Anda di halaman 1dari 14

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

A.Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


Pengertian hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan
sesuatu yang mestinya kita terima atau bisa dikatakan sebagai hal yang
selalu kita lakukan dan orang lain tidak boleh merampasnya entah
secara paksa atau tidak.

Dalam hal kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak


mendapatkan penghidupan yang layak, jaminan keamanan,
perlindungan hukum dan lain sebagainya.

Pengertian kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan


demi mendapatkan hak atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban
merupakan hal yang harus kita lakukan karena sudah mendapatkan
hak. Tergantung situasinya.

Sebagai warga negara kita wajib melaksanakan peran sebagai warga


negara sesuai kemampuan masing-masing supaya mendapatkan hak
kita sebagai warga negara yang baik.

Perlu temen-temen ketahui bahwa hak dan kewajiban ini merupakan


hal yang tidak bisa dipisahkan, namun dalam pemenuhannya harus
seimbang. Kalau gak seimbang bisa terjadi pertentangan dan bisa saja
menempuh jalur hukum.

Pengertian Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya


dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut dan mengakui
Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil
adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang
ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan
mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga
negara, digunakan 2 kriterium, yaitu:
1. Kriterium kelahiran.
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
 Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula
Ius Sanguinis. Di dalam asas ini, seseorang memperoleh
kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas
kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
 Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli.
Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya
berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun
orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan
mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik
antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan menyebabkan terjadinya
kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunya
kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu,
maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang digunakan 2
stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel
aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan
dalam:
– Hak Opsi : ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan
stelsel aktif);
– Hak Reputasi: ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana
stelsel pasif).
2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum
yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu
mempunyai kewarganeraan negara lain.
Di indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan
di dalam pasal 26 UUD 1945, yaitu:
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara.
(2) Syarat-syarat mengenai kewarganeraan ditetapkan dengan undang-
undang.
Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU
nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
yang pasal 1-nya menyebutkan:
Warga Negara Republik Indonesia adalah:
a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau
perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku
sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga negara Republik
Indonesia.
b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan ayahnya, seorang warga negara RI, dengan
pengertian bahwa kewarganegaraan karena RI tersebut dimulai
sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan
sebelum orang itu berumur 18 tahun, atau sebelum ia kawin pada
usia di bawah umur 18 tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia,
apabila ayah itu pada waktu meninggal dunia warga negara RI.
d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila
ia pada waktu itu tidak mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan ayahnya.
e. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau selama tidak
diketahui kewarganegaraan ayahnya.
f. Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya
tidak diketahui.
g. Seseorang yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak
diketahui kedua orang tuanya.
h. Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau selama
kewarganegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui.
i. Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya
tidak mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu.
j. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan
undang-undang ini.
Selanjutnya di dalam Penjelasan Umum UU No. 62 Tahun 1958 ini
dikatakan bahwa kewarganegaraan RI diperoleh:
o Karena kelahiran
o Karena pengangkatan
o Karena dikabulkan permohonan
o Karena pewarganegaraan
o Karena atau sebagai akibat dari perkawinan
o Karena turut ayah/ibunya
o Karena pernyataan.
Selanjutnya di dalam Penjelasan Pasal 1 UU Nomor 62 Tahun ini
disebutkan: b, c, d, dan e.
Sudah selayaknya keturunan warga negara RI adalah WNI. Sebagaimana
telah diterangkan di atas dalam bab I huruf a yang menentukan status
anak ialah ayahnya. Apabila tidak ada hubungan hukum kekeluargaan
dengan ayahnya atau apabila ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan ataupun (selama) tidak diketahui
kewarganegaraannya, maka barulah ibunya yang menentukan status
anak itu. Hubungan hukum kekeluargaan antara ibu dan anak selalu
mengadakan hukum secara yuridis. Anak baru turut kewarganegaraan
ayahnya, setelah ayah itu mengadakan hubungan hukum kekeluargaan
dan apabila hubungan hukum itu baru diadakan setelah anak itu
menjadi dewasa, maka ia tidak turut kewarganegaraan ayahnya.

B.Contoh Hak Dan Kewajiban Warga Negara


Contoh hak warga negara :

1. Berhak mendapat perlindungan hukum (pasal 27 ayat (1))


2. Berhak mendapakan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
(pasal 27 ayat 2).
3. Berhak mendapatkan kedudukan yang sama di mata hukum dan
dalam pemerintahan. (pasal 28D ayat (1))
4. Bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama yang
dipercayai. (pasal 29 ayat (2))
5. Berhak memperleh pendidikan dan pengajaran.
6. Memiliki hak yang sama dalam kemerdekaan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat secara lisan dantulisan
sesuai undang-undang yang berlaku. (pasal 28)
Contoh kewajiban warga negara :
1. Wajib berperan serta dalam membela, mempertahankan
kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh. (asal 30 ayat
(1) UUD 1945)
2. Wajib membayar pajak dan retribusi yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. (UUD 1945)
3. Wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali serta dijalankan dengan sebaik-
baiknya.
4. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. (pasal 28J ayat
1)
5. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang. (pasal 28J ayat 2)
6. Tiap negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
memajukan bangsa ke arah yang lebih baik. (pasal 28)

Dalam Undang-Undangan Dasar 1945 ada pasal yang mencantumkan


mengenai hak dan kewajiban, seperti :

 Pasal 26, ayat (1) – yang menjadi warga negara adalah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada
ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan
dengan undang-undang.
 Pasal 27, ayat (1) – segala warga negara bersamaan dengan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahannya, wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
 Pasal 28 – kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang.
 Pasal 30, ayat (1) – hak dan kewajiban warga negara untuk ikut
serta dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan
pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

B.Wujud Hubungan Warga Negara dan Negara

Supaya dapat terwujudnya hubungan antara warga negara dengan


negara yang baik maka diperlukan beberapa peran. Peranan ini adalah
tugas yang dilakukan sesuai kemampuan yang dimiliki tiap individu.

