KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh:
Nama : KARIYUDIN SAUDI
Nim : E711811044
2. Kewarganegaraan
Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara.
Istilah kewarganegaraan diebdakan menjadi dua, yaitu :
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan Sosiologis :
1) Kewarganrgaraan dalam arti Yuridis ditandai dengan adanya
ikata hukum antara warga negara dengan negara yang
menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu. Tanda-tandanya
2. Status atau peran Negatif, bahwa negara tidak boleh turut campur dalam
hak asasi warga negaranya, seperti halnya dalam menentukan
keyakinan beragama seorang warga negara.
3. Status atau peran Aktif, bahwa warga negara diberikan hak untuk turut
berperan serta aktif dalam kegiatan penyelenggaraan negara, seperti
halnya dalam pemilihan umum.
4. Status atau peran Pasif, bahwa warga negara memiliki kewajiban untuk
tunduk dan patuh terhadap setiap peraturan yang dibuat oleh
penyelenggara negara, dan juga peraturan perundangan yang berlaku.
C. Kewarganegaraan Indonesia
1. Dasar Hukum yang Mengatur Warga Negara
Penduduk dalam suatu negara terdiri dari warga negara dan bukan
warga negara atau orang asing. Warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang diatur dalam peraturan perundang- undangan yang
berlaku Pada masa pemerintahan kolonial penduduk Indonesia berdasar
'Indische Staatsregeling/ IS' (Peraturan Ketatanegaraan Hindia
Belanda) tahun 1927, terbagi menjadi tiga golongan:
a. Golongan Eropa ialah:
1) Bangsa Belanda
2) Bukan bangsa Belanda, tetapi asalnya dari Eropa
3) Bangsa Jepang
4) Orang-orang yang berasal dari negara lain (Amerika, Australia,
Rusia, dan Afrika Selatan).
b. Golongan Timur Asing, yang meliputi:
1) Golongan Cina (Tionghoa)
2) Golongan Timur Asing bukan Cina (Orang Arab, India,
Pakistan, Mesir, dll)
c. Golongan Bumi Putra (Orang-orang Indonesia asli)
Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk sekaligus WNI secara
konstitusional tercantum di dalam pasal 26 UUD 1945. Penduduk
negara Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 macam golongan.
Yaitu golongan warga negara Indonesia (WNI) dan golongan warga
negara Asing (WNA).
Penduduk ialah:
Apabila asas lus Soli dan asas lus Sanguinis dilaksanakan oleh dua
negara secara berbeda, maka akan terjadi:
a. Stelsel aktif
Yaitu orang yang akan menjadi warga negara suatu negara harus
mejakukan tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif.
Berkaitan dengan kedua stelsel tersebut, maka seseorang warga
negara dalam suatu negara pada dasarnya mempunyai hak opsi dan
hak repudiasi.
b. Stelsel pasif
Yaitu orang yang berada dalam suatu negara sudah dengan
sendirinya dianggap menjadi warga negara, tanpa melakukan suatu
tindakan hukum tertentu.
1) Hak opsi adalah hak memilih atau memohon menjadi warga
negara.
2) Hak repudiasi adalah hak menolak untuk menjadi warga negara
suatu negara.
3. Syarat menjadi Warga Negara
Menurut UU RI nomor3 tahun 1946, yang menjadi warga negara ialah:
a. Penduduk asli dalam daerah RI, termasuk anak-anak dari penduduk
asli tersebut.
b. Istri dari seorang warga negara Indonesia.
c. Keturunan dari seorang WNI yang kawin dengan wanita WNA.
d. Anak-anak yang berada di wilayah RI dan tidak diketahui orang
tuanya.
e. Anak-anak yang lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya yang
memiliki kewarganegaraan Indonesia meninggal dunia.
f. Orang-orang yang bukan penduduk asli Indonesia terakhir
berdomisili di Indonesia selama 5 tahun secara berturut-turut dan
telah berumur 21 tahun atau telah kawin.
c) Bagi laki- laki yang sudah kawin harus mendapat ijin dari
istrinya.
d) Sehat jasmani dan rohani.
e) Dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai pengetahuan
tentang sejarah Indonesia.
f) Mempunyai mata pencaharian tetap.
g) Membayar pada kas negara.
h) Tidak mempunyai kewarganegaraan lain setelah menjadi
WNI.
2) Naturalisasi Istimewa, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Telah berjasa kepada negara RI.
b) Membuat pernyataan atau mengajukan permohonan
menjadi WNI.
c) Mengucapkan sumpah atau janji setia kepada negara RI.
d) Tidak perlu memenuhi syarat sebagaimana naturalisasi
biasa.
e) Ditetapkan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
5. Kehilangan Kewarganegaraan
Menurut UU No. 62 Tahun 1958, seorang WNI akan kehilangan
kewarganegaraan bila:
a. Kawin dengan laki-laki asing.
b. Putusnya seorang wanita asing dengan laki-laki warga negara
Indonesia.
c. Anak yang orang tuanya kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
d. Memperoleh kewarganegaraan lain karena kemauan sendiri.
e. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain.
f. Diakui seorang orang asing sebagai anaknya.
g. Diangkat secara sah oleh seorang orang asing.
h.
h. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Menteri Kehakiman
dengan persetujuan dewan menteri.
i. Masuk dalam dinas asing tanpa izin lebih dahulu dari menteri
Kehakiman Republik Indonesia.
j. Mengangkat sumpah atau janji setia kepada negara asing.
k. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan
untuk suatu negara asing.
l. Mempunyai paspor dari negara asing.
m. Bertempat di luar negeri selama 5 tahun berturut-turut dengan tidak
menyatakan keinginannya untuk menjadi warga negara Indonesia
kecuali ia sedang ada dinas negara Republik Indonesia.
Disamping itu, negara pun memiliki hak dan kewajiban yang tak
jauh berbeda dengan warga negaranya. Ini memiliki keterkaitan dengan
setiap hak yang dimiliki oleh warga negara merupakan suatu kewajiban
yang mutlak harus dijalankan oleh negara sebagai penyelenggara negara
dan pemerintahan. Begitu pula hak yang dimiliki negara merupakan
kewajiban yang harus dijalankan tanpa terkecuali oleh setiap warga
negara.
Namun seorang warga dari negara lain dapat menjadi warga negara
Indonesia dengan mengajukan pewarganegaraan (naturalisasi). Dengan
begitu status kewarganegaraannya yang terdahulu telah terhapus dan
beralih menjadi warga negara Indonesia, sebab di Indonesia sendiri tidak
menganut dwi kewarganegaraan atau kewarganegaraan ganda.