KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh:
Nama : SITI NURMIN IDAYANTI
Nim : E711811059
2
3
1
NUR LINDA
3
3
tahun dalam GBHN 1973 adalah sama dengan rumusan ketahanan nasional
tahun 1972 dari Lemhanas. Konsep ketahanan nasional berikut perumusan
yang demikian berlanjut pada GBHN 1978, GBHN 1983, dan GBHN 1988.
Dalam GBHN 1993 terjadi perubahan perumusan mengenai konsep
ketahanan nasional. Ketahanan nasional dirumuskan sebagai kondisi dinamis
yg merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara.
perumusan ketahanan nasional pada GBHN 1993 berlanjut pada GBHN 1998.
Konsepsi ketahanan nasional pada GBHN 1998 adalah rumusan yg terakhir.
Dari rumusan GBHN 1998 dapat disimpulkan bahwa ketahanan nasional
mempunyai 3 makna, yaitu :
1. Ketahanan nasional sebagao metode pendekatan sebagaimana tercermin dalam
rumusan pertama.
2. Ketahanan nasional sebagai kondisi sebagaimana tercermin dari rumusan
kedua.
3. Ketahanan nasional sebagai donkrin dasar nasional sebagaimana tercermin dari
rumusan ketiga.
4
3
Negara.1
1
NUR LINDA
5
3
6
3
7
3
Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan
wilayah yang sempit (kecil).
Posisi geografis, astronomi dan geologis negara.
Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah
yang unhabitable.
8
3
9
3
10
3
D. Pembelaan Negara
Apakah bela negara itu? Bela Negara adalah kewajiban dasar manusia.
Juga kehormatan bagi tiap warga negara yang penuh kesadaran, tanggung
jawab dan rela berkorban kepada Negara dan bangsa
Memang banyak devinisi yang membuat pengertian tentang arti bela
Negara namun pengertian yang pasti Bela Negara adalah sikap dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Arti dari bela negara itu sendiri adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang
memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang rela berkorban demi kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
11
3
12
3
menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan bela negara secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan
Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif
dalam memajukan bangsa dan negara".
13
3
1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik
Indonesia.
Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan
Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
Beberapa contoh bela Negara misalnya melestarikan budaya, belajar
dengan rajin bagi para pelajar, taat akan hukum dan aturan-aturan negara. Dan
ada beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari misalnya
siskamling, menjaga kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah
perkelahian antar perorangan sampai dengan antar kelompok, meningkatkan
hasil pertanian sehingga dapat mencukupi ketersediaan pangan daerah dan
nasional, cinta produksi dalam negeri agar dapat meningkatkan hasil eksport,
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang
berprestasi baik nasional maupun internasional.
14
3
a. Bentuk ancaman dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu ancaman militer dan
ancaman nonn militer antara lain :
1) Ancaman militer
Agresi berupa pengguanaan kekuatan bersenjata negara lain
terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan
suatu bangsa
Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain.
Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan
mendapatkan rahasia militer.
Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital
nasional yang membahayakan keselamatan bangsa.
Pemberontak bersenjata
Perang saudara
Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme
internasional
2) Ancaman non militer
Peredaran Narkotika
Obat-obatan terlarang
Film-film porno atau kegiatan-kegiatan budaya asing yang
mempengaruhi budaya Indonesia.
15
3
keadaan, juga merupakan suatu proses kreatif tanpa kekerasan yang dialami
dalam transformasi (fase perkembangan) suatu konflik. Umumnya pemahaman
tentang kekerasan hanya merujuk pada tindakan yang dilakukan secara fisik
dan mempunyai akibat secara langsung. Batasan seperti ini terlalu minimalistis
karena rujukannya berfokus pada peniadaan atau perusakan fisik semata.
Kendati pun demikian, pengertian perdamaian tidak berhenti di situ.
Perdamaian bukan sekedar soal ketiadaan kekerasan atau pun situasi yang anti
kekerasan. Lebih jauh dari itu perdamaian seharusnya mengandung pengertian
keadilan dan kemajuan. Perdamaian dunia tidak akan dicapai bila tingkat
penyebaran penyakit, ketidakadilan, kemiskinan dan keadaan putus harapan
tidak diminimalisir. Perdamaian bukan soal penggunaan metode kreatif
nonkekerasan terhadap setiap bentuk kekerasan, tapi semestinya dapat
menciptakan sebuah situasi yang seimbang dan harmoni, yang tidak berat
sebelah bagi pihak yang kuat tetapi sama-sama sederajat dan seimbang bagi
semua pihak. Jadi perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan,
kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia.
16
3
17
3
masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja lebih rawan konflik dan kekerasan
di dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya akan
“tidak perduli” atas isu dan seruan perdamaian. “Jangankan memikirkan
perdamaian dunia, buat makan untuk hidup sehari-hari saja sangat susah”,
begitu fikir mereka yang kurang sejahtera. Maka untuk mendukung upaya
perwujudan perdamaian dunia yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
meningkatkan pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat dan Negara di
dunia ini.
18
3
Jadi dengan semua cara itu, kita dituntut untuk menjalin hubungan
sesama dengan baik, sehingga perdamaian dunia akan cepat terwujud.
19
3
20
3
21
3
22
3
TERIMA KASIH
23