Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh:
Nama : KARIYUDIN SAUDI
Nim : E711811044

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN


INFORMASI KESEHATAN
POLITEKNIK TEDC BANDUNG
TAHUN 2019
WARGA NEGARA DAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan


1. Pengertian warga negara
Warga negara di artikan dengan orang-orang sebagai bagian dari
suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih
sesuai dengan kedudukannya sebagai orang merdeka, karena warga
negara mengandung arti peserta dari suatu persekutuan yang didirikan
dengan kekuatan Bersama, atas dasar tanggung jawab Bersama untuk
kepentingan Bersama. Ada beberapa pengertian warga negara yaitu :
a. AS Hikam di dalam Ghazali (2004)
Mendefinisikan bahwa warga Negara merupakan terjemahan
dari citizen artinya anggota dari sebuah komunitas yang membentuk
Negara itu sendiri.
b. Koerniatmanto S
Mendefinisikan warga Negara dengan anggota Negara.
Sebagai anggota Negara, seorang warga Negara mempunyai
kedudukan yang khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap
negaranya.
c. Dalam UUD 1945 pasal 26
Warga Negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain
yang disahkan undang-undang sebagai warga Negara.
d. Pasal 1 UU No. 24/1958
Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang
berdasarkan perundang-undangan dan/ atau perjanjian-perjanjian
dan/ atau peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945
sudah menjadi warga Negara Republik Indonesia.
Penduduk suatu negara dapat dibagi atas warganegara dan bukan
warga negara (orang asing). Dalam hubungan dengan negara yang
didiaminya, keduannya sangat berbeda, yakni:
a. Setiap warga negara memiliki hubungan yang tidak terputus dengan
tanah airnya, dengan UUD negaranya, walaupun misalnya yang
bersangkutan berada di luar negeri, selama yang bersangkutan tidak
memutusakan hubungannya atau terikat oleh ketentuan hukum
Internasional, misalnya seorang yang kawin dengan orang perancis,
maka ia otomatis mengikuti kewarganegaraan suaminya.

b. Penduduk yang bukan warga negara(orang asing) hubungannya


hanyalah selama yang bersangkutanbertempat tinggal dalam
wilayah negara tersebut.

2. Kewarganegaraan
Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara.
Istilah kewarganegaraan diebdakan menjadi dua, yaitu :
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan Sosiologis :
1) Kewarganrgaraan dalam arti Yuridis ditandai dengan adanya
ikata hukum antara warga negara dengan negara yang
menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu. Tanda-tandanya

misalnya : akta kelahiran, surat pernyataan, bukti


kewarganegaraan, dll.
2) Kewarganegaraan dalam arti Sosiologis tidak ditandai dengan
ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, seperti : ikatan perasaan,
ikatan keturunan, ikatan sejarah, ikatan tanah air, dll.

b. Kewarganegaraan dalam arti Formil dan Materiil :


1) Kewarganegaraan dalam arti Formil menunjuk pada tempat
kewarganegaraan.
2) Kewarganegaraan dalam arti Materiil menunjuk pada akibat
hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan
kewajiban warga negara.

Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut


memiliki pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang
bersangkutan. Orang yang sudah mempunyai kewarganegaraan tidak
jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara lain tidak
berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan
warga negaranya.

B. Kedudukan warga negara dalam Negara


Status seorang warga negara menjadi sangat penting, terkait dengan
hak dan kewajibannya sebagai seorang warga dari sebuah negara.
Perbedaan status kewarganegaraan yang dimiliki seorang warga negara
memiliki pengaruh yang besar terkait hak dan kewajiban yang harus ditaati
dan dijalankan di segala bidang kehidupan, baik secara sosial, politik ,
budaya, perekonomian maupun dari segi keamanan. Berdasarkan teori, ada
beberapa status yang dimiliki seorang warga negara diantaranya sebagai
berikut:
1. Status atau peran positif, merupakan status warga negara yang memiliki
hak untuk memperoleh sesuatu yang positif dari lembaga negara, dalam
hal ini menuntuht haknya dalam hal perlindungan baik jiwa raga
maupun harta seorang warga negara.

