Gabungan Seminar KMB Fixx Saat Ini
Gabungan Seminar KMB Fixx Saat Ini
TAHUN 2019
Oleh
KELOMPOK II
RAHMI KURNIA
( ) ( )
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia dan
limpahan rahmat-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas seminar
kelompok yang berjudul “Asuhan Keperawatan Ny.I dengan Ca Mamae +
Sups. Metastase Otak di Ruang Ambun Suri Lantai 1 RSUD Ahmad
Mocthar Bukittinggi Tahun 2019”. Kelompok menyadari bahwa makalah
ilmiah ini belum lah sempurna oleh karena itu kelompok mengharapkan kritikan
dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan
makalah ilmiah ini.
i
dan memberikan bimbingan pemikiran, dan dorongan semangat kepada
kelompok.
Kelompok
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar
dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara ( Depkes
RI, 2016). Kanker merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh setiap
orang dan dipandang sebagai penyebab utama kematian pada seseorang
diseluruh dunia. National cancer institude mengungkapkan bahwa dari 7,6
juta kematian di dunia yang terjadi akibat penyakit, 13% kematian tersebut
di sebabkan oleh penyakit kanker dan 458 ribu adalah kanker payudara.
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang terjadi bermula
dari sel-sel payudara yang tidak normal dan terus tumbuh berlipat ganda
dan pada akhirnya membentuk benjolan pada payudara. Pertumbuhan sel
yang terus menerus berlanjut pada payudara karena sel-sel akan menyebar
(metastasis) pada bagian tubuh lainnya. Sehingga bepeluang menyebabkan
kematian. Meski kanker payudara di anggap sebagai penyakit negara maju
namun mayoritas (69%) dari semua kematian kanker payudara terjadi di
negara berkembang (oetami, 2014).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengtakan bahwa lima besar
kanker didunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus
besar, kanker lambung, dan kanker hati., semntara dari data pemeriksaan
patologi di Indonesia mengatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah
kanker leher rahim, kanker payudara, kanker getah bening, kanker kulit
dan kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan penyebab kematian
karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 1,9%. Lima data terakhir
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita
menunjukan angka ke 2 tertinggi ( WHO, 2013).
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa 8-9%
wanita akan mengalami kanker payudara. Kanker payudara sebagai jenis
kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Kasus kanker payudara
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
seminar ini adalah bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada Ny. I
dengan Ca Mamae Post Mastectomy+Post Kemo+Susp Metastase Otak
diruangan HCU Ambun Suri Lt. 1.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada Ny, I dengan post
operasi atas indikasi Ca mammae diruangan HCU Ambun Suri Lt. 1.
RSUD Dr. Achmad Mocthar Bukittinggi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksakan pengkajian asuhan keperawatan lengkap
pasien dengan CA Mammae diruangan HCU Ambun Suri Lt. 1.
RSUD Dr. Achmad Mocthar Bukittinggi.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3. ETIOLOGI
Menurut Mulyani dan Nuryani (2013) pentebab kanker payudara
tdak diketahui, tetapi ada beberapa faktor menyebabkannya antara lain
a. Faktor usia
Semakin tua usia seorang wanita, maka resiko untuk
menderita kanker payudara akan semakin tinggi. Pada usi 50- 69
9
b. Faktor genetik
Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena
adanya “linkage genetic” autosomal dominan. Mutasi gen BRCA
1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995)
serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Sekar, 2011).
c. Penggunaan hormon estrogen
Misalnya pada penggunan terapi estrogen replacement
mempunyai peningkatan resiko yang signifikan untuk mengidap
penyakit kanker payudara (Mulyani dan Nuryani, 2013).
d. Gaya hidup yang tidak sehat
Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola amkan yang
tidak sehat dan tidak teratur, merokok seta mengkonsumsi alkohol
akan meningkatkan resiko kanker payudara.
e. Perokok pasif
f. Penggunaan kosmetik
g. penggunaan pil Kb
h. Obesitas pasca monopouse
Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih
diperlibatkan. Beberapa penilaian menyebutkan obesitas sebagai
faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar
estrogen pada wanita yang obesitas (Sekar, 2011)
4. KLASIFIKASI
Menurut Mulyani & Nuryani, 2013 kanker payudara
mempunyai 4 stadium, yaitu:
a. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada
payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
b. Stadium IIa
11
c. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang
berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh.
d. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.
