Anda di halaman 1dari 4

Ham

Pengertian HAM adalah hak-hak dasar manusia yang dimiliki sejak berada dalam
kandungan dan setelah lahir ke dunia (kodrat) yang berlaku secara universal dan
diakui oleh semua orang.

Hak asasi manusia didalam pembukaan uud 1945:

 Alinea 1:
o Bahwa sesungguhnya \kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
 Alinea 2:
o Mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu kemerdekaan Indonesia
yang merdeka,bersatu berdaulat adil dan makmur.
 Alinea 3:
o Ats berkat rahmat allah yang maha kuasa dan dengan didiorongkan
oleh keinginan luhur,supaya berkehidupanyang bebas
 Alinea 4:
o Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdskan kehidupan
bangsa,dan ikut melaksanakann ketertiba dunia.

Identitas nasional
Pengertian : Suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.

Dengan demikian pada hakikatnya identitas nasional adalah jati diri bangsa
tersebut (kepribadian bangsa )

Contoh identitas nasional:


1. Mengetahui bahasa persatuan di Indonesia, yang merupakan bahasa nasional yang
kita miliki secar bersama yaitu bahasa Indonesia walaupun kita tahu ada bnayak
bahsa daerah yang ada di Indonesia.
2. Kita memiliki sebuah bendera yang melambangkan bangsa Indonesia yanitu
Bendera Merah Putih.
3. Kita memliki sebuah lagu terbaik dna merupakan lagu kebangsaan dari negara
Indonesia yaitu Indonesia Raya.
4. Pancasila merupakan sebuah lambang negara Indonesia
5. Mmeiliki semboyan terkuat yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Pancasila juga merupakan dasar dari falsafah negara
7. UUD 1945 meruoakan sebuah kenistitusi dasar dari negara Indonesia
8. Keadulatan rakyat merupakan bentuk mutak dari RI
9. Memiliki konsep wawasan nusantara
10.Kebudayaan nasional yang banyak yang diketahui pembagian dari kebudayaan
daerah

Apa itu konstitusi


Konstitusi atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD dalam negara adalah
sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara—
biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.

Tujuan konstitusi:
C.F Strong menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah
untuk membatasi kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang
diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu
setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu (Utomo, 2007:12):

Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta


menetapkan batas-batas kekuasaan bagi penguasa.

Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan


dengan jalan membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya
kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan
arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.

Menurut Henc Van Maarseven (Harahap, 2008:179) bahwa konstitusi


berfungsi menjawab berbagai persoalan pokok negara dan masyarakat.
Fungsi konstitusi:

Adapun Fungsi konstitusi, baik tertulis maupun tidak tertulis adalah sebagai berikut
(Asshiddiqie, 2006:122):

 Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.

 Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.

 Fungsi pengatur hubungan antar organ negara dengan warga negara.

 Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara atau pun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.

 Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli
(yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.

 Fungsi simbolik sebagai pemersatu.

 Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.

 Fungsi simbolik sebagai pusat upacara.

 Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit hanya
dibidang politik maupun dalam arti luas yang mencakup sosial dan ekonomi.

 Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social


engineering dan social reform), baik dalam arti sempit atau pun luas.
Pancasila sebagai filsafat
Ontologis:
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila,
setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, malainkan memiliki satu
kesatuan dasar ontologism. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang
memiliki hakikat mutlak yaitu monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut sebagai
dasar antropologis. Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia.
Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang Berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada hakikatnya
adalah manusia.
Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-
hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat
manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-
sila Pancasila lainnya. (lihat Notonagoro, 1975: 53).

Epistimologis:
Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti
Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena
itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem
pengetahuan.
Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar
ontologisnya. Maka, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya
tentang hakikat manusia.
Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber
pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila.
Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama adalah nilai-nilai
yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut merupakan kausa materialis
Pancasila.

Aksiologis:

Sila sila Pancasila sebagai suatu sistemfilsafat memiliki satu kesatuan dasar yang pada
nilai-nilainya terkandung kesatuan kemudian nilai rohani yang mengakui nilai material ,nilai
vital,nilai estetis yang secara keseluruhan bersifat sistematis hierarkis dengan hakekat sebagai
pedoman negara.

Anda mungkin juga menyukai