1568 2280 1 PB PDF
1568 2280 1 PB PDF
Abstrak
Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kulit bersifat kronis residif, dapat mengenai semua umur yang ditandai dengan
plak kemerahan yang ditutupi oleh sisik yang tebal berwarna putih keperakan dan berbatas tegas. Umumnya lesi psoriasis
berdistribusi secara simetris dengan predileksi terutama di daerah siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, gluteal dan
genitalia. Seorang laki-laki berusia 46 tahun datang ke Poli Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Daerah H Abdul
Moeloek dengan keluhan timbul bercak kemerahan di seluruh tubuh sejak 4 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pada regio kapitis, trunkus posterior, abdominalis, ekstremitas superior dextra et sinistra, ekstremitas inferior
dextra et sinistra tampak plak eritema multiple berdistribusi sebagian diskret dan konfluen dengan permukaan ditutupi
skuama putih berlapis-lapis disertai papula-papula sekitar lesi dan terdapat ekskoriasi. Pasien didiagnosis dengan Psoriasis
Vulgaris dengan anjuran dilakukan pemeriksaan manipulasi yaitu tes Tetesan Lilin, tes Auzpits dan Fenomena Kobner.
Pasien mendapat terapi metilpredinolon tablet 8 mg per oral tiap 12 jam dan ceterizin tablet 10 mg tiga kali sehari bila gatal
serta pengobatan topikal berupa pemberian Benoson cream 10 gram tiga kali sehari dan diberikan edukasi mengenai cara
perawatan kulit yang sakit.
Kata kunci: fenomena Kobner, plak eritem, psoriasis, psoriasis vulgaris, tes Auzpits, tes tetesan lilin, skuama
Keywords: Auzpits test , candle drop test , eritomatous plaque, Kobner phenomen, psoriasis, psoriasis vulgaris, squama,
Korespondensi: Kurnia Fitri Aprilliana, alamat Jl. Manunggal no.91 Bandar Lampung, HP 081367274809, e-mail
kurfitri1080@yahoo.com
dengan HLA, dan tipe II, dengan usia onset berkonfluensi. Jika seluruhnya atau sebagian
setelah 40 tahun dan kurang berkaitan HLA.5 besar berbentuk lentikular disebut psoriasis
Sekitar 1/3 penderita psoriasis melaporkan gutata, biasanya terjadi pada anak-anak,
terdapatnya riwayat keluarga yang juga dewasa muda dan terjadi setelah infeksi oleh
menderita psoriasis. Apabila orang tua tidak Streptococcus.4 Lesi kulit pada psoriasis
menderita psoriasis, maka risiko mendapat biasanya simetris dan dapat disertai gejala
psoriasis sebesar 12%, sedangkan bila salah subjektif seperti gatal dan rasa terbakar.1 Pada
satu orang tua menderita psoriasi maka pasien psoriasis dengan kulit gelap, distribusi
risikonya meningkat menjadi 34-39%.1 Ada hampir sama, namun papul dan plak berwarna
kesepakatan luas pada populasi kulit putih, keunguan dengan sisik abu-abu. Pada telapak
bagaimanapun, bahwa usia dini saat onset tangan dan telapak kaki, berbatas tegas dan
dikaitkan dengan kemungkinan riwayat mengandung pustul steril dan menebal pada
keluarga positif yang lebih tinggi dan dengan waktu yang bersamaan.7
pengangkutan HLA yang terkait dengan Pada psoriasis terdapat fenomena
penyakit.5 tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik).
Faktor imunologi juga mempengaruhi Kedua fenomena tetesan lilin dan Auspitz
kejadian psoriasis. Defek genetik pada psoriasis dianggap khas, sedangkan Kobner dianggap
dapat diekspresikan pada salah satu dari ketiga tidak khas, hanya kira-kira 47% dari yang positif
jenis sel yaitu limfosit T, sel penyaji antigen dan didapat pula pada penyakit lain, misalnya
(dermal) atau keratinosit. Keratinosit psoriasis Liken Planus dan Veruka plana juvenilis.