12
e. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis
ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN)
supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau
menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor
dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis
sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga
belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan
atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
f. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis
kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis
menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna
dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral
13
g. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang,
paru-paru, liver atau tulang rusuk.
5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum Ca mamae adalah :
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran
karena mulai timbul pembengkakan
c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar
puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus
pada payudara
14
6. KOMPLIKASI
Menurut Sjamsuhidayat (2012), komplikasi dari tumor mammae
bermetastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh
darahkapiler (penyebaran limfogen dan hematogen), penyebarab
hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-
sum tulang ,otak ,syaraf.
b. Gangguan neuro vaskuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian
15
7. PATOFISIOLOGI
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses
rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan
promosi:
a. Fase Inisiasi
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi
akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap
inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel
yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian
pada wanita karena kanker (Maternity Nursing, 2009). Penyebab
pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan
bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan
hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium
mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare,
2010).
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat
ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita
karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa
16
d. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan
penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat
terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan
aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan
menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan
paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel
dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi
karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7
tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa
yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang
mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan
menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf.
17
Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker
lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar
melalui saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe
akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran
kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan
edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran
yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya
metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang
tengkorak, vertebredan panggul) Pada tahap terminal lanjut
penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh
dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat,
anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan
sebagai kakeksi kanker(Mulyani& Nuryani, 2013).
18
8. WOC
19
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Diagnostik
1. Biopsy payudara : biopsy ini biasa dilakukan secara stereotaktik
atau dengan bantuan ultrasonografi
2. CT Scan dan MRI : dilakukan scanning untuk mengevaluasi
kelainan payudara sekarang sudah mulai diselidiki. Teknik ini
mengambil peran dalam mengevaluasi axila, mediastinum dan
area supralivikula.
3. Ultrasonografi : berguna untuk dalam mengavaluasi identitas
payudara dan akurat dalam membedakan antara kista dengan
massa padat, namun untuk massa yang lebih kecil antara 5-10
mm tidak dapat di visualisasi dan masa pada jaringan lemak
payudara sulit di evaluasi. Keuntungannya adalah tidak ada
radiasi dan tidak ada nyeri.
4. Mammografi : yaitu pemeriksaan dengan metode radiologi sinar
X yang diradiasikan pada payudara. Kelebihan mammografi
adalah kemampuan mendeteksi tumor yang belum teraba (radius
0,5cm) sekalipun masih dalam stadium dini. Waktu yang tepat
untuk melakukannya pada wanita produktif adalah hari ke 1-14
dari siklus haid.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi : morfologi sel darah,
LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, pemeriksaan
sitologis.
(Sjamsuhidayat, 2012)
10. PENATALAKSANAAN
Menurut Subagja (2014) ada beberapa tindakan pengobatan yang
bisa dilakukan untuk mengobati kanker payudara antara lain :
1. Pembedahan
20
b. Mastectomy total
c. Lumpectomy/tumor
e. Ouadranectomy.
Grade III
TNBC
Ki 67 bertambah kuat
Usia muda
Emboli lymphatic dan vascular
KGB > 3
Radiasi bila :
Indikasi BCT :
Prinsip :
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara
yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini
makin mengeras dan bentuk tidak teratur. Pasien merasa nyeri
pada payudara saat benjolan mulai membesar dan bentuknya
tidak teratur. Biasanya kulit payudara mengerut seperti kulit
jeruk akibat neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga
terjadi edema dan putting kulit, biasanya klien mengatakan
tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan,mual, muntah, ansietas.
Terdapat edema (bengkak) pada lengan atau kelinan kulit, ruam
kulit dan ulserasi.(Mulyani & Nuryani, 2013)
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya ada riwayat ca mammae sebelumnya atau ada
kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak,siap saji,
pernah mengalami sakit pada bagian dadasehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks (Mulyani & Nuryani, 2013).
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya keluarga yang mengalami ca mammae
berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae
atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks
(Sjamsuhidayat, 2012).
d. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami
anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga
ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
e. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.
n. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda vital
TD : Biasanya terjadi peningkatan tekanan darah karena cemas
terhadap tindakan operasi
Nadi : Biasanya terjadi peningkatan nadi
Suhu : Biasanya terjadi peningkatan suhu
Pernafasan : Biasanya terjadi peningkatan pernafasan
Tinggi badan : biasanya tidak ada masalah pada tinggi badan
Berat badan : biasanya berat badan klien berkurang
2) Kepala : biasanya normal, kepala tegak lurus, tulang kepala
umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan
oksipital dibagian posterior.
3) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak
4) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
5) Telinga : biasanya normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak
ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi
pendengaran.
27
6) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
7) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
8) Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
9) Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
Payudara :
I : biasanya asimetris kiri kanan, terlihat adanya benjolan,
papila mamae mengeluarkan cairan, areola mamae
hiperpigmentasi, pur-pur
P : biasanya ada pembengkakan mamae, menetap/lari-lari
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan
nutrisi yang tidak adekuat
c. Kerusakan integritas kulit b.d gangguan sirkulasi
d. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan
prognosanya .
e. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan
dengan kurang pemajanan informasi (Nanda, 2015)
28
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluhkan nyeri bekas operasi, nyeri
klien terasa seperti tertusuk-tusuk, badan terasa lemah, nafsu
makan menurun (Mulyani & Nuryani, 2013).
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada
kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah
mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks. (Mulyani & Nuryani, 2013).
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya Adanya keluarga yang mengalami ca mammae
berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae
atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks
(Sjamsihijadat, 2012).
e. Nutrisi – Metabolik
Biasanya adanya Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan
mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan,
klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung
MSG.
f. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.
o. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda vital
TD : Biasanya terjadi peningkatan tekanan darah karena cemas
terhadap tindakan operasi
Nadi : Biasanya terjadi peningkatan nadi
Suhu : Biasanya terjadi peningkatan suhu
Pernafasan : Biasanya terjadi peningkatan pernafasan
Tinggi badan : biasanya tidak ada masalah pada tinggi badan
Berat badan : biasanya berat badan klien berkurang
2) Kepala : biasanya normal, kepala tegak lurus, tulang kepala
umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan
oksipital dibagian posterior.
3) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
4) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
5) Telinga : biasanya normalnya bentuk dan posisi simetris.
Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi
pendengaran.
31
6) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan
7) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
8) Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
9) Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
Payudara :
I : biasanya tampak adanya bekas luka operasi, tampak
memerah
P : biasanya sudah tidak ada lagi pembengkakan mamae.
10) Jantung : biasanya irama jantung tidak teratur. Hal ini
disebabkan karena cemas sebelum operasi.
11) Abdomen :biasanya tidak ada mengalami gangguan
12) Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
13) Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
14) Neurologis : biasanya tidak ada mengalami penurunan
kesadaran
Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (proses pembedahan)
b. Kerusakan integritas jaringan b.d tindakan pembedahan
c. resiko infeksi b.d prosedur invasif
d. gangguan citra tubuh b.d pembedahan
BAB III
Laporan Kasus
Ca Mamae + Susp Metastase Otak
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.I
Umur : 34 tahun 11 bulan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : palembayan
Diagnosa medis : Ca Mamae Mastectomy + Post
Kemo + Sups
Metastase Otak
No RM : 519523
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA
3. Riwayat kesehatan
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pada tanggal 28 Oktober 2019 jam 07.00 WIB pasien
masuk ke ruang HCU ambun suri LT. 1 pindahan dari IGD dengan
32
33
