Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

INFECTION CONTROL RISK


ASSESSMENT (ICRA)
KONTRUKSI / BANGUNAN

RSJD SAMBANG LIHUM


PROV. KALSEL
TAHUN 2016

0
ICRA (INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT)
KONTRUKSI
RSJD RSJD SAMBANG LIHUM PROV. KALSEL

LATAR BELAKANG
Dalam rangka peningkatan fasilitas kesehatan rumah sakit sering kita temui renovasi
atau pengembangan fisik yang dibangun diatas lahan lingkungan rumah sakit yang telah
ada. Resiko yang berhubungan dengan pekerjaan kontruksi/ renovasi pada awalnya
dihubungkan dengan mutu udara yang terlalu turun dan kontaminasi lingkungan. Karena
itu, pada saat area kontruksi/ renovasi perlu dibersihkan secara menyeluruh sebelum
pasien diizinkan tinggal di tempat tersebut.
Peran PPI dalam hubungannya dengan pekerjaan kontruksi/ renovasi selama ini belum
optimal, oleh karena itu rumah sakit perlu mempersyaratkan untuk menggabungkan Issue
Risk Assesment dengan Komite PPI dalam setiap melaksanakan kontruksi/ renovasi
bangunan.
Definisi Infection Control Risk Assesment (ICRA) adalah: proses menetapkan resiko
potensial dari transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam
fasilitas selama konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance. Kegiatan tersebut
merupakan multi disiplin, proses kolaborasi yang mengevaluasi jenis/ macam kegiatan
kontruksi dan kelompok resiko untuk klasifikasi.

TUJUAN
1. Meminimalisasi resiko infeksi RS (IRS) pada pasien yang mungkin bisa terjadi
ketika ada penyebaran jamur atau bakteri di udara dengan debu dan aerosol atau
air selama kontruksi dan renovasi di RS
2. Mengontrol penyebaran debu dari komponen bangunan selama renovasi di RS.

UNIT ATAU UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT


1. Komite PPI
a. Meninjau ulang prosedur yang dibuat oleh penanggung jawab proyek dan
diserahkan untuk disetujui oleh penanggung jawab proyek.
b. Manager, staf medis, bagian pelayanan dan staf lainnya harus mengetahui
tentang resiko pasien yang terekspos dengan debu bangunan.
c. Menentukan posisi pembangunan yang meningkatkan resiko sehingga pasien
harus dipindahkan ke fasilitas yang tidak dalam pembangunan.
d. Memeriksa area pembangunan yang akan ditempati setelah tahap akhir
pembersihan dan merencanakan untuk pembukaan area tersebut.
e. Melakukan investigasi lingkungan dengan hati-hati termasuk konfirmasi biakan
dilingkungan tersebut jika memungkinkan, karena sekelompok pasien yang
berpotensi mengalami infeksi yang berhubungan dengan pembangunan/
renovasi
2. Bagian IPSRS memfasilitasi dengan memberikan peraturan perundangan dan
perijinan
3. Sanitasi lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutu limbah).
1
4. Tim K–3 RS melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan
keselamatan. Menyertakan kalimat berikut pada semua perawatan konstruksi dan
atau kontrak renovasi “SEDANG RENOVASI” dan penanggung jawab proyek harus
menyetujui proyek-proyek yang melibatkan manipulasi terhadap langit-langit,
kegiatan yang menghsilkan debu dan suara bising.
5. Unit/ ruangan:
a. Membantu mengidentifikasi pasien beresiko tinggi
b. Merelokasi pasien-pasien beresiko tinggi pada area yang aman sebelum
kegiatan kontruksi/ renovasi dimulai.
c. Hindari melakukan perawatan, pemeriksaan dan pengobatan yang tidak
emergensi selama masa pembangunan/ renovasi.
6. Bagian keamanan, menyakut tentang penjagaan keamanan sekitar RS.

PERAN KOMITE/ PANITIA/ TIM PPI


1. Membuat Infection Control Risk Assessment.
2. Mengembangkan ijin renovasi yang ditanda tangani oleh Ketua Komite/ Panitia/
Tim PPI, pimpinan unit kerja dan pimpinan proyek.
3. Memberikan edukasi sebelum memulai pekerjaan pada penggunaan alat pelindung
diri (APD).
4. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi dengan menggunakan check list.
5. Mengikuti pertemuan/ rapat selama proses renovasi dengan seluruh tim.