2. Status atau peran Negatif, bahwa negara tidak boleh turut campur dalam
hak asasi warga negaranya, seperti halnya dalam menentukan
keyakinan beragama seorang warga negara.
3. Status atau peran Aktif, bahwa warga negara diberikan hak untuk turut
berperan serta aktif dalam kegiatan penyelenggaraan negara, seperti
halnya dalam pemilihan umum.
4. Status atau peran Pasif, bahwa warga negara memiliki kewajiban untuk
tunduk dan patuh terhadap setiap peraturan yang dibuat oleh
penyelenggara negara, dan juga peraturan perundangan yang berlaku.

C. Kewarganegaraan Indonesia
1. Dasar Hukum yang Mengatur Warga Negara
Penduduk dalam suatu negara terdiri dari warga negara dan bukan
warga negara atau orang asing. Warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang diatur dalam peraturan perundang- undangan yang
berlaku Pada masa pemerintahan kolonial penduduk Indonesia berdasar
'Indische Staatsregeling/ IS' (Peraturan Ketatanegaraan Hindia
Belanda) tahun 1927, terbagi menjadi tiga golongan:
a. Golongan Eropa ialah:
1) Bangsa Belanda
2) Bukan bangsa Belanda, tetapi asalnya dari Eropa
3) Bangsa Jepang
4) Orang-orang yang berasal dari negara lain (Amerika, Australia,
Rusia, dan Afrika Selatan).
b. Golongan Timur Asing, yang meliputi:
1) Golongan Cina (Tionghoa)
2) Golongan Timur Asing bukan Cina (Orang Arab, India,
Pakistan, Mesir, dll)
c. Golongan Bumi Putra (Orang-orang Indonesia asli)
Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk sekaligus WNI secara
konstitusional tercantum di dalam pasal 26 UUD 1945. Penduduk
negara Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 macam golongan.
Yaitu golongan warga negara Indonesia (WNI) dan golongan warga
negara Asing (WNA).

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, UU yang


mengatur tentang kewarganegaraan di Indonesia adalah sebagai
berikut:

a. Pasal 26 UUD 1945


Pada masa kini pasal 26 UUD 1945 telah mengalami
perubahan yang keempat. Dalam pasal ini dijelaskan tentang
perbedan antara penduduk dan warga negara.
1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara.

2) Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang-orang yang


bertempat tinggal di Indonesia.
3) Hal- hal yang mengenai warga negara dan penduduk diatur
dengan undang-undang.
b. UU No. 3 tahun 1946
Menurut UU No. 3 tahun 1946 yang dimaksud orang-orang
bangsa lain adalah orang-orang peranakan Belanda, peranakan
Tionghoa, dan peranakan Arab yang bertempat kedudukan di
Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap
setia kepada negara Republik Indonesia. Mereka ini dapat menjadi
warga negara.

Penduduk ialah:

1) Tiap-tiap orang yang bertempat kedudukan di dalam daerah


negara selama satu tahun berturut-turut.
2) Seorang perempuan selama di dalam perkawinan turut
berkedudukan hukum penduduk negara suaminya.
3) Anak yang belum berumur 21 tahun dan belum kawin selama
bapak atau walinya berkedudukan hukum penduduk negara
Indonesia.

2. Asas dan Stelsel dalam Kewarganegaraan


Pada umumnya asas dalam menentukan kewarganegaraan
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Asas lus Soli yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang didasarkan pada daerah atau tempat lahimya (daerah
kelahiran), dianut oleh negara Inggris, Mesir, Amerika, dan
Indonesia.

b. Asas Sanguinis yaitu asas yang menentukan bahwa


kewarganegaraan seseorang didasarkan pada kewarganegaraan
orang tuanya (daerah keturunan), diatur oleh negara.

