Anda di halaman 1dari 2

GAWAT DAN DARURAT PADA ANAK

Gawat adalah keadaan genting; berbahaya, kritis; mengkhawatirkan; dekat kepada kematian
(KBBI Online (2020). gawat adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa (Kadafi, 2018).
Darurat adalah keadaan sukar (sulit) yang tidak tersangka-sangka (dalam bahaya) yang
memerlukan penanggulangan segera KBBI Online, 2020); darurat adalah keadaan yang
membutuhkan pertolongan segera (Kadafi, 2018).;
Jadi gawat darurat adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan membutuhkan
pertolongan segera (Kadafi, 2018).

Kritis adalah dalam keadaan krisis, gawat; genting (tentang suatu keadaan) dalam keadaan
yang paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu usaha (KBBI Online, 2020).
Menurut Permenkes RI no.47 tahun 2018 tentang pelayanan kegawatdaruratan
Pasal 1 :
(1) Pelayanan Kegawatdaruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien
gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan
kecacatan.
(2) Gawat Darurat adalah keadaan klinis yang membutuhkan tindakan medis segera untuk
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.

Passal 3:
(1) Pelayanan Kegawatdaruratan harus memenuhi kriteria kegawatdaruratan.
(2) Kriteria kegawatdaruratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
(a) mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang lain/lingkungan; (b). adanya
gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi; (c). adanya penurunan
kesadaran; (d). adanya gangguan hemodinamik; dan/atau (e) memerlukan tindakan
segera.
Sementara, Pasien yang berkunjung ke fasilitas pelayanan Gawat Darurat datang dengan
tingkat kegawatdaruratan yang berbeda (prioritas 1 untuk yang benar-benar Gawat Darurat
atau true emergensi, prioritas 2 yang gawat tetapi tidak darurat atau urgent, prioritas 3 yang
tidak gawat maupun darurat atau false emergency). Semua Pasien prioritas 1 tidak bisa
menunggu dan butuh penanganan langsung (zero minute response). Berdasarkan pengalaman
empiris, hampir semua Pasien kritis mengalami gangguan fungsi atau anatomi lebih dari satu
sistem organ (Menkes RI 2018)

Anak dengan tanda gawat-darurat memerlukan tindakan kegawatdaruratan segera untuk


menghindari terjadinya kematian. Tanda kegawatdaruratan, konsep ABCD (Roespandi &
Nurhamzah, 2016):

 Airway. Apakah jalan napas bebas? Sumbatan jalan napas (stridor) Breathing. Apakah
ada kesulitan bernapas? Sesak napas berat (retraksi dinding dada, merintih, sianosis)?
 Circulation. Tanda syok (akral dingin, capillary refill > 3 detik, nadi cepat
 dan lemah).
 Consciousness. Apakah anak dalam keadaan tidak sadar (Coma)? Apakah kejang
(Convulsion) atau gelisah (Confusion)?
 Dehydration. Tanda dehidrasi berat pada anak dengan diare (lemah, mata cekung,
turgor menurun).
Menurut Kadafi (2018) Beberapa tanda kegawat daruratan pada anak antara lain:
– penurunan respon
– Anak cenderung tidur terus dan sukar dibangunkan
– Kejang
– Nyeri kepala hebat dan muntah menyemprot
– Perdarahan yang tidak dapat berhenti
– Tidak sadar
– Tidak dapat berdiri dan jalan
– Sesak napas atau kesulitan untuk bernapas
– Kulit dan bibir serta lidah tampak biru
– Kesulitan untuk menelan makanan
– Demam yang merubah perilaku normal sebelumnya
– Diare dan muntah dengan dehidrasi berat dan terus menerus
– Nyeri hebat

DAFTAR PUSTAKA
Menkes Ri. (2018). Peraturan Menteri Kesehatan RI no.47 tahun 2018 tentang pelayanan
kegawatdaruratan. Diperoleh dari ppid-dinkes.sumselprov.go.id › download diakses pada
tanggal 8 Februari 2020 Pukul 22.20 WIB.
Roespandi, H. & Nurhamzah, W. (2016) Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di
Rumah Sakit. Diperoleh dari
http://www.ichrc.org/bab-1-triase-kondisi-gawat-darurat-pediatri-gawat-darurat diakses pada
tanggal 8 Februari 2020 Pukul 22.30 WIB.

KBBI Online (2020).


Kadafi, K.T. (2018) Kegawatdaruratan pada Anak. Diperoleh dari
https://menyusui.info/kulwap/kulwap-kegawatdaruratan-pada-anak/ diakses pada tanggal 8
Februari 2020 pukul 22.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai