1.1. Pendahuluan
1.1.1. Deskripsi Singkat
Pokok bahasan ini membahas pengertian dan fungsi operatif manajemen
sumberdaya manusia.
1.1.2 Relevansi
Pengetahuan tentang definisi manajemen sumberdaya manusia ini membuat
mahasiswa mampu dengan mudah menjelaskan pengertian dan pentingnya fungsi
operatif dari manajemen sumber daya manusia.
1.2. Penyajian
1.2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan,
pengorganisasian. pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
pengadaan. pengembangan. pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi
Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu
pengelolaan dan pendayagunaan surnber daya yang ada pada individu (pegawai).
Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dlkembangkan secarra maksimal di dalam
dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai.
1.2.2. Fungsi Operatif Manajemen Sumber Daya Manusia
Terdapat enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia, yaitu:
1. Pengadaan tenaga kerja terdiri dari:
a. perencanaan sumber daya manusia
b. analisis jabatan
c. penarikan pegawai
d. penempatan kerja
e. orientasi kerja (job orientation)
2. Pengembangan tenaga kerja mencakup:
a. pendidikan dan pelatihan (training and development)
1
b. pengembangan (karier)
c. penilaian prestasi kerja
3. Pemberian balas jasa mencakup:
a. Balas jasa langsung terdiri dari:
- gaji/upah
- insentif
b. Balas jasa tak langsung terdiri dari: - keuntungan (benefit)
- pelayanan/kesejahteraan (services)
4. Integrasi mencakup:
a. kebutuhan karyawan
b. motivasi kerja
c. kepuasan kerja
d. disiplin kerja
e. partisipasi kerja
5. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup:
a. komunikasi kerja
b. kesehatan dan keselamatan kerja
c. pengendalian konflik Kerja
d. konseling kerja
6. Pemisahan tenaga kerja mencakup: Pemberhentian Karyawan
1.3. Penutup
1.3.1. Rangkuman
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan,
pengorganisasian. pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
pengadaan. pengembangan. pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Fungsi operatif manajemen sumber daya manusia terdiri dari enam fungsi,
yaitu: fungsi pengadaan tenaga kerja, fungsi pengembangan tenaga kerja, fungsi
pemberian balas jasa, fungsi pengintegrasian, fungsi pemeliharaan, dan fungsi
pemisahan tenaga kerja.
2
1.3.2. Latihan
1. Jelaskan pengertian manajemen sumber daya manusia
2. Sebutkan 6 fungsi operatif manajemen sumber daya manusia
Daftar Pustaka
Handoko, Tani. 1987. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Mangkunegara, Anwar P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Senarai
Individu : Orang seorang; pribadi orang (terpisah dari yang lain)
Integrasi : Pembauran hingga menjadi kesatuan yg utuh atau bulat
3
BAB II
PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA
2.1. Pendahuluan
2.1.1. Deskripsi Singkat
Pokok bahasan ini membahas pengertian perencanaan sumberdaya manusia
dan perencanaan fungsi-fungsi manajemen sumberdaya manusia.
2.1.2. Relevansi
Pengetahuan tentang perencanaan sumberdaya manusia (PSDM) ini membuat
mahasiswa mampu dengan mudah memahami dan menjelaskan pengertian PSDM
serta pentingnya perencanaan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia
(MSDM).
2.2. Penyajian
2.2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga kerja agar
sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu
terwujudnya tujuan. (Drs. Malayu S.P. Hasibuan 1990)
1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua
jabatan dalam perusahaan.
2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,
sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.
4
4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS) sehingga
produktivitas kerja meningkat.
2. Tipe organisasi yang paling tepat, apakah organisasi lini, organisasi lini clan
staf, organisasi fungsional, atau organisasi komite.
7. Apabila perencanaan organisasi baik, organisasi akan berjalan efektif dan efisien
membantu tercapainya tujuan yang diinginkan.
5
2. Perencanaan Pengarahan
Pengarahan SDM perlu direncanakan agar mereka bekerja giat, efektif, dan efisien
membantu tercapainya tujuan perusahaan. Hal-hal yang perlu direncanakan dalam
pengarahan (directing) SDM, antara lain sebagai berikut.
1. Peraturan-peraturan perusahaan dan sanksi hukuman bagi yang melanggarnya
2. Delegation of Authority, apakah desentralisasi atau sentralisasi authority.
3. Cara pelaksanaan komunikasi dan simbolis komunikasi yang diberikan.
4. Alat-alat motivasi dan cara-cara pemberiannya.
5. Pengaturan pembeiian insentif dan upah insentif.
3. Perencanaan Pengendalian
Pengendalian (controlling) SDM harus direncanakan sebaik-baiknya, supaya
pelaksanaan pengendalian efektif. Pengendalian harus mengetahui sedini mungkin
terjadinya kesalahan dan melakukan tindakan perbaikan.
Hal-hal yang perlu direncanakan dalam pengendalian, antara lain sebagai berikut.
1. Sistem daripoin-poin yang akan dinilai.
2. Periode dan proses penilaian yang akan dilakukan.
3. Metode penilaian yang akan diterapkan.
4. Tindakan hasil penilaian terhadap SDM.
4. Perencanaan Pengadaan
Pengadaan (procurement) SDM harus direncanakan secara baik dan benar supaya
kualitas dan kuantitas SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal-hal yang perlu
direncanakan dalam pengadaan SDM, antara lain sebagai berikut.
1. Penentuan jumlah dan kualitas SDM yang akan diperlukan.
2. Sumber calon karyawan dan cara-cara penarikannya.
3. Dasar, sistem, metode, dan tingkat-tingkat seleksi yang akan dilakukan.
4. Kualifikasi-kualifikasi dan prosedur seleksi yang akan dilakukan.
5. Cara-cara penempatan calon pegawai yang akan dilakukan.
5. Perencanaan Pengembangan
Pengembangan (development) SDM harus direncanakan secara tepat supaya
pengembangan dapat meningkatkan produktivitas karyawan masa kini maupun masa
depan.
6
Hal-hal yang perlu direncanakan dalam pengembangan SDM, antara lain sebagai
berikut.
1. Tujuan dan peserta pengembangan.
2. Metode-metode dan kurikulum pengembangan yang akan diberikan.
3. Tolok ukur metode pengembangan yang akan diterapkan.
4. Dasar penilaian dan unsur-unsur yang dinilai.
5. Asas dan dasar-dasar promosi karyawan.
6. Biaya-biaya pengembangan yang akan dikeluarkan.
7. Penilai dan ruang lingkup penilaian
6. Perencanaan Kompensasi
Kompensasi (compensation) SDM perlu direncanakan dengan baik, supaya dapat
mendorong gairah kerja karyawan. Hal-hal yang harus direncanakan dalam kompensasi,
antara lain sebagai berikut.