Apabila asas lus Soli dan asas lus Sanguinis dilaksanakan oleh dua
negara secara berbeda, maka akan terjadi:

a. Apartide (tidak mempunyai kewarganegaraan)


Kasus ini terjadi apabila misalnya suami istri warga negara dari
negara A yang menggunakan asas lus Soli, kemudian berada
(tinggal) di negara B yang menggunakan asas lus Sanguinis,
bilamana suami istri tersebut mempunyai anak maka anak tersebut
tidak mempunyai kewarganegaraan (apatride).
b. Bipartide (dwi kewarganegaraan/ kewarganegaraan rangkap)
Kasus ini terjadi apabila peristiwa sebaliknya dari peristiwa di atas.
Maksudnya suami istri yang berwarga negara B tinggal di negara A
dan mempunyai anak, maka anak ini akan memiliki dua
kewarganegaraan (bipatride).

Dalam menentukan status kewarganegaraan suatu negara, lazim


menggunakan stelsel aktif dan stelsel pasif.:

a. Stelsel aktif
Yaitu orang yang akan menjadi warga negara suatu negara harus
mejakukan tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif.
Berkaitan dengan kedua stelsel tersebut, maka seseorang warga
negara dalam suatu negara pada dasarnya mempunyai hak opsi dan
hak repudiasi.
b. Stelsel pasif
Yaitu orang yang berada dalam suatu negara sudah dengan
sendirinya dianggap menjadi warga negara, tanpa melakukan suatu
tindakan hukum tertentu.
1) Hak opsi adalah hak memilih atau memohon menjadi warga
negara.
2) Hak repudiasi adalah hak menolak untuk menjadi warga negara
suatu negara.
3. Syarat menjadi Warga Negara
Menurut UU RI nomor3 tahun 1946, yang menjadi warga negara ialah:
a. Penduduk asli dalam daerah RI, termasuk anak-anak dari penduduk
asli tersebut.
b. Istri dari seorang warga negara Indonesia.
c. Keturunan dari seorang WNI yang kawin dengan wanita WNA.
d. Anak-anak yang berada di wilayah RI dan tidak diketahui orang
tuanya.
e. Anak-anak yang lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya yang
memiliki kewarganegaraan Indonesia meninggal dunia.
f. Orang-orang yang bukan penduduk asli Indonesia terakhir
berdomisili di Indonesia selama 5 tahun secara berturut-turut dan
telah berumur 21 tahun atau telah kawin.

g. Masuk menjadi WNI melalui pewarganegaraan (naturalisasi).

Menurut UU RI nomor 62 tahun 1958 yang menjadi warga negara


adalah:

a. Mereka yang telah menjadi warga negara Indonesia berdasar UU/


peraturan/ perjanjian yang berlaku surut.
b. Mereka yang memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalam UU
No. 62 Tahun 1958, yaitu:
1) Pada waktu kelahiran memiliki hubungan kekeluargaan dengan
seorang WNI.
2) Anak yang lahir 300 hari setelah ayahnya (WNI) meninggal.
3) Lahir dalam wilayah Indonesia dan orang tuanya tidak
diketahui.
4) Memperoleh kewarganegaraan RI menurut UU No. 62 tahun
1958.

Menurut UU No. 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI.


Yang menjadi warga negara menurut UU No. 12 Tahun 2006: Orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan UU ini sebagai warga negara. Mereka dapat memperoleh status
WNI melalui: kelahiran, pengangkatan, permohonan kewarganegaraan,
perkawinan, pemberian kewarganegaraan serta ikut ayah dan ibu.

4. Cara Memperoleh Kewarganegaraan


a. Memperoleh kewarganegaraan Indonesia menurut UU No. 62
Tahun 1958, karena hal-hal sebagai berikut:
1) Kelahiran, artinya lahir di wilayah RI.
2) Pengangkatan, yaitu anak di bawah 5 tahun diangkat anak oleh
WNI.
3) Dikabulkannya permohonan seseorang untuk menjadi WNI
oleh pemerintah (Menteri Kehakiman). Misalnya orang asing
menjadi WNI melalui naturalisasi.

