Anda di halaman 1dari 5

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hadari Nawawi Komp. FKIP UNTAN 78124 Telepon (0561) 740144

OUTLINE PENELITIAN

Nama : Mat Hosim

Nim : F1091161053

Prodi : Pendidikan Sosiologi

A. Judul Penelitian

PELESTARIAN TRADISI SEKEMI’AN OLEH MASYARAKAT SUKU

MADURA PADA BULAN SYA’BAN DAN RAMADHAN DI DUSUN

PARIT BUGIS DESA KAPUR KABUPATEN KUBU RAYA

B. Latar Belakang

Dalam masyarakat Madura, tradisi sekemi’an sudah menjadi bagian dari

kehidupan yang beratus-ratus tahun lalu, hingga menjadi suatu kepercayaan

bersama bagi suku Madura. Kepercayaan tersebut bertujuan supaya dapat

menempatkan hakikat kehidupan sebenarnya, bahwa keseluruhan suatu

kebiasaan tradisi yang dilakukan merupakan bagian kehidupannya. Kebiasan

yang dilakukan oleh masyarakat Madura Dusun Parit Bugis, Desa Kapur

ketika masuk akhir bulan rebbe dan pasah tanggal dua puluh lima, mereka

merayakan tradisi nenek moyang yang terdahulu yaitu sekemi’an. Tradisi

sekemi’an pada bulan rebbe dan pasah sesuai dengan penamaan tanggal dan

bulan yang dilaksanakan, hanya saja berbeda bulan. Kata sekemi’an dalam

bahasa Madura dupolo lɛmaɁ berasal dari angka duəɁ dan lɛmaɁ yang berarti

dalam bahasa Indonesia (kata sekemi’an yaitu dua puluh lima). Begitu juga
kata Rebbe berarti “selamet” atau “selamatan” atau lebih dikenal dengan

bulan “Sya’ban” dan kata Pasah berarti bulan ”puasa” atau bulan

“Ramadhan”. Tradisi sekeme’an dilakukan bertepatan tanggal dua puluh lima

pada akhir bulan rebbe dan pasah (Sya’ban dan Puasa Ramadhan). Bulan

rebbe atau selamet ialah bulan yang di dalamnya dianjurkan supaya

memperbanyak membaca doa-doa selamat dan mengirimkan berupa pahala-

pahala kepada kerabat-kerabat yang sudah meninggal dunia, supaya arwah-

arwah tersebut tenang di alam sana, sementara yang dimaksud dengan bulan

pasah atau puasa ialah bahwa pada bulan itu seluruh ummat islam diwajibkan

untuk menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Tujuan dilakukan tradisi sekemi’an pada akhir bulan rebbe (Sya’ban) yang

pertama meminta keselamatan dan kelancaran dalam menyambut kedatangan

bulan puasa. Kedua mengirimkan pahala-pahala kepada orang yang sudah

meninggal dunia supaya tenang di alam sana. Dilanjutkan perayaan tersebut

pada akhir bulan pasah (Ramadhan) dengan tanggal yang sama yaitu dua

puluh lima. Disebut juga perayaan ini sebagai penutup di penghujung bulan

puasa. Adapun tujuan, dan maksud yang kedua tradisi sekemi’an dirayakan,

pertama meminta keselamatan, serta perlindungan dari segala keadaan yang

tidak diinginkan setelah berlalunya bulan Ramadhan, berharap dipertemukan

kembali pada bulan puasa berikutnya. Kedua meminta ketenteraman dan

ketenangan dalam setiap hal setelah berlalunya bulan Ramadhan. Ketiga

untuk mempertahankan tradisi leluhur yang telah diwariskann turun temurun.


Alasan peneliti memilih pelestarian tardisi sekemi’an oleh masyarakat suku

madura yaitu, Pertama dikarenakan banyak dari masyarakat suku Madura

yang tidak mengetahui makna dari tradisi tersebut dan istilah-istilah tradisi

tersebut khususnya generasi muda pada masa kini. Hal ini menyebabkan

berkurangnya dari segi pengetahuan dalam pelestarian tradisi sekemi’an dan

berkurangnya pengetahuan mengenai istilah-istilah tradisi sekemi’an yang

tidak lagi jadi perhatikan bagi mereka. Kedua sedikit sekali dari genersi tua

yang mengetahui secara intens dalam artian tidak semua dari generasi tua

mengetahui detail makna dari tradisi sekemi’an, hanya beberapa dari orang

tua dan sesepuh yang mengetahui makna dan istilah yang ada pada tradisi

sekemi’an tersebut. Ketiga banyak dari kalangan dewasa bahkan yang remaja

tidak lagi memperhatikan pengetahuan terhadap makna dan istilah-istilah

yang ada pada tradisi yang mereka lakukan. Keempat kurangnya partisipasi

dari kalangan dewasa dan remaja terhadap tradisi sekemi’an. Hal ini

dibuktikan dari tahun ke tahun ketika tradisi sekemi’an dilaksanakan, banyak

dari kalangan dewasa dan remaja yang tidak hadir pada pelaksanaannya,

hanya beberapa dari kalangan dewasa dan remaja yang mengikuti

pelaksanaan tradisi sekemi’an tersebut. Kelima alasan peneliti mengangkat

pelestarian tradisi sekemi’an oleh masyarakat suku madura ini yaitu, sebagai

dokumentasi dan refrensi untuk tahun-tahun yang akan datang ketika generasi

tua yang sekarang sudah digantikan oleh para generasi muda yang akan tua di

masa yang akan datang.


Desa Kapur memilki luas wilayah 12,36 km2 memilki 31 RT dan 4 RW

dengan total jumlah penduduk 12.897 jiwa. Di desa kapur juga memilki 2

dusun diantaranya yaitu dusun parit mayor dan dusun parit bugis. Dusun parit

bugis memiliki luas wilayah 6,45 km2 dari luas Desa Kapur. Penelitian ini

dilaksanakan di Dusun Parit Bugis letaknya di Jalan Desa Kapur, tepatnya di

RT 11 dan RW 03. Pemilihan Jalan Desa Kapur di RT 11 RW 03 sebagai

lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan. Pertama, informasi asli

masyarakat suku Madura setempat. Kedua, lihat dari letak wilayahnya tradisi

sekemi’an pada bulan rebbe dan pasah masih dilakukan. Ketiga, penduduk

setempat mayoritas suku Madura dan bahasa yang digunakan sebagai alat

komunikasi sehari-hari bahasa Madura. Keempat mendokumintasikan

pelestarian tradisi sekemi’an pada bulan rebbe dan pasah yang terdapat dalam

peristilahan masyarakat suku Madura Dusun Parit Bugis, Desa Kapur,

Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

Adapun Dusun Parit Bugis, pada RT 11 RW 03 Desa Kapur memiliki

penduduk sebesar 360 jiwa, yang terdiri dari dua agama yaitu Islam 345 jiwa

dan Khonghucu 18 jiwa. Penduduk desa tersebut terdiri dari etnis suku

Melayu, Madura dan China. Suku Melayu 25%, suku Madura 70%,

sedangkan suku China 5%. Mayoritas Dusun Parit Bugis Desa Kapur RT 11

RW 03 adalah suku Madura.


C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah makna dan istilah dalam pelestarian tradisi sekemi’an

oleh masyarakat suku madura pada bulan sya’ban dan ramadhan di dusun

parit bugis desa kapur kecamatan sungai raya kabupaten kubu raya?

2. Bagaimanakah bentuk-bentuk pemertahanan dalam pelestarian tradisi

sekemi’an oleh masyarakat suku madura pada bulan sya’ban dan

ramadhan di dusun parit bugis desa kapur kecamatan sungai raya

kabupaten kubu raya?

3. Apa Saja Faktor pendorong dan penghambat dalam pelestarian tradisi

sekemi’an oleh masyarakat suku madura pada bulan sya’ban dan

ramadhan di dusun parit bugis desa kapur kecamatan sungai raya

kabupaten kubu raya?

Menyetujui, Pontianak, 22 Januari 2020

Dosen Pembimbing Akademik Yang Mengajukan

Dr. Rustiyarso, M.Pd Mat Hosim

NIP. 196008131987031003 NIM. 1091161039

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan

Dr. Imran, M.Kes

NIP. 196511081986031006

Anda mungkin juga menyukai