Anda di halaman 1dari 40

2.2.

4 Sistem dan Kontrol Penentuan Anggaran Man-hour

Analisa statistik pengeluaran man-hour untuk desain kapal pada masa lalu adalah dasar terbaik untuk memperkirakan biaya desain
man-hour untuk kapal yang direncanakan. Namun, data tersebut tidak dapat diklasifikasikan dengan bermanfaat kecuali jika ada
kelonggaran untuk persyaratan spesifikasi khusus. Pengeluaran man-hour khusus perusahaan untuk kapal sebelumnya dapat diplot
dengan beberapa distribusi yang diijinkan berdasarkan ukuran kapal (bobot mati) dan berdasarkan jenis kapal. Pengeluaran yang
berbeda secara signifikan dari kurva rata-rata dianalisis sampai alasan perbedaan diidentifikasi dan diklasifikasikan. Setiap alasan
klasifikasi kemudian diberi nilai dalam hal man-hour atau presentase rata-rata man-hour berdasarkan ukuran dan jenis kapal.

Ketika kontrak diberikan, manajer departemen desain menggunakan data historis ini untuk panduan dalam menentukan anggaran
yang diusulkan untuk mengalokasikan man-hour untuk masing-masing kelompok perusahaan khusus. Secara terpisah, masing-
masing manajer grup memiliki riwayat biaya standar man-hour dalam hal indeks yang bersangkutan, seperti jam kerja desain per
panjang unit kabel listrik, per satuan panjang pipa, atau per unit area geladak di ruang tamu. Indeks ini juga digunakan untuk
memperkirakan beban kerja yang dikenakan oleh persyaratan desain kapal tertentu. Ketika perkiraan ini berbeda dari alokasi
anggaran yang diusulkan, manajer departemen dan kelompok merekonsiliasi perbedaan sebelum rancangan man-hour dikeluarkan.

Ketika anggaran man-hour ditetapkan, masing-masing manajer grup bertanggung jawab untuk mengendalikan tingkat pengeluaran
man-hour, selain kemajuan. Sebelum pekerjaan desain dimulai, masing-masing manajer grup pengeluaran relatif terhadap waktu
sesuai dengan kurva S. Jika keberangkatan yang signifikan atau tren menjauh dari kurva S dicatat selama entri bulanan dalam
pengeluaran aktual, seperti Gambar 7-17, penyebab diidentifikasi dan pergeseran manpower dibuat sesuai.
2.2.5 Daftar Kontrol Anggaran

Selama desain dasar, semua kebutuhan material untuk setiap kapal didefinisikan atau diperkirakan berdasarkan berat total menurut
kelompok material atau kode biaya. Kompilasi untuk kapal ini adalah daftar kontrol anggaran asli.

Daftar ini digunakan sebagai anggaran dalam setiap arti kata. Ini digunakan untuk mengontrol upaya desain selanjutnya dan upaya
produksi sehingga persyaratan material tambahan tidak dapat ditambahkan tanpa pembenaran dan persetujuan khusus. Dengan
menggunakan parameter berasal dari kinerja normal masa lalu yang menghubungkan man-hours dengan bobot, daftar menjadi
anggaran kerja untuk material dan man-hours. Dengan demikian, daftar kontrol anggaran adalah mekanisme yang signifikan untuk
mengendalikan biaya seluruh proyek pembangunan kapal.

Selama persiapan rencana utama, anggaran material dialokasikan oleh sistem, melalui persiapan material list by system (MLS),
yang lebih tepatnya mendefinisikan kebutuhan material. Barang-barang yang dapat dihitung dari rencana sistem (seperti sistem
tambat) dan diagramatik ditunjukkan dengan berat dan potongan. Barang-barang yang tidak dapat dihitung dicantumkan
berdasarkan taksiran berat total berdasarkan kelompok material atau kode biaya. Pengetahuan yang disempurnakan ini diganti
untuk menghasilkan revisi pertama ke daftar kontrol anggaran.

Ketika jumlah material melebihi daftar kontrol anggaran yang disiapkan selama desain dasar, alasan perbedaan diperiksa. Ketika
dikonfirmasi, baik kenaikan maupun penurunan dimasukkan dalam revisi pertama ke daftar kontrol anggaran. Daftar ini menjadi
anggaran material dan man-hour untuk mengendalikan upaya pembuatan kapal yang tersisa, juga umpan balik yang digunakan oleh
desainer dasar untuk meningkatkan teknik definisi material mereka. Revisi pertama daftar kontrol anggaran sama pentingnya
dengan rencana utama untuk menentukan dan mengontrol upaya rencana instruksi kerja.

Daftar material dipersiapkan untuk mencocokkan intruksi kerja fitting (MLF) dan instruksi kerja manufaktur (MLP dan MLC)
selama persiapan rencana instruksi kerja. Jumlah detail ditunjukkan oleh potongan atau berat menurut barang material untuk semua
material. Upaya khusus dilakukan untuk tetap dalam batas kuantitas material yang diberlakukan berdasarkan revisi pertama daftar
kontrol anggaran. Lagi, alasan perbedaan diperiksa, dan, ketika dikonfirmasi, baik kenaikan maupun penurunan dimasukkan dalam
revisi kedua daftar kontrol anggaran. Jadi, setiap revisi, seiring dengan kemajuan pengembangan desain, memfasilitasi pemantauan
baik biaya material maupun man-hour untuk proyek pembuatan kapal. Setelah selesai dalam upaya pembangunan kapal, revisi
kedua diganti dengan daftar biaya aktual, yang mana itu adalah umpan balik yang lebih akurat.
2.2.6 Penjadwalan Dasar

Perencanaan terutama yang terlibat dengan definisi tugas dan sumber daya yang diperlukan, penjadwalan menyediakan komitmen
sumber daya yang dialokasikan untuk waktu tertentu. Dasar perencanaan dan penjadwalan tidak dapat dipisahkan dari galangan
secara keseluruhan. Perencanaan, sejauh ini mencakup alokasi sumber daya dan pengurutan kelompok kerja, hanya bermakna
dalam konteks periode waktu tertentu dimana top management, dengan pertimbangan seluruh beban kerja galangan kapal,
mengotorisasi sumber daya yang memadai. Dengan demikian, peremcanaan jangka panjang galangan kapal mau tidak mau terlibat
dalam penjadwalan. Output campuran mereka, yang merupakan kerangka kerja perencanaan dan penjadwalan yang lebih rinci,
terdiri dari :

 jadwal pokok konstruksi kapal


 alokasi berdasarkan bobot, panjang pemotongan, panjang pengelasan, area painting, panjang kabel listrik, dll
 alokasi man-hour
 penjadwalan beban kerja
 pengukuran produktivitas

Di tingkat selanjutnya, perencana yang peduli dengan metode produksi, mengalokasikan sumber daya, dan pengurutan terorganisir
dalam kelompok yang cocok dengan organisasi perusahaan khusus. Mereka, juga, dan untuk alasan yang sama sebagai perencana
jangka panjang, mau tidak mau terlibat dalam penjadwalan, hasilnya merupakan penyempurnaan dari kerangka kerja yang berlaku
yang disiapkan oleh perencana jangka panjang. Jadwal yang dihasilkan pada level ini termasuk :

 keputusan anggaran
 jadwal penting
 jadwal ketua kelompok perusahaan
 jadwal bulanan
 jadwal mingguan
 jadwal kebutuhan palet untuk material
 menerbitkan jadwal instruksi kerja menggambar (MLF)

Jadwal produksi membentuk kerangka kerja yang membantu aliran informasi antara berbagai fungsi galangan kapal. Aliran
informasi ini dibutuhkan untuk menjamin kapal selesai secara efisien dan tepat waktu. Jadwal adalah mekanisme kontrol dan sarana
yang dengannya kelompok kerja yang direncanakan dapat disampaikan kepada tenaga kerja. Jadwal bervariasi secara rinci sesuai
dengan fungsi yang ingin mereka lakukan dan biasanya diatur secara hirarki.

Penjadwalan disederhanakan oleh organisasi informasi untuk mendukung zona outfitting. Gambar 7-18 menggambarkan
bagaimana penjadwalan dapat terorganisir secara hirarki. Jadwal acara utama dapat berfungsi sebagai jadwal dasar untuk operasi
dengan memperbaiki sekitar 30 acara, seperti tanggal pendaratan mesin utama, pemboran stern tube, lampu boiler, dan tes
generator. Jadwal assembly menentukan kapan dan dimana blok akan dirakit dan berfungsi sebagai dasar menentukan kapan
outfitting blok akan dilakukan. Jadwal erection menentukan kapan blok dan unit akan digabung bersama di tempat erection dan
merupakan dasar untuk jadwal outfitting.
Jadwal ini berfungsi sebagai dasar untuk jadwal yang lebih rinci.

Setiap jadwal lebih lanjut dibagi lagi untuk memberikan pesan implementasi kepada kelompok tertentu. Namun, karena semua
berasal dari jadwal yang sama, terdapat implementasi yang terkoordinasi untuk bagian lambung, permesinan, dan superstruktur
dan bengkel fabrikasi. Proses ini digambarkan dalam Gambar 7-19 dan 7-20. Pada gilirannya, jadwal ini digunakan untuk
mendukung jadwal yang lebih rinci, seperti jadwal bulanan dan mingguan, seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 7-21 dan 7-
22.
3. Perencanaan dan Penjadwalan

Fungsi spesifik perencanaan dan penjadwalan akan dibahas dalam bagian ini. Proses perencanaan dan penjadwalan disajikan dalam
beberapa tahapan yang berkaitan dengan siklus desain (lihat gambar 7-23 dan 6-1). Tahapan ini termasuk dasar perencanaan,
perencanaan detail utama, perencanaan detail kerja, dan perencanaan instruksi kerja. Perencanaan dasar parallel dengan desain
dasar. Perencanaan detail utama dan bagian dari perencanaan detail kerja berhubungan dengan desain fungsional. Transisi dari
sistem ke zona orientasi, yang terjadi dalam desain transisi, dimulai setelah perencanaan detail kerja telah mulai. Akhir desain
transisi dan perencanaan detail pekerjaan sesuai. Tahap akhir dalam desain, perencanaan, desain instruksi kerja dam perencanaan
terjadi secara bersamaan. Tahap perencanaan akan dibahas detal dalam bagian 3.2, 3.3, dan 3.4.

Konstruksi lambung, bahkan untuk perlengkapan intensif kapal, termasuk kapal angkatan laut, memaksakab pembatasan fisik
utama pada proses pembangunan kapal. Karena itu, penjadwalan dan perencanaan konstruksi lambung mengambil peranan penting.
Penjadwalan dan perencanaan konstruksi lambung akan didiskusikan pertama, diikuti oleh keseluruhan siklus perencanaan dan
penjadwalan. Meskipun penjadwalan dan perencanaan konstruksi lambung menjadi peranan penting, pertimbangan outfitting dan
painting terus menerus dibahas dalam seluruh proses. Faktanya, penggabungan terstruktur dari pertimbangan dalam proses
perencanaan dan penjadwalan sangat penting untuk GT pembangunan kapal produktif. Integrasi antara konstruksi lambung,
outfitting, dan painting terbukti dalam seluruh aspek proses, termasuk perencanaan dan penjadwalan.

3.1 Perencanaan Konstruksi Lambung

Selain perlu mengakomodasi outfitting dan painting, beberapa faktor lain mempengaruhi perencanaan metode konstruksi lambung.
Mereka termasuk kunci dan latar belakang rencana penyelesaian tepat waktu, yang menyiratkan transisi tepat waktu dari sistem ke
orientasi zona (produk sementara). Kecepatan pelaksanaan proses ini bergantung pada faktor-faktor lain :

 sejauh mana kelompok perencanaan konstruksi lambung terorganisir untuk menyampaikan “cara membangun” kepada
orang-orang desain yang bertanggung jawab untuk menggambarkan “apa yang harus di bagun” dalam kunci dan latar
belakang rencana
 seberapa jauh key plan subgroup memperpanjang persiapan key plans di luar persetujuan persyaratan owner dan lembaga
klasifikasi, sebagaimana bagian dan profil lebih detail
 seberapa baik desainer terorganisir dan disiplin untuk meminimalkan akibat perubahan desain melalui standarisasi
metode desain dan ketaatan jadwal
 keefektifan file standar material barang ( termasuk item katalog vendor yang dinyatakan sebagai standar galangan kapal
yang datanya sudah tersedia )
 sejauh mana standarisasi dalam item perencanaan konstruksi lambung (prosedur, penjadwalan, umpan balik, data dasar)
 sejauh mana standarisasi proses kerja ( lanes proses, jigs, serta kumpulan data dan klasifikasi)
 kecukupan rencana instrunsi kerja ( contoh, jika semua instruksi kerja hanya dijelaskan dalam rencana, perakitan sub-
blok kecil akan membutuhkan sebuah gambar kompleks diluar pemahaman semua kecuali beberapa orang yang terampil)
 pengukuran keefektifan akurasi kontrol (lihat chapter VIII)
 penyusunan jadwal konstruksi lambung
 penyusunan lanes proses

Penyusunan jadwal konstruksi lambung dan proses lanes merupakan faktor penting dan akan dibahas lebih detail dibawah.
3.1.1 Jadwal Konstruksi Lambung

Jadwa pra konstruksi lambung, outfitting, dan painting terintegrasi adalah jadwal induk erection dimana kontrol outfitting dan
painting disisipkan. Jadwal pra integrase ini adalah induk jadwal yang mengatur penyempurnaan berikutnya sendiri dan
pengembangan jadwal detail untuk outfitting dan painting, serta konstruksi lambung. Karena keterkaitan ini, merubah jadwal induk
dapat memiliki efek buruk pada jadwal detail. Jadi, pembuatan jadwal membutuhkan perhatian khusus untuk mengatur proses kerja
yang terintegrasi dan memperikarakan beban kerja secara bertahap. Setiap klasifikasi kelompok kerja konstruksi lambung di
usulkan berdasarkan zona kapal/problem area/stage harus diperiksa dengan cermat untuk durasi dan statusnya dalam pekerjaan
seperti itu oleh orang yang bertanggung jawab untuk desain, outfitting, dan painting. Terorganisir dengan baik, proses kerja
terintegrasi menjamin struktur kelompok kerja konsisten untuk konstruksi lambung, outfitting dan painting. Memperkirakan beban
kerja berdasarkan tahapan memastikan bahwa volume klasifikasi kerja blok assembly berdasarkan problem area/tahapan,
pemeriksaan dilakukan untuk mengkonfirmasi fasilitas dan ruang yang tersedia dan untuk menentukan efek dari pekerjaan yang
dijadwalkan sebelumnya. Selain itu, sistem pelacakan jadwal diperlukan untuk menciptakan umpan balik yang diperlukan untuk
menjaga agar alur kerja tetap diratakan dan untuk memandu perkembangan rekayasa produksi di masa mendatang.

3.1.2 Jalur Proses

Jalur proses yang efektif harus diatur secara independen dari bagaimana lambung yang direncanakan akan dibagi lagi untuk
penunjukan blok, subassemblies, unit outfit, dan bagian. Karakterisasi sistem dan zona desain kapal. Area masalah dan tahap adalah
kategori dari proses kerja. Sebisa mungkin, zona dibuat-buat sehingga mereka membutuhkan jenis dan jumlah pekerjaan yang tepat
untuk mencocokkan klasifikasi area masalah yang dipilih.

Aliran proses yang efektif dan terintegrasi membutuhkan fleksibilitas dan keseimbangan pertimbangan fasilitas, penyusunan
produksi, desain, perencanaan, dan kontrol material. Bagian lengkap dari aliran proses dalam tingkat manufaktur didedikasikan
untuk memproduksi satu kelompok produk sementara dan dibagi lagi menjadi beberapa tahap, yang masing-masing dikhususkan
untuk kinerja satu tugas atau lebih . Misalnya, tahapan dalam aliran proses untuk merakit sejumlah sub-blok berukuran besar serupa
adalah peletakan, pemasangan, pengelasan, dan penghilangan distorsi. Tahap-tahap, termasuk tahap outfitting dan painting, diatur
sesuai dengan urutan oleh aliran proses dan untuk memberi makan produk sementara di mana mereka diperlukan berikutnya dalam
aliran proses lain. Misalnya, pembingkaian kotak telur untuk blok panel datar diselesaikan di dekat lokasi tempat blok panel datar
dipasang.

Gambar 7.24. Shop organization by zone/problem area/stage

Proses lajur, untuk tujuan administratif, terdiri dari sejumlah tahapan sindikasi dapat disejajarkan dalam satu proses ilow atau
di seluruh aliran proses. Contoh dari mantan adalah jalur produksi yang dilengkapi ban berjalan untuk perakitan sub-blok berukuran
sama; Contoh dari yang terakhir adalah sebuah sel yang mencakup menandai dan memotong untuk bagian-bagian bagi lebih banyak
keluarga thani, biasanya bagian untuk panel-panel yang melengkung dan datar serta bagian dalam dan pembangun. Proses lajur
pinggiran terkadang berubah, bergantung pada tingkat aliran kerja dan lingkup pengawasan. Oleh karena itu, para penjaga toko
diorganisasi untuk mencocokkan pengorganisasian lajur proses (lihat gambar 7-24) rencana halaman juga diorganisasi melalui alur
proses, dan suatu kode bagian badan kapal yang sistemisasi dengan logika sym bolic digunakan untuk mengidentifikasi produk
sementara oleh keluarga dan keperluan mereka untuk mengalir melalui berbagai tingkat produksi

komunikasi yang baik diperlukan antara struktur badan kapal dan keberangkatan konstruksi badan kapal. Yang sama
pentingnya adalah komunikasiyang baik antara masing-masing dari mereka dan mitra mereka untuk melengkapi dan mengecat
saluran munication Com dan umpan balik ditampilkan dalam gambar 7-25. Ini biasanya concernedi dengan koordinasi dan integrasi
jadwal desain dan produksi, definisi blok, rencana perakitan dan ereksi, organisasi informasi, dan persyaratan keakuratan blok
dimensi.

3.1.3 Communications
Jadwal desain struktural badan kapal dipadu dengan jadwal perancangan lainnya melalui pertemuan yang spesifik dan
pertukaran komunikasi lainnya. Hal ini memfasilitasi masukan dari berbagai kelompok desain pakaian. 'dia menetapkan dan
menjadwalkan peristiwa-peristiwa ini didasarkan pada kesepakatan bersama, karena itu menjadi tonggak sejarah yang di atasnya
semua pihak bergantung. Tonggak sejarah standar yang telah digunakan untuk kapal sebelumnya lebih disukai. Block perakitan
dan jadwal ereksi dipadukan tanpa i dan jadwal lukisan yang sesuai dan prosedur lukisan harus ditulis sebelum persiapan persiapan
pertemuan blok dan jadwal ereksi untuk memfasilitasi mereka di tegration lebih lanjut, sistem pelacakan jadwal
Blok definisi didirikan dalam koordinasi dengan mengkoordinasikan dan mengecat kembali dalam rangka untuk meminimalkan
woric di papan untuk outfiting dan lukisan yang tidak dapat dilakukan pada unit, pusat diskusi pada modifikasi untuk memblokir
batas-batas yang memfasilitasi. Pekerjaan yang cocok, mengecat di atas papan dan di atas papan juga disukai Untuk meminimalkan
di papan tulis proses perakitan blok dijelaskan untuk melengkapi proses produksi mereka untuk memfasilitasi perencanaan awal
mereka untuk efektif on-blok dan on board untuk sesuai dan rekayasa mereka proses cocok yang diperlukan hasil mereka diminta
kembali kepada kelompok con struction perencanaan kebutuhan untuk berdiri masing-masing tanggung jawab membuat penting
bahwa blok perakitan proses dan proses proses untuk blok perakitan menjadi subyek deskripsi tertulis.

Kategori setiap blok. Klasifikasi yang paling jelas semacam itu adalah blok panel datar, yang mana aliran kerja nyata adalah
efektif lain melengkung Panel blok, dimana semua diperlukan tahap untuk masing-masing blok tersebut dijadwalkan untuk satu
situs pin jig lainnya proses mengalir secara terpisah alamat depan, belakang, dan ruang mesin bagian dalam blok bawah, karena
perakitan mereka imposes yang berbeda prob lems dan ini adalah area masalah yang berbeda.

Tahap-tahap kontiguous dari jalur proses dikelompokkan ke dalam sel-sel untuk alasan administratif untuk melengkapi blok ke
luar dan mengecat tahap-tahap sering disediakan berdekatan dengan situs untuk tahap terakhir dari perakitan blok/blok namun,
blok panel datar untuk bagian dalam sering mengkobarkan tahap pembangunan di atas blok sebagai contoh, setelah penyelesaian
panel atas tangki, tahap-tahap tersebut adalah: Mencocokkan rak kotak telur dengan atap tank, pengelasan, pemasangan pipa di
atas blok, panel bawah yang pas, panel bawah, pemasang, dan pengelasan kerangka kotak telur ke panel bawah terlepas dari lokasi
mereka, hiasan di atas blok, dan tahap-tahap lukisan masing-masing dikendalikan oleh pengawas yang ketat dan yang mengecat.

Perencanaan dan pemberian izin secara komprehensif yang dibutuhkan untuk konstruksi badan kapal yang efektif, seperti
diperlihatkan dalam gambar 7-25, menciptakan strategi yang sangat bagus.
Gambar 7.25 communication an feedback channels

Kerangka kerja yang juga memiliki kebutuhan serupa untuk berlaku efektif pada blok maupun pada papan, sudah sewajarnya
bagi kelompok perencanaan badan kapal untuk bertanggung jawab atas pengorganisasian sistem informasi terpadu (integrasi) dan
upaya demikian juga paling efektif ketika dilakukan secara sistematis sesuai dengan peristiwa-peristiwa standar. Selain itu, upaya
semacam itu difasilitasi melalui koordinasi waktu untuk semua fase pengembangan desain antara struktur lambung dan berbagai
kelompok desain yang pas, dan standardisasi dari imitasi yang sesuai pada struktur, seperti penembusan dan bala bantuan.

Pembahasan mengenai kewajiban sebagai guru. Menyusun balok-balok dengan ketepatan ganda untuk memudahkan kita
berkonsentrasi pada meminimalkan kegiatan yang tidak pas di papan. Pemblokiran yang tidak akurat memerlukan lebih banyak
perbaikan dan akses lebih banyak ke bokong dan jahitan selama tahap ereksi. Ac khusus dibutuhkan untuk membuat cetakan dan
pinggirannya yang dipangkas dan memasang berbagai alat yang cocok. Selain itu, panel blok itu tidak cukup datar membutuhkan
margin di landasan mesin tambahan dan dalam pendukung untuk unit pakaian untuk mendarat tanda yang diperlukan dan
pemangkasan selama outfitting on-blok adalah blok ulang yang tidak akurat menyebabkan beberapa potongan pipa yang bisa saja
dipasang di blok untuk menunda pas di papan dengan demikian, Jumlah komponen dan efisiensi perlengkapan yang dipasang pada
blok juga diikuti. Kemampuan ini diperlihatkan oleh keakuratan dimensi yang diperoleh melalui proses pembangunan badan kapal
dalam sistem kendali accuracy yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan ini (lihat bab V111)

3.1.4 standar perencanaan produksi dan modifikasi

tujuan standardisasi dan dimodulasi untuk konstruksi badan kapal adalah untuk meningkatkan kecepatan, keakuratan, dan
konsistensi komunikasi data produksi, meningkatkan produktivitas perencanaan produksi, dan me - trive produk sementara yang
lebih baik mencocokkan fasilitas produksi dan proses kerja Operasi antara desain dan insinyur lapangan diperlukan untuk mencapai
tujuan-tujuan ini

Standar dan rencana produksi modulesofus dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, sesuai dengan dampak dari rencana
tersebut dan tingkat kontrol manajerial yang dilaksanakan rencana-rencana tersebut yang memengaruhi sistem galangan kapal
perusahaan dan yang biasa untuk membangun semua kapal terlepas dari perbedaan rancangan akan dikategorikan sebagai jangka
panjang (terkendali). Rencana jangka pendek tidak dikendalikan dan dapat diadopsi serta diubah atas kebijaksanaan departemen
konstruksi badan kapal untuk membuat kapal-kapal tertentu. Keamanan di tempat kerja dibahas dalam kedua kategori

Berikut adalah contoh standar perencanaan produksi yang efektif untuk galangan kapal:
• pedoman untuk proses produksi
-block divisi
- Kemampuan proses produksi
- fabrikasi bagian dan proses perakitan
• standar rancangan
- Desain struktural oleh zona oleh jenis kapal
- Struktur perhitungan
- Struktural reinfor semen getaran rincian desain -desig, seperti untuk bagian
Ujung, scarfs, dan slot
- Konfigurasi dari bilge keel, round gunnel, DLL
• sandi untuk buku pedoman dan persiapan detail desain dan petunjuk kerja dengan bantuan komputer
- Slot
- Scallops, lubang pembuangan, lubang udara,
-Lubang orang, dan meringankan lubang
• Simbolik kode untuk pekerja untuk segera menentukan bagian yang diperlukan fabf dan routing panggung yang tegas
-bagian identifikasi
-Perampasan sementara dibutuhkan
Tingkat produksi
• pedoman kerja menjadi standar bagi para perancang yang dipersiapkan melalui proses para insinyur di departemen konstruksi
badan kapal
-blok nama
-persiapan batas
- proses pengelasan yang berlebihan, dan sebagainya
• instruksi gambar bekerja menjadi standar bagi toko yang dipersiapkan oleh para insinyur dalam perencanaan instruksi di
departemen konstruksi badan kapal
-pengelasan kontrol parameter
-cetakan data loteng
• komponen fabrikasi dan standar proses perakitan
-persiapan tepi untuk setiap proses pengelasan
-bertingkah laku dari setiap proses pengelasan setiap kain pembuatan dan proses perakitan
- koreksi komponen pemalsuan dan kesalahan perakitan

3.2 perencanaan dan penjadwalan dasar


Negosiasi cincin dengan calon pelanggan, desain dasar yang dikembangkan ditinjau oleh insinyur produksi departemen
konstruksi lambung. Memasukkan umpan balik para insinyur fiom pro dalam rencana kontrak sebelum penghargaan mencegah
perubahan yang mengganggu dan negosiasi yang terkait dan menjadwalkan masalah penyesuaian setelah penghargaan kontrak
Selama periode ketika rancangan dasar sebuah kapal sedang diselidiki, bagian tengah dan pengaturan umum yang dikembangkan
harus dikritik oleh kelompok perencanaan konstruksi badan kapal seperti itu, yang selalu berhubungan dengan kebutuhan untuk
melengkapi dan mengecat kapal, membahas hal-hal berikut: • struktur badan kapal dapat diproduksi dengan biaya minimal satu
jam kerja
Wilayah longitudinal ftek dan ketebalan pelat cangkang
Ketenaran yang sedang menggapal dan ketebalan cangkang
-range dari tinggi menisik baja jenis longitudinals (built-up tee, angle, DLL.)
• rasio pembatalan
-ringkasan berbagai ketebalan piring
• blok definisi
• Plat straking
• blok processesi

3.2.1. Pengayakan dasar.


Bila memungkinkan, grup perencanaan konstruksi lambung melakukan perencanaan dasar sebelum kontrak award dalam
perencanaan preaward ini memberikan umpan balik bagi para perancang dasar dan strategi membangun yang telah re-i flected
dalam blok predefinisi dan preschedule terpadu ini memungkinkan rapid startup pada kontrak award
Rilis resmi gambar kontrak, yang menandai akhir desain dasar, memungkinkan kelompok perencanaan lambung untuk final. Ize
merencanakan rencana dasar dan jadwal spesifik yang dijadwalkan saat ini termasuk rencana untuk penjualan dan rencana rencana
penerbitan kunci dan halaman: setelah itu, perencanaan dasar panduan produksi taktik, aliran informasi dari rancangan, schedile
untuk pengembangan terpadu rancangan, dan persiapan instrumen kerja. Selama aktivitas tersebut, perencanaan konstruksi bhull
grqup, kepemimpinan kepemimpinan
3.2.2 rencana dasar pembuatan badan kapal dan jadwal berdasarkan rencana kontrak yang resmi dirilis, kelompok
perencanaan konstruksi lambung kapal menyiapkan rencana dan jadwal dasar konstruksi lambung, termasuk:
• rencana pembangunan badan kapal
.block rencana predefinisi
• proses konstruksi badan kapal sedang dibuat
. Ereksi jadwal master lambung
• volume kerja kontrol anggaran belanja
. Jadwal kegiatan membangun kapal

3.2.3 perilaku dari blok definisi


sebagaimana ditunjukkan oleh berikut, blok predefinisi mencakup banyak pertimbangan ini dapat dikelompokkan oleh bagian
tengah dan pengaturan umum
Bagian tengah kapal
• pembagian blok yang diusulkan ditandai, berdasarkan:
-lokasi potongan baja tegang tinggi
- kemudahan dan keselamatan kerja ereksi dibutuhkan
- mengurangi masalah keselarasan untuk hak-hak kapal ketika mendirikan blok
-keterbatasan untuk bekerja unit selama proses ereksi lihat Fgure 7-26)

Gambar 7.26. typical work unit

Pengaturan umum blok definisi terpisah untuk parale middle body dan untuk tubuh bagian depan dan belakang didefinisikan untuk
bei sebagai besar sebagai fasilitas izin, selalu untuk memfasilitasi cocok dan lukisan, dan dengan perhatian khusus yang diberikan
kepada:
• parallel midbody
-sheer start points
-batas tubuh paralel oleh tangency point ke kurva

3.2.4 pertemuan definisi dasar blok


sebagai insinyur pro di departemen konstruksi lambung bekerja untuk menentukan blok yang ideal, mereka memberikan umpan
balik kepada departemen desain dasar dan kepada kelompok desain struktural lambung yang belakangan menyelidiki rancangan
dasar yang diusulkan dan item alamat seperti:
• sisi untuk kekakuan di dinding
• pengaturan untuk kaku yang mempertimbangkan block sendi
• wilayah kaku, sudut pengaturan dan akhiri detailnya
• jenis kutipan-tanda untuk perjalanan makan malam longitu dan timur dari sisymmet cutouts
• penyediaan lubang akses sementara
• bentuk camber
• penunjukan lempengan-lempengan rak
• potongan pinggir
 Jenis slot, skalop, dan kekakuan berujung untuk membuat sandblasting

Rencana tersebut mencerminkan syarat untuk meningkatkan produktivitas yang ada di galangan kapal. Gambar 7-28
menggambarkan 2 skema untuk mendefiniskan blok, yang konsisten dengan integrasi dan satunya tidak. Manfaat direalisasikannya
untuk konstruksi lambung dan outfitting dan painting, termasuk :

 Lebih banyak kesempatan untuk on-block outfitting dan painting, terutama outfitting and painting downhand
 Lebih sedikit block yang ditentukan
 Mengurangi pengelasan saat penyambungan dan pada posisi yang sulit
 Lebih stabil dan rigid block
 Lebih sedikit penyangga yang dibutuhkan
 Secara signifikan lebih sedikit scaffolding yang dibutuhkan
 Lebih sedikit kerusakan saat outfitting dan painting saat erection

3.3 Detail Work Instruction Planning and scheduling

Setelah dirilis rencana kontrak dan penyelesaian basic planning, hull construction planning group memulai pengerjaan dalam
2 fase : major, dianggap rencana department-level. Dan working, penyempurnaan dari yang sebelumnya yang membahas addresses
shop-level planning.
Tujuannya untuk menciptakan rencana intermediate-level dan jadwal yang memfasilitasi persiapan selanjutnya. Upaya yang
merinci dari perencanaan meliputi persiapan :

 Rencana detail hull construction production (major and working)


 Rencana untuk mengkoordinasikan efforts of the hull structural design group
 Budget man-hour berdasarkan parameter yang khas untuk setiap shop interim

Setelah itu, rencana dan jadwal didefinisikan sampai ada definisi dari short-range objectives (blocks) yang dikelompokkan
berdasarkan problem area. Jika tidak, manajer tidak dapat mencapai operasi yang efektf melalui jalur proses yang terintegrasi.

Segera setelah kontrak gambar dirilis, kelompok perencanaan konstruksi lambung memulai perencanaan detail proses
kerja yang sepadan dengan rencana kontrak dan rencana sebelum pendefinisian blok. Upaya ini dibagi menjadi 2 bagian, pokok
dan inti. Hal ini ditandai dengan pertukaran informasi yang konstan dengan kelompok desain structural lambung untuk memastikan
bahwa strategi pembangunan yang direncanakan dimasukkan dalam rencana utama yang sedang mereka kembangkan dan strategi
pembangunannya disesuaikan, jika diperllukan, sesuai dengan permintaan dari pemilik dan persetujuan dari badan pengawas
tentang rencana utama tersebut.

Gambar 7-29 menunjukkan aliran perencannan produksi untuk konstruksi lambung. Dokumen diiapkan oleh kelompok
desain structural lambung dan diidentifikasi oleh departemen outfitting. Gambar 7-30 menunjukkan aliran penjadwalan produksi
untuk konstruksi lambung yang diatur untuk memfasilitasi perbandingan dengan produksi.
Figure 30. Jadwal Produksi Konstruksi Lambung

3.3.1 Major Detail Planning and Scheduling

Major detail planning diantara bagian-bagian yang ditujukan pada detail rencana awal merupakan beberapa pengaruh key plan yang
dikembangkan sekaligus. Perencanaan tersebut diantaranya ialah:

 Detail block definition plan


 Autowelding application plan
 Work unit application plan
 Block assembly preguidance
 Midship liftig master plan
 Midship scaffolding master plan
 Block weight and weld length rough calculations

Block predefinition merupakan pemeriksaan kembali dan penyelesaian pada detail kunci rencana dari block definition. Pada bagian
lambung, terutama buritan dan haluan yang tidak digambarkan pada rencana kontrak telah diselesaikan pada detail. Bagian midship
dilakukan pengecekan ulang dan perpanjangan pada bagian buritan dan haluan

Auto welding application plan yang menunjukan pengelasan pada penyambungan butt dan seam telah direncanakan pada proses
perencanaan konstruksi lambung. Metode pengelasan yang lebih spesifik didesain pada tiap butt dan seam serta telah dikonfirmasi
oleh teknisi yang ada di bengkel las.

Work unit dilakukan untuk memfasilitasi proses erection. Oleh karena itu, perencanaan dan pekerjaan pada aplikasi ini mengikuti
pola yang sama seperti rencana autowelding application

Block assembly preguidance plan meliputi bagian lengkungan lambung termasuk block yang dimana tidak terhubung pada bilga
dan blok buritan ataupun haluan. Preguidance ini disediakan sekaligus dengan kunci rencana untuk panel dan section.

Midship lifting master plan berisi petunjuk mengenai penanganan block midship, grand block yang berukuran besar, dan block
yang berisi komponen outfit yang besar. Biaya jam orang dan biaya material untuk pengangkatan bantalan, penerimaan petunjuk,
dll juga di sajikan di midship lifting master plan.
Midship scaffolding master plan ditunjukan pada semua perencanaan perancah kecuali yang terdapat pada ruang mesin. Desain
ruang mesin tidak cukup dibahas dikembangkan di major detail stage of production.

Proses perencanaan panjang pengelasan untuk subassembly dan assembly dihitung kembali per blok dari desain yang diperlihatkan
dari pengembangan kunci perencanaan. Dengan cara yang sama, berat blok dan parameter panjang pengelasan untuk proses erection
harus dilakukan perhitungan kembali. Beberapa akurasi panjang dan berat disubstitusikan untuk mengestimasikan rancangan dasar
seperti dibawah ini:
 Memperbaharui biaya control volume pekerjaan yang telah disiapkan selama basic design
 Menyediakan assembly master dan jadwal bengkel lainnya
 Memperbaharui berat besi lambung pada daftar biaya kontrol yang telah di rencanakan selama desain dari grup konstruksi
lambung
 Menentukan jumlah seluruh panjang dan seluruh parameter panjang yang dimana dibutuhkan untuk perhitungan
persyaratan welding rod.

Major scheduling ditampilkan pada Figure 30. Input dari major scheduling adalah dengan jadwal erection dimana telah disiapkan
sebelum kontrak dari master schedule. Fitur dari penjadwalan erection yaitu:
 Periode erection lebih singkat
 Urutan erection dimana lebih mudah untuk pembuat kapal
 Persyaratan durasi untuk aligning dan fitting blok, shifting work unit dan pelepasan scaffolding
 Waktu untuk penyatuan tiap blok
 Persyaratan jam orang per hari untuk fitter dan tukang las

Assembly yang dihitung selama perencanaan dasar. Jadwal ini menampilkan daya tahan yang diperlukan untuk perakitan
setiap blok untuk semua kapal dengan setiap aliran proses. Contoh, rakitan blok datar dan melengkung diperlihatkan secara terpisah
karena merupakan jadwal pembelian untuk subassembly, pembuatan secara komponen, permintaan bahan, dan kegiatan loteng
cetakan.

Selanjutnya, dengan input tambahan dari departemen perlengkapan, khususnya jadwal induk toko perlengkapan dan blok
dibutuhkan setiap periode untuk perlengkapan yang di blok, jadwal terpadu yang dibuat sementara dapat disesuaikan dalam
berbagai jadwal pembelian yang diperlukan untuk memastikan koordinasi mereka. jadwal pembelian, yang disempurnakan,
"menantikan" selama enam bulan dan diperbarui setiap dua bulan, bersama dengan jadwal master perakitan, dengan mengganti
panjang pengelasan yang ditentukan secara lebih akurat dengan perkiraan selama perencanaan dasar.

332. Perencanaan detail kerja dan penjadwalan perencanaan detail kerja, rencana yang dibuat setelah persetujuan dapat dibuat
sebagai berikut:
 blok petunjuk perakitan
 lasan fillet pada blok udara
 akses kerja
 instruksi kerja
 selesaikan proses pemotongan dan penandaan
 perawatan pekerjaan
 kontrol akurasi
 bagian proses jalur fabrikasi
 pemotongan kasar dan permintaan baja
 buku pegangan pengaturan blok
 cetakan loteng dan petunjuk instruksi kerja
 pemeriksaan kontrol akurasi

Rencana pedoman perakitan blok adalah finalisasi dari preguidance perakitan blok, dan memperhitungkan dampak dari
komentar persetujuan.