1. Dasar, sistem, dan metode kompensasi yang akan diberlakukan.
2. Kebijaksanaan kompensasi yang akan diberlakukan.
3. Waktu pembayaran kompensasi yang akan diterapkan.
7. Perencanaan Pengintegrasian
Pengintegrasian perlu direncanakan sebaik-baiknya supaya karyawan termotivasi.
Hal-hal yang perlu direncanakan dalam pengintegrasian, antara lain sebagai berikut.
1. Metode pengintegrasian yang akan dilakukan.
2. Alat-alat dan jenis-jenis motivasi yang akan diberikan.
3. Pemimpin dan kesepakatan kerja bersama.
4. Biaya-biaya untuk alat-alat motivasi yang dikeluarkan.
8. Perencanaan Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) perlu direncanakan dengan baik supaya labor
turnover relatif rendah. Hal-hal yang harus direncanakan, antara lain sebagai berikut.
1. Jenis-jenis kesejahteraan ekonomis yang akan diberikan.
2. Jenis-jenis kesejahteraan fasilitas yang akan diberikan.
3. Jenis-jenis kesejahteraan pelayanan yang akan disediakan.
4. Biaya-biaya yang akan dikeluarkan.
5. Cara dan waktu pemberian kesejahteraan.
7
9. Perencanaan Kedisiplinan
Kedisiplinan sebagai cerminan tanggung jawab karyawan harus direncanakan
dengan sebaik-baiknya. Hal-hal yang harus direncanakannya, antara lain sebagai
berikut.
1. Peraturan-peraturan perusahaan dan sanksi hukuman yang akan
diberikan
2. Sistem pengawasan yang akan diterapkan.
3. Penyelesaian persaingan konflik yang akan diberlakukan.
10. Perencanaan Pemberhentian
Pemberhentian (separation) SDM harus direncanakan dengan sebaik-baiknya agar
tidak menimbulkan kesulitan bagi perusahaan. Karena cepat atau lambat semua
karyawan akan berhenti dengan alasan yang beraneka ragam. Setiap karyawan
yang berhenti akan membawa biaya (penarikan, seleksi, pengembangan) yang
merugikan perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberhentian
SDM, antara lain sebagai berikut:
1. Penetapan syarat-syarat status setiap karyawan dalam perusahaan (tetap,
kontrak, percobaan, dan lain-lain).
2. Merencanakan peraturan-peraturan pemberhentian yang dikaitkan dengan SDM
dan alasan-alasan pemberhentiannya.
3. Merencanakan persyaratan pensiun dan pembayaran uang pensiun dan atau
pesangonnya.
4. Merencanakan prosedur pemberhentian dengan tidak hormat.
2.3. Penutup
2.3.1. Rangkuman
Perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga kerja agar
sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu
terwujudnya tujuan..
Agar setiap fungsi MSDM diterapkan dengan baik dan tepat maka perlu
perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan fungsi-fungsi manajemen sumber daya
manusia terdiri: perencanaan organisasi, perencanaan pengarahan, perencanaan
pengendalian, perencanaan pengadaan, perencanaan pengembangan, perencanaan
8
kompensasi, perencanaan pengintegrasian, perencanaan pemeliharaan, perencanaan
kedisiplinan, dan perencanaan pemberhentian.
2.3.2. Latihan
1. Jelaskan pengertian perencanaan sumber daya manusia
2. Jelaskan perencanaan apa saja yang perlu dilakukan agar setiap fungsi MSDM
dapat diterapkan dengan baik dan tepat.
Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mangkunegara, Anwar P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Senarai
Perencanaan : cara berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial dan
ekonomi, terutama berorientasi pada masa datang,
berkembang dengan hubungan antara tujuan dan
keputusan-keputusan kolektif dan mengusahakan
kebijakan dan program.
Sinkronisasi : proses pengaturan jalannya beberapa proses pada saat
yang bersamaan dengan kata lain kolaborasi atau
memadukan unsur-unsur
9
BAB III
PENGADAAN DAN PENGEMBANGAN SDM
3.1. Pendahuluan
3.1.1. Deskripsi Singkat
Pokok bahasan ini membahas pengertian SDM dan analisis pekejaan, serta arti
dan tujuan pengembangan SDM
3.1.2. Relevansi
Pengetahuan tentang pengadaan dan pengembangan sumberdaya manusia ini
membuat mahasiswa mampu dengan mudah memahami serta menjelaskan pengertian
pengadaan dan pentingnya analisis pekerjaan dan tujuan pengembangan dari sumber
daya manusia.
3.2. Penyajian
3.2.1. Pengertian Pengadaan Sumber Daya Manusia
Andrew E. Sikula (1981:183) mengemukakan bahwa “Recruitment is the act
or process of an organization attempting to obtain additional manpower for
operational purpose. Recruiting involves acquiring further human resources to serve
as institutional input.” Penarikan pegawai adalah tindakan atau proses dari suatu usaha
organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai untuk tujuan operasional.
Arun Monappa dan Mirza S. Saiyadain (1979:104) berpendapat bahwa
“Recruitment is the generating of apllications or applicants for specific position.”
Penarikan pegawai adalah memproses lamaran atu memproses calon-calon pegawai
untuk posisi pekerjaan tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat diambil pengertian bahwa
pengadaan adalah suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan tambahan pegawai yang melalui tahapan yang mencakup identifikasi
dan evaluasi sumber-sumber penarikan pegawai, menentukan kebutuhan pegawai
yang diperlukan perusahaan, proses seleksi, penempatan, dan orientasi pegawai.
Pengadaan karyawan harus didasarkan pada prinsip APA baru kemudian
SIAPA. Apa artinya kita harus terlebih dahulu menetapkan pekerjaan-pekerjaannya
berdasarkan uraian pekerjaan (job description). Siapa artinya kita baru mencari orang-
10
orang yang tepat untuk menduduki jabatan tersebut berdasarkan spesifikasi pekerjaan
(job specification). Pengadaan karyawan merupakan langkah pertama dan yang
mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. Jika karyawan
yang diterima kompeten, maka usaha untuk mewujudkan tujuan relatif mudah.
Sebaliknya, apabila karyawan yang diperoleh kurang memenuhi syarat, sulit bagi
perusahaan mencapai tujuannya.