4) Akibat perkawinan, yaitu seorang wanita asing yang kawin


dengan laki-laki WNI, maka wanita tersebut menjadi WNI.
5) Ikut ayah dan ibu, yaitu anak yang belum berumur 18 tahun
kewarganegaraannya ikut ayah/ ibunya.
6) Pernyataan, yaitu seorang asing (istri, suami, atau anak yang
telah dewasa) yang putus hubungan hukum kekeluargaan
diantara mereka dan menyatakan WNI.

b. Memperoleh kewarganegaraan RI menurut UU No. 12 Tahun 2006.


1) Memperoleh kewarganegaraan melalui kelahiran.
2) Memperoleh kewarganegaraan melalui pengangkatan.
3) Memperoleh kewarganegaraan melalui permohonan
pewarganegaraan.
4) Memperoleh kewarganegaraan melalui perkawinan.
5) Memperoleh kewarganegaraan karena pemberian
pewarganegaraan.
6) Memperoleh kewarganegaraan karena ikut ayah dan ibu.
c. Naturalisasi
Negara RI memberi kesempatan kepada orang asing (bukan warga
negara RI) untuk menjadi warga negara. Dalam hal permohonan
kewarganegaraan atau naturalisasi dapat dibedakan menjadi:
1) Naturalisasi biasa
Siapapun orangnya berhak menentukan status
kewarganegaraannya dimanapun ia tinggal. Apabila ada orang
asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia, melalui
proses naturalisasi, maka ia harus mengajukan permohonan
kepada menteri kehakiman melalui Kantor Pengadilan Negeri
setempat dimana ia tinggal atau Kantor Kedutaan Besar RI bagi
yang diluar negeri. Permohonan ini harus ditulis dengan materai
dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Untuk WNA yang akan mengajukan permohonan dengan
naturalisasi biasa, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Telah berusia 21 tahun.
b) Lahir di wilayah RI atau bertempat tinggal di wilayah RI
selama 5 tahun secara berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut.

c) Bagi laki- laki yang sudah kawin harus mendapat ijin dari
istrinya.
d) Sehat jasmani dan rohani.
e) Dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai pengetahuan
tentang sejarah Indonesia.
f) Mempunyai mata pencaharian tetap.
g) Membayar pada kas negara.
h) Tidak mempunyai kewarganegaraan lain setelah menjadi
WNI.
2) Naturalisasi Istimewa, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Telah berjasa kepada negara RI.
b) Membuat pernyataan atau mengajukan permohonan
menjadi WNI.
c) Mengucapkan sumpah atau janji setia kepada negara RI.
d) Tidak perlu memenuhi syarat sebagaimana naturalisasi
biasa.
e) Ditetapkan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
5. Kehilangan Kewarganegaraan
Menurut UU No. 62 Tahun 1958, seorang WNI akan kehilangan
kewarganegaraan bila:
a. Kawin dengan laki-laki asing.
b. Putusnya seorang wanita asing dengan laki-laki warga negara
Indonesia.
c. Anak yang orang tuanya kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
d. Memperoleh kewarganegaraan lain karena kemauan sendiri.
e. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain.
f. Diakui seorang orang asing sebagai anaknya.
g. Diangkat secara sah oleh seorang orang asing.
h.
h. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Menteri Kehakiman
dengan persetujuan dewan menteri.
i. Masuk dalam dinas asing tanpa izin lebih dahulu dari menteri
Kehakiman Republik Indonesia.
j. Mengangkat sumpah atau janji setia kepada negara asing.
k. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan
untuk suatu negara asing.
l. Mempunyai paspor dari negara asing.
m. Bertempat di luar negeri selama 5 tahun berturut-turut dengan tidak
menyatakan keinginannya untuk menjadi warga negara Indonesia
kecuali ia sedang ada dinas negara Republik Indonesia.