Rencana uji udara pada blok fillet dilapiskan pada salinan rencana kunci yang disiapkan untuk disetujui oleh pemilik dan
badan pengawas. perincian uji khusus disertakan untuk memberi tekanan di bawah lasan filet, termasuk posisi fiting udara dan
lasan henti uji ini diimplementasikan pada blok sehingga menghilangkan kebutuhan untuk menguji lasan filet yang sama selama
tes hidrostatik atau pneumatik di papan

Rencana lubang akses kerja menunjukkan lubang yang diizinkan untuk akses sementara pada salinan rencana kunci yang
sama yang digunakan untuk mengembangkan rencana uji udara on-block fillet yang persiapannya dalam koordinasi volves dengan
para insinyur yang ditugaskan ke tempat perlengkapan dan pengecatan serta perakitan dan erection.
Master plan instruksi kerja adalah cara di mana instruksi kerja umum untuk berbagai tahap kerja diberikan kepada
kelompok desain struktural lambung untuk dimasukkan dalam rencana halaman. master plan instruksi kerja membahas hal-hal
seperti:
 kode blok
 kode semiblok
 tanda urutan ereksi untuk arah blok, blok peletakan lunas, dan masukkan blok
 perakitan bagian hull untuk tahapan subassembly dan assembly
 Exces allowances dan persiapan tepi
 teknik penandaan bagian, seperti electrophoto (EPM) atau daftar ukuran
 ukuran utama diperlukan untuk memasang blok

Rencana proses pemotongan dan penandaan selesai berisi instruksi untuk mencapai dimensi keseluruhan dan tata letak
untuk panel tempat blok dipasang. itu secara khusus membahas dimensi untuk memotong setiap panel hingga ukuran selesai, dan
dimensi tata letak untuk anggota memanjang dan melintang.

rencana perawatan benda kerja memberikan instruksi mengenai disposisi benda kerja (padeyes, staging lug, panduan
penerimaan, dll) yang biasanya diproses untuk

Accuracy Control Plan dibuat sebagai pertimbangan utama dalam mengontrol ketepatan yang ada pada setiap pekerjaan. Plan ini
memberikan panduan umum yang diperlukan dalam yard plan seperti identifikasi hull block yang mana yang paling sulit untuk
di-assembly dan tipe mana yang akurasinya tidak tepat pada proses assembly sebelumnya.
Spesifikasi instruksi termasuk:

 Menyamakan garis yang dibutuhkan pada part untuk memfasilitasi subassembly dan assembly
 Reference line dibutuhkan dalam assembly
 Panjang spesifik dari butt dan seams pada complicated hull yang membenarkan margin
 Checkpoints dan dimensi terkait untuk memverifikasi keselaran assembly

Bagian-bagian dari fabrication process lanes mengindikasikan tipe marking yang akan digunakan untuk internal structural parts
seperti N/C, EPM, atau sebatas list ukuran. Hal ini diberikan sebagai input untuk computer-aided processing oleh tim pembuat
desain struktur lambung kapal. Rencana ini dilaksanakan secara langsung dengan persiapan rough cutting plans.

Rough cutting dan steel requisition (permintaan pelat dan bentuknya) plan dibutuhkan untuk mengorganisir material yang
diminta pada masa awal, bersamaan dengan lead times material terkait. Refrensi utama diantaranya : tipe, grade, ukuran, dan
jumlah dari baja dan schedule assembly yang dibutuhkan. Standar ukuran material dan pengelompokan permintaan dari waktu
antarnya adalah hal yang utama dalam mempersiapkan rencana ini. Proses perencanaan berdasarkan estimasi jumlah, hal ini
dikarenakan detail plan yang belum tersedia. Karena kebutuhan untuk mengestimasi ini, desing ukuran biasanya dilebihkan.
Designer juga didesak untuk meminimalisir sisa material, proses gudang, dan memaksimalkan penggunaan materal.

Pemesanan dikelompokkan kedalam beberapa bulan, dengan pertimbangan utama pada sesi fabrikasi parts. Hal ini untuk
memastikan berjalannya work flows tanpa perlu mengatur kembali jigs atau setting mesin. Pertimbangan juga diberikan untuk
subassembly dan assembly schedule dan storage area. Permintaan besi dibuat dengan referensi rough cutting plan dan
ketersediaan bahan di galangan. Planning performed digunakan sebagai petunjuk untuk semua marking dan cutting plan yang
merupakan dasar untuk steel material allocation sheets.

Material di dalam block arrangement handbook diambil dari beberapa key plans. Hal ini dapat menunjukan gambaran
keseluruhan struktur kapal dan blok. Salinan dari handbook ini dibagikan kepada manajer dan bagian produksi pada bengkel
ereksi.

Mold loft and work instruction guidance plan didapatkan dari beberapa dokumen plans dan instruksi yang disiapkan oleh
designer hull structure dan teknisi bagian produksi. Informasi kemudian dipilih dan diedit agar sesuai untuk mold loft dan stage
plan section untuk merencanakan work instruction mereka.

Accuracy control check and report sheets secara formal disiapkan untuk per termin produk per blok oleh production engineers
yang bertanggungjawab. Tujuannya adalah untuk mencatat variasi dimensi yang telah didapatkan, dimana, ketika dilakukan
analisis statistik akan memberikan informasi bagaimana proses kerja akan dijalankan. Analisis tersebut memberikan feedback
yang dibutuhkan untuk mengomensasi pekerjaan yang mengonsumsi seperti yang terjadi saat gas cutting, welding, dan
pembuangan yang kurang efektif. Production engineer juga menggunakan data tersebut untuk mengontrol jumlah pekerjaan ulang
yang akan kembali dilakukan ketika ereksi (gas cutting dan back strip welding.

Working scheduling. Termasuk:

 Assembly, subassembly, dan parts fabrication dalam schedule bulanan


 Yard plan dan mold loft curve
 Block storage plan
 Erection inspection schedule dan erection hull fitting dan welding schedule

Setiap rencana bulanan untuk blok assembly, subassembly dan parts fabrication mencangkup enam minggu dan akan diperbarui
setiap dua minggu untuk menggantikan parameter menjadi lebih akurat yang didapatkan selama proses transisi desain. Schedule
assembly bulanan dibuat berdasarkan pada assembly master schedule. Schedule subassembly bulanan dijabarkan dari schedule
assembly bulanan dan kemudian halnya part fabrication scheduling. Dampak dari dilakukannya update tersebut adalah harus
dilakukannya penyesuaian dalam termin waktu penyelesaian prodak pada work load leveling, spesifik pada penggunaan waktu
yang berlebihan. Shop schedules dipengaruhi revisi parameter yang diupdate setiap dua bulan.

Kurva pada yard plans dan mold loft data dipersiapkan untuk digunakan sebagai dasar untuk mengecek progres di lapangan
termasuk bagaimana progres dari mold loft berhubungan dengan yard plan yang sebenarnya. Pandangan in merepresentasikan
proses penilaian fasilitas. Mengupdate schedule bulanan mold loft tergantung pada yard plan dan progres pengerjaan mold loft.

Block storage plan mengalokasikan temapt untuk menyimpan block seutuhnya untuk diereksi nanti. Rencana ini disiapkan oleh
production engineer sesuai dengan schedule. Revisi dilakukan setiap sepuluh hari dan setiap launching. Ketika semua tempat
sudah dialokasikan untuk blok sesuai plan, rencana assembly akan menyesuaikan. Karena ereksi adalah proses yang lebih cepat
daripada assembly. Hal ini berarti 40-60% ari block yang dibutuhkan harus sudah selesai sebelum keel laying bagian depan.

Sesuai schedule ereksi, inspeksi terhadap ereksi dilakukan untuk memastikan terpenuhinya target sehingga dapat dilakukan
onboard painting. Update dalam schedule ini termasuk waktu tes tangki, pembersihan dll. Selanjutnya, schedule ereksi hull fitting
dan pengelasan disiapkan.

3.3.3 Work Instruction Planning and Scheduling


Rencana halaman berorientasi pada produk dan sesuai dengan kebutuhan untuk alur proses pada persiapan rencana kerja produksi
konstruksi lambung oleh grup perencana konstruksi lambung. Rencana halaman terorganisir oleh zona, dan target persiapanya. Pengembangan
lebih lanjut membutuhkan dokumen dari grup perencana konstruksi lambung selama tahap perencanaan instruksi kerja.

Perencanaan Instruksi Kerja: perencanaan instruksi kerja mengarahkan pekerjaan untuk setiap tahap dalam alur proses. Mereka
disiapkan kedua mold loft dan bagian rencana instruksi kerja sesuai dengan kebutuhan oleh kelompok perencana konstruksi lambung. Sejak
pekerjaan mold loft memakai computer, beberapa perencanaan yang melibatkan perencanaan instruksi kerja telah dialihkan dari kelompok desain
struktur lambung ke mold loft. Ini termasuk daftar bagian lambung dari tiap tahap, rencana marking dan rencana cutting untuk bagian fabrikasi,
rencana bending dan tinggi meja untuk pengaturan jigs. Instruksi kerja ereksi yang dipersiapkan pada mold loft termasuk rencana rimensi kapal
dan rencana balok penyanggah. Bagian rencana instruksi kerja adalah organisasi pendampinguntuk mold loft dan bertanggung jawab atas

- Rencana assembly untuk subassembly


- Rencana assembly untuk block assembly
- Rencana dimensi block finish cut untuk block assembly
- Rencana instruksi pengangkatan dan rencana scaffolding untuk subassembly, assembly dan ereksi
- Rencana lubang akses kerja
- Buku rencana block

Penjadwalan instruksi kerja: penjadwalan instruksi kerja termasuk perencanaan mingguan dan dan harian serta rapat mingguan untuk
memadukan jadwal harian dan mingguandibuat untuk assembly, subassembly dan fabrikasi, menggunakan pola yang sama seperti untuk
merencanakan jadwal bulanan. Jadwal kerja mingguan berguna untuk melihat performa dalam 2 minggu dan harus di perbarui setiap minggu.
Kadang kala jadwal mingguan dapat di hilangkan jika efeknya dapat dikontrol dalam jadwal bulanan. Jadwal harian dipersiapkan untuk pekerjaan
yang harus diselesaikan hari esok dan harus di update setiap hari. Ini di persiapkan intermediate supervisors dan diinformasikan kepada pekerja
untuk pekerjaan esok harinya.

Rapat tracking jadwal yang terintegrasi diadakan setiap jumat siang untuk memeriksa perkembangan dari ereksi, assembly,
subassembly, fabrikasi, outfitting dan painting dari setiap alur proses dan perkembangan dari mold loft. Gambaran dari tiap alur preses dan loft
dibutuhkan untuk dating untuk bertukar informasi dan untuk memberi keterangan pada proses yang di capai dalam jadwal yang terintegrasi. Ini
sangat penting untuk melanjutkan perpaduan antar berbagai macam pekerjaan, umpan balik dari rapat ini biasanya digunakan untuk membuat
pengaturan jadwal bulanan, mingguan dan harian.

3.3.4 Man-hour Budgeting and Control Man-Hour Budgeting.


Selama rencana umum, anggaran asli awal untuk man-hours yang dibutuhkan ntuk departemen konstruksi lambung di telah diperkirakan.
Anggaran ini dikategorikan untuk memadukan anggaran bengkel menggunakan parameter berdasarkan performa lampau. Inti elemen dari man-
hour untuk menentukan system seperti pada Figure. 7-31.

Man-hour control. Anggaran dan pengeluran man-hours per satuan waktu, keduanya di plotkan pada laporan 10 hari kerja untuk
perbandingan fasilitas mereka. Evaluasi dari perbedaaan adalah dasar untuk keputusan load levelling kerja. Engineer lapangan mengawasi alokasi
pekerja yang dibuat oleh supervisors pada jadwal harian. Control anggaran man-hour digunakan oleh field engineer berdasarkan performa rata
rata normal kerja, seperti normal man-hours per panjang subassembly welding. Sepanjang pengembangan desain, informasi yang lebih akurat
secara konstan digantikan karakteristik dugaan sebelumnya seperti pada panjang assembly welding, yang mana parameter kontol adalah pekerja.

3.4 Shop Level planning and scheduling


Setiap bengkel dari departemen konstruksi lambung bertanggung jawab pada perencanaan dan keteknikan dari prosesnya sendiri dan
terkait jadwal, control material, control akurasi dll. Production engineers ditugaskan ditiap bengkel untuk memastikan seluruh dokumen bengkel
yang bersangkutan tetap konsisten dengan logis dan sesuai prinsip produksi kapal.

Untuk control penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran, baja dibutuhkan dalam jumlah relative kecil untuk membantu fabrikasi
block demi block. Penumpukan stock itdak efesien karena mengganggu modal dan ruang penyimpanan yang sebenarnya dapat lebih profuktif
digunakan. Dan juga, penumpukan stok biasanya meningkatkan man-hours, habis untuk pengangannya dan disalahgunakan, dengan datangnya
resiko yang mengganggu fabrikasi dan proses selanjutnya.