memerlukan stimuli untuk aktivasinya. Lesi Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang
psoriasis yang matang umumnya penuh berubah warnanya menjadi putih pada goresan
dengan sebukan limfosit T di dermis yang seperti lilin yang digores, disebabkan oleh
terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan perubahan indeks bias. Cara pemeriksaannya
sedikit sebukan limfositik dalam epidermis. dengan menggoresnyamenggunakan pinggir
Pada umumnya pada lesi baru lebih didominasi gelas alas.4 Pada fenomena Auspitz tampak
oleh sel limfosit T CD8.6 Pada lesi psoriasis serum atau darah berbintik-bintik yang
terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya disebabkan oleh papilomatosis. Cara
bertambah. Sel Langerhans juga berperan pemeriksaannya dengan mengerok skuama
dalam imunopatogenesis psoriasis. Terjadinya yang berlapis dengan menggunakan ujung
proliferasi epidermis dimulai dengan adanya gelas alas. Setelah skuama habis maka
pergerakan antigen baik endogen maupun pengerokan harus dilakukan dengan pelan-
eksogen oleh sel langerhans. Pada psoriasis, pelan karena jika terlalu dalam tidak tampak
pembentukan epidermis (turn over time) lebih perdarahan yang berupa bintik-bintik
cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit melainkan perdarahan yang merata. Trauma
normal lamanya 27 hari.1 Berbagai faktor pada kulit penderita psoriasis misalnya trauma
pencetus pada psoriasis yang disebutkan dalam akibat garukan dapat menyebabkan kelainan
kepustakaan diantaranya adalah stress psikis, kulit yang sama dengan psoriasis dan disebut
infeksi fokal, endokrin, gangguan metabolik, dengan fenomena Kobner yang timbul sekitar
obat, alkohol dan merokok.5,7 setelah 3 minggu.1
Psoriasis merupakan penyakit Psoriasis juga dapat menyebabkan
peradangan kronik yang ditandai oleh kelainan kuku yakni sekitar 50% yang agak
hiperproliferasi dan inflamasi epidermis khas yaitu yang disebut dengan pitting nail
dengan gambaran morfologi, distribusi, serta atau nail pit yang berupa lekukan-lekukan
derajat keparahan penyakit yang bervariasi.1 miliar. Kelainan yang tidak khas yaitu kuku
Kelainan kulit terdiri dari bercak-bercak yang keruh, tebal, bagian distalnya terangkat
eritema yang meninggi (plak) dengan skuama karena terdapat lapisan tanduk di bawahnya
diatasnya. Eritema sirkumskripta dan merata, (hyperkeratosis subungual) dan onikolisis. Di
tetapi pada masa penyembuhan seringkali samping menimbulkan kelainan pada kulit dan
eritema di tengah menghilang dan hanya kuku, penyakit ini dapat pula menimbulkan
terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kelainan pada sendi. Umumnya bersifat
kasar dan berwarna putih seperti mika serta poliartikular, tempat predileksinya pada sendi
transparan. Besar kelainan bervariasi, bisa interfalangs distal.4
lentikular, numular, plakat dan dapat
Terdapat banyak variasi pengobatan jam selama periode 36 jam dalam seminggu.
psoriasis, tergantung dari lokasi lesi, luasnya Efek samping dapat berupa gangguan fungsi
lesi, dan beratnya penyakit, lamanya hati, ginjal, sistem hemopoetik, ulkus
menderita penyakit dan usia penderita. Pada peptikum, dan lain-lain.1 Siklosporin yaitu
pengobatan awal sebaiknya diberikan obat imunosupresor bekerja menghambat aktivasi
topikal, tetapi bila hasilnya tidak memuaskan dan proliferasi sel T. Selain itu juga dapat
dapat dipertimbangkan pengobatan sistemik, menghambat pertumbuhan sel keratinosit.
atau diberikan kombinasi dari keduanya.4 Dosis yang dianjurkan adalah 2-5 mg/kg BB,
Terapi dengan menggunakan pengobatan namun memerlukan waktu yang cukup lama,
topikal merupakan pilihan untuk penderita dapat sampai 3-6 bulan. Obat ini bersifat
dengan psoriasis plak yang terbatas atau nefrotoksik dan hepatotoksik.4
mengenai kurang dari 20% luas permukaan Retinoid yang merupakan derivat
tubuh.1 vitamin A, misalnya etretinat atau acitretin
Terapi topikal digunakan secara tunggal mempunyai efek menghentikan diferensiasi
atau kombinasi dengan agen topikal lainnya dan proliferasi keratinosit dan bersifat anti
atau dengan fototerapi. Terapi topikal yang inflamasi, dengan menghambat fungsi netrofil.