2
KAJIAN RESIKO PENCEGAHAN INFEKSI/ INFECTION CONTROL
RISK ASSESSMENT
KEWASPADAAN TERHADAP KEMUNGKINAN INFEKSI
AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI

Langkah 1: Identifikasi Tipe/ Jenis Kontruksi Kegiatan Proyek


TIPE KRITERIA
Inspeksi dan aktifitas non-invasive
Termasuk tapi tidak terbatas pada :
- Mengangkat papan langit-langit untuk inspeksi visual terbatas pada 1
papan per 50 meter persegi
A - Pengecatan (tetapi bukan melakukan plesteran)
- Dinding penghalang, pekerjaan jaringan listrik, pompa minor, dan
aktivitas yang tidak menghasilkan debu atau membutuhkan
pemotongan dinding atau akses ke langit-langit dibandingkan dengan
inspeksi visual.
Skala kecil, durasi aktfitas pendek yang dapat menghasilkan debu minimal
Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
- Instalasi telepon dan kabel komputer
B
- Akses untuk ke ruangan
- Memotong dinding atau langit-langit dimana migrasi debu dapat
dikontrol
Aktivitas yang menghasilkan debu dari tingkat moderat sampai tinggi atau
membutuhkan penghancuran atau pemusnahan komponen kerangka gedung
Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
- Melakukan plesteran dinding untuk dicat atau pelapisan dinding
C - Mengangkat penutup lantai, papan langit-langit, dan papan
penghalang
- Membuat akses kerja minor atau pekerjaan listrik di atas langit-langit
- Aktivitas kabel mayor
- Pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dalam satu shift
Penghancuran mayor dan proyek bangunan
Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
- Aktivitas yang membutuhkan kerja shift yang berkelanjutan
D
- Membutuhkan penghancuran besar atau pengangkatan system kabel
yang lengkap
- Konstruksi baru

3
Langkah 2 : Identifikasi the patient risk group

Resiko Resiko Resiko


Resiko Sedang Resiko Tinggi
Terendah Rendah Tertinggi

- Bangunan - Area - Terapi Fisik - UGD - Unit


terpisah perkantoran - Ruang - Farmasi Perawatan
Rehabilitasi - Laboratorium Penyakit
Medis (specimen) Dalam
(Fisioterapi) - Unit Rawat - Unit
- Laundry Jalan Perawatan
- Dapur Gizi - Ruang Rawat Penyakit
- Manajement Inap Jiwa Saraf/ Unit
perkantoran Stroke
- Pelayanan
pasien masuk
dan keluar
- Koridor umum

Langkah ke 3 : IC Matrix-Class of precautions : Construction Project by Patient Risk


Kelompok Pasien
Type A Type B Type C Type D
Resiko
Resiko Terendah 0 0 0 0
Resiko Rendah I II II III / IV
Resiko Medium I II III IV
Resiko Tinggi I II III / IV IV
Resiko Tertinggi II III / IV III / IV IV

4
Langkah ke 4 : Deskripsi tindakan berdasarkan kelas
KELAS 0 1. Tidak memerlukan pengendalian infeksi
KELAS I Tanggal Mulai Bekerja
Tindakan 1. Bekerja sesuai prosedur untuk mengurangi debu akibat
pencegahan pekerjaan
2. Memeriksa dan segera mengganti atap yang rusak

KELAS II Tanggal Mulai Bekerja


1. Lakukan langkah-langkah aktif untuk mencegah penyebaran
debu lewat udara
2. Menyegel semua pintu yang tidak digunakan
3. Limbah konstruksi ditempatkan dalam wadah yang ditutup rapat
sebelum dipindahkan
4. Membersihkan daerah kerja setiap hari dengan lap basah dan
vacum cleaner yang dilapisi HEPA
5. Meletakkan keset debu disetiap pintu masuk dan keluar area
kerja dan keluar area kerja dan mengganti bila sudah tidak
Tindakan dapat digunakan
pencegahan 6. Menerapkan sistem HVAC di daerah kerja
7. Membersihkan semua alat kerja setelah proyek selesai
8. Menjaga sistem keamanan daerah kerja dengan menggunakan
pembatas
9. Menutup semua pintu dan menempatkan tanda “sedang ada
pekerjaan“
10. Membuat alur keluar masuk orang untuk meminimalkan
paparan terhadap pasien
11. Membersihkan semua genangan air