Penyimpanan harus tetap dikontrol disortir berdasarkan ukuran atau alur proses, dan dengan mengeluarkan dan mengirimkan material
pada hari sesuai dengan perintah pengeluaran yang mana rencana cutting. Kebutuhan untuk fasilitas material handling pada tahap fabrikasi
menjadi prioritas diatas semua pertimbangan.

3.4.1 Penjadwalan lantai gambar


Pengaturan penjadwalan lantai gambar dipengaruhi oleh kapal/blok/hari. Kurva pengerjaan/blok ditentukan dari jadwal, berdasarkan
dari kinerja yang normal. Pembimbing lantai gambar disiapkan oleh insinyur produksi selama rencana pekerjaan secara detail, menjelaskan
secara detail dan hal-hal penting lain untuk menghindari sesuatu yang tidak efisien dan kesalahan dan perbaika produktifitas lebih lanjut.

Proses yang sebenarnya dan jam kerja dihitung tiap hari untuk mengindikasikan pekerjaan secara komplit pada jadwal galangan dan
penghitungan jam kerja pada alokasi pekerjaan. Ketika satu dibagi dengan yang lain,hasil bagi adalah indikator produktifitas.
Pada saat Pengembangan dan penggambaran desain tidak disarankan untuk berlebihan, mempercepat usaha dengan teknik produksi
ditugaskan dengan bertanggungjawab dalam pemasukan dan keluaran dari gambar selalu sama. Tujuan dari lantai gambar dan rencana galangan
memajukan kurva pekerjaan. Kurva S ditempatkan pada lembar rencana galangan dalam waktu. Yang mana jadwalnya menunjukan catatan
progres dari galangan dan proses lantai kerja. Dalam mempercepat proses ini diperlukan tingkat pengetahuan yang:

1. Pekerjaan yang terburu-buru dapatmenyebakan kesalahn pekerjaan yang dapat menggangu proses pekerjaan
2. Kurangnya percepatan pekerjan dapat mengakibatkan gangguan yang seriusdalam pemenuhan agenda dalam produksi

Accuracy Contro. Kebanyakan masalah yang terjadi pada lantai kerja dan variasi akurasi adalah masalah-masalah yang tetap tidak
terdetekdi sampai blok assembly dan erection. Karena masalah tersebut pekerjaan harus diulang pada lantai kerja yang dikelola dengan
baikvariasi yang ada biasanya terlalu kecil untuk penerapan teori akuari kontrol lama. Bagaimanapun kesalah gambar merupakan perhatian
adalah persoalan yang besar karena permasalahan ini dapat menjadi gangguan yang sangat vital. Pencegahan kesalah ada dibawah ini:

1. Sistem pemeriksaan ruang oleh desainer senior diikuti oleh staff lantai kerja
2. Belajar dan latian secara rutin
3. Instruksi lantai kerja yang jelas dan rencana instruksi yang disiapkan oleh staff produksi
4. Prosedur tertulis pada pemeriksaan, pencatatan, klasifikasi dan analisa statistik kesalahan
5. Perbaikan daftar kerusakan pada lantai kerja dan membuat representasi grafikuntuk frekuensi kejadian.

3.4.2 Penjadwalan bagian fabrikasi galangan


Jadwal fabrikasi galangan digambarkan pada proses dengan referensi jadwal utama erection dan assembly. Tanggal dimulainya setiap
proses tidak tertata sebagaimanatingkat produksi yang berbeda dan bagian-bagian yang diperlukan untuk sub-assembly harus siap pada waktu
yang sama. Contohnya, marking dan cuting dari setiap bagian yang diperlukan bending dijadwalkan untuk mulai lebih awal dibandingkan proses
yang dilakukan tanpa bending. Pada bagian haluan dan buritan memiliki bentuk yang lebih rumit.

Lebih jauh lagi staff produksi yang menyiapkan jadwal mempertimbangkan kebutuhan untuk keseragaman pekerjaan. Contohnya
bagian-bagian kecil atau bagian yang membutuhkan jumlah waktu yang tidak tentu untuk pemotongan dipisahkan dari alur kerja utama. Teknik
lainnya untuk menjaga keseragaman kerja bidang pararel yang identik diperlukan beberapa blok. Hal ini meminimalkan perubahan peralatan yang
mana sangat berharga karena pruduktifitas pemotongan bidang tergantung pada jumlah gas yang dipasang.

Kontrol material. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengadakan material pada sub assembly dan asembly. Review pekerjaan
difasilitasi dengan menyediakansebuah kolom dalam daftar bagian lambung untuk pengecekan indikator pada bagian penyelesaian bagian dan
material handling yang cukup, sangat ditentukan pada penyatuan blok dan distribusi bagian, untuk mengurangi limbah, dalam kasus ini waktu
tambahan harus dialokasikan untuk penyatuan blok.

Progress dan produktifitas. Sebagai tambahan proses pengecekan produktifitas lambung. Pengecekan ditambahkan pada bagian
lambung dimana proses itu dilakukakn pada setiap hari, dan jam kerja yang telah terpakai harus ditambahkan. Informasi ini ditambahan pada
setiap kapal, informasi ini digambarkan pada grafik untuk setiap kapal sebagai bobot pekerjaan yang selesai dibandingkan dengan waktu untuk
proses dan jam kerja yang dipakai dibandingkan dengan bobot pekerjaan yang telah selesai untuk menentukana produktivitas.

3.4.3 Bagian subassembly


Pemisahan pekerjaan subassembly dari pekerjaan perakitan masuk akal, karena subassemblies dan blok memiliki konten kerja yang
sangat berbeda. Hal ini membuat aliran proses subassemblies adressing tidak praktis secara terpisah memungkinkan pekerjaan dipertimbangkan
dalam peningkatan kecil yang sangat efektif untuk meratakan beban kerja (memberikan laju kerja yang konstan) manfaat lain termasuk :

• peningkatan produktivitas, karena pekerjaan peletakan, pemasangan, pengelasan, dan penghilangan distorsi lebih mudah diakses

• kualitas pengelasan yang lebih baik, karena lebih banyak pengelasan yang dilakukan dengan mudah

• lebih sedikit penanganan material dan pekerjaan administratif selama assembly, karena lebih sedikit barang material dan lebih sedikit
scaffolding yang dibutuhkan

• fasilitas besar, seperti crane berkapasitas besar dan bangunan dengan langit-langit tinggi dan pintu besar yang dibutuhkan untuk memasang
blok assembly, tidak ditempati dengan pekerjaan yang dapat dilakukan di tempat lain

• lebih banyak peluang untuk menerapkan perangkat hemat tenaga kerja (konveyor, tukang las otomatis, dan robot)

Karena banyak subassemblies yang berbeda diperlukan dalam jumlah yang bervariasi, penerapan teknologi grup memberikan keuntungan
dari operasi lini produksi yang secara khusus direkayasa untuk subassemblies. Sebagai contoh, setelah subassemblies datar dipisahkan dari
subassemblies melengkung, pengelompokan utamanya tidak berdasarkan kesamaan dalam desain. Sebagai gantinya, ini berdasarkan konten
pekerjaan.

Ketika suatu kelompok besar, dijadwalkan untuk pembuatan dalam aliran proses. Grup yang berukuran kecil dikurung, menggunakan
sumber daya yang tidak mengurangi dukungan terhadap aliran proses. Contohnya adalah lembur, shift kedua, pekerja pinjaman dari bagian
assembly atau errection, atau penggunaan subkontraktor.
Teknik yang lebih lanjut memfasilitasi perataan beban kerja adalah produksi pengelasan yang relatif kecil (komponen rakitan) sebagai
persiapan untuk subassembly. Bagian yang dirakit (biasanya satu atau dua kurung yang dilas ke bagian berbentuk L pendek) diproduksi di jalur
proses yang didedikasikan untuk pekerjaan seperti itu.

Penjadwalan. Penjadwalan ini disiapkan untuk setiap jalur proses sesuai dengan jadwal master assembly. Pertimbangan penting secara
terpisah membahas subassemblies dari keluarga yang sama (area masalah dan konten kerja yang sama) untuk aliran proses berkelanjutan, waktu
yang akan dialokasikan antara area penyimpanan subassembly, dan leveling beban kerja berdasarkan jam kerja per panjang pengelasan.

Pengendalian Material. Pengendalian material pada alamat pertama dan pengaturan bagian yang diperlukan untuk pembuatan
subassemblies Ruang penyimpanan yang memadai disediakan antara bagian fabrikasi dan area subassembly untuk pengumpulan dan pengurutan
bagian yang dibutuhkan oleh jadwal subassembly. Karena upaya mereka secara langsung memengaruhi produktivitas, penanganan material dan
informasi yang disiapkan untuk mereka harus dikelola dengan baik. Ketentuan khusus pada daftar bagian lambung memfasilitasi anotasi status
bagian yang diperlukan. Daftar juga dijelaskan untuk mempertahankan status penyelesaian subassembly. Keakuratan data tersebut sangat penting,
karena penangan material diminta untuk mengumpulkan, mengurutkan, dan menyimpan subassemblies untuk periode minimal dalam ruang yang
relatif sedikit.

Kemajuan dan Produktivitas. Kemajuan setiap jalur proses diperiksa setiap hari untuk penerimaan pada daftar bagian untuk setiap
subassembly dan kelengkapan pada shedule subassembly. Karena pengelasan terdiri dari upaya kerja utama, indikator produktivitas yang paling
berguna untuk pekerjaan subassembly adalah waktu busur per tukang las. Insinyur produksi berusaha untuk:

• menambah panjang dari pengelasan / jam / pekerja dengan meningkatkan keterampilan pekerja dan peralatan pengelasan

• memperluas penggunaan metode otomatis dan semi otomatis, seperti perangkat pengelasan gravitasi

• menerapkan alat bantu mekanik, seperti membalik atau memindahkan subassemblies

• meningkatkan pertukaran pekerja di antara semua jenis pekerjaan subassembly, termasuk penanganan material, pemasangan, pengelasan, dan
fairing

Untuk memantau laju perubahan produktivitas, indikator kinerja diplot dan dipasang di setiap jalur aliran subaassembly. Ini adalah jam kerja /
panjang subassembly dan jam kerja / panjang pengelasan.

3.4.4 Block Assembly Section


Block Assembly, proses terakhir sebelum hull erection, dimulai oleh pengatur material yang mengkoordinasi hasil dari subassembly
dengan kedatangan bagian – bagian yang diperlukan pada block yang akan disatukan. Untuk proses penyusunan bagian yang lurus, seperti panel
block yang datar, yang memerlukan mesin yang datar pula saat penyatuannya, dibedakan dengan panel block yang melengkung, yang memerlukan
pin jig. Pemisahan proses penyambungan juga dapat membantu pengaturan untuk setiap tipe block yang memilik permasalahan manufaktur berbeda
dan memiliki variasi pengerjaan yang berbeda pula. Khususnya pada fore dan after body, serta engine room blocks.

Penjadwalan

Memisahkan jadwal akan dapat mempercepat setiap proses tetapi tetap pada target yang ditentukan oleh assembly master. Pedoman dan
perencanaan pada block assembly menyediakan informasi lanjutan tentang urutan tahap yang diperlukan, panjang pengelasan, waktu yang
dibutuhkan untuk outfitting, dan kapan diperlukannya crane pada tiap tahapan. Jadi, para pekerja lapangan dapat menyiapkan jadwal untuk
pengelasan dan penggunaan crane untuk setiap proses assembly.

Block Storing

Produktivitas departemen konstruksi lambung sangat tergantung pada perencanaan block storing. Secara teoritis, penyatuan tiap blok harus
selesai tepat waktu agar sesuai dengan jadwal erection. Ini akan menghalangi kebutuhan lahan yang luas dan akan meminimalisir pekerjaan yang
berhubungan dengan pemindahan blok yang tebal dan berat. Ini juga akan menciptakan tekanan lebih untuk meningkatkan proses perakitan sampai
blok diproduksi pada tingkat yang sama seperti yang dibutuhkan oleh bengkel erection. Namun, pekerja dibagian produksi tetap harus
memperhatikan faktor lain dan membuat pertimbangan perjanjian yang berisi:

 Perbedaan kuantitas pengerjaan (khususnya untuk pengerjaan lambung; pembuatan bagian 10 persen, subassembly dan assembly 50
persen, erection 40 persen)
 Perlu meratakan beban pada tiap – tiap bengkel
 Wewenang untuk memindahkan pekerja antar bengkel, menugaskan lembur, dan mempekerjakan subkontraktor
 Harga untuk fasilitas (erection deck dan crane biasanya yang paling mahal)

Perjanjian khusunya memiliki hasil:

 Membangun dermaga tempat kapal-kapal didirikan dengan cepat


 Cukup tanah untuk mengakumulasi 40 persen hingga 60 persen dari blok yang dibutuhkan oleh kapal, tergantung pada jenis dan ukuran
kapal sebelum peletakan lunas
 Sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan blok yang tersisa pada waktunya untuk mempertahankan alur kerja yang lancar selama
periode erection yang singkat (2,5 hingga 4 bulan, tergantung pada jenis dan ukuran kapal)

Dengan demikian, perencanaan untuk penyimpanan blok adalah dinamis dan membutuhkan disiplin dalam penjadwalan. Tentu saja, beberapa
alokasi lahan yang dibuat sebelum peletakan lunas untuk kapal tertentu dialokasikan kembali ketika blok dibangun, dan ketika blok tambahan
diproduksi setelah peletakan lunas untuk kapal yang sama, maupun untuk akumulasi blok sebelum peletakan lunas kapal tambahan. Faktor lain
yang harus dipertimbangkan oleh insinyur produksi adalah sebagian besar setiap blok dan kemajuan perakitan blok aktual terkait dengan jadwal
perakitan.

Material control

Sebagian besar subassembly memiliki ukuran yang cukup untuk ditempatkan. Namun, karena besarnya, penting untuk memastikan
pengiriman subassembly ke tahap-tahap tertentu dari jalur proses perakitan blok dalam urutan perakitan yang direncanakan. Upaya pemindahan ini
membutuhkan jadwal crane yang cermat dan pengurus material yang terampil untuk memastikan bahwa jadwal tersebut dilaksanakan dengan tepat.
Area penyimpanan yang cukup, tidak berlebihan, di sebelah tahapan di mana subassembly dibutuhkan meningkatkan efisiensi.

Progress dan produktivitas

Kebanyakan pengelasan pada assembly hampir sama seperti saat subassembly. Penilaian panjang yang akan dilas diperlukan terlebih
dahulu untuk mengalokasikan jumlah tukang las yang diperlukan sepadan dengan jadwal yang telah dibuat. Pengalokasian pengurus material,
tukang, dan operator crane yang cukup untuk menghindari aliran kerja pengelasan yang seragam. Dengan demikian, terus meningkatkan
produktivitas perakitan blok tergantung pada peningkatan produktivitas pengelasan secara berkelanjutan dan pada penyediaan layanan dukungan
yang diperlukan, sambil meminimalkan jumlah pekerja pendukung.

Khususnya mengenai aliran proses yang diatur untuk perakitan blok datar dan melengkung, setiap upaya diperlukan untuk menghindari
pengaruh yang mengganggu. Jika perakitan satu blok terhenti, pengerjaan untuk semua blok yang berhasil dan mungkin untuk erection akan
terpengaruh. Pengaruh mengganggu termasuk:

 Pergantian arahan
 Kegagalan untuk mengeksploitasi kontrol statistik manufaktur
 Manufaktur error
 Kesalahan dalam mengalokasikan durasi yang diperlukan, terutama untuk perlengkapan dan lukisan

Perubahan produktivitas blok perakitan dinilai dengan pemantauan:

 Berat blok / satuan waktu


 Panjang pengelasan / satuan waktu
 Total jam kerja / panjang pengelasan
 Jam kerja pengelas / panjang pengelasan
 Jam kerja tukang / panjang pengelasan

3.4.5 toko pemasangan


Proses pemasangan menyelesaikan pekerjaan konstruksi lambung, dan jadwal pemasangan adalah penentu hierarki schdules untuk
pekerjaan sebelumnya (perakitan, subassembly, dan pembuatan komponen). Pekerjaan direncanakan oleh zona untuk implementasi tahap demi
tahap. Panggung meliputi:

• Blok pemasangan

• Kecelakaan kapal

• Perancah didirikan

• Pemasangan struktur utama

• Pengelasan struktur utama

• Pemasangan substruktur

• Pengelasan substruktur

• Perlengkapan on-board

• Membersihkan dan melukis

• Inspeksi visual internal

• Menghapus perancah

• Pengujian tangki

Penjadwalan untuk pemasangan lambung dilakukan bersamaan dengan perencanaan detail utama sebagai tambahan, penjadwalan
pemasangan yang efektif mensyaratkan bahwa lunas mulai kapal sebelumnya, dan bahwa ada hati-hati koordinasi instalasi dan pemindahan
perancah dengan schdules untuk pemasangan blok, inspeksi, dan pengecatan.
4. kontrol produksi
Kontrol produksi bertanggung jawab untuk memantau biaya dan menjadwalkan kepatuhan saat pekerjaan sedang berlangsung.
Organisasi kontrol produksi pada umumnya bertanggung jawab untuk mengeluarkan anggaran jam kerja yang akan digunakan untuk mengontrol
proses pembuatan kapal dan pada saat mana kemajuan akan dinilai. Kemajuan berhubungan dengan pekerjaan aktual yang diselesaikan dan jam
kerja aktual yang dihabiskan. Akibatnya, ada kebutuhan untuk evaluasi yang melibatkan penyortiran, analisis, dan penataan data kinerja data ini
dikumpulkan oleh kelompok kontrol untuk memantau jam kerja yang dikeluarkan, kemajuan produksi, dan produktivitas, dan untuk umpan balik
data yang berorientasi sistem untuk memperkirakan pembangunan kapal di masa depan proyek. Untuk tujuan ini, cukup hanya menangani tenaga
kerja di antara sumber daya produk. Ini karena bahan diidentifikasi baik oleh sistem maupun zona, dan fasilitas dan biaya dibebankan sebagai
overhead pada akun bahan langsung dan tenaga kerja sehingga, indeks praktis untuk memantau jam kerja yang dikeluarkan, kemajuan, dan
produktivitas sudah cukup.

4.1 jam kerja pengeluaran


Karakter indeks tenaga kerja (jam kerja per unit waktu) adalah sama untuk berbagai kelompok kontrol dari kategori pekerjaan.
Akumulasi khas dari data tersebut ditunjukkan pada Gambar 7-32,7-33,7-34 dan 7-35. Kurva diplot menunjukkan biaya tenaga kerja aktual tetapi
hanya kemajuan nyata

4.2 kemajuan produksi


Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7-5, indeks untuk kemajuan produksi menggunakan berbagai ukuran (berat, parameter
pengelasan, panjang kabel, dll) per unit waktu. Lebih lanjut, kadang-kadang diperlukan untuk menerapkan lebih dari satu indeks untuk setiap
kelompok kontrol akumulasi paket data seperti yang diilustrasikan dalam gambar
4.3 indeks produktivitas
Indeks produktivitas (lihat gambar 7-5) sampai kedua jam kerja dikeluarkan dan pengukuran digunakan untuk memantau kemajuan
produksi (berat, parameter pengelasan, panjang kabel yang diletakkan, dll). plot tipikal dari data tersebut diperlihatkan dalam gambar 7-38
pemikiran 7-42 relatif terhadap standar efisiensi yang telah ditetapkan. Masing-masing yang terakhir biasanya merupakan rata-rata berdasarkan
pada riwayat kinerja yang terkait dengan kelompok kontrol khusus dari paket pekerjaan setiap kurva yang muncul di atas referensi efisiensi
menunjukkan pengeluaran jam kerja pada tingkat rata-rata di atas.
Evaluasi produktivitas dapat dibuat sederana dengan konsep PCG (Productivity Control Group). Hal ini dilakukan
dengan menghilangkan pertimvangan dari sebuah aspek spesifik produk. Konsep ini sangat praktis, setiap PCG beriringa dengan
kontrol sumber daya manusia, pengeluaran, progress, serta produktivitas dalam setiap level manufaktur.

Contoh dari PCG diilustrasikan pada gambar di bawah ini. Beberapa aspek produk diabaikan, karena beberapa
pekerjaan sudah direncanakan sehingga nilai efisiensi untuk produktivitas tetap berada di tingkat yang diperbolehkan. Konsep
PCG adalah sebuah contoh dari keserbagunaan dari produk hasil sistem 'Work Breakdown Structure'. Ketika sebuah masalah
terjadi, seperti pengadaan fasilitas baru atau pengeluaran yang berlebihan dari sumber daya manusia, kontrol yang lebih akan
diberlakukan dengan menggunakan kombinasi aspek produk yang paling cocok untuk situasi yang ada. Sebaiknya, ketika
operasi berjalan secara normal seperti biasanya, sistem PCG yang digunakan cukup sederhana.

Contoh dari PCG diilustrasikan pada gambar di bawah ini. Beberapa aspek produk diabaikan, karena beberapa
pekerjaan sudah direncanakan sehingga nilai efisiensi untuk produktivitas tetap berada di tingkat yang diperbolehkan. Konsep
PCG adalah sebuah contoh dari keserbagunaan dari produk hasil sistem 'Work Breakdown Structure'. Ketika sebuah masalah
terjadi, seperti pengadaan fasilitas baru atau pengeluaran yang berlebihan dari sumber daya manusia, kontrol yang lebih akan
diberlakukan dengan menggunakan kombinasi aspek produk yang paling cocok untuk situasi yang ada. Sebaiknya, ketika
operasi berjalan secara normal seperti biasanya, sistem PCG yang digunakan cukup sederhana.
Zona untuk sistem transposisi

indikator produktivitas sangat berguna untuk pemindahan pengeluaran sumber daya manusia untuk pekerjaan yang berbasis
zona operasi untuk data data yang digunakan dalam perencanaan. Dalam sistem PWBS, pengeluaran berbasis jam kerja dapat
ditentukan dengan beberapa metode untuk pengelompokan daftar pekerjaan, tergantung dari tingkat kontrol yang diperlukan.
Hal ini berbeda dari kombinasi pemasaran, level manufaktur, sistem, zona, area permasalahan, dan beberapa hal lain dalam
kontrol PCG.

Sebagai tambahan, memisahkan setiap item material yang mana tidak ada hubungannya dengan beban dan jam kerja yang
dibutuhkan juga berguna untuk produktivitas. Penyesuaian dari setiap "non-parameter" item adalah subjek utama dari
pemisahan kelompok pekerjaan. Sistem ini akan memudahkan kolektivitas jam kerja dengan komponen yang berbeda-beda,
yang mana akan cepat diidentifikasikan dengan sebuah sistem.

Oleh sebab itu, sebagai pertimbangan dari dua sumber dari data berorientasikan zona, jam kerja parameter dan non
parameter, total jam kerja yang diporsikan pada sistem dapat dinyatakan dengan rumus:

Ht = Hp + Hc

dimana :

Ht : total jam kerja

Hp : Total jam kerja parameter

Hc : Total jam kerja non parametric

Hp = sigma eivi = e1v1 + e2v2 + ... +envn

e = indeks produktivitas untuk kontrol kelompok pekerjaan

v = deskripsi sistem yang bersangkutan dalam pengelompokan kelompok pekerjaan seperti : beban assembly, panjang
las, dan sebagainya.

i = jumlah kelompok pekerjaan dalam kontrol grup yang direpresentasikan oleh sistem

Hc = sigmahj = h1+h2

h = jam kerja untuk komponen non parameter

j = jumlah komponen
Kontrol Material

Hubungan dari design, perencanaan, penjadwalan, fungsi kontrol material telah didiskusikan sebelumnya. Informasi
yang dikembangkan oleh designer menyediakan kerangka yang mana digunakan oleh galangan untuk membuat data yang
diperlukan dalam pengadaan material dan pembuatan kapal. Pengembangan dari kerangka ini menyangkut perencanaan
seperti jenis material, detail konstruksi untuk fabrikasi dan assembly, serta penentuan zona kerja. Konsep yang mendesign
spesifikasi material dalam aspek perencanaan sangat penting.

Kontrol material adalah salah satu fungsi yang paling penting dalam pengaplikasian dan kontrol pembangunan kapal.
Dalam deskripsi konsep palet, pentingnya material dititik beratkan. Pallet adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan
penataan detail perencanaan dan penjadwalan serta hal ynag mendorong produksi dan kontrol produksi. Hal ini dikarenakan
pekerjaan produksi yang sebenarnya membutuhkan material, permasalahan dan penundaan dalam memperoleh material, pada
saat yang tepat, pada lokasi yang tepat, membuat produktivitas terhambat. Pada dasarnya, mengontrol material adalah
mengontrol produksi.

Spesifikasi Material

Untuk pengadaan material, produksi dan kontrol biaya, empat kode numerik diaplikasikan. empat kode tersebut adalah :

1. Kode numerik material

2. Biaya klasifikasi material

3. Nomor bagian

4. Nomor Kelompok pekerjaan


Untuk tujuan yang sama, tetapi untuk mengidentifikasi jumlah volume material yang dibutuhkan untuk membuat kontrol
budget, data data didefinisikan dengan beban dan kuantitas yang aktual. Akhirnya, untuk mengelompokkan dalam fasilitas
pengadaan material dengan menentukan material yang dibutuhkan dalam pengadaan, klasifikasi yang digunkan adalah :

> Daftar klasifikasi material

> Daftar permintaan material

> Klasifikasi material kontrol

> klasifikasi pembelian material

Dua dari empat klasifikasi adalah fungsi utama kontrol material. Tetapi, ada keuntungan yang lebih banyak jika hal tersebut
ditentukan oleh designer. Hal ini membuat designer dapat menentukan prioritas utama dalam pengadaan material.

Dalam penentuan material, desainer harus berusaha untuk mengalokasikan material sesuai kontrol budget. Untuk
melakukan ini, hal yang harus diperhatikan desainer adalah kuantitas material, karena unit-unit material adalah tanggung jawab
dari orang di bidang pembelian. Tetapi, spesifikasi pembangunan kapal memperbolehkan pemilihan dari beberapa kelas
material, seperti untuk pekerjaan pengelasan, desainer tidak bisa melupakan biaya yang diperlukan. Standarisasi, dengan
klasifikasi yang diperlukan diaplikasikan pada setiap kode material sebelum pekerjaan dimulai, adalah cara paling praktis untuk
melakukannya.

Waktu dialokasikan untuk pengajuan approval galangan, owner, klasifikasi, dan badan regulasi lainnya. Walaupun seluruh
syarat approval tidak ditunjukkan, hal hal ini memliliki dampak yang signifikan. Oleh sebab itu, penjadwalan desain, khususnya
design fungsional, harus dilakukan dengan perlakuan yang khusus untuk approval yang dibutuhkan. Penggunaan standarisasi
adalah kunci dalam pengembangan spesifikasi material.

Klasifikasi Material dan pengadaan material

Material sudah terdaftar oleh sistem dari diagram dan dari zona / area masalah / stage dari instruksi kerja. Tetapi,
perencanaan belum selesai sampai setaip item yang dibutuhkan disesuaikan dengan :

> Kode numerikal material, yang menentukan tipe, kelas, ukuran, dan sebagainya. (untuk identifikasi dalam
pengadaan)

> Biaya material klasifikasi, yang mennetukan sistem dan kelompok material (untuk kontrol biaya material)
> Nomor Unit, yang mengidentifikasi nomor seri oleh sistem dimana item yang akan muncul sesuai kode yang ada.
(identifikasi dalam design)

> Kelompok kerja, yang menentukan penggunaan dari material dalam proses manufaktur sebuah kapal.

Untuk memfasilitasi pengadaan material dan menyediakan informasi dalam sebuah bentuk yang dapat digunakan dalam
produksi, berbagai klasiifkasi standar harus diaplikasikan. Daftar material dari design (MLS, MLP, MLC, MLF) diberikan kode
dengan identifikasi material angka yang dibutuhkan untuk komputerisasi dan aliran data informasi antara galangan. Apapun
sistem kode yang digunakan, material dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori :

A : Material yang Dialokasikan : Material ini dibeli secara khusus tanpa permintaan kontrak. material ini antara lain : main
engine, propeller, shaft, dan sebagainya.

AS : Stok Material yang dialokasikan : Material ini dibeli tanpa permintaan khusus dalam pembangunan kapal, berdasarkan
kuantitas yang ditentukn, serta beberapa tambahan dalam kontrol material.

S : Stok material : Material ini sangat umum pada setiap kapal. Material material ini selalu ada dalam daftar permintaan dan
dibeli dalam kuantitas yang ekonomis, berdasarkan data riwayat penggunaan dan perencanaan design.

dilakukan dengan merincikan, daftar material dari desain, jenis dokumen yang diperlukan untuk memulai pembelian secara spesifik. Tiga tipe
tersebut adalah:

• T - Tanda ini menunjukkan item yang merupakan standar galangan kapal. Karena pembeli dan pemasok memiliki file gambar standar,
tidak ada informasi deskriptif tambahan yang diperlukan.
• P - Penunjukan ini mengidentifikasi item yang harus memiliki spesifikasi pesanan pembelian. Persetujuan gambar vendor diperlukan.
P designator harus digunakan sebagai pengganti T jika ada persyaratan pemilik atau regulator untuk spesifikasi, meskipun item
tersebut merupakan standar galangan kapal. Karena desainer memasukkan nomor standar galangan kapal dalam daftar material
mereka, pembeli diberitahu bahwa prosedur pembelian T-item berlaku.
• D- Designator ini mengidentifikasi bahan yang akan diproduksi sesuai dengan design gambar detail bahan yang disiapkan oleh
galangan kapal.

Gambar 7-48 menunjukkan bagaimana kode material sebelumnya berbeda dalam konten definisi mereka karena perbedaan dalam:

• jenis pekerjaan: konstruksi lambung, perlengkapan, atau gambar.


• frekuensi penggunaan: untuk konstruksi lambung, nilai pembuatan kapal versus bahan khusus; untuk perlengkapan, bahan yang biasa
digunakan dalam beberapa sistem, seperti perpipaan, akses, ventilasi, atau bahan baku versus bahan yang hanya digunakan dalam satu
sistem.
• klasifikasi permintaan: dialokasikan, stok, stok dialokasikan
• standardisasi: untuk konstruksi lambung, nilai material pembuatan pembuatan kapal adalah ukuran yang unik berdasarkan sketsa
(ukuran sketsa), dari ukuran standar yang biasa digunakan dalam kapal tertentu (standar dalam kapal), atau dari ukuran standar yang
umumnya digunakan dalam kapal jenis apa pun ( standar).

Mengenai standardisasi, setiap plat grade pembuatan kapal, sudut, dll., Untuk konstruksi lambung cukup diidentifikasi untuk pengadaan
dengan bahan / grade / ukuran. Namun, pendekatan yang sama untuk semua bahan lainnya akan mengarah pada spesifikasi pembelian yang
banyak. Seperti ditunjukkan pada Gambar 7-48, untuk perlengkapan dan gambar, bahan yang ditunjuk "individu" diidentifikasi satu per satu
dengan deskripsi lengkap yang sesuai untuk masing-masing. Mereka adalah bahan yang umumnya digunakan di semua jenis kapal. Material lain
yang disebut "kelompok" dikelompokkan untuk mengaitkannya dengan karakteristik umum. Kecuali untuk dua atau tiga sifat, satu deskripsi
mengidentifikasi semua materi dalam kelompok

Bahan yang diklasifikasikan sebagai "individu" didefinisikan satu per satu dalam spesifikasi pembelian. Yang diklasifikasikan sebagai
"kelompok" didefinisikan kelompok berdasarkan kelompok, dengan sifat-sifat unik yang ditentukan secara terpisah Misalnya, katup tertentu
ditentukan oleh kelompok, dan ukuran spesifik dan / atau tekanan desainnya dimasukkan dalam spesifikasi pembelian.

Merancang sistem dalam setiap kode bahan perlengkapan dan mengecat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7-48, berguna karena
memfasilitasi standardisasi dalam definisi material, klasifikasi biaya, dll. Seperti juga ditunjukkan, itu. tetap kosong untuk bahan umum sampai
peruntukan sistemnya diketahui Bagian dan kode komponen masing-masing mengidentifikasi zona perakitan lambung dan outfit assembly yang
tidak dibagi lagi. Dengan demikian, mereka berlaku untuk produk sementara yang dibeli dan yang diproduksi di galangan atau oleh subkontraktor

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7-48, komposisi nomor bagian kapal untuk konstruksi lambung secara hierarkis dikonfigurasi
sebagai kode kapal / blok, semi blok, atau kode subblock / bagian. Kapan pun level manufaktur tertentu dilewati, kodenya tidak termasuk.
Sebaliknya, ketika suatu bagian ditambahkan sebagai pengecualian, kode gabungan grand-block dimasukkan

Kode part harus berisi, seminimumnya, blok induk, sistem (sekat, dek, memanjang, dll), dan nomor seri unik Karena memudahkan
perencanaan toko fabrikasi suku cadang, disarankan juga menyertakan jenis bahan baku dan bentuk bagian dalam kode bagian Setiap kode bagian
muncul dalam daftar bagian blok lambung, rencana pemotongan, dan rencana subassembly atau perakitan yang sesuai. Jadi, semua "apa," "di
mana," "bagaimana," dan "kapan" pertanyaan diantisipasi oleh aspek produk yang terdefinisi sepenuhnya (sistem / zona / area masalah / tahap)

Elemen-elemen dari nomor bagian kapal untuk perlengkapan ditentukan oleh kapal / sistem / bagian no. / Kode komponen (lihat Gambar 7-
48) Kode sistem gabungan dan kode komponen menyusun klasifikasi biaya bahan, seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 7-49 Kode sistem
yang dikombinasikan dengan nomor bagian menyediakan posisi relatif potongan (hanya produk sementara! Diidentifikasi dalam diagram sistem.
Posisi aktual potongan seperti yang ditunjukkan dalam setiap gambar pemasangan oleh zona / area masalah / tahap. Dengan demikian, semua
pertanyaan yang berkaitan dengan pemasangan tidak sesuai juga diantisipasi dengan aspek produk yang sepenuhnya terdefinisi

Kode identifikasi yang disajikan pada Gambar 7 -48 dan dijelaskan dalam izin sebelumnya masing-masing item materi yang akan
ditugaskan untuk kelompok kontrol bahan yang berorientasi sistem dan berorientasi zona. Sebuah nomor paket pekerjaan digunakan untuk
kontrol bahan yang berorientasi zona selama perencanaan, penjadwalan, eksekusi, dan evaluasi. Nomor klasifikasi biaya bahan mengontrol bahan
yang sama dengan sistem untuk evaluasi, memperkirakan, dan perencanaan. Kombinasi penggunaan kode material dan nomor bagian kapal
memungkinkan transformasi dari yang berorientasi zona ke data yang berorientasi sistem dan sebaliknya.

Langkah-langkah utama dalam pengembangan daftar permintaan ditunjukkan pada Gambar 7-50. Tujuan utama dari proses daftar
permintaan adalah untuk:
Gmbr 7-48 Material control identification codes

Gmbr 7-49 Structure for material cost classification


• mengkonversi dari data desain ke spesifikasi pengadaan
• mengkonversi dari data dengan kapal / sistem / tahap ke spesifikasi berdasarkan bahan / tanggal pengiriman
• merencanakan pengadaan bahan sesuai jadwal
• meminimalkan material yang disimpan

Efektivitas pembelian dapat ditingkatkan dengan menggunakan perjanjian jangka panjang dengan subkontraktor. Dengan rasional
mempertimbangkan total biaya komponen tertentu dalam hal kualitas, pengiriman tepat waktu, standarisasi desain, penyimpanan material,
penanganan material, standarisasi instalasi, dan pengujian. Seringkali komponen tertentu lebih mahal harganya dari satu produsen daripada yang
lain, tetapi total biaya berkurang karena penghematan jam kerja, fasilitas, dan waktu yang diperlukan untuk pembuatan atau perakitan.
Pembangun kapal umumnya mengetahui hal ini dan secara memadai mengevaluasi total biaya yang terkait dengan barang berharga tinggi, seperti
mesin utama, selama dasar dan fungsional tahap desain (pra-MLS dan MLS)

Hal ini juga sangat penting selama tahap desain detail (MLF) untuk mengawasi barang-barang berharga murah yang dapat memicu biaya
instalasi yang tinggi jika mereka , tidak tersedia untuk zona kerja yang direncanakan dalam tahap kerja. Umumnya, material murah ini
membutuhkan waktu yang singkat. bahan yang pembeliannya dimulai setelah mereka muncul di MLF. Harga satuan saja tidak sepenuhnya
menggambarkan pentingnya suatu barang untuk proses perakitan

Penggunaan komponen standar meningkatkan potensi penghematan galangan kapal secara keseluruhan. Namun, penting untuk keberhasilan
penerapan standar yang mereka terapkan pada bahan berkualitas tinggi. Hal ini terutama berlaku untuk item mesin dari katalog pabrikan yang
terdaftar sebagai standar galangan kapal. Pemilik membutuhkan jaminan tentang kinerja, ketersediaan suku cadang, layanan, dll. Standar tidak
hanya berlaku untuk bahan baku dan barang seperti katup dan perlengkapan, tetapi juga untuk

Gmbr 7-50 Functional flow of the requisition process


komponen fabrikasi seperti penutup palka, tangga, kisi-kisi, tangki lain-lain, dan rakitan kecil lainnya. Melakukan subkontrak untuk barang-
barang ini memungkinkan galangan kapal mengambil keuntungan dari spesialis terampil yang memenuhi syarat dalam pembuatannya. Ini
adalah aplikasi lain dari teknologi grup.