Hal-hal yang perlu direncanakan dalam pengadaan SDM, antara lain sebagai berikut :
1. Penentuan jumlah dan kualitas SDM yang akan diperlukan.
2. Sumber calon karyawan dan cara-cara penarikannya.
3. Dasar, sistem, metode, dan tingkat-tingkat seleksi yang akan dilakukan.
4. Kualifikasi-kualifikasi dan prosedur seleksi yang akan dilakukan.
5. Cara-cara penempatan calon pegawai yang akan dilakukan.
Secara singkat dan sederhana pengertian pengadaan sebagai berikut:
“ Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi
untuk mendapatkan karyawan atau tenaga kerja yang efektif dan efisien membantu
tercapainya tujuan perusahaan “
11
Pengertian analisis pekerjaan berbeda dengan studi gerak (motion study). Analisis
pekerjaan menganalisis pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu
perusahaan, agar tujuan tercapai. Adapun studi gerak mempelajari gerakan-gerakan
yang paling efisien dan efektif untuk melakukan sesuatu pekerjaan.
12
peninjauan ini juga akan dapat membantu perolehan penerimaan seseorang atas data
analisis pekerjaan yang telah dihimpun dengan memberikan kesempatan bagi orang
tersebut untuk memodill kasi uraian tentang aktivitas yang di laksanakannya.
f. Menyusun uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan artinya penganalisis pekerjaan
kemudian menyusun uraian pekerjaan, uraian jabatan, dan evaluasi pekerjaan.
g. Meramalkan / Memperhitungkan perkembangan perusahaan, artinya penganalisis harus
juga memperhitungkan/meramalkan perkembangan uraian pekerjaan, spesifikasi
pekerjaan, apakah dikemudian hail diperlukan pengayaan pekerjaan, perluasan
pekerjaan, dan penyederhanaan pekerjaan dalam perusahaan. Hal ini perlu guna
memperhitungkan kemampuan karyawan untuk masa kini dan masa depan supaya
mereka dapat tetap melaksanakan pekerjaan walaupun ada pemakaian teknokrat
canggih dan reorganisasi perusahaan.
13
3.2.4. Tujuan Pengembangan SDM
Tujuan pengembangan hakikatnya menyangkut hal-hal berikut :
a. Produktivitas kerja
Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat,
kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human
skiil, dan managerial skill karyawan yang semakin baik.
b. Efisiensi
Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkartakan efisiensi tenaga,
waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin, pemborosan
berkurang, biaya produksi relative kecil sehingga daya saing perusahaan
semakin besar
c. Kerusakan
Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang,
produksi dan mesin-mesin karena karyawan semaakin ahli dan terampil dalam
melaksanakan pekerjaan
d. Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan,
sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.
e. Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari
karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik
merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekan-rekan perusahaan
bersangkutan.
f. Moral
Dengan pengembangan, moral karyawan akan baik karena keahlian dan
keterampilan sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan baik
g. Karier
Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan
semakin besar, karena keahlian, keterampilan dan prestasi kerja lebih
baik.promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan presentasi kerja
seseorang.
14
h. Konseptual
Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil
keputusan yang lebih baik, karena technical skiil, human skill, dan managerial
skiilnya lebih baik.
i. Kepemimpinan
Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih
baik,human relations-nya lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga
pembinaan kerja sama vertical dan horizontal semakin harmonis.
j. Balas jasa
Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah, insentif, benefits) karyawan
akan meningkat karena presentasi kerja mereka semakin besar.
k. Konsumen
Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi
masyarakat kansumen karena mereka akan memperolehbarang atau pelayanan
yang lebih bermutu .
3.3. Penutup
3.3.1. Rangkuman
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan karyawan atau tenaga kerja yang efektif dan efisien
membantu tercapainya tujuan perusahaan.
Analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang
harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai.
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan
melalui pendidikan dan latihan.
Tujuan pengembangan SDM yaitu menyangkut hal-hal berikut: produktifitas
kerja, efisiensi, kerusakan, kecelakaan, pelayanan, moral, karier, konseptual,
kepemimpinan, balas jasa dan konsumen.
15
3.3.2. Latihan
1. Jelaskan pengertian pengadaan dan pengembangan sumber daya manusia
2. Jelaskan pengertian analisis pekerjaan
3. Jelaskan tujuan dari pengembangan sumber daya manusia
Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mangkunegara, Anwar P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Senarai
Muwakal : yang mewakili; yang diserahi (mengurus) suatu perkara
16
BAB IV
KOMPENSASI DAN PENGINTEGRASIAN SDM
4.1. Pendahuluan
4.1.1. Deskripsi Singkat
Pokok bahasan ini membahas pengertian kompensasi dan pengintegrasian
sumberdaya manusia dan tujuan kompensasi serta metode pengintegrasian
sumberdaya manusia.
4.1.2. Relevansi
Pengetahuan tentang kompensasi dan pengintegrasian sumberdaya manusia ini
membuat mahasiswa mampu dengan mudah memahami dan menjelaskan pengertian
dan tujuan kompensasi serta pengertian pengintegrasian beserta metodenya.
4.2. Penyajian
4.2.1. Pengertian Kompensasi
Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti
kontribusi jasa mereka terhadap perusahaan, baik berupa finansial maupun
nonfinansial.
Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi langsung dan tidak langsung.
Kompensasi langsung berupa :
a. Pembayaran Pokok : gaji dan upah
b. Pembayaran prestasi
c. Pembayaran insentif : komisi, bonus dan bagian keuntungan
d. Pembayaran tertangguh : tabungan hari tua
Kompensasi tidak langsung (tunjangan) berupa :
a. Proteksi : asuransi, pesangon, sekolah anak dan pensiun
b. Komisi di luar jam kerja : lembur, hari besar, cuti, sakit dan cuti hamil
c. Fasilitas : rumah, biaya pindah dan kendaraan.
Kompensasi nonfinansial berupa :
a. Karir: aman pada jabatan, peluang promosi, pengakuan karya, temuan baru dan
prestasi istimewa
17
b. Lingkungan kerja: dapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas, menyenangkan dan
kondusif.
Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi perusahaan. Perusahaan
mengharapkan agar kompensasi yang dibayarkan memperoleh imbalan prestasi kerja
yang lebih besar dari karyawan. Jadi, nilai prestasi kerja karyawan harus lebih besar
dari kompensasi yang dibayar perusahaan, supaya perusahaan mendapatkan laba dan
kontinuitas perusahaan terjamin.
