
Manajemen: Rujuk
d. Cairan ketuban
Tanda dan gejala:
1) Bercampur mekonium
2) Air ketuban hijau kental
Manajemen : Rujuk dengan ibu miring kiri
e. Tekanan darah
Tanda dan gejala:
1) Bila TD naik hingga >160/110 mmHg
2) Pusing hebat
3) Mata berkunang-kunang
4) Kejang
Manajemen:
1) Infuse cairan RL
2) Rujuk
f. Ring bandle
Tanda dan gejala:
1) Nyeri hebat pada bagian perut bagian bawah
2) Kontraksi hipotinik
3) Muncul tanda-tanda pre-syok
4) Fetal distress
Manajemen :
1) Infuse cairan RL
2) Rujuk
g. Suhu
Tanda dan gejala : Suhu > 38°C
Manajemen:
1) Istirahat baring
2) Minum yang banyak
3) Kompres untuk menurunkan suhu
4) Bila dalam 4 jam suhu tidak turun, beri antibiotic dan rujuk
h. Nadi
Tanda dan gejala:
1) >100 x/menit
2) Urine pekat
3) Suhu > 38°C
Manajemen:
1) Beri minum banyak/cukup
2) Pantau 2 jam
3) Bila tidak ada perbaikan beri antibiotic, pasang infus RL
4) Rujuk

2. Deteksi Dini Pada Kala II


a. Tali pusat membumbung
Tanda dan gejala : Teraba tali pusat saat pemeriksaan dalam
Manajemen :
1) Bila DJJ ( + ), rujuk dengan posisi terlentang dan kepala janin ditahan oleh 2 jari
penolong dari dalam vagina
2) Ibu dengan posisi sujud bokong lebih tinggi dari kepala
3) Bila DJJ( - ), beritahu ibu/keluarga tentang kondisinya dan penatalaksanaannya sesuai
kala II
b. Perubahan DJJ
Tanda dan gejala:
1) Takikardi ( >160 dalam 10 menit)
2) Bradikardi ( < 100 dalam 10 menit)
Manajemen:
1) Pantau DJJ tiap 15 menit
2) Beri O2
3) Ubah posisi ibu dengan miring ke kiri
4) Periksa adanya prolapsus tali pusat
5) Pastikan lamanya persalinan yang diharapkan
6) Bila tidak ada perubahan, segera rujuk
c. Kelelahan maternal
Tanda dan gejala:
1) Ibu tampak lemas
2) Dehidrasi
3) Suhu dana nadi meningkat
Manajemen:
1) Pencegahan adalah cara yang terbaik
2) Koreksi ketidak seimbangan cairan elektrolit
3) Rujuk bila keadaan menurun

3. Deteksi Dini Pada Kala III


a. Tidak adanya tanda-tanda pelepasan plasenta
b. Plasenta tidak lepas dalam 15 menit setelah bayi lahir dan diberi oksitosin
c. Uterus tidak berkontraksi
d. Perdarahan yang abnormal

C. DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA MASA NIFAS


1. Jadwal Kunjungan Di Rumah
Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk
menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah–masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan
bayinya, baik fisik maupun psikologik, melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan
keluarga berencana.
Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu mengalami
keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk beristirahat,
sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila tenaga kesehatan dalam
hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang melakukan kunjungan ke rumah ibu.
Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga berpengaruh dimana biasanya ibu setelah
melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri tanpa ada yang menemani sehingga ibu
memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga yang bersedia untuk
mengantar ibu melakukan kunjungan nifas.
Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling. Dalam
memberikan asuhan kebidanan di rumah bidan dan keluarga diupayakan dapat berinteraksi dalam
suasana yang respek dan kekeluargaan. Tantangan yang dihadapi bidan dalam melakukan
pengkajian dan peningkatan perawatan pada ibu dan bayi di rumah pada pelaksanaannya bisa
cukup umur, sehingga bidan akan memberi banyak kesempatan untuk menggunakan keahlian
berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pikiran kreatif perawatan bersama keluarga.
a. Perencanaan Kunjungan Rumah
1) Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah
kepulangan klien ke rumah
2) Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu
kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.
3) Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
b. Keamanan Merupakan Hal Yang Harus Dipikirkan Oleh Bidan
Tindakan kewaspadaan ini dapat meliputi:
1) Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien
2) Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat perhatikan keadaan disekitar
lingkungan rumah klien
3) Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan
4) Beri kabar kepada rekan anda segera setelah kunjungan selesai (Ambar, 2009).
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena
seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan
menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan
keluarga sehat dan bahagia.
Jadwal kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4 x, yaitu diantaranya :
a. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
Kunjungan pertama dilakukan 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu melahirkan
dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca salin keadaan ibu
masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra dari bidan, karena
60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal pada saat 24 jam pasca salin.
Adapun tujuan dari dilakukan kunjungan tersebut ialah :
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
3) Pemberi ASI awal : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara ekslusif,
cara menyusui yag baik, mencegah nyeri puting dan perawatan puting
4) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
5) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
6) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru
lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan
stabil
7) Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya/ jumlah yang semestinya, adakah
tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu nadi cepat dan suhu naik, uterus tidak
keras dan TFU menaik
8) Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan ke pasien
mengenai involusi uterus
9) Pembahasan tentang kelahiran, kaji perasaan ibu
10) Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga),
pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan
11) Bidan memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi
dan rencana menghadai kegawat daruratan (Meilani, 2009)
b. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca salin dimana ibu sudah bisa
melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.
Tujuan dari dilakukannya kunjungan yang kedua yaitu :
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbikalis, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
3) Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .
4) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
5) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
6) Diet : makanan seimbang, banyak mengandung protein, serat dan air sebanyak 8-10
gelas per hari untuk mencegah konstipasi kebutuhan kalori untuk laktasi, zat besi,
vitamin A.
7) Kebersihan/ perawatan diri sendiri, terutama putting susu dan perineum.
8) Senam kegel serta senam perut yang ringan tergantung pada kondisi ibu.
9) Kebutuhan akan istirahat : cukup tidur.
10) Bidan mengkaji adanya tanda-tanda post partum blues.
11) Keluarga berencana melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas.
c. Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)
Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca dimana untuk teknis
pemeriksaannya sama persis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua. Untuk lebih
jelasnya tujuan daripada kunjungan yang ketiga yaitu :
1) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
2) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
3) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit
4) Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .
5) Gizi : zat besi/ folat, makanan yang bergizi
6) Menentukan dan menyediakan metode dan alat KB
7) Senam : rencana senam lebih kuat dan menyeluruh setelah otot abdomen kembali
normal
8) Keterampilan membesarkan dan membina anak
9) Rencana untuk asuhan selanjutnya bagi ibu
10) Rencana untuk chek-up bayi serta imunisasi
d. Kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan)
Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dan juga keadaan
laktasinya. Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau ibu hadapi
2) Tali pusat harus tetap kencang
3) Perhatikan kondisi umum bayi
4) Memberikan konseling mengenai imunisasi, senam nifas serta KB secara dini
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu di rumah yaitu:
1) Kebersihan Diri
a) Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih
dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Beri nasehat pada ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil
atau besar.
c) Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan
dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
d) Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
2) Istirahat
a) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
b) Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c) Menjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
berbagai hal sperti;
- Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri
3) Latihan
a) Mendiskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya
menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
b) Menjelaskan bahwa latihan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat
membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal, seperti:
- Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan
sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali.
- Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan.
Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan.
Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak 5 kali.
- Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap
minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6
setelah persalinan ibu harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.
4) Gizi
Pendidikan untuk Ibu menyusui harus:
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui)
d) Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin.
e) Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya.
5) Perawatan Payudara
Perawatan payudara untuk ibu postpartum dirumah yaitu :
a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
b) Mengenakan BH yang menyokong payudara.
c) Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari putting
susu yang tidak lecet.
d) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan
dan diminumkan dengan sendok.
e) Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hanagat
selama 5 menit.
- Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.
- Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu
menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
ASI keluakan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
- Payudara dikeringkan.
6) Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
7) Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan. Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat
dipakai sebelum haid pertamakembali. Untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko
cara ini adalah 2% kehamilan. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,
menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi. Sebelum
menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:
a) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
b) Kelebihan/ keuntungan
c) Kekurangannya
d) Efek samping
e) Bagaimana menggunakan metode ini.
f) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui Jika
seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya
lagi.
DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA MASA NIFAS

PENDAHULUAN
Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau
masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa hamil, nifas dan bayi baru lahir serta keluarga
berencana. Pada periode masa nifas bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan
terhadap perubahan fisik dan psikologis ibu, dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena
dapat dilihat dan dinilai secara langsung, apabia terjadi ketidaknormalan bidan langsung bisa
mendeteksi dan memberikan intervensi, sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan
psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai
hasil yang optimal dibutuhkan kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga.
ISI
Berikut adalah Deteksi Dini Komplikasi pada Masa Nifas:
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan sebagai
perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini:
a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang
hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau
dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan
lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin
ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap
kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan
tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi
ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan
pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang
bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia
uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan
fase persalinan.
2. Infeksi Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa nifas masih
merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas.
Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah
satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas,
malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa
nyeri pada payudara atau adanya disuria.
3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai
dengan tekanan darah yang tinggi.
4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.
Ini berhubungan dengan no 3.
5. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam
vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi
peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang
ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi, hematom dinding vagina.
6. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang lecet, BH
yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.
7. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan, sehingga ibu
tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu
minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang
hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat
guna memulihkan keadaanya kembali.
8. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis
yang mengalami dilatasi.
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan
wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan akibat kurang
tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya untuk
merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik
lagi

PENUTUP
Kesimpulan
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan asuan yang konsisten,
ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik
akibat persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses
penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi, keterampilan dan
sensitivitas terhadap ebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan harus dapat
merencanakan asuhan yang akan diberikan pada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai