Anda di halaman 1dari 14

GLIKOLISIS

Glikolisis adalah mekanisme katabolik yang terjadi di dalam sitoplasma dan dapat
ditemukan pada hampir semua organisme baik itu aerob maupun anaerob. Dalam proses
glikolisis, glukosa diubah menjadi 2 molekul piruvat, dan ditambah 2 molekul ATP dan 2
molekul NADH + H+( Koolman, 2005: 150). Pada eukariot dan prokariot terdapat kesamaan
yang sangat besar dalam proses glikolisisnya baik dalam enzim yang digunakan, jumlah dan
mekanisme reaksi yang terjadi (Trudy McKee, 2002: 236).

Glikolisis dapat kita bagi menjadi 2 kondisi:

1) Glikolisis Aerob
Kondisi ini terjadi saat hadirnya oksigen dalam proses.
2) Glikolisis Anaerob
Kondisi ini terjadi saat tidak hadirnya oksigen dalam proses.
( Koolman, 2005: 150)

Glikolisis terdiri dari 10 tahapan reaksi, dan tahapan ini dibagi menjadi 2 tahapan
besar, yaitu:
1) Urutan I (memerlukan ATP) glukosa phosphorilasi dan dipecah membentuk 2 satuan
3-karbon triosa phospat.
2) Urutan II(membangkitkan ATP) Gliseraldehid 3-Phosphat diubah menjadi laktat.
(David S.Page, 1997: 262)
Berikut ini merupakan kesepuluh tahapan glikolisis:

1. Pembentukan Glukosa -6-Phosphate (Heksokinase)


Setelah memasuki sel, glukosa dan molekil gula yang lain diphosphorilasi.
Phosporilasi ini bertujuan untuk mencegah glukosa keluar dari sel sehingga meningkatkan
kereaktifan atom O, dan terbentuklah Phospat Ester. Enzim Heksokinase berfungsi sebagai
katalis phosphorilasi pada heksosa. Sedangkan ATP merupakn kosubstrat reaksi yang
dikomplekskan oleh Mg2+( Trudy McKee, 2002: 236). Dalam bentuk kompleks
inilah(MgATP2-), baru bias digunakan menjadi substrat oleh heksokinase(David S. Page,
1997: 262).

2. Mengubah Glukosa-6-Phosphate Menjadi Fruktosa-6-Phosphat

Selama tahap ini, aldosa(glukosa-6-phosphat) diubah menjadi ketosa(fruktosa-6-


phosphat) dengan menggunakan PGI(phosphoglukoisomerase). Dan perubahan ini membuat
C-1 dari fruktosa dapat diphosphorilasi( Trudy McKee, 2002: 238).

3. Phosphorilasi Fruktosa-6-Phosphate
Seperti yang kita ketahui, pada tahap kedua C-1 dari fruktosa daoat di phosphorilasi.
Dan pada tahap ini, C-1 dari fruktosa diphosphorilasi dengan katalis Phosphofruktokinase-
1(PKF-1), dan reaksi ini berlangsung satu arah( Trudy McKee, 2002: 238).

4. Pemecahan Fruktosa 1,6-Bisphosphat


Langkah I dari glikolisis berakhir seiring dengan pemecahan Fruktosa-1,6-
bisphosphat menjadi gliseraldehid-3-phosphat (G-3-P) dan dihidroksiaseton phosphate
(DHAP). Reaksi ini disebut “Pemecahan Aldol”, sebab itu nama enzyme reaksi ini adalah
aldolase. Reaksi pemecahan aldol merupakan kebalikan dari reaksi kondensasi aldol( Trudy
McKee, 2002: 239).

5. Interkonversi Gliseraldehid-3-Phosphat dan Dihidroksiaseton Phosphat

Dari 2 produk reaksi aldolase, hanya G-3-P yang dapat digunakan sebagai substrat
untuk tahap glikolisis selanjutnya. Agar Dihidroksiaseton Phosphat juga dapat dimanfaatkan
sebagai substrat, dibutuhkan enzim Triose Phosphat Isomerase untuk mengubah DHAP
menjadi G-3-P( Trudy McKee, 2002: 239).
6. Oksidasi Gliseraldehid-3-Phosphat(G-3-P)
Pada tahap ini, G-3-P mengalami 2 reaksi yaitu oksidasi dan phosphorilasi. Produk
dari tahap ini adalah glicerat-1,3-bisphosphat. Glicerat-1,3-bisphosphat memiliki energi
ikatan yang besar, dan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan ATP( Trudy McKee, 2002:
240).

Gliseraldehid-3-phosphat dehidrogenase berfungsi sebagai katalis reaksi.


Gliseraldehid-3-phosphat dehidrogenase terdiri dari 4 subunit yang identik. Setiap subunit
memiliki sisi untuk berikatan dengan G-3-P dan satu sisi lagi untuk berikatan dengan NAD+
pada sisi aktif. Dan lalu NADH meninggalkan sisi aktif dan ditempati oleh NAD+. Barulah
gliserat-3-bisphosphat terbentuk( Trudy McKee, 2002: 240).
Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
7. Pemindahan Gugus Phosphoril
Pada tahap ini, reaksi menghasilkan ATP dengan katalis phosphogliserat kinase.
Lebih lengkapnya dari gambar berikut.

( Trudy McKee, 2002: 240).


Pembentukan ATP dengan cara memindahkan gugus phosphoril dari senyawa yang
berenergi tinggi ke ADP disebut dengan “Phosphorilasi Tingkat Substrat”. Reaksi ini
merupakan reaksi pertama yang menhasilkan ATP dalam tahapan glikolisis(Horton, 2012 :
336).
8. Interkonversi 3-Phosphogliserat dan 2-Phosphogliserat
Gliserat-3-phosphat memiliki gugus phosphoril yang susah untuk dipindahkan. Dan
hal ini membuat gliserat-3-phosphat susah untuk digunakan dalam membentuk ATP.

Sel mengubah gliserat-3-phosphat dengan ester phosphate berenergi rendah menjadi


phosphoenolpituvat(PEP), yang mana gugus phosphorilnya sangat berpotensial tinggi untuk
dapat dipindahkan. Pada tahap pertama perubahan, phosphogliserat mutase mengkatalis
perubahan senyawa C-3 yang terphosphorilasi menjadi senyawa C-2 yang terphosphorilasi
melalalui 2 langkah siklus eliminasi/adisi.

( Trudy McKee, 2002: 242)

9. Dehidrasi 2-Phosphogliserat

Pada tahap ini, enolase mengkatalis dehidrasi gliseral-2-phosphat menjadi PEP.


Sebab, PEP memiliki gugus phosphoril yang lebh mudah dipindahkan daripada gliserat-2-
phosphat. Hal ini terjadi karena PEP terdiri dari gugus enol-phosphat yang bahkan dalam
bentuk phosphat ester.

Aldehid dan keton memiliki 2 bentuk isomeri

1) Bentuk enol
Bentuk enol terdiri dari sebuah ikatan karbo rangkap dua dan sebuah gugus hidroksil.
Bentuk enol lebih stabil dari bentuk keto
2) Bentuk keto
10. Pembentukan Piruvat

Reaksi terakhir dari proses glikolisis adalah piruvat kinase mengaktalis pemindahan
gugus phosphoril dari PEP menuju ADP. Dua molekul ATP terbentuk untuk setiap molekul
glukosa. Karena energi bebas dari hidrolisis sangat besar, perubahan PEP menjadi piruvat
berlangsung irreversible.

A. Piruvat

Piruvat merupakan hasil akhir dari glikolisis. Tapi piruvat juga dapat diubah sebagai
berikut:
1) Piruvat dapat diubah menjadi asetil KoA dan aseti KoA dapat digunakan oada
beberapa siklus metabolism. Salah satu yang terpenting adalah asetil KoA dioksidasi
menjadi CO2 pada siklus asam sitrat.
2) Piruvat dapat dikarboksilasi menjadi oksaloasetat.

Oksaloasetat adalah salah satu bagian dari siklus asam sitrat dan juga terdapat dalam
sintesis glukosa.

3) Pada spesi tertentu, piruvat dapat direduksi menjadi etanol, dan lalu diekskresikan
keluar sel. Reaksi ini normalnya ada pada kondisi anaerob.
4) Pada spesi tertentu, piruvat dapat direduksi menjadi laktat. Laktat dapat ditansporkan
ke sel dan lalu diubah menjadi piruvat kembali. Dan ini juga terjadi dalam kondisi
anaerob.
5) Pada setiap spesi, piruvat dapat diubah menjadi alanin.

(Horton, 2012: 338-339)

Gambar. Semua Perubahan Piruvat


B. Data Energi Glikolisis

Kesetimbangan energi dari siklus metabolik tidak hanya tergantung pada nilai ΔG˚,
tetapi juga dipengaruhi oleh konsentrasi dari metabolit tersebut. Pada gambar di bawah ini
menunjukkan perubahann nilai ΔG˚ setiap tahap glikolisis pada sel eritrosit.