Dalam UUD 1945 pasal 27 – 34 disebutkan banyak hal mengenai hak


warga negara indonesia seperti :

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.


2. Hak membela negara
3. Hak berpendapat
4. Hak kemerdekaan memeluk agama
5. Hak mendapatkan pengajaran
6. Hak utuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional
Indonesia
7. Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan sosial
8. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial
Sedangkan kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara
Indonesia adalah :

 Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan


 Kewajiban membela negara
 Kewajiban dalam upaya pertahanan negara
Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya
merupakan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara.
Beberapa ketentuan tersebut, anatara lain sebagai berikut :
1. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintah
2. Hak negara untuk dibela
3. Hak negara untuk menguasai bumi, air , dan kekayaan untuk
kepentingan rakyat
4. Kewajiban negara untuk menajamin sistem hukum yang adil
5. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
6. Kewajiban negara mengembangkan sistem pendidikan nasional
untuk rakyat
7. Kewajiban negara meberi jaminan sosial
8. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah

Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negara


akan terwujud dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan
bahwa konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia sungguh–sungguh
merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan kehidupannya sehari–
hari.

Pembelaan negara adalah tekad, sikap dan tindakan warganegara


yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap tanah air, serta kesadaran hidup berbangsa dan
bernegara. Bagi warganegara Indonesia, upaya pembelaan dilandasi
oleh kecintaan pada tanah tumpah darah yakni wilayah Nusantara yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke. Disamping itu pula
pembelaan negara juga didasari oleh kesadaran berbangsa dan
bernegara, dengan meyakini Pancasila sebagai dasar negara serta UUD
1945 sebagai pijakan konstitusi negara. Wujud dari upaya bela negara
adalah kesiapan dan kerelaan warganegara untuk berkorban demi
mempertahankan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional, serta
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
C.Pembagian Hak Dan Kewajiban Sebagai Warga Negara
Beberapa bidang yang di atur secara detail mengenai hak dan
kewajiban dalam kehidupan bernegara adalah sebagai berikut,

1. Dalam Bidang Sosial Dan Budaya

Menurut pengertian hak dan kewajiban dalam kehidupan bernegara,


aspek yang pertama disebutkan adalah mengenai bidang sosial dan
budaya. Dalam bidang ini disebutkan mengenai kewajiban dan hak
dalam beragama, pendidikan dan kebudayaan.

a. Peraturan Perundangan Yang Mengatur

Undang-undang dasar yang mengatur mengenai hak dan kewajiban


warga negara dalam bidang sosial dan budaya ada beberapa.
Diantaranya adalah pasal 31 ayat 1 dan 2, serta pasal 32. Dalam pasal
tersebutlah sumber hukum dicantumakan.

Pasal 31 ayat 1 mengenai pengajaran, pasal 31 ayat 2 mengenai


pengupayakan sistem pengajaran menurut UUD. Dan pasal 32
membahas mengenai memajukan kebudayaan.

b. Penjabaran Hak Setiap Warga Negara

Menurut pasal-pasal diatas didapatkan bahwa hak yang harus diberikan


pemerintahan sebagai imbas dari kehidupan bernegara adalah hak
untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan yang dapat di
jangkau oleh segala lapisan masyarakat.
c. Kewajiban Yang Harus Dilakukan

Sedangkan untuk kewajiban yang harus dilakukan adalah dengan


mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. Serta ikut dalam
mengembangkan kebudayaan asli tanah air. Pelaksanaan kewajiban
untuk menyeimbangkan dengan hak yang diperoleh.

2. Hak Dan Kewajiban Ekonomi

Menurut undang-undang memang bahwa negara menanggung hidup


bagi keadaan tertentu masyarakatnya. Dan disertakan pula mengenai
peraturan yang menyertai untuk mengatur hak dan kewajiban dalam
sektor ekonomi.

Pengertian hak dan kewajiban dalam bidang ekonomi mencangkup


segala yang aktivitas perekonomian suatu negara.

a. Hak Setiap Warga Negara Yang Ditanggung Negara

Dalam bidang perekonomian negara mengatur segala kegiatan


ekonomi demi kesejahteraan masyarakatnya. Bahwa setiap warga
negara Indonesia mempunyai hak untuk mendapatkan jaminan
perekonomian. Dan berhak untuk ditanggung negara jika dalam
keadaan fakir atau miskin.

b. Kewajiban Dalam Bidan Ekonomi Dan Perundangannya

Namun setiap warga negara berkewajiban untuk bekerja keras demi


kesuksesan kehidupan perekonomian pribadi dan negara. Membantu
kelancaran program pemerintah di sektor perekonomian seperti
membayar pajak tepat waktu.

Perundangan yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga


negara dalam bidang ekonomi adalah pasal 33 ayat 1, 2 dan 3. Serta
pasal 34.
3. Mengenai Pertahanan Dan Keamanan

membela pertahanan dan keamanan negara NKRI menjadi kewajiban


utuh setiap warga masyarakat tanpa terkecuali. Hal ini jelas tercantum
dalam peraturan perundangan. Bahwa dalam pasal 30 menyatakan
bahwa setiap warga negara mempunyai kewajiban dan hak dalam
mempertahankan negara.

Oleh karenanya kesatuan negara menjadi tanggung jawab bