Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Revolusi Hijau


Revolusi Hijau adalah suatu perubahan cara bercocok tanam, dari cara bercocok tanam,
dari cara tradisionl ke cara modern. Revolusi hijau ditandai dengan makin
berkurangnya ketergantungan petani pada cuaca dan alam, digantikan dengan peran
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya meningkatkan produksi pangan.
Pengertian revolusi hijau sering disebut Revolusi Agraria meliputi bidang pertanian,
perkebunan, peternakan, dan kehutanan.

2. Dampak Penerapan Rev. Hijau


Dampak positif Revolusi Hijau bagi umat manusia, antara lain sebagai berikut.

1. Revolusi Hijau menyebabkan munculnya tanaman jenis unggul berumur pendek


sehingga intensitas penanaman per tahun menjadi bertambah (dari satu kali menjadi
dua kali atau tiga kali per dua tahun). Akibatnya, tenaga kerja yang dibutuhkan
lebih banyak. Demikian juga keharusan pemupukan, pemberantasan hama dan
penyakit akan menambah kebutuhan tenaga kerja.
2. Revolusi Hijau dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan paket teknologi,
biaya produksi memang bertambah. Namun, tingkat produksi yang dihasilkannya
akan memberikan sisa keuntungan jauh lebih besar daripada usaha pertanian
tradisional.
3. Revolusi Hijau dapat merangsang kesadaran petani dan masyarakat pada umumnya
akan pentingnya teknologi. Dalam hal ini, terkandung pandangan atau harapan
bahwa dengan masuknya petani ke dalam arus utama kehidupan ekonomi, petani,
dan masyarakat pada umumnya akan menjadi sejahtera.
4. Revolusi Hijau merangsang dinamika ekonomi masyarakat karena dengan hasil
melimpah akan melahirkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula di
masyarakat. Hal ini sudah terjadi di beberapa negara, misalnya di Indonesia

3. Sejarah Sistem Transportasi Darat di Indonesia


Jalan tol (singkatan dari tax on location) pertama di Indonesia dibangun pada 1973
adalah Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi). Tol ini mulai digunakan tahun 1978
hingga sekarang dan membentang sepanjang kurang lebih 50 km. Pembuatan jalan tol
kemudian berkembang di daerah lain di Pulau Jawa dan Sumatra. Dilanjutkan dengan
tol Jakarta – Tangerang sepanjang 33 km (beroperasi November 1984), Surabaya –
Gempol (49 km dan beroperasi Juli 1986). Pembangunan sempat terhenti pada Maret
1993 setelah membangun jalan tol Surabaya – Gresik sepanjang 20,7 km dan
dilanjutkan dengan pembangunan Cikampek – Purwakarta – Padalarang (Cipularang)
pada April 2005.

4. Sejarah Sistem Transportasi Air di Indonesia


Perusahaan kapal pertama di Indonesia bernama N.V. Nederlandsch Indische
Industrie dan mulai dirintis pada 1823 oleh Gubernur Jenderal Van der Capellen. Untuk
mendukung perusahaan tersebut, dibangun bengkel reparasi kapal pada 1849 di
Surabaya. Hingga pada 1939 perusahaan tersebut diubah namanya menjadi Marine
Establishment (ME). Pasca Perang Dunia II, setelah sempat dikuasai Jepang, Belanda
kembali menguasai ME. Setelah merdeka, pada 27 Desember 1949, ME dikembalikan
ke pemerintah Indonesia dan diubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut
(PAL).
5. Sistem Transportasi Udara di Indonesia
Perkembangan transportasi udara Indonesia dimulai pada masa awal
kemerdekaan. Saat itu pesawat yang digunakan masih hasil modifikasi Pesawat
Cureng/Nishikoren peninggalan Jepang. Pesawat itu dirancang dan dites oleh
Agustinus Adisucipto pada Oktober 1945 di atas kota Tasikmalaya. Atas ide Wiweko
Soepono dan Nurtanio Pringgoadisuryo dibukalah bengkel pesawat di bekas gudang
kapuk di Magetan dekat Madiun. Pesawat NWG-1 menjadi jenis pesawat hasil buatan
bengkel tersebut.
Perkembangan pesawat terbang sempat terhambat karena pemberontakan
Madiun 1948 dan Agresi Militer Belanda. Dunia penerbangan Indonesia kemudian
berkembang lagi pasca peristiwa tersebut. Bandung dipilih menjadi tempat
pengembangan pesawat terbang, khususnya di lapangan terbang Andir (Husein
Sastranegara). Pada 1 Agustus 1954, Indonesia berhasil menerbangkan prototype Si
Kumbang dan selanjutnya diluncurkan pesawat latih dasar Belalang 89 dan pesawat
olahraga Kunang 25.
Berbagai kemajuan tersebut membuat banyak pihak optimis terhadap industri
penerbangan Indonesia. Akhirnya pada 16 Desember 1961 diresmikan pembentukan
Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP). Setelah berbagai gejolak, 28 April
1976 secara resmi didirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio dengan B.J.
Habibie selaku Direktur Utamanya.