KELAS III Tanggal Mulai Bekerja


Tindakan 1. Memastikan daerah pekerjaan tertutup dan meminta
pencegahan pengawalan bagian keamanan sebelum pekerjaan dimulai
2. Mempertahankan tekanan udara negatif di daerah kerja
menggunakan HEPA filter atau metode lain. Keamanan publik
akan memonitor tekanan udara
3. Tidak memindahkan pembatas dari daerah kerja memindahkan
pembatas dari daerah kerja sampai pekerjaan selesai
dibersihkan dan meminta pemeriksaan petugas keamanan
4. Membersihkan daerah konstruksi dengan lap basah atau vacum
2 kali tiap 8 jam kegiatan kontruksi atau sesuai kebutuhan
5. Memindahkan batas material secara hati-hati untuk
meminimalkan penyebaran debu dan limbah konstruksi dan
sebelumnya dibersihkan dengan lap basah atau vacum
6. Membungkus limbah konstruksi dengan rapat sebelum dibuang
7. Meletakkan keset debu di setiap pintu masuk dan keluar area

5
kerja dan mengganti apabila sudah tidak dapat digunakan
8. Membersihkan semua alat kerja setelah proyek selesai
9. Menjaga sistem keamanan daerah kerja dengan menggunakan
pembatas
10. Menutup semua pintu dan menempelkan tanda “sedang ada
pekerjaan”
11. Membuat alur keluar masuk orang untuk meminimalkan
paparan terhadap pasien
12. Membersihkan semua genangan air

KELAS IV Tanggal Mulai Bekerja


Tindakan 1. Menjaga sistem keamanan daerah kerja dengan menggunakan
pencegahan pembatas
2. Menutup semua pintu dan menempelkan tanda “sedang ada
pekerjaan”
3. Membuat alur keluar masuk orang untuk meminimalkan
paparan terhadap pasien
4. Membersihkan semua genangan air
5. Memastikan daerah pekerjaan tertutup dan meminta
pengawalan petugas keamanan sebelum pekerjaan dimulai
6. Mempertahankan tekanan udara negatif di daerah kerja dengan
menggunakan HEPA filter atau metode lain. Keamanan publik
akan memonitor tekanan udara
7. Menyegel semua debu dan pipa untuk mencegah penyebaran
debu
8. Membuat ruangan antara yang dibersihkan setiap hari dengan
lap basah atau vacum HEPA dan mewajibkan semua personel
untuk melewati daerah ini sebelum meninggalkan tempat kerja
9. Tidak memindahkan pembatas dari daerah kerja sampai
pekerjaan selesai dibersihkan dan meminta pemeriksaan
petugas keamanan
10. Selama pemugaran, limbah konstruksi, baju dan sepatu kotor
dibuka di ruang antara sebelum meninggalkan area kerja
11. Memindahkan pembatas material secara hati-hati untuk
meminimalkan penyebaran debu
12. Membersihkan dengan lap basah atau vacum sebelum
dipindahkan
13. Membungkus limbah konstruksi dengan rapat sebelum dibuang
14. Meletakkan keset debu disetiap pintu masuk dan keluar area
kerja dan mengganti bila sudah tidak dapat digunakan
15. Membersihkan tempat kerja setiap hari
16. Setelah proyek selesai, daerah kerja dibersihkan dengan lap
basah yang mengandung desinfektan serta membersihkan
karpet dengan vakum HEPA
6
17. Membersihkan alat kerja setelah proyek selesai

Langkah ke 5: Identifikasi daerah sekitar area proyek, menilai dampak potensial


No Lokasi Unit Nama Unit Kelompok Resiko
1. Bawah
2. Atas
3. Samping Kanan
4. Samping Kiri
5. Depan
6. Belakang

Kesimpulan :

Langkah ke 6 : Memberikan rekomendasi khusus


Rekomendasi ditanda tangani oleh yang melakukan kajian, dan diketahui oleh Ketua
komite PPIRS, Kepala Proyek (Vendor), Direktur RS, dan Kepala ruangan yang meminta
renovasi.

Anda mungkin juga menyukai