Dari gambar nampak jelas hanya 3 reaksi( 1,3,10) yang sesuai perubahan ΔG˚. Pada
masalah ini, kesetimbangan terletak sesuai sisi produk. Selain tahap 1, 3, dan 10berlangsung
secara reversible. Pada tahap yang sama juga terjadi pada arah bolak-balik pada proses
glukoneogenesis dengan enzim yang sama yang teraktivasi berdasarkan degradasi glukosa.

( Koolman, 2005: 150)

C. Regulasi Glikolisis

Regulasi glikolisis sangat rumit karena peranan penting glukosa dalam menghasilkan
energi dan dalam pembentukan sejumlah metabolit. Laju siklus glikolisis dikontrol oleh
enzim allosterat yaitu heksokinase, PFK-1, dan piruvat kinase. Reaksi glikolisis dikatalisis
menggunakan enzime ini secara irreversible. Pada umumnya efektor allosterat merupakan
molekul selular yang berkonsentrasi tinggi yang sensitive terhadap kondisi sel. Contohnya
heksokinase diinhibisi dengan adanya kelebihanglukosa-6-phosphat, tetapi, molekul juga
dapat berperan sebagai efekor allosterat seperti AMP yang berkonsetrasi tinggi mengaktivasi
PFK-1 dan piruvat kinase. Berarti sebaliknya jika ATP lah yang berkonsentrasi tinggi maka
PFK-1 dan piruvat kinase diinhibisi.

Untuk lebih ringkasnya, ada pada table berikut.

( Trudy McKee, 2002: 245-248)

D. Gula-gula yang Lain dalam Glikolisis


1. Sukrosa

Disakarida sukrosa dapat diubah menjadi 2 monosakrida yaitu fruktosa dan glukosa.
Proses ini dikatalis oleh kelas enzim yang dengan sukrase. Enzim invertase merupakan salah
satu contoh enzim dari kelas enzim sukrase. Prinsip kerja enzim ini adalah memutuskan
ikatan glikosidik antara oksigen dan glukosa residu sampai akhinrya terbentuklah 2 molekul
monosakarida yaitu fruktosa dan glukosa. Pada glukosa akan diphosphorilasi oleh enzim
heksokinase, sedangkan fruktosa akan dijelaskan setelah ini(Horton,2012: 348)

Gambar. Struktur Enzim Invertase

2. Fruktosa

Pada fruktosa, proses metabolismenya sebagai berikut:


 Fruktosa diphophorilasi menjadi fruktosa-1-phosphat dengan bantuan enzim
fruktokinase dan ATP. Pada mamalia, tahap ini terjadi di hati dan setelah itu
fruktosa diserap oleh susus dan diedarkan pada sirkulasi darah.
 Fruktosa-1-phosphat dikatalis menggunakan fruktosa-1-phosphat aldolase
untuk dipecah menjadi dihidroksi gliseraldehid
 Gliseraldehid diphosphorilasi menjadi gliseraldehid-3-phosphat dengan
mengonsumsi ATP dan triose kinase sebagai katalisnya. Sedangkan pada
dihidroksiaseton phosphate diubah menjadi molekul kedua gliseraldehid-3-
phosphat dengan bantuan enzim triose phosphate isomerase.
(Horton,2012: 348-349)

3. Galaktosa

Laktosa merupakan disakarida yang terdapat pada susu. Laktosa dengan katalis
lactase usus dapat dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa. Kedua molekul ini dapat
diserap oleh usus dan diedarkan pada sirkulasi darah(Horton,2012: 349).
Dari gambar di atas C-4 galaktosa merupakan epimer dari glukosa. Dan ini dapat
diubah menjadi glukosa-1-phosphat. Di hati, enzim galaktokinase mengkatalis perpindahan
gugus phosphoril ATP ke galaktosa. Galaktosa-1-phosphat yang terbentuk pada reaksi ini
diubah menjadi glukosa-1-phosphat(Horton,2012: 349)

4. Mannose

Mannose diubah menjadi mannose-6-phosphat dengan bantuan enzim heksokinase.


Selanjutnya mannose-6-phosphat isomerisasi menjadi fruktosa-6-phosphat dengan batnua
enzim phosphor mannose isomerase (Horton,2012:351).
DAFTAR PUSTAKA

Horton,and Friends. 2012. Principle of Biochemistry, Fifth Edition

Koolman. 2005. Color Atlas of Biochemistry, Second Edition. New York: Georg Thieme
Verlag

McKee, Trudy and James R. McKee.2003. Biochemistry: The Molecular Basis of Life, Third
Edition. USA: McGraw-Hill

Page, David S.1997. Prinsip-prinsip Biokimia,Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai