Anda di halaman 1dari 71

Bambang Sugeng

Bag Bedah FK Unissula / RSI Sultan Agung


ANATOMI
FISIOLOGI KANDUNG EMPEDU

1. Reservoir empedu : dialirkan ke


duodenum bila diperlukan
2. Konsentrasi cairan empedu  absorpsi
air dan elektrolit
3. Sekresi mukous : 20 ml perhari 
mukokel
Liver secretion and
gallbladder
emptying
PENUNJANG LABORATORIUM
DIAGNOSTIK

IMAGING Non-invasive
• Radiography / FPA
• Oral cholecystography
• Radionuclide imaging
Invasive • Ultrasound
• ERC(P) • Computed Tomography
• Operative Cholangiography • Magnetic Resonance
• T-tube cholangiography Imaging (MRI – MRCP)
• PTC
Foto polos abdomen /
FPA
Plain radiograph
abdomen
ORAL CYSTOGRAPHY

• Tablet kontras diminum malam hari


• Foto sebelum dan sesudah kontras; plus
makan lemak
• Hasil tidak konsisten; dipengaruhi banyak
faktor
• Tidak banyak digunakan lagi
Oral cystogram (Graham-
Cole)
Oral cystography
(Graham-Cole)
ULTRASONOGRAPHY
• Non-invasif
• Merupakan pemeriksaan standard
• Dapat mengetahui : besar kandung
empedu, penebalan dinding, batu dlm
kandung empedu atau saluran empedu
dan tumor / keganasan
• Operator dependent (?)
Acoustic shadow of stones
Choledocholithiasis

Ultrasonography
CT-Scan
Acute cholecystitis

CAT-Scan / CT-Scan
MRCP = MAGNETIC RESONANCE
CHOLANGIOPANCREATOGRAPHY

• Untuk melihat percabangan saluran


empedu
• Tanpa kontras, tanpa radiasi
• Sensitifitas dan spesifisitas tinggi untuk
batu saluran empedu
MRCP = Magnetic Resonance
CholecystoPancreatography
MRCP = Magnetic Resonance Cholangiopancreatography
ENDOSCOPIC RETROGRADE
CHOLECYSTOPANCREATOGRAPHY
= ERCP
• Dengan endoskopi/duodenoskopi ampulla
Vateri dimasuki canula
• Kontras dimasukkan melalui canula
• Dapat juga untuk mengambil spesimen
• Dapat untuk terapeutik : mengambil batu
dan memasang stent
ERCP = Endoscopic Retrograde Cholecysto
Pancreatography
ERC = Endoscopic Retrograde Cholangigraphy
Batu di CBD
PTC = Percutaneous Transhepatic
Cholangiography
KHOLESISTEKTOMI TERBUKA

Pertama kali : Karl Lugenbach (1882)


Merupakan operasi standar lebih dari satu abad
Masih banyak dilakukan sampai sekarang

Insisi abdomen 12 – 20 cm
Lama perawatan 4 – 7 hari Morbiditas : 2 – 8 %
Penyembuhan 4 – 6 minggu Mortalitas < 2 %
Indications for Cholecystectomy

Acute cholecystitis
Chronic cholecystitis
Asymptomatic stones in a patient w/ sickle cell disease
Asymptomatic gallstones larger than 2 cm
Nonfunctioning gallbladder
Calcified gallbladder

Tumor of the gallbladder


Typhoid carrier w/ positive bile cultures
Trauma to the gallbladder
KHOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPI

Pertama kali : 1987


Minimally invasive surgery
Mempergunakan alat laparoskop
Bila sulit  konversi ke kolesistektomi terbuka

Melalui 4 lubang kecil


Lama perawatan 2 hari Morbiditas : 7.2 %
“One day surgery” Mortalitas < 0.12%
Penyembuhan 6 hari
KHOLESISTOSTOMI

Membuat lubang pada kandung empedu 


untuk dekompresi dan drenase kandung empedu
yg purulent dan keadaan penderita jelek

Dengan guidance USG  perkutaneous


atau terbuka

Kateter dibuka bila infeksi dan pus habis


Disusul dengan kolesistektomi
EXTRACORPOREAL SHOCK WAVE LITHOTRIPSY
(ESWL)

Pertama kali : pertengahan 1980


Gelombang suara enersi tinggi  memecah batu
Batu kecil-kecil keluar melalui duodenum
Belum standar, masih eksperimen

Batu < 30 mm (20 mm)


Batu < 3 buah Bersih 2 bulan : 30%
Cholecystography : baik Bersih 4 bulan : 48%
Hanya 15% - 20% pasien Bersih 12–18 bl : 91%
KELAINAN YG MEMERLUKAN
TINDAKAN BEDAH

• Batu empedu (cholelithiasis)


• Batu saluran empedu
(choledocholithiasis)
• Radang kandung empedu (cholesistitis)
• Radang saluran empedu (cholangitis)
• Lain-lain : keganasan
BATU EMPEDU
(GALLSTONES)

Dengan komplikasi klinis


1. Cholecystitis
Tanpa gejala klinis 2. Obstruksi choledocholithiasis
(asymptomatic) 3. Cholangitis
4. Gallstone ileus
Cholesterol gallstones

