FISIKA-Hukum Ohm
FISIKA-Hukum Ohm
Dengan melakukan praktikum yang berjudul hukum ohm ini kita dapat mengetahui
dan mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus pada suatu rangkaian dan
dapat digunakanuntuk mengetahui sebuah hambatan listrik. Selain itu materi
tentang hukum ohm ini sangat berguna khususnya yang mendalami kelistrikan.
karena dengan adanya hukum ohm kita dapat mengerti tentang kelistrikan. Untuk
itukita harus mempelajari lebih dalam tentang hukum ohm dengan cara
mempraktekkannya dalam percobaan ini.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara tegangan dengan kuat arus listrik?
C. Tujuan
Untuk menyelidiki hubungan antara tegangan dengan kuat arus listrik.
D. Hipotesis
Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya tegangan serta
perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan
yang disebut hambatan listrik.
Bab II Dasar Teori
Hukum Ohm merupakan hukum dasar dari ilmu listrik yang sangat berguna untuk
menyelesaikan berbagai masalah rangkaian listrik. Hukum Ohm menyatakan
bahwa besarnya arus yang mengalir pada rangkaian tertutup berbanding lurus
tegangan catu dan berbanding terbalik terhadap resistor di dalam rangkaian yang
bersangkutan. Arus akan mengalir dari potensial yang lebih tinggi ke potensial
yang lebih rendah .
R = V/I (Ώ)
Keterangan :
- Voltmeter - Saklar
- Amperemeter - Hambatan
B. Langkah-langkah Kerja
1. Catu daya dihidupkan, kemudian dittutup scalar S
2. Diatur amperemeter sehingga voltmeter menunjukkan sekitar 3 volt.
Kemudian dibaca kuat arus yang mengalir pada amperemeter dan dicatat
hasilnya dalam table pengamatan.
3. Diatur lagi potensiometer sehingga voltmeter menunjukkan tegangan sedikit
lebih tinggi dari 3 volt. Dibaca kuat arus pada amperemeter dan dicatat
hasilnya dalam table pengamatan.
4. Diulangi langkah dua sebanyak tiga kali dengan menggunakan tegangan 6
volt dan 9 volt, kemudian dicatat hasilnya dalam table pengamatan
C. Pengumpulan Data
No Tegangan V (Volt) Kuat Arus (I) V/I
1. 3,2 Volt 32 mA 0,1 Ω
2. 5,8 Volt 60 mA 0,096 Ω
3. 8,2 Volt 82 mA 0,1 Ω
V1 = 32/100 x 10 V = 3,2 V
I1 = 32/100 x 100 mA = 32 mA
V2 = 58/100 x 10 V = 5,8 V
I2 = 60/100 x 100 mA = 60 mA
V3 = 82/100 x 10 V = 8,2 V
I3 = 82/100 x 100 mA = 82 mA
2. Menghitung Tegangan Rata-rata V dan Kuat Arus Rata-rata I
3. Membuktikan R = tan α
Tan α = y/x
= 57,33/0,058
= 1.081,7
4. Menentukan Nilai R
R = V/I
B. Pembahasan Data
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm
apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda
potensial yang dikenakan kepadanya. Suatu bahan dengan harga konektivitas yang
besar akan mengalikan arus yang besar pula pada suatu harga kuat medan magnet
listrik (E). Pada suhu yang tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua
ujung ujung konduktor.
Kali ini, kita akan melakukan 3 kali percobaan dengan jumlah tegangan sumber
yang berbeda. Percobaan pertama menggunakan tegangan 3 volt, kedua 6 volt, dan
ketiga 9 volt. Pada tegangan sumber 3 volt, diperoleh hasil tegangan sebesar 3,2 V
dan kuat arus sebesar 32 mA serta resistensi (hambatan) sebesar 0,1 Ω. Pada
percobaan kedua, tegangan sumber dinaikkan menjadi 6 volt, diperoleh hasil
tegangan sebesar 5,8 V dengan kuat arus didapatkan 60 mA serta resistensi sebesar
0,096 Ω. Kemudian, pada percobaan ketiga tegangan sumber kembali dinaikkan
menjadi 9 volt, diperoleh hasil tegangan sebesar 8,2 V dan kuat arus sebesar 82
mA serta resistensi sebesar 0,1 Ω.
C. Pengujian Hipotesis
D. Kendala
Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan eksperimen ini adalah kurangnya
waktu untuk membuat laporannya, karena kami para siswa sudah terbebani dengan
tugas-tugas yang lain yang waktu pengumpulannya hampir bersamaan.