4.2.2. Tujuan Kompensasi
a. Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerjasama formal antara majikan
dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik,
sedangkan pengusah/majikan wajib membayar kompensasi sesuai perjanjian yang
disepakati.
b. Kepuasan Kerja
Dengan kompensasi, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik,
status sosial dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
c. Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang
qualified untuk perusahaan akan lebih mudah
d. Motivasi
Jika kompensasi yang diberikan cukup besar, manajer akan dengan mudah
memotivasi karyawannya.
e. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi
yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relatif
kecil
f. Disiplin
Dengan pemberian kompensasi yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin
baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku.
g. Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan
dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
18
h. Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku
(seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
19
4.2.4. Metode Pengintegrasian
Manajer dalam melaksanakan pengintegrasian harus berdasarkan kepada
prinsip dan metode yang mapan. Metode adalah suatu cara pendekatan dan pemecahan
masalah yang berdasarkan atas analisis ilmu pengetahuan. Dengan metode ini
diharapkan pemecahan masalah dapat dipertanggungjawabkan. Pendekatan
pengintegrasian dalam mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan hendaknya
didasarkan atas anggapan bahwa karyawan adalah kekayaan (asset) utama perusahaan
yang perlu dipelihara secara manusiawi, bukan diperlakukan sebagai faktor produksi
pasif lainnya yang dapat dimanfaatkan sekehendak hati.
Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal adalah sebagai berikut:
1. Hubungan Antarmanusia (Human Relations).
2. Motivasi (Motivation)
3. Kepemimpinan (Leadership)
4. Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
5. Collective Bargaining.
20
B. Motivasi (Motivation)
Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Pentingnya motivasi karena motivasi
adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia,
supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang maksimal. Motivasi
semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk
dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Untuk memotivasi karyawan, manajer harus mengetahui motif dan motivasi
yang diinginkan karyawan. Orang mau bekerja adalah untuk dapat memenuhi
kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari (conscious needs) maupun kebutuhan yang
tidak disadari (unconscious needs), berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik
maupun rohani. Adapun tujuan motivasi antara lain sebagai berikut :
1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
2) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
3) Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
4) Meningkatkan kedisiplinan karyawan
5) Mengefektifkan pengadaan karyawan
6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
7) Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
8) Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
9) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
10) Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
C. Kepemimpinan (Leadership)
Adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau
bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun
gaya-gaya kepemimpinan sebagai berikut:
1) Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian
besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem
sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya
ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk
memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
21
Falsafah pemimpin ialah “bawahan adalah untuk pimpinan/atasan”.
Bawahan hanya bertugas sebagai pelaksana keputusan yang telah ditetapkan
pimpinan. Pemimpin menganggap dirinya orang yang paling berkuasa, paling
pintar dan paling cakap. Pengarahan bawahan dilakukan dengan memberikan
instruksi/perintah, ancaman hukuman serta pengawasan dilakukan secara ketat.
Orientasi kepemimpinannya difokuskan hanya untuk peningkatan
produktivitas kerja karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan dan
kesejahteraan bawahan. Pimpinan menganut sistem manajemen tertutup (closed
management), kurang menginformasikan keadaan perusahaan pada bawahannya.
Pengkaderan kurang mendapat perhatiannya.
2) Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif adalah apabila kepemimpinannya dilakukan
dengan cara persuasif, menciptakan karja sama yang serasi, menumbuhkan
loyalitas dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar
merasa ikut memiliki perusahaan.
Falsafah pemimpin ialah “pimpinan (dia) adalah untuk bawahan”. Bawahan
harus berpartisipasi memberikan ide-ide dan pertimbangan-pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan. Keputusan tetap dilakukan pimpinan dengan
mempertimbangkan saran atau ide yang diberikan bawahannya. Pemimpin
menganut sistem manajeman terbuka (open management) dan desentralisasi
wewenang.
Pemimpin dengan gaya partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan
mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu membina bawahan
untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.
3) Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan
wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan
dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas dan leluasa dalam
melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak perduli cara bawahan mengambil
keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada
bawahan. Di sini pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan kepada bawahan dalam arti pimpinan menginginkan, agar para bawahan
22
bisa mengendalikan mereka sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan itu dan hanya sedikit melakukan kontak dengan bawahannya.
Dalam hal ini karyawan dituntut memiliki kematangan dalam pekerjaan
(kemampuan) dan kematangan psikologis (kemauan). Kematangan pekerjaan
dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan. Kematangan psikologis dikaitkan dengan kemauan
atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang erat kaitannya dengan rasa yakin dan
keterikatan.
E. Collective Bargaining
Collective Bargaining adalah adanya perundingan antara pimpinan
perusahaan dengan pimpinan serikat buruh (karyawan) dalam menetapkan
keputusan-keputusan yang menyangkut kepentingan perusahaan dan kebutuhan
buruh. Hal ini dilakukan agar tercipta integrasi yang harmonis dan usaha-usaha
untuk menghindari terjadinya konflik dalam perusahaan.
23
Collective Bargaining didasarkan atas perundingan yang berarti adu
kekuatan, siapa yang mempunyai posisi kuat maka dialah yang banyak
menentukan keputusan. Sedangkan KKB didasarkan atas musyawarah dan
mufakat dalam menetapkan keputusan-keputusan, bukan atas adu kekuatan/posisi.
4.3. Penutup
4.3.1. Rangkuman
Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti
kontribusi jasa mereka terhadap perusahaan, baik berupa finansial maupun
nonfinansial.
Tujuan kompensasi adalah ikatan kerjasama, kepuasan kerja, pengadaan
efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, pengaruh serikat buruh, dan
pengaruh pemerintah.
Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan
kepentingan perusahaan, agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan.
Tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka
bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan
perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan karyawan. Sedangkan Prinsip
pengintegrasian adalah menciptakan kerjasama yang baik dan saling
menguntungkan.
Metode-metode pengintegrasian antara lain: Hubungan Antarmanusia
(Human Relations), Motivasi (Motivation), Kepemimpinan (Leadership),
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dan Collective Bargaining.
4.3.2. Latihan
1. Jelaskan pengertian kompensasi dan pengintegrasian karyawan
2. Jelaskan tujuan pemberian kompensasi
3. Jelaskan metode metode pengintegrasian karyawan.
Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
24
Mangkunegara, Anwar P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Senarai
Direct Motivation : Motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap
individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta
kepuasannya.
25
BAB V
PEMELIHARAAN DAN PEMBERHENTIAN SDM
5.1. Pendahuluan
5.1.1. Deskripsi Singkat
Pokok bahasan ini membahas pengertian pemeliharaan dan pemberhentian
SDM serta metode-metode pemeliharaan dan alasan-alasan pemberhentian SDM.
5.1.2. Relevansi
Pengetahuan tentang pemeliharaan dan pemberhentian sumberdaya manusia
ini membuat mahasiswa mampu dengan mudah memahami serta menjelaskan
pengertian pemeliharaan dan metode pemeliharaan serta pengertian pemberhentian
beserta alasan-alasan pemberhentian SDM.