Subkontrak mengurangi beban administrasi galangan dalam hal pembelian, pergudangan, pengendalian inventaris, penanganan
material, perkakas khusus, dan, yang lebih penting, perlu memelihara dan mengelola pabrik untuk membuat komponen-komponen tersebut.
Subkontrak bijaksana juga mengambil keuntungan dari vendor biaya overhead yang lebih rendah untuk pembuatan rakitan kecil dan izin
konsentrasi sumber daya galangan kapal pada perakitan kapal

Dengan mengidentifikasi komponen pada daftar bahan dari desain sebagai T, P, atau D (standar, spesifikasi, atau gambar,
masing-masing), orang yang membeli dapat dengan mudah menentukan jenis pengadaan yang diperlukan. Komponen yang diidentifikasi
sebagai D memenuhi syarat untuk subkontrak. galangan kapal dapat memanfaatkan daya belinya yang biasanya lebih besar dan memberikan
bahan-bahan tertentu kepada subkontraktor. Misalnya, pembuatan gambar, daftar bahan, dan bahan untuk barang subkontrak dapat
dilengkapi dengan galangan kapal. Bantuan lain, seperti alat khusus atau inspektur QA, dapat dilengkapi jika diperlukan untuk produk baru.
Hubungan dekat ini mendorong subkontraktor untuk mencari di dekat galangan kapal dan mendorong pembuat kapal untuk melanjutkan
kecenderungan mereka yang meningkat untuk menggunakan pesanan pembelian tanpa batas kepada lebih sedikit subkontraktor sebagai
sarana untuk meningkatkan produktivitas

Kemampuan untuk melakukan subkontrak secara bijaksana ditingkatkan dengan persiapan MLP dan MLC selama desain. Setiap
daftar bahan baku yang diperlukan untuk komponen yang diidentifikasi sebagai D. Hubungan bahan baku tersebut dengan sistem fungsional
kapal adalah dalam MLS. Dengan demikian, orang yang membeli memiliki identifikasi yang siap pakai. tidak hanya komponen yang dapat
disubkontrakkan tetapi dari bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatannya.

Penggunaan standar juga meningkatkan peluang untuk perjanjian jangka panjang dengan vendor untuk pembelian material lain
yang diidentifikasi sebagai Tor P. Ada banyak manfaat potensial. Beberapa vendor akan mempertahankan inventaris yang meminimalkan
investasi galangan kapal dan berkontribusi terhadap peningkatan arus kas Perjanjian jangka panjang dapat memperkenalkan potongan harga
yang tidak dapat diperoleh secara bijak berdasarkan volume. Selanjutnya, secara umum diterima bahwa biaya administrasi pembelian dapat
dikurangi secara signifikan dengan mengubah pesanan pembelian yang sudah ada daripada mengeluarkan yang baru. Di Amerika Serikat,
perjanjian jangka panjang dibuat ketika galangan kapal memiliki pesanan untuk beberapa kapal dengan desain yang sama. Penggunaan lebih
banyak komponen standar meningkatkan potensi perjanjian jangka panjang untuk bahan yang dibutuhkan untuk membangun kapal yang
berbeda. tingkat standardisasi, identifikasi bahan sebagai T, P, atau D selama desain dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan
departemen pembelian untuk mendukung perlengkapan zona.

Untuk menghargai dampak penuh standar, perlu untuk menghargai seluruh siklus manajemen, karena setiap fungsi manajemen
mendapat manfaat dari penggunaan standar. Keputusan yang dibuat dalam peramalan, perencanaan, penjadwalan, dan produksi dikendalikan
oleh informasi baik dari langkah sebelumnya dan dari umpan balik diperoleh dari langkah-langkah selanjutnya. Standar memberikan
kesempatan untuk pemahaman bersama dan komunikasi yang lebih baik di antara fungsionaris galangan. Standar menguntungkan fungsi
estimasi, penjadwalan, dan akuntansi dengan memberikan informasi yang disederhanakan dan berkualitas yang memfasilitasi prediksi,
implementasi, dan evaluasi. Tetapi ada potensi manfaat yang jauh lebih besar dalam perencanaan, terutama untuk desain dan definisi
material, dan dalam produksi Gambar 7-51 menunjukkan metodologi untuk mengklasifikasikan standar

Gmbr 7-51 Typical classification standards

Jumlah yang ditunjukkan dari sebuah perusahaan yang beroperasi lima meter untuk membangun kapal dari berbagai jenis dan
ukuran dari 15.000 dwt hingga 500.000 dwt. Organisasi ini memfasilitasi pembuatan katalog dan koordinasi berbagai jenis. Standar dasar
(IS) adalah ketetapan yang harus diikuti dengan desain dan production Standard drawings (SD) berfungsi sebagai panduan, memungkinkan
beberapa fleksibilitas untuk memenuhi persyaratan individual. Standar juga memberikan kesempatan untuk menghemat jam kerja,
mempertahankan kualitas, dan menyederhanakan komputerisasi.
Beberapa pembuat kapal telah memperluas penggunaan standar pada modul pengaturan berbagai komponen "Modul desain" ini
secara umum bersifat umum sehingga dapat diterapkan kembali dalam berbagai ukuran dan jenis kapal. Mereka juga mengantisipasi
kebutuhan pelanggan yang berbeda dan karena itu memungkinkan fleksibilitas dalam aplikasi

Penyempurnaan lebih lanjut telah menghasilkan produk sementara yang sebagian besar data perencanaan pada file segera
tersedia untuk digunakan kembali. Ini termasuk diagram, komposit, MLP, MLC, MLF, tanda detail bahan, dan gambar instruksi kerja

Aspek penting lainnya adalah penggabungan mesin yang dipilih dari katalog pabrik. Setiap item mesin tersebut "disetujui" saat
ditetapkan sebagai standar galangan kapal. Oleh karena itu, informasi yang diperlengkapi vendor yang diperlukan sudah ada dan siklus
persetujuan vendor yang memakan waktu dihilangkan dari proses pengadaan

MLS, MLP, MLC, dan MLF adalah format persyaratan material yang mudah diidentifikasi untuk mendukung kontrol dan
produksi material. Bahan pada MLS pada akhirnya dimasukkan pada MLF, baik secara langsung atau sebagai komponen dari sesuatu yang
dibuat khusus Demikian pula, bahan pada MLP dan MLC terdaftar dalam identitas baru mereka sebagai barang yang dibuat khusus pada
MLF. Dengan demikian, MLF mencakup semua bahan outfit yang dibutuhkan untuk produk sementara yang direncanakan - palet yang
diperlukan untuk outfit unit, outfit blok, atau outfit sejumlah diskrit di papan. Palet adalah kelompok atau bahan outfit yang diperlukan
untuk membentuk suatu peningkatan pekerjaan yang ditentukan yang diidentifikasi oleh MLF. Nama palet adalah nomor MLF.

Organisasi semacam itu memungkinkan penyortiran dan penyatuan dengan cara yang meningkatkan material, jadwal, dan
pengendalian biaya. Selama fase desain awal, identifikasi semua sahabat tidak akan diketahui. Proses pengadaan dimulai lebih awal,
menggunakan MLS, dan seiring dengan perkembangan desain, material menjadi terkait dengan palet tertentu. Jadi, seiring MLF
berkembang, informasi pengadaan disempurnakan. Gambar 7-52 mengilustrasikan hubungan daftar material untuk desain dan aspek
pengadaan material. Karena mengganggu bagi para penandatangan harus mengubah orientasi diri mereka dengan apa yang mereka lakukan
sebelumnya, manajer harus menetapkan prioritas tinggi untuk aplikasi komputer untuk terus memperbarui daftar material. Pemeliharaan
daftar materi mungkin merupakan aplikasi komputer yang paling penting

Hasil desain fungsional dalam konteks zona awal, yang dibagi lagi menjadi zona pembelian. Masing-masing zona dijadwalkan
untuk membuat urutan outfit dasar untuk persiapan diagram bagan dan perencanaan daftar bahan (MLS) mereka terus, gambar desain de tail
dan uraian pekerjaan untuk palet berjalan secara bersamaan. Tahap kerja spesifik dan zona kerja spesifik digambarkan pada setiap gambar
instruksi kerja (lihat Gambar 7 -53). Selanjutnya palet dijadwalkan. Proses ini merupakan penyempurnaan dari keseluruhan jadwal, karena
perencanaan membahas peningkatan yang lebih kecil. Karena persyaratan material terkandung pertama dalam MLS, kemudian dalam daftar
material oleh palet (MLFJ, data pengadaan juga disempurnakan. Jika galangan membangun kapal yang sangat mirip dalam konfigurasi
dengan kapal yang dibangun sebelumnya, palet akan ditentukan hampir bersamaan dengan definisi zona baru. Ini meningkatkan kecepatan
dan ketepatan dukungan informasi yang diperlukan untuk desain tumpang tindih, kontrol material, dan produksi. Jadi, sistem pembuatan
kapal total menggabungkan konsep serupa yang diterapkan pada organisasi kerja, desain, perencanaan dan penjadwalan, dan material.
Control

5.3. Pergudangan dan Paletisasi


Fungsi pergudangan diarahkan oleh kontrol material. Ini menerima dan menyimpan bahan sampai dikeluarkan pesanan untuk
paletisasi dan pengiriman ke tempat kerja. Alur informasi untuk pergudangan dan paletisasi diilustrasikan pada Gambar 7-54. Tujuan
gudang peralatan adalah untuk menjaga penghitungan akurat dan kontrol fisik bahan sambil meminimalkan biaya penanganan dan
penyimpanan. Proses inventaris dibantu oleh kode identifikasi yang digunakan untuk definisi bahan dalam tahap desain. Pengodean dan
standardisasi bahan memungkinkan komoditas yang sama untuk berbagai kontrak yang berbeda. dan lambung untuk disimpan di lokasi
umum. Ini adalah ukuran penghematan biaya yang diakui dalam pergudangan, asalkan ada pencatatan yang memadai. Harus ada penugasan
tanggung jawab yang jelas untuk semua transaksi gudang. Catatan inventaris yang akurat sangat penting untuk mendukung perlengkapan
zona.
Gmbr 7-52 Relationship of material lists to design and procurement

Pergudangan juga mencakup penggabungan material. disimpan dengan nomor kode bahan, ke dalam palet untuk pengiriman ke
tempat kerja. Palletizing adalah tindakan mengumpulkan sekelompok bahan bersama-sama untuk mencocokkan MLF Ketika pesanan palet
diterima, bahan harus diambil dari penyimpanan ke pusat kitting di mana ia ditempatkan dalam satu atau lebih kontainer untuk pengiriman
sebagai palet (lihat Gambar 7-55). Pusat kitting dan palet itu sendiri mungkin konseptual, dalam hal barang besar dapat dikirim langsung
dari toko subkontraktor, sementara beberapa komponen lain yang ditugaskan ke palet yang sama dapat diangkut secara terpisah ke lokasi
kerja dalam satu atau lebih wadah (lihat Gambar 7-56) Ini juga merupakan praktik umum untuk menemukan pusat kitting yang berdekatan
atau dengan dalam perimeter fisik toko yang memasok bahan yang dipalet. Misalnya, kitting pipa biasanya dilakukan di dalam toko pipa
oleh petugas toko pipa. Intinya adalah bahwa tanggung jawab akhir untuk paletisasi diberikan kepada satu organisasi (divisi gudang)
Gmbr 7-53 Typical breakdown of work to pallets

Untuk melepaskan bahan pada waktu yang tepat dan mengirimkannya ke tempat yang tepat, pesanan masalah palet harus dibuat
cukup di muka untuk memberikan waktu yang cukup untuk pembuatan palet Jika jumlah tidak mencukupi untuk menyusun semua bahan
untuk MLF tertentu, individu dalam biaya harus menginformasikan orang pengadaan bahwa tindakan mempercepat diperlukan dan memberi
tahu orang yang mengendalikan, karena mereka mungkin ingin menyesuaikan perencanaan dan / atau jadwal yang berlaku untuk
mengkompensasi

Alur paletisasi diilustrasikan pada Gambar 7-57 Apa pun skema penomoran atau metode inventori yang digunakan, sumber daya,
terutama orang, untuk pergudangan dan palet harus cukup untuk mendukung upaya produksi. Kapasitas yang berlebihan dari sumber daya
tersebut mungkin lebih bijaksana
Gmbr 7-54 Functional flow of warehousing and palletizing process

Gmbr 7.55 (a) Pallets stored outdoors

Gmbr 7-55 (b) Pallets stored outdoors


Gmbr 7-56 Subcontractor deliveries treated like pallets

Gmbr 7-57 Palletizing flow for material issue

Referensi

1. Okayama, Y, and L D. Chirillo, Product Work Breakdown Structure, National Shipbuilding Research Program, Maritime
Administration in cooperation with Todd Pacific Shipyards Corp., revised December 1982.
2. Lamb, T., and A&P Appledore, Inc .. , Build Strategy Development, National Shipbuilding Research Program, U.S Department
of the Navy in cooperation with Newport News Shipbuilding, February 1994.
3. Jonson, C.S, and L D. Chirillo, Outfit Planning, National Shipbuilding Research Program, Maritime Administration in
cooperation with Todd Pacific Shipyards Corp, December 1979
4. Ruehsen, H.J, "Planning and Scheduling Hul1 Production Operations," Marine Technology, Vol 18, No. i, April 1981
5. Chirillo, L D, RD. Chirillo, and Y. Okayama, Integrated Hull Construction, Outfitting and Painting, National Shipbuilding
Research Program, Maritime Administration in cooperation with Todd Pacific Shipyards Corp., May 1983
6. Chirillo, L D, RD Chirillo, and Y. Okayama, Design for Zone Outfitting, National Ship- building Research Program, Maritime
Administration in cooperation with Todd Pacific Shipyards Corp, September 1983
7. Op cit., Chi1;1Io, et al Integrated Hull Construction

Anda mungkin juga menyukai