dapat diberikan seperti Anthralin dengan Obat ini dipakai untuk pengobatan psoriasis
konsentrasi 0,05-0,1% untuk pengobatan pustulosa generalisata ataupun lokalisata, dan
psoriasis bentuk plakat yang kronis atau eritroderma psoriatik.4 Pada penelitian di
psoriasis gutata yang bekerja sebagai laboratorium, isotretinoin dan acitretin
antiinflamasi dan menghambat proliferasi mempunyai efek teratogenik sehingga minum
keratinosit. Efek sampingnya adalah bersifat obat ini dilarang saat hamil. Karena efek
iritasi dan mewarnai kulit dan pakaian.1,4 teratogenik ini maka bila pasien ingin hamil
Preparat tar seperti liquor carbonis detergent konsumsi Isotretinoin harus dihentikan sebulan
2-5% dalam bentuk salep dipakai untuk sebelum berencana hamil. Acitretin bertahan
pengobatan psoriasis yang kronis. Diduga lebih lama dalam darah, sehingga untuk boleh
mempunyai efek yang menghambat proliferasi hamil harus berhenti konsumsi acitretin selama
keratinosit. Efeknya akan meningkat bila 2 tahun.1 Sebagai retinoid generasi kedua,
dikombinasi dengan asam salisilat 2-5%. Dapat acitretin menggunakan efektivitas terapeutik
diberikan dalam jangka lama tanpa iritasi.1,9 yang serupa dengan etretinate, namun dengan
Kortikosteroid topikal biasanya dipakai yang waktu paruh eliminasi serum yang jauh lebih
mempunyai potensi sedang sampai kuat, untuk pendek. Acitretin dapat menekan proliferasi
pengobatan lesi psoriasis yang soliter. keratinosit epidermis, mengurangi infiltrasi sel
Mempunyai efek anti inflamasi dan anti inflamasi (sel T, Th1 dan Th17), dan
mitosis.1,10 menurunkan ekspresi interferon-γ serta
Pengobatan sistemik atau oral dapat interleukin (IL) -17 [1,2].12
diberikan kortikosteroid terutama bila sudah DDS (diaminodifenilsulfon) hanya dipakai
terjadi eritroderma atau psoriasis pustulosa untuk pengobatan psoriasis pustulosa
generalisata. Dosis setara dengan 40-60 mg lokalisata dengan dosis 2 x100 mg/hari. Efek
prednison per hari, dan kemudian diturunkan sampingnya ialah anemia hemolitik,
perlahan-lahan.4 Methotrexate sebagai agen methemoglobinemia, dan agranulositosis.1,8
anti-neoplastik, juga berguna dalam Fototerapi juga menjadi pilihan terapi dari
pengobatan inflamasi termasuk psoriasis. psoriasis. Sinar ultraviolet mempunyai efek
Methotrexate menampilkan efek anti psoriasis menghambat mitosis, sehingga dapat
dengan menginduksi apoptosis keratinosit yang digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara
berproliferasi dan menghambat jalur T17 serta yang terbaik adalah dengan penyinaran secara
ekspresi IL-17, IL-23A, dan interferon-γ.11 alamiah, tetapi sayang tidak dapat diukur dan
Methotrexate yang bekerja menghambat jika berlebihan dapat memperberat psoriasis.
sintesis DNA ini juga bekerja dengan menekan Oleh karena itu, digunakan sinar ulraviolet
kemotaktik terhadap sel netrofil yang dapat artifisial, diantaranya sinar A yang dikenal
diberikan untuk pengobatan psoriasis sebagai UVA.4 Sinar tersebut dapat digunakan
pustulosa generalisata, eritrodermi psoriatik, secara tersendiri atau berkombinasi dengan
dan artritis psoriatik. Dosis yang diberikan psoralen (8-metoksipsoralen, metoksalen) dan
adalah 10-12 mg per minggu, atau 5 mg tiap 12 disebut PUVA, atau bersama-sama dengan
preparat ter yang dikenal sebagai pengobatan skuama kasar, transparan serta berlapis-lapis
cara Goeckerman.1 PUVA efektif pada 85 % disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz dan
kasus, ketika psoriasis tidak berespon terhadap Kobner. Dari anamnesis serta pemeriksaan fisik
terapi yang lain.9 Karena psoralen bersifat mirip dengan penyakit erioskuamosa lainnya
fotoaktif, maka dengan UVA akan terjadi efek seperti dermatitis seboroik dan pitiriasis rosea.
