“VIABILITAS”
Oleh :
2019
1. PENDAHULUAN
Berikut merupakan gambar kriteria uji viabilitas benih jagung berdasarkan kriteria
viabilitas benih menurut Putri (2016):
Meletakkan 10 benih jagung di atas kertas yang sudah lembab dalam cawan
dan menutupnya dengan kertas yang lain
Meletakkan 10 benih jagung di atas kertas yang sudah lembab dalam cawan
1 UAK 10 0 0 0
2 UDK 8 0 2 0
3 UKDdp 5 5 0 0
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data table diatas, hasil kegiatan praktikum viabilitas yang
memperlihatkan bahwa dari ketiga perlakuan UAK (Uji Antar Kertas), UDK (Uji Diatas Kertas),
dan UKDdp (Uji Kertas Didalam Digulung Plastik) yang telah dilakukan didapatkan hasil yang
berbeda yaitu secara berurutan 100%, 80%, dan 100%. Dari beberapa perlakuan tersebut
menunjukkan panjang kecambah yang berbeda-beda, misalnya UAK dengan panjang
kecambah 11,57 cm, UDK 0,89 cm, dan UKDdp 6,62 cm. Perlakuan UAK menunjukkan
pertumbuhan panjang kecambah yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang
lainnya.
Hasil yang lain menunjukkan bahwa jumlah kecambah per kriteria yang dihasilkan
dalam keadaan normal yaitu 8 benih pada perlakuan UDK, dan beberapa diantaranya
didominasi benih yang yang segar akan tetapi tidak tumbuh. Beberapa hal tersebut dapat
terjadi dikarenakan beberapa faktor misalnya, lama penyimpanan benih (dapat memengaruhi
pertumbuhan benih dan menyebabkan kondisinya menjadi kurang baik). Hal tersebut sejalan
dengan pernyataan Sutopo (2005), adapun benih yang disimpan lama dapat mengalami
penurunan viabilitas benih. Benih pada saat panen biasanya memiliki kandungan air benih
sekitar 16-20 %, untuk dapat mempertahankan viabilitas maksimumnya maka kandungan air
tersebut harus diturunkan terlebih dahulu sebelum disimpan. Kandungan air benih benih kira-
kira 4-5% dari berat kering sebelum disimpan pada tempat penyimpanan tertutup adalah
efektif untuk memperpanjang viabilitasnya, terutama pada temperatur laboratorium.
5. KESIMPULAN
Viabilitas benih merupakan kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah atau
daya kecambah benih, persentase kecambah benih dan atau daya tumbuh benih yang dapat
ditunjukkan dalam fenomena pertumbuhan, gejala metabolisme, kinerja kromosom atau garis
viabilitas. Viabilitas ini semakin meningkat dengan bertambah tuanya benih dan mencapai
perkecambahan maksimum jauh tetapi sesudah itu akan menurun sesuai dengan keadaan
lingkungan.
Parameter untuk viabilitas benih yang digunakan adalah persentase perkecambahan
yang cepat dan pertumbuhan perkecambahan kuat. Kriteria perkecambahan dapat
dikelompokkan menjadi kecambah normal, abnormal dan tidak berkecambah mati. Dan benih
yang tidak berkecambah atau mati digolongkan menjadi benih segar tidah tumbuh, benih
keras, dan benih mati.
Hasil uji mutu benih dengan menggunakan metode UAK, UDK, dan UKDdp pada data
tabel diatas menunjukkan hasil yang cukup berbeda pada pengamatan daya berkecambah,
kecepatan tumbuh, panjang akar primer dan jumlah akar sekunder. Pengujian dengan
menggunakan metode UAK dan UKDdp memberikan hasil uji yang lebih baik, terutama pada
persentase daya berkecambah dan kecepatan tumbuh
DAFTAR PUSTAKA
Aryunis. 2009. Penuntun Pratikum Teknologi Benih. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Priandoko, Satriya C.2011. Pengujian Benih di Laboratorium.Yogyakarta.Dinas Pertanian
Provinsi DIY
Putri, N. K. E. 2016. Viabilitas dan Vigor Benih Jagung pada Stadia Pra Masak Fisiologis.
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sumarno dan Widiati. 1985. Produksi dan Teknologi Benih Kedelai. Bogor: Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Pers. Jakarta
Sutopo,L.2005. Teknologi Benih . CV.Rajawali,Jakarta. hlm. 1247
LAMPIRAN
1. Data Pengamatan
PANJANG KECAMBAH
UJI KERTAS
NO UJI DIATAS UJI ANTAR KERTAS
DIGULUNG DALAM
KERTAS (UDK) (UAK)
PLASTIK (UKDdp)
1 1,1 7,6 17,5
2 2,3 2,2 16,5
3 2 8,5 28
4 0,6 6,7 18,5
5 1,4 3,5 20,6
6 0,7 6,6 16,5
7 0,6 5,9 24,7
8 0,2 10 18
9 0 10,5 12
10 0 4,7 15
2. Dokumentasi