5.2. Penyajian
5.2.1. Pengertian Pemeliharaan Sumber Daya Manusia
Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh dari manajer. Jika pemeliharaan karyawan kurang diperhatikan, semangat keda,
sikap, dan loyalitas karyawan akan menurun. Absensi dan turnover meningkat, disiplin
akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan pengintegrasian
yang telah dilakukan dengan balk dan biaya yang besar kurang berarti untuk
menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Supaya karyawan bersemangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal dalam
menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan mutlak mendapat perhatian
manajer. Tidak mungkin karyawan bersemangat bekerja dan berkonsentrasi penuh
terhadap pekerjaannya jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan balk.
Pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dan atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja
produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Karyawan adalah asset (kekayaan) utama setiap perusahaan, yang selalu ikut aktif
berperan dan paling menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Oleh karena itu,
keamanan dan keselamatannya perlu mendapat pemeliharaan sebaik-baiknya dari
pimpinan perusahaan
26
Tujuan Pemeliharaan
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas karyawan dan menurunkan turn-over karyawan.
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan
27
kesehatan yg baik dari karyawan. Konflik dapat diselesaikan melalui musyawarah dan
mufakat. Fungsi komunikasi dalam perusahaan idealnya bersifat instructive,
informative, influencing, dan evaluative.
Insentif
Insentif yang adil dan layak merupakan daya penggerak yang merangsang
terciptanya pemeliharaan karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian dan
pengakuan thd prestasi yang dicapainya, sehingga semangat kerja dan sikap loyal
karyawan akan lebih baik.
Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteraan karyawan (balas jasa pelengkap) yang diberikan berdasarkan
kebijakan perusahaan dapat menciptakan semangat kerja, ketenangan, disiplin, dll,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan.
Keselamatan & Kesehatan Kerja
Program keselamatan dan kesehatan kerja dapat mendukung tercapainya
pemeliharaan karyawan, karena dapat menimbulkan ketenangan dalam bekerja.
Program ini merupakan tindakan kontrol preventif yang mendorong terwujudnya
pemeliharaan karyawan yang baik.
Hubungan Industrial Pancasila
HIP adalah hubungan antara pelaku dalam proses produksi barang dan jasa
(pekerja, pengusaha, pemerintah) berdasarkan nilai-nilai Pancasila & UUD 1945.
HIP didasarkan atas 3 asas kerja sama :
1. buruh dan pengusaha/pimpinan perusahaan adalah teman seperjuangan dalam
proses produksi.
2. buruh dan pengusaha/pimpinan perusahaan adalah teman seperjuangan dalam
keuntungan.
3. buruh dan pengusaha/pimpinan perusahaan adalah teman seperjuangan dalam
mempertanggungjawabkan kepada Tuhan YME, bangsa dan negara, masyarakat,
buruh dan keluarganya, serta perusahaan tempat bekerja.
28
pemberhentian harus mendapat perhatian yang serius dari manajer perusahaan, karena
telah diatur oleh undang-undang dan memberikan risiko bagi perusahaan maupun
untuk karyawan bersangkutan. Pemberhentian harus sesuai dengan Undang-undang
No. 12 Tahun 1964 KU HP dan seizin P4D atau P4P atau dengan Keputusan
Pengadilan. Pemberhentian juga harus memperhatikan Pasal 1603 ayat 1 KUHP yaitu
mengenai "tenggang waktu saat dan izin pemberhentian". Perusahaan yang melakukan
pemberhentian akan mengalami kerugian karena karyawan yang dilepas membawa
biaya penarikan, seleksi, pengembangan, dan proses produksi berhenti.
Karyawan yang dilepas akan kehilangan pekerjaan dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan biologis, sosiologis, ekonomis, dan kejiwaannya. Manajer dalam melak-
sanakan pemberhentian harus memperhitungkan untung dan ruginya, apalagi kalau
diingat bahwa saat karyawan diterima adalah dengan cara baik-baik, sudah selayaknya
perusahaan melepas mereka dengan cara yang baik pula.
Pemberhentian harus didasarkan atas Undang-undang No. 12 Tahun 1964
KUHP, berperikemanusiaan dan menghargai pengabdian yang diberikannya kepada
perusahaan, misalnya memberikan uang pensiun dan pesangon.
29
Pemberhentian atas keinginan karyawan terjadi karena karyawan tersebut
kurang mendapatkan kepuasan kerja di perusahaan bersangkutan. Misalnya, balas
jasanya rendah, perlakuan kurang balk, dan suasana lingkungan kurang baik.
30
4. Pensiun
Pensiun adalah pemberhentian karyawan atas keinginan perusahaan, undang-
undang, ataupun karyawan itu sendiri.
Perusahaan: karena karyawan yang produktifitasnya berkurang yang
disebabkan usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan kerja, dll.
Undang-undang: karena telah mencapai batas usia dan masa kerja tertentu.
Misal usia 55 th dan masa kerja 15 th.
Karyawan itu sendiri: karyawan yang mengajukan surat permohonan setelah
mencapai masa kerja tertentu dan permohonannya dikabulkan perusahaan.
5. Kontrak Kerja Berakhir
Karyawan suatu perusahaan akan diberhentikan apabila kontrak kerjanya berakhir.
Pemberhentian yang seperti ini tidak akan menimbulkan konsekuensi karena telah
diatur terlebih dahulu dalam perjanjian saat mereka diterima oleh perusahaan
tersebut.
6. Kesehatan Karyawan
Kesehatan karyawan dapat dijadikan sebagai alasan yang utama untuk
pemberhentian karyawan. Inisiatif pemberhentian tersebut dapat berdasar atas
keinginan perusahaan ataupun keinginan dari karyawan sendiri.
7. Meninggal Dunia
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis hubungan kerjanya dengan
perusahaan akan terputus. Perusahaan tersebut akan memberikan pesangon atau
uang pensiun bagi keluarga yang ditinggalkannya sesuai dengan peraturan yang
ada. Seorang karyawan yang meninggal dunia saat melaksanakan tugas, pesangon
atau golongannya diatur di dalam undang-undang. Misalnya, pesangon lebih besar
dan golongannya dinaikkan sehingga uang pensiunnya lebih besar.
8. Perusahaan Dilikuidasi
Karyawan akan dilepas apabila perusahaan dilikuidasi atau ditutup karena
bangkrut. Bangkrutnya perusahaan harus berdasarkan ketentuan hukum yang
berlaku, sedangkan karyawan yang dilepaskan harus mendapat pesangon sesuai
dengan ketentuan pemerintah.
31
5.3. Penutup
5.3.1. Rangkuman
Pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dan atau mening-
katkan kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja
produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Metode pemeliharaan SDM dapat dilakukan dengan cara: komunikasi,
pemberian insentif, kesejahteraan karyawan, keselamatan dan kesehatan kerja,
hubungan industrial pancasila.
Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorang karyawan dcngan
suatu organisasi perusahaan. Dengan pemberhentian, berarti berakhirnya keterikatan
kerja karyawan terhadap perusahaan.
Alasan alasan pemberhentian antara lain karena: Undang-undang, keinginan
perusahaan, keinginan karyawan, pensiun, kontrak kerja berakhir, kesehatan
karyawan, meninggal dunia, dan perusahaan dilikuidasi.
5.3.2. Latihan
1. Jelaskan pengertian pemeliharaan dan pemberhentian sumber daya manusia
2. Jelaskan metode-metode pemeliharaan SDM
3. Jelaskan alasan-alasan pemberhentian SDM
Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mangkunegara, Anwar P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
32
BAB VI
KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK DALAM ORGANISASI
6.1. Pendahuluan
6.1.1. Deskripsi Singkat
Pokok bahasan ini membahas pengertian kepuasan kerja, tingkat stress,
pandangan tentang konflik dan metode penanggulangan konflik dalam organisaasi.
6.1.2. Relevansi
Pengetahuan tentang kepuasan kerja dan konflik dalam organisasi ini membuat
mahasiswa mampu dengan mudah memahami dan menjelaskan pengertian kepuasan
kerja dan tingkat stress, pandangan mengenai konflik serta pentingnya
penanggulangan konflik dalam organisaasi
6.2. Penyajian
6.2.1. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja (job satisfaction) adalah "keadaan emosional karyawan di mana
terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari
perusahaan/organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh
karyawan yang bersangkutan".
Balas jasa kerja karyawan ini, baik yang berupa "finansial" maupun yang
"nonfinansial". Bila kepuasan kerja terjadi, rnaka pada umumnya tercermin pada
perasaan karyawan terhadap pekerjaannya, yang sering diwujudkan dalam sikap
positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi ataupun
ditugaskan kepadanya di lingkungan kerjanya. Monitoring yang cermat dan
kontinyu dari kepuasan kerja karyawan tersebut sangat penting untuk mendapatkan
perhatian pimpinan organisasi, terutama bagian personalia. Hal ini disebabkan
karena masalah kepuasan kerja berpengaruh terhadap:
a. Tingkat absensi karyawan.
b. Perputaran (turn-over) tenaga kerja.
c. Semangat kerja.
d. Keluhan-keluhan.
e. Masalah-masalah personalia yang vital lainnya.
33
Perputaran Karyawan dan Absensi.
Dalam hubungan ini rupanyti ada korelasi antara kepuasan kerja dengan perputaran
(turn-over) karyawan serta absensinya. Makin puas mereka bekerja dalam suatu
organisasi, makin kecil perputaran dan makin jarang adanya absensi karyawan.
Sebaliknya kepuasan kerja yang rendah, akan mengakibatkaii perputaran karyawan dan
ketidakhadiran (absensi) karyawan yang tinggi.
Umur dan Jenjang Pekerjaan.
Demikian pula umur dan jenjang pekerjaan mempunyai korelasi dengan kepuasan
kerja. Semakin tua umur karyawan, biasanya mereka makin terpuaskan dengan
pekerjaan mereka. Para karyawan yang lebih muda cenderung kurang terpuaskan,
karena harapan-harapannya yang tinggi tidak cepat terwujud, kurang penyesuaian
dan sebagainya. Juga mereka yang memiliki jenjang pekerjaan yang makin
tinggi akan memperoleh kepuasan kerja yang lebih baik dari sebelumnya.
34
a. On the Job Stress. Penyebab stres yang terjadi di dalam perusahaan antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Beban kerja yang berlebihan.
2. Tekanan atau desakan waktu.
3. Kualitas supervisi.
4. Mini politis yang tidak aman.
5. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai.
6. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab.
7. Kemenduaan peranan (role ambiguity).
8. Frustasi.
9. Konflik antarpribadi dan antarkelompok.
10. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan.
11. Berbagai bentuk perubahan.
b. Off the Job Stress. Stres yang terjadi di luar perusahaan yang ber
pengaruh dari diri karyawan, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan finansial.
2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak.
3. Masalah-masalah fisik.
4. Masalah-masalah perkawinan (misal: perceraian).
5. Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal.
6. Masalah-masalah pribadi lainnya (misalnya: kematian anak/ sanak keluarga
dan sebagainya).
Baik "on the job stress" maupun "off the job stress" tersebut harus menjadi perhatian
pimpinan, terutama di departemen personalia, untuk segera mendapatkan penanganan.
35
b. Tenang (calm) dan penuh kewaspadaan dalam mencari jalan keluar yang terbaik
yang dapat ditembus.
c. Dingin, tak peduli dan tak ambil pusing meskipun dirasakan ada suatu stres.
d. Agresif dan bereaksi cepat dalam upaya mengatasi stres, tanpa ragu-ragu cepat
melangkah dalam mencari jalan keluar.
36
Dengan adanya suatu konflik dalam suatu organisasi jelas memerlukan
penanganan atau penanggulangan yang sebaik-baiknya. Pada uraian terdahulu telah
disinggung bahwa konflik tersebut perlu "dimanajemeni" yaitu dicarikan jalan
untuk menyeimbangkan antara “konflik” dan "kooperasi"; atau dengan kata lain
konflik harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan sesuatu yang
negatif bagi organisasi. Pandangan baru telah mengatakan bahwa "konflik" dapat
membantu tetapi juga menghambat pelaksanaan kegiatan organisasi dalam
berbagai derajat atau tingkat. Ini menunjukkan bahwa konflik pun ada manfaatnya
bagi organisasi, karena dengan demikian dapat diketahui di mana letak kelemahan-
kelemahan organisasi. Oleh karena itu penanggulangan suatu konflik dalam
organisasi, yang sebagian terbesar justru menyangkut sumber daya manusia itu
sendiri perlu dicari metode yang setepat-tepatnya.
37
atau "konflik" tersebut akan berakibat kekeliruan pula dalam menentukan cara
untuk mengatasinya.
b. Menentukan Tujuan yang Hendak Dicapai. Kedua, tentukan tujuan yang hendak
dicapai apabila masalah dapat dipecahkan nanti. Tujuan tersebut dapat
bersifat kualitatif ataupun kuantitatif.
c. Menentukan Kriteria Keberhasilan. Ketiga, tetapkan kriteria keberhasilan.
Peranan kriteria tersebut adalah untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan,
setelah suatu saat altematif tindakan dilaksanakan, untuk menyusun instrumen
penilaian serta untuk menilai efektivitas suatu altematif tindakan dalam
pencapaian tujuan.
d. Menjabarkan Alternatif-altematif Tindakan. Beberapa altematif pemecahan
masalah konflik perlu dirumuskan dalam rangka mencari pemecahan yang terbaik
di antara altematif-altematif tersebut.
e. Memilih Alternatif Terbaik. Dengan penjabaran berbagai altematif tersebut
dipilihkan altematif pemecahan yang paling tepat yang mengarah pada
tercapainya tujuan penanggulangan konflik tersebut.
f. Percobaan dan Penyempurnaan. Setelah altematif dipilih, perlu dicoba
dilaksanakan dan apabila dalam percobaan pelaksanaan kurang tepat perlu
disempumakan atau diteliti efektivitasnya.
g. Pelaksanaan. Setelah diadakan penyempurnaan-penyempumaan kembali,
maka tahap berikutnya adalah menerapkan altematif
6.3. Penutup
6.3.1. Rangkuman
Kepuasan Kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional karyawan di mana
terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari
perusahaan/organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh
karyawan yang bersangkutan.
Stress merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan
seseorang untuk menghadapi lingkungan, yang akhirnya mengganggu pelaksanaan
tugas-tugasnya, berarti menganggu prestasi kerjanya.
38
Langkah-langkah penanggulangan konflik antara lain: Mengidentifikasi
Masalah, Menentukan Tujuan yang Hendak Dicapai, Menentukan Kriteria
Keberhasilan. Menjabarkan Alternatif-altematif Tindakan, Memilih Alternatif Terbaik.
Percobaan dan Penyempurnaan, terakhir Pelaksanaan, Setelah diadakan
penyempurnaan-penyempumaan kembali, maka tahap berikutnya adalah
menerapkan altematif
6.3.2. Latihan
1. Jelaskan pengertian kepuasan kerja dan stress
2. Jelaskan pandangan tentang konflik
3. Jelaskan langkah-langkah penanggulangan konflik dalam organisasi
Daftar Pustaka
Martoyo, Susilo. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 5. Penerbit: BPFE-
Yogyakarta. Yogyakarta.
Mangkunegara, Anwar P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Senarai
39
BAB VII
TOTAL QUALITY CONTROL (TQC)
7.1. Pendahuluan
7.1.1. Deskripsi Singkat
Pokok bahasan ini membahas pengertian dan manfaat TQC dan penerapan
serta pemecahan masalah TQC.
7.1.2. Relevansi
Pengetahuan tentang manajemen mutu terpadu/total quality control ini
membuat mahasiswa mampu dengan mudah memahami dan menjelaskan pengertian
dan manfaat TQC, serta penerapan dan pemecahan masalah TQC.
7.2. Penyajian
7.2.1. Pengertian dan Manfaat Total Quality Control
Pengendalian Mutu Terpadu adalah suatu sistem yang efektif untuk
mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas, dan
perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi, sehingga
meningkatkan produktivitas dan pelayanan ke tingkat yang paling ekonomis yang
menimbulkan kepuasan semua langganan.
Pengertian Dasar
a. Pengendalian mutu terpadu (PMT) adalah suatu sistem manajemen yang
melibatkan semua tingkatan karyawan melalui pelaksanaan konsep quality
control dan metode statistik untuk memuaskan langganan dan karyawan.
b. Quality control circle (QCC = GKM) adalah kelompok kecil karyawan dari
lingkup kerja sama yang dengan sukarela melakukan kegiatan pengendalian
dengan menggunakan teknik quality control.
c. Quality control project (QCP) adalah kelompok kecil karyawan dan lingkup
kerja yang sama atau lebih luas yang melakukan kegiatan perbaikan dalam
sate kali proyek sampai selesai dengan menggunakan teknik quality control.
d. Dukungan manajer adalah dukungan dari manajer puncak dalam
menetapkan kebijaksanaan dan memberi arahan serta dukungan dari
manajer media untuk berperan serta dalam TQC.
40
e. Kekuatan TQC terletak pada bagian terlemah dari rantai lingkaran gugus
kendali mutu (QCC).
41
7.2.2. Penerapan dan Pemecahan Masalah TQC
Penerapan dan pengembangan TQC menyangkut berbagai hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan dan pengembangan TQC bagi kepentingan perusahaan dan
karyawan.
1. Tujuan Penerapan dan Pengembangan
a. Pengembangan suatu sistem dan praktek manajemen memerlukan suatu
proses perubahan mentalitas.
b. Proses pertumbuhan tersebut lebih banyak ditekankan pada perubahan
tingkah laku manusia.
c. Proses TQC memerlukan waktu dan perhatian manajemen.
d. Mengetahui bagaimana cara mendorong dan mengelola proses perubahan.
2. Penerapan Sistem
Penerapan suatu sistem manajemen selalu mengakibatkan terganggunya
keseimbangan. Timbul dua pihak yang pro dan kontra, menerima TQC dan
menolak TQC. Penolakan TQC karena ada perubahan dalam manajemen, yaitu
menyangkut nilai-nilai yang sudah mapan. Jika dibandingkan nilai-nilai budaya
Indonesia dengan nilai-nilai TQC akan tampak sebagai berikut.
Nilai-Nilai Budaya Indonesia Nilai-Nilai TQC
1. asas kekeluargaan 1. kerja sama
2. gotong royong 2. total partisipasi
3. tut wuri handayani 3. menghargai sesama
4. bhinneka tunggal ika 4. menghargai keunikan dan kreativitas
Masalah harus dipecahkan untuk menjaga jangan sampai timbul masalah lain
yang lebih besar dan lebih luas pada waktu selanjutnya.
42
J. Dewey mengemukakan tiga langkah pemecahan masalah dalam pengambilan
keputusan.
1. Identifikasi masalah dengan meneliti apa dan bagaimana masalah yang
timbul
2. Pengembangan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang mungkin
dapat menyelesaikan masalah tersebut.
3. Pemilihan alternatif yang terbaik yang dilakukan berdasarkan kriteria
yang dipergunakan.
43
7.3. Penutup
7.3.1. Rangkuman
Pengendalian Mutu Terpadu adalah suatu sistem yang efektif untuk
mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas, dan
perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi, sehingga
meningkatkan produktivitas dan pelayanan ke tingkat yang paling ekonomis yang
menimbulkan kepuasan semua langganan.
TQC memberikan manfaat bukan hanya kepada perusahaan, tapi juga manfaat
bagi karyawan dan konsumen.
7.3.2. Latihan
1. Jelaskan pengertian pengendalian mutu terpadu
2. Jelaskan manfaat TQC bagi perusahaan, karyawan dan konsumen
Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mangkunegara, Anwar P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Senarai
44
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SDM
8.1. Pendahuluan
8.1.1. Deskripsi Singkat
Pokok bahasan ini membahas makna pengawasan SDM dan pengendalian
SDM serta Audit Personalia.
8.1.2. Relevansi
Pengetahuan tentang pengawasan dan pengendalian SDM ini membuat
mahasiswa mampu dengan mudah memahami dan menjelaskan makna pengawasan
dan pengendalian SDM serta Audit Personalia.
8.2. Penyajian
8.2.1. Makna Pengawasan SDM
Yang dimaksudkan dengan pengawasan sumber daya manusia disini adalah
bagaimana pihak manajemen mengadakan pengamatan atas:
a. Jumlah sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.
b. Jumlah sumber daya manusia yang benar-benar dibutuhkan organisasi.
c. Jumlah pasaran sumber daya manusia yang ada dan memungkinkan.
d. Kualitas sumber daya manusia yang kita miliki dan yang ada di pasaran
tenaga kerja.
e. Kemampuan individual setiap sumber daya manusia dalam organisasi.
f. Upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam organisasi.
g. Semangat kerja mereka dan sebagainya.
Semua ini harus diamati dengan penuh perhatian untuk memung-kinkan tercapainya
efisiensi dan efektivitas pengelolaan organisasi. Dalam hal ini tetap diperhatikan
aspek "manusiawi"-nya pada batas batas kewajaran atau pada batas "proporsionalitas"
yang tepat, khususnya dalam rangka hubungan perburuhan Pancasila.
45
Tolok-ukur semacam ini penting sekali untuk memungkinkan sasaran-sasaran yang
diinginkan pada setiap aspek tadi dicapai dengan bail dan terkendali. Ketentuan-
ketentuan standar tadi dapat berbagai macam antara lain:
a. Berapa jumlah personel yang harus ada dalam organisasi/ perusahaan yang
bersangkutan untuk dapat mencapai sasaran yang ingin dicapai
organisasi/perusahaan.
b. Kualitas kemampuan manusia atau tenaga kerja yang bagaimana harus mengisi
berbagai bagian dalam organisasi tersebut, dengan segala jenis latar belakang
pendidikannya.
c. Sasaran-sasaran apa saja pada tiap bagian yang ingin dicapai dan bagaimana
keterkaitan antara bagian-bagian tersebut, sehingga mencapai sasaran
organisasi dapat secara sistematis dicapai.
d. Bagaimana pola-karier dari para karyawan dalam organisasi, yang akan
berpengaruh pada upayanya peningkatan prestasi kerja dan sebagainya.
Hal-hal itu perlu secara jelas diketahui oleh para karyawan, sehingga akan
memperlancar pelaksanaan pengendalian aktivitas dalam organisasi/perusahaan.
Tujuan Pengendalian
Tujuan pengendalian sumber daya manusia dalam organisasi/perusahaan, kiranya
jelas, yakni agar jumlah, kualitas, kemampuan, keterampilan dan disiplin manusia di
dalam organisasi yang bersangkutan benar-benar sesuai dengan yang diharapkan
organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diharapkan sasaran/atau tujuan
organisasi dapat dicapai tanpa banyak penyimpangan yang berarti, bahkan sesuai
dengan aturan-aturan yang ada. Di sinilah pentingnya adanya tolok-ukur sebagai
pedoman pengukuran untuk penilaian atau pengendalian sumber daya manusia dalam
organisasi.
46
8.2.3. Audit Personalia
Pengertian "audit' itu sendiri adalah "pemeriksaan data-data". Sehingga "audit
personalia" secara ringkas berarti "pemeriksaan dan penilaian data-data personalia"
Kata "audit" atau "auditing" itu sendiri pada dasarnya diambilkan dari istilah di bidang
ekonorni, atau lebih khususnya lagi di bidang "accounting", yang mempunyai
pengertian selengkapnya sebagai berikut:
Dengan demikian bila dikaitkan dengan aspek personalia, maka berarti suatu prosedur
untuk meneliti/memeriksa apakah cara membina sumber daya manusia dalam
organisasi/perusahaan itu sudah benar dan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku
dan prinsip-prinsip pembinaan personel yang tepat sesuai kesepakatan bersama. Oleh
karena itu apabila "audit personalia" dilaksanakan dengan baik dan hasilnya tepat,
akan dapat menumbuhkan keyakinan dan gairah kerja bagi seluruh karyawan ataupun
anggota organisasi/perusahaan yang bersangkutan.
47
Dengan demikian dapatlah dimengerti betapa pentingnya audit personalia yang
merupakan bagian dari fungsi manajamen sumber daya manusia yang terakhir yang
perlu diterapkan dalam setiap organisasi.
Kegunaan Audit Personalia. Berbagai kegunaan audit personalia, diperinci oleh Drs.
T. Hani Handoko sebagai berikut:
8.3. Penutup
8.3.1. Rangkuman
Makna pengawasan sumber daya manusia disini adalah bagaimana pihak
manajemen mengadakan pengamatan atas: a) Jumlah sumber daya manusia yang ada
dalam organisasi; b) Jumlah sumber daya manusia yang benar-benar dibutuhkan
organisasi; c) Jumlah pasaran sumber daya manusia yang ada dan memungkinkan; d)
Kualitas sumber daya manusia yang kita miliki dan yang ada di pasaran tenaga kerja;
e) Kemampuan individual setiap sumber daya manusia dalam organisasi; f) Upaya
peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam organisasi; dan g) Semangat
kerja mereka dan sebagainya.
48
Tujuan pengendalian sumber daya manusia dalam organisasi/perusahaan,
kiranya jelas, yakni agar jumlah, kualitas, ampuan, keterampilan dan disiplin manusia
di dalam organisasi yang bersangkutan benar-benar sesuai dengan yang diharapkan
organisasi yang bersangkutan.
Pengertian Audit bila dikaitkan dengan aspek personalia, maka berarti suatu
prosedur untuk meneliti/memeriksa apakah cara membina sumber daya manusia dalam
organisasi/perusahaan itu sudah benar dan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku
dan prinsip-prinsip pembinaan personel yang tepat sesuai kesepakatan bersama.
8.3.2. Latihan
1. Jelaskan makna dari pengawasan SDM
2. Jelaskan pengertian pengendalian SDM
3. Jelaskan tentang Audit Personalia
Daftar Pustaka
Martoyo, Susilo. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 5. Penerbit: BPFE-
Yogyakarta. Yogyakarta
Mangkunegara, Anwar P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Senarai
49