Blackpigment gallstones

Brown pigment gallstones


Fair, Fat, Fertile Females in their Fifties ???
2/3 batu empedu  kolesistitis kronis

Gambaran klinis

• Nyeri : konstan, hilang bbp jam (5 jam)


• Lokasi epigastrium, perut kanan atas, menjalar ke
punggung / skapula
• Datang tiba-2 ssdh makan (lemak)
• Disertai nausea dan vomitus
• Nyeri tekan perut kanan atas, nyeri lepas (-)
• Sering diagnosis keliru dengan gastritis, (maag) 
diberi obat maag.
DIAGNOSIS
Gold Standard : Ultrasonography
PENANGANAN

• Kholesistektomi : open atau laparoskopik


• Bila menolak : diit rendah lemak dan
makan porsi sedikit-sering
• Hamil : operasi sesudah melahirkan atau
trimester kedua
• Penderita diabetes  operasi segera
90-95% kolesisititis akut disertai batu empedu
Kolesistitis akut tanpa batu empedu: jarang

Batu empedu

Distensi
Edema
Kholesistitis akut Inflamasi
Perforasi
Peritonitis
Gambaran Klinis

• Nyeri kolik bilier yg tidak berkurang  bertambah nyeri


• Demam, anoreksia, nausea dan vomitus
• Nyeri bertambah bila bergerak
• Nyeri tekan dan nyeri lepas perut kanan atas
• Murphy’s sign
• Lekositosis 12.000 – 15.000 /mm3
• Bilirubin, alkali fosfatase, transaminase dan amilase
meningkat
• Ikterus
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium

USG : gold standard


Sentivitas dan spesifitas : 95%

Radionuclide (HIDA Scan)


CT Scan
PENANGANAN

Pendahuluan
• Antibiotik : Gram negatif
• Puasakan
aerob dan an-aerob
• Infus
• Analgetik
• Pipa lambung
PENANGANAN

• Kolesistektomi : bila baru 2 – 3 hari


• Bila > 3 hari, sembuhkan dulu  kronis  kole-
sistektomi 3 bulan kemudian
• Bila > 3 hari dan terjadi abses  kolesistostomi
 kolesistektomi 3 bulan kemudian
• Perforasi  laparotomi utk kolesistektomi /
kolesistostomi
Batu ductus choledochus :

• Bisa kecil, besar, single, multiple


• 6 – 12 % batu kandung empedu disertai batu
duktus kholedokus
• Umur penderita : banyak pada umur > 60 thn
• Biasanya batu berasal dari kandung empedu,
jarang batu primer yg terbentuk pd duktus
Gambaran Klinis :

• Bisa “silent” (asymptomatic)  ditemukan kebe-


tulan
• Pemeriksaan fisik : mungkin nyeri epigastrium
• Obstruksi parsial atau komplit
• Nyeri / kolik bilier
• Ikterus dari ringan (obstruksi parsial) atau berat
dan progresif (obstruksi total)
• Laboratorium : bilirubin, alkali fosfatase mening-
kat
Ikterus / jaundice
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium

USG : gold standard


Dilatasi CBD > 8 mm

MRI/MRCP
ERCP
PTC
PENANGANAN

• Membuang batu melalui endoskopi / ERCP


• Sphincterotomy : memperlebar sfingter agar
tidak obstruksi
• Eksplorasi CBD, Choledochotomy dan mema-
sang T-tube
• Cholecystectomy
Cholangitis : inflamasi saluran empedu
Intrahepatik

• Obstruksi dan adanya organisme patogen 


cholangitis
• Organisme patogen : E coli, K pneumoniae,
S faecalis, B fragilis
• Bisa ringan (self limiting disease)  berat
• Charcot triad : demam, nyeri daerah hati, ikterus
• Reynolds pentad : + septic shock, gangguan
kesadaran
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium

USG : batu kandung empedu


Dilatasi CBD

ERC
PTC
PENANGANAN

• Puasa, ivf dan antibiotika  85% respons (+)


• Drenase, dekompresi
• Sphincterotomy : memperlebar sfingter agar
tidak obstruksi
• Eksplorasi CBD, Choledochotomy dan mema-
sang T- tube
Gallstone Ileus

Meskipun jarang, batu cukup besar yang


dapat melewati duodenum tersangkut pada
penyempitan usus, misalnya ileum terminal 
obstruksi

Obstruksi bisa parsial atau total yang memerlukan


tindakan operatif
Ileus obstruksi

Batu empedu RLQ dan udara


di saluran empedu

Batu empedu dikeluarkan dari ileum


Questions and Discussions
SUMMARY
• Batu kandung empedu : simptomatik atau
asimptomatik
• Asimptomatik terapi medikamentosa
• Komplikasi sering : kholesistitis, kholangitis,
obstruksi
• Penunjang diagnostik : USG, FPA, chole-
cystography, CT-scan, radionuklir, MRC,
ERC, PTC
SUMMARY
• Gejala batu empedu / kholesistitis mirip
dengan gastritis / ulkus peptikum
• Penanganan bedah : kholesistostomi,
kholesistektomi, kholedochotomi,
sfingterektomi
• Kholesistektomi terbuka maupun
laparoskopi masih merupakan operasi
standar

Anda mungkin juga menyukai