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Buruk
Kesadaran : Somnolen
GCS : E:2 M:3 V:3 =8
TTV : Td : 221/125 mmHg
HR : 100x/i
RR : 24x/i
T : 39OC
Antropometri : BB sekarang : 35 kg
34
TB : 150 cm
b. Muka
Inspeksi
Simetris : simetris
Bentuk wajah : oval
Gerakan abnormal : tidak ada
Ekspresi wajah : meringis
Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
c. Mata
Inspeksi
35
f. Mulut
Inspeksi
Gigi : lengkap, tidak ada karies
Gusi : tidak meradang
Lidah : tidak kotor
Bibir : mukosa bibir kering, pucat
36
g. Leher
Inspeksi
Kelenjer thyroid : tidak ada pembesaran kelenjer
thyroid
Palpasi
Kelenjer thyroid : tidak teraba kelenjer thyroid
i. Payudara
Inspeksi : payudara kiri dan kanan
tidak simetris karena terdapat luka post op mastectomy
pada payudara kiri
j. Jantung
Palpasi :
Ictus cordis : mid clavicula ICS 5
Perkusi
Pembesaran jantung : tidak ada
Auskultasi :
BJ I : Terdengar bunyi jantung I
BJ II : Terdengar bunyi jantung II
37
333 333
333 333
5. Pemeriksaan penunjang
38
Hematologi
Darah Lengkap
Hematokrit 36 % 35-45
Kimia Klinik
8. IVFD RL +
drip tramadol
B. ANALISA DATA
Pupil : Isokor
TD : 221/125 mmHg
MAP : 157
2 Ds : Post op mastectomy gangguan
Do : ca integritas kulit /
tampak luka post mammae jaringan
mastectomy di payudara
sebelah kiri
luka tampak kering
luas luka +10 cm Kerusakan integritas
kulit
Intoleransi aktivitas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif
b. Kerusakan integritas kulit
c. Defisit nutrisi
d. Intoleransi aktivitas
D. INTERVENSI
penyebab
KH : peningkatan TIK
Tingkat kesadaran Monitor tanda
meningkat dan gejala
Kemampuan bibara peningkatan TIK
membaik Monitor status
Kognitif meningkat pernafasan
Kecemasan menurun Monitor intake
Demam menurun dan output cairan
TTV dalam batas Terapeutik
normal Minimalkan
Respon prilaku stimulus dengan
membaik menyediakan
Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan
kelehan
Kolaborasi
Kolaborasi
dengan ahli gizi
Diagnosa
No Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Senin, Gangguan Jam (08.00) Jam (14.00)
28/10/2019 perfusi jaringan 1. Mengobservasi tanda- S: - Keluarga mengatakan
serebral tanda vital (tensi, nadi, pasien mengalami
saturasi, RR, suhu, penurunan kesadaran
pupil) - Sebelum MRS pasien
2. Mengobservasi balance mengalami kejang 10 x
cairan O: - Pasien tampak gelisah
3. Mengobservasi status -Pasien sering meracau
neurologis - GCS : E2M3V3
4. Meninggikan kepala -KES : apatis
tempat tidur 15- 30 - CRT : < 3 detik
derajat - Pupil : Isokor
5. Mempertahankan posisi - TD : 221/125 mmHg
tirah baring - MAP : 157
6. Mempertahankan -Pat terpasang oksigen
lingkungan yang tenang dengan NRM 10 Lt/i
dan batasi jumlah A : Gangguan perfusi
pengunjung jaringan serebral
7. Menganjurkan pasien P : pemantauan TIK
untuk menghindari - Identifikasi
batuk atau mengejan penyebab
8. Mengkolaborasikan peningkatan TIK
dengan dokter dalam - Monitor peningkatan
47
-monitor BB
Pemberian Makanan
Parenteral
-Periksa posisi NGT
- Monitor mual, muntah
-monitor residu lambung
hygiene - GCS : E2 M3 V3
3. Melakukan vulva
hygiene dan A : Intoleransi aktivitas
mengganti pempers P : manajemen aktivitas
4. Mengkaji kondisi - Bantu ADL pasien
kulit saat dan libatkan
memandikan pasien keluarga
5. Membantu eliminasi - Ubah posisi pasien
pasien dan libatkan
keluarga
6. Memberikan makan
dan minum pasien
melalui NGT
7. Memberikan
bantuan sampai
pasien sepenuhnya
dapat melakukan
perwatan diri
hygiene
3. Melakukan vulva A : Intoleransi aktivitas
hygiene dan P :
mengganti pempers - Bantu ADL pasien
4. Mengkaji kondisi dan libatkan
kulit saat keluarga
memandikan pasien - Ubah posisi pasien
5. Membantu eliminasi
pasien dan libatkan
keluarga
6. Memberikan makan
dan minum pasien
melalui NGT
7. Memberikan
bantuan sampai
pasien sepenuhnya
dapat melakukan
perwatan diri
Kamis,
4. Gangguan Jam 08.00 Jam 14.00
1/11/2019 perfusi jaringan 1. Mengobservasi tanda- S: - Keluarga mengatakan
serebral tanda vital (tensi, nadi, pasien masih mengalami
saturasi, RR, suhu, penurunan kesadaran
pupil) O: - Pasien tampak gelisah
2. Mengobservasi balance -Pasien sering meracau
cairan - GCS : E2M3V3
3. Mengobservasi status - Kes : Apatis
neurologis - CRT : < 3 detik