6. Sejarah Satelit Buatan di Indonesia


Perkembangan teknologi luar angkasa ini tentunya juga membawa dampak bagi
Indonesia. Pada 9 Juli 1976, diluncurkan satelit Palapa A1 yang berguna untuk
mengatur Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD). SKSD bermanfaat untuk
mempermudah komunikasi antar daerah dan antar negara, menyambungkan
komunikasi telepon, televisi, radio dan faksimili, serta menghubungkan jaringan
internet. Selanjutnya Indonesia juga punya satelit Palapa B1 yang diluncurkan pada 16
Juni 1983. Selain punya satelit, saat itu Indonesia juga punya kosmonot. Adalah Pratiwi
Sudarmono yang akan diberangkatkan untuk misi luar angkasa dari Indonesia. Sayang,
dirinya belum berhasil berangkat karena meledaknya pesawat Challenger milik
Amerika Serikat yang sedang diujicoba pada tanggal 28 Januari 1986.

7. Intensifikasi/ Ekstensifikasi Pertanian, Diversifikasi Pertanian, Rehabilitasi


Pertanian
Intensifikasi Pertanian
Kegiatan pengembangan produksi hasil pertanian yaitu dengan menerapkan teknologi
tepat guna ( panca usaha Tani) untuk tiap luas tanah pertanian. Intensifikasi Pertanian
di Indonesia dikenal dengan nama Panca Usaha Tani yang meliputi :

1. Pemilihan Bibit Unggul


2. Pengolahan Tanah yang baik
3. Pemupukan
4. Irigasi
5. Pemberantasan Hama
Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian, yaitu memperluas lahan tanah yang dapat ditanami dengan
pembukaan lahan-lahan baru (misal mengubah lahan tandus menjadi lahan yang dapat
ditanami, membuka hutan, dsb).

Diversifikasi Pertanian
Usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan pertanian melalui sistem
tumpang sari. Usaha ini menguntungkan karena dapat mencegah kegagalan panen
pokok, memperluas sumber devisa, mencegah penurunan pendapatan para petani.
Sebagai upaya pengalokasian sumber daya pertanian ke beberapa aktivitas lainnya yang
menguntungkan, baik secara ekonomi atau lingkungan. Contohnya menanamkan
beberapa jenis tanaman dalam satu lahan atau memelihara beberapa hewan ternak
dalam satu kandang.
Rehabilitasi Pertanian
Merupakan usaha pemulihan produktivitas sumber daya pertanian yang kritis, yang
membahayakan kondisi lingkungan, serta daerah rawan dengan maksud untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Usaha pertanian tersebut akan
menghasilkan bahan makanan dan sekaligus sebagai stabilisator lingkungan. Misalnya
memperbaiki sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi.

8. Panca Usaha Tani


1. Penggunaan bibit unggul
Benih unggul merupakan benih yang telah di pilih dan dipilah agar menghasilkan
kualitas yang baik dan tahan hama penyakit dan gangguan lainnya. Penggunaan
bibit unggul merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
produksi.

2. Pengolahan tanah yang baik


Tanah yang baik adalah tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara
lengkap. Selain harus mengandung zat organik dan anorganik, air dan udara, yang
tidak kalah penting adalah pengolahan tanah yang bertujuan memperbaiki struktur
tanah. Tanah yang gembur akibat pengolahan memiliki rongga-rongga yang cukup
untuk menyimpan air dan udara. Kondisi ini juga menguntungkan bagi
mikroorganisme tanah yang berperan dalam proses dekomposisi mineral dan zat
organik tanah.