sinergik. Diberikan 0,6 mg/kgbb secara oral 2 Serta terapi untuk psoriasis pada pengobatan
jam sebelum penyinaran ultraviolet. Dilakukan awal sebaiknya diberikan obat topikal, tetapi
2x seminggu, kesembuhan terjadi setelah 2-4 bila hasil tidak memuaskan dapat
kali pengobatan. Selanjutnya dilakukan dipertimbangkan pengobatan sistemik, atau
pengobatan rumatan (maintenance) tiap 2 diberikan kombinasi dari keduanya. Dapat
bulan.1,4 Efek samping overdosis dari fototerapi diberikan anti infalamasi atau imunosupresor
berupa mual, muntah, pusing dan sakit kepala. lainnya untuk menghambat aktivasi dan
Adapun kanker kulit (karsinoma sel skuamos) proliferasi kulit akibat reaksi peradangan yang
yang dianggap sebagai resiko PUVA masih terjadi.
kontroversial.9
Tatalaksana pada kasus ini sudah tepat Daftar Pustaka
yaitu terapi sistemik diberi metilprednisolon 1. Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan
yang bertujuan untuk dapat mengontrol lesi kelamin. Edisi kelima. Jakarta: Fakultas
psoriasis. Dosis yang diberikan sebanyak 16 Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.
mg/hari dengan dosis terbagi menjadi 8 mg/12 2. Lowes MA, Russell CB, Martin DA, Towne
jam. Diberikan juga Cetirizin 1 x 10 mg perhari JE, Krueger JG. The IL-23/T17pathogenic
sebagai antihistamin untuk mengurangi gatal. axis in psoriasis is amplified by
Topikal diberikan benoson krim 10 gr. Benoson keratinocyte responses. TrendsImmunol.
merupakan golongan obat kombinasi dari 2013;34:174–181.
betamethason dengan neomicin. Betametason 3. Chandran V, Raychaudhuri SP.
bertindak sebagai steroid topikal dan neomisin Geoepidemiology and environmental
sebagain antibiotik untuk mencegah terjadinya factorsof psoriasis and psoriatic arthritis. J.
infeksi sekunder. Terapi kombinasi bertujuan Autoimmun. 2010;34:314–321.
untuk mempercepat pembersihan lesi. 4. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
Eritoderma pada kasus ini adalah BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatrick’s
psoriasis. Penyebab psoriasis pada pasien ini dermatology in general medicine. Edisi ke-
belum jelas. Penelitian mengenai etiologi 7. New York: McGraw-Hill Companies;
psoriasis hingga saat ini masih terus 2008.
berlangsung. Kemungkinan yang dapat terjadi 5. Farber EM, Nall L. Epidemiology: natural
pada pasien ini adalah multifaktor yaitu history and genetics. Dalam: Roenigk Jr
adanya faktor genetik yang didapat dari HH, Maibach HI, editor. Psoriasis. New
keluarga yang dimana pada laporan kasus ini York: Dekker; 1998. hlm. 107-57.
masih memiliki keterbatasan untuk menggali 6. Lowes MA, Sua´rez-Farin˜as M, Krueger
riwayat keluarga yang lebih mendalam. Faktor JG. Immunology of psoriasis. Annu Rev
lingkungan juga dapat mempengaruhi Immunol. 2014; 32:227–55.
terjadinya psoriasis pada pasien ini seperti 7. Siregar RS. Saripati penyakit kulit. Edisi
stress psikis, adanya infeksi fokal sebelumnya, kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
maupun karena aktivitas seperti merokok yang EGC; 2005.
juga dapat mencetuskan resiko terjadinya 8. Geng A, McBean J, Zeikus PS. Psoriasis.
psoriasis ini. Dalam: Kelly AP, Taylor SC, editor.
Dermatology for skin of color. New York:
Simpulan McGraw-Hill; 2009.
Psoriasis merupakan penyakit 9. Goldenstein B, Goldenstein A. Psoriasis.
peradangan kronik yang ditandai oleh Dalam: Goldenstein B, Goldenstein A,
hiperproliferasi dan inflamasi epidermis Melfiawaty, Pendit BU, editors.
dengan gambaran morfologi, distribusi, serta Dermatologi praktis. Jakarta: Hipokrates;
derajat keparahan penyakit yang bervariasi. 2001. hlm.187.
Dalam mendiagnosis psoriasis perlu
diperhatikan mengenai ciri khas psoriasis yaitu
10. Champion RA, Burton JL, Ebling FJG. 12. Carretero G, Ribera M, Belinchon I,
Rook’s, textbook of dermatology, 5th Carrascosa JM, Puig L, Ferrandiz C, et al.
edition. Washington; Blackwell Scientific Psoriasis group of the AEDV, guidelines for
Publications; 1992. the use of acitretin in psoriasis. Actas
11. Greb JE, Goldminz AM, Gottlieb AB. Dermosifiliogr. 2013; 104(7);598-616.
Insights on methotrexate in psoriatic
disease. Clin. Immunol. 2016;172:61-64.