4. Meninggikan kepala - Pupil : Isokor
tempat tidur 15- 30 - TD : 189/129 mmHg
derajat - MAP : 149
5. Mempertahankan posisi A : Masalah belum teratasi
53
hygiene
3. Melakukan vulva A : Intoleransi aktivitas
hygiene dan P :
mengganti pempers - Bantu ADL pasien
4. Mengkaji kondisi dan libatkan
kulit saat keluarga
memandikan pasien - Ubah posisi pasien
5. Membantu eliminasi
pasien dan libatkan
keluarga
6. Memberikan makan
dan minum pasien
melalui NGT
7. Memberikan
bantuan sampai
pasien sepenuhnya
dapat melakukan
perwatan diri
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Penulis tidak `menemukan kesenjangan dalam melakukan pengkajian
pada saat membandingkan data yang diperoleh dari pengkajian pada pasien
dengan yang ada dalam teoritis.Sehingga penulis dapat menegakkan
diagnose keperawatan.Penulis menegakkan diagnose keperawatan
berdasarkan tanda dan gejala khas yang ada dalam teoritis. Hal ini didukung
oleh teori yang menyatakan tanda dan gejala Ca Mamae.
Penulis menemukan semua tanda dan gejala khas tersebut pada pasien.
Sehingga tegaknya diagnose keperawatan penulis berdasarkan ilmu teoritis
dan keadaan pasien yang penulis temukan di lapangan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon
actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan dan perawat
mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon actual dan
potensial klien di dapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauann literature
yang berkaitan, catatan medis klien dimasa lalu yang dikumpulkan selama
pengkajian (Potter dan perry, 2005).
56
57
57
58
c. Resiko infeksi
Mengalami peningkatan resiko terserang organism patogenik
(Nanda NicNoc 2015). Penulis menegakkan diagnose ini karena
menemukan data pendukung seperti factor factor resiko pengetahuan
yang tidak cukup untuk menghindari pemanjanan pathogen , pertahanan
tubuh primer yang tidak adekuat, ketidak adekuat pertahanan sekunder.
d. Gangguan citra tubuh
Konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu (Nanda
NicNoc, 2015). Diagnosa tersebut ditegakkan dengan adanya batasan
krakteristik sebagai berikut perilaku mengenali tubuh individu, perilaku
menghindari tubuhi ndividu, perilaku memantau tubuh individu, respon
non verbal terhadap perubahan actual pada tubuh, mengungkapkan
perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan tentang tubuh
individu.
C. Implementasi
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapike status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan.
Pada tahap implementasi tidak semua rencana asuhan keperawatan
yang dibuat dapat dilakukan oleh kelompok, oleh karena itu kelompok
menyerahkan kembali perawatan pasien pada perawat yang tertugas di
ruangan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan kelompok :
1. Masa pasien saat ada diruangan operasi hanya sebentar, yaitu sekitar 1
jam di ruanga pre op, 3 jam di ruangan Operasi dan 30 menit di ruangan
Recover.
59
d. Intoleransi aktivitas
Pada diagnose Intoleransi aktivitas ditemukan intervensi teoritis
sebanyak 14 intervensi dan 6 intervensi yang tidak dilakukan :
pertimbangan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas
perawatan diri, pertimbangan usia pasien ketika mempromosikan
aktivitas perawatan diri, menentukan jumlah dan jenis bantuan yang
dibutuhkan, menyediakan artikel pribadi yang diinginkan.
Dari 14 intervensi teoritis yang ada penulis hanya lakukan
8 intervensi kepada pasien, yaitu : mengkaji tingkat
ketergantungan pasien : minimal, parsial, total care, memandikan
pasien dan melakukan oral hygiene, melakukan vulva hygiene dan
mengganti pempes, mengkaji kondisi kulit saat memandikan
pasien, membantu eliminasi pasien dan libatkan keluarga,
memberikan makan dan minum pasien melalui NGT, memberikan
bantuan sampai pasien sepenuhnya dapat melakukan perawatan
diri, melibatkan keluarga dalam memberikan asupan.
62
D. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan
yang menundakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakandan penatalaksanaan yang sudah berhasil di capai (Potter dan Perry,
2005).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
B. Saran
2.
3.
4.
66