6. Kedudukan WN dan Pewarganegaran di Indonesia


Kedudukan warga negara di dalam suatu negara, sangat penting
statusnya terkait dengan hak dan kewajiban yang dimiliki. Perbedaan
status/kedudukan sebagai warga negara sangat berpengaruh terhadap
hak dan kewajibannya baik yang mencakup bidang politik, ekonomi,
sosial-budaya maupun pertahanan keamanan.

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


1. Hak warga negara
Hak merupakan sesuatu yang dapat diperoleh maupun diberikan,
dalam hal ini oleh negara. Dalam UUD 1945 diuraikan mengenai hak
yang dimiliki setiap warga negara, diantaranya:
a. Hak memiliki pekerjaan yang dapat memberikan penghidupan
seorang warga negara secara layak dan patut.
b. Hak dalam upaya membela negara dari hal-hal yang mengancam
ketertiban dan keamann suatu negara.
c. Hak untuk mengikuti kegiatan dalam berorganisasi untuk
mengeluarkan pndapat serta gagasan dengan cara yang tidak
melawan hukum dan aturan yang berlaku.

d. Hak untuk memilih dan menentukan keyakinan serta beribadah


menurut keyakinan yang dianut dalam beragama tanpa suatu
paksaan.
e. Hak untuk mempertahankan keamanan didalam suatu negara.
f. Hak mendapatkan pendidikan secara baik dan layak.
g. Hak untuk melestarikan adat istiadat dan budaya yang telah berlaku
di masyarakat.
h. Hak dalam mendapatkan keadilan dan jaminan sosial untuk warga
negara tidak mampu dan fakir miskin
2. Kewajiban warga negara
Kewajiban warga negara merupakan sesuatu hal yang harus
dilakukan dan dijalankan terkait statusnya sebagai seorang warga negara
dalam suatu negara. Kewajiban menjadi penting kedudukannya sebagai
bagian dari partisipsi seorang warga negara dalam membangun
negaranya, beberapa kewajiban seorang warga negara di Indonesia
diantaranya:
a. Kewajiban untuk patuh dan tunduk pada keputusan perundang-
undangan yang telah ditetapkan demi menjaga stabilitas nasional,
bangsa dan negara.

b. Kewajiban dalam hal pembayaran pajak.


c. Kewajiban ikut membela negara dalam upaya pertahanan keamanan
serta ketertiban bangsa dan negara.
d. Kewajiban menjaga fasilitas umum.

Disamping itu, negara pun memiliki hak dan kewajiban yang tak
jauh berbeda dengan warga negaranya. Ini memiliki keterkaitan dengan
setiap hak yang dimiliki oleh warga negara merupakan suatu kewajiban
yang mutlak harus dijalankan oleh negara sebagai penyelenggara negara
dan pemerintahan. Begitu pula hak yang dimiliki negara merupakan
kewajiban yang harus dijalankan tanpa terkecuali oleh setiap warga
negara.

Pada hakikatnya kedudukan warga negara dalam negara sangat


tergantung pada status kewarganegaraannya. Yang membuat seorang
warga negara memiliki hak dan kewajiban yang berbeda pula tergantung
dari negara mana seseorang tersebut berasal. Kedudukannya sebagai
warga negara pun mengikuti kebijakan yang diterapkan pada negara
asal.
Di Indonesia sendiri menganut asas ius sanguinis yaitu seorang
warga negara yang memiliki status kewarganegaraan berdasarkan
hubungan pertalian darah. Yaitu apabila seorang warga negara memiliki
keturunan maka secara otomatis keturunan tersebut memiliki status
kewarganegaraan orang tuanya.

Namun seorang warga dari negara lain dapat menjadi warga negara
Indonesia dengan mengajukan pewarganegaraan (naturalisasi). Dengan
begitu status kewarganegaraannya yang terdahulu telah terhapus dan
beralih menjadi warga negara Indonesia, sebab di Indonesia sendiri tidak
menganut dwi kewarganegaraan atau kewarganegaraan ganda.

Anda mungkin juga menyukai