3. Pemupukan yang tepat


Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan daya saing usaha tani produk
pertanian serta sejalan dengan berbagai isu lingkungan dan pertanian berkelanjutan
yang berbasis sumberdaya, makin mendorong perlunya rekomendasi teknologi
spesifik lokasi, terutama pupuk.

4. Pengendalian hama/penyakit
Pengendallian hama secara mekanis dilakukan dengan cara menangkap langsung
hama yang ada. Pengendalian lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi
lingkungan. Sanitasi yang baik dan terjaga mengurangi kemungkinan hama yang
menyerang.
Pengendalian secara kimiawi pun dapat dijadikan pilihan bila cara lain tidak
mungkin dilakukan atau tidak dapat mengatasi hama. Di pasaran sudah banyak
dijual berbagai merek dan jenis pestisida untuk mengatasi hama anggrek.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pestisida adalah dosis dan cara
pemakaiannya. Bila dosis dan cara pemakainan salah, akan terjadi kerusakan pada
komoditas pertanian maupun gangguan kesehatan manusia.

5. Pengairan atau irigasi


Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian,
yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa
dan irigasi tambak. Manfaat irigasi air tanah sebagai sumber air pertanian bagi
petani pemakai air tanah, bagaimana mekanisme dan kontribusi pembayaran irigasi
airtanah oleh petani pemakai air tanah.

9. Fungsi dari Keberadaan LIPI di Indonesia


Pada tanggal 23 Agustus 1967, pemerintah mendirikan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) sabagai fusi dan Departemen Riset Nasional dan MIPI. Adapun fungsi
yang diemban LIPI adaiah sabagai berikut.
1. Memberi nasehat kepada pimpinan pemerintahan dalam hal perumusan dan
penyusunan kebijakan nasional dalam ilmu pengetahuan yang merupakan bagian dari
kebijaksanaan nasional secara keseluruhan.
2. Membimbing aparatur-aparatur penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi yang
ada.
3. Membina tenaga-tenaga penelitian agar mempunyai rasa kesadaran dan tanggung
jawab yang tinggi untuk memungkinkan perkembangan yang pesat di Indonesia.
4. Menanam, memupuk, mengembangkan, dan membina kesadaran ilmiah rakyat
Indonesia.
5. Menyelenggarakan hubungan dan kerja sama dengan badan internasional dan badan
ilmiah negera lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.

LIPI memiliki beberapa lembaga sebagai realisasi dari fungsi pemhinaan tenaga-tenaga
penelitian yang ditujukan untuk mengembangkan potensi iptek di Indonesia. Lembaga-
lembaga tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Lembaga Biologi Nasional (LBN)
2. Lembaga Geologi dan Partambangan Nasional (LGPN)
3. Lembaga Metalurgi Nasional (LMN)
4. Lembaga Oseanologi Nasional (LON)
5. Lembaga Fisika Nasional (LFN)
6. Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN)
7. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)
8. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
9. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
10. Pusat Penelitian, ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Puspitek).
Pendirian lembaga-lembaga tersebut merupakan wujud nyata pemerintah untuk
memperkuat usaha pengembangan iptek di Indonesia. Pengembangan Iptek di
Indonesia juga dlsesuaikan dengan pembangunan bidang pertanian, industri, dan
pertambangan. Namun, pengembangan iptek ini tidak terlepas dari keharusan
memperhatikan kelestarian sumber daya alam, dan lingkungan hidup serta peningkatan
taraf hidup rakyat di pedesaan.
Berkaitan dengan hal tersebut, prioritas riset dan teknologi meliputi bidang-bidang
sebagai berikut.
1. Bidang kebutuhan dasar manusia yang menunjang usaha peningkatan daya mampu
fisik dan mental manusia Indonesia melalui usaha pemenuhan kebutuhan dasar.
2. Bidang sumber alam dan energi yang menunjang pemanfaatan, pemeliharaan,
penggunaan sumber alam, dan energi untuk pembangunan nasional.
3. Bidang industri untuk meningkatkan kemampuan nasional.
4. Bidang pertahanan dan keamanan yang menunjang kemampuan pertahanan dan
keamanan nasional.
5. Bidang sosial, ekonomi, filsafat, budaya, hukum dan perundang-undangan yang
berusaha menunjang pembangunan nasional di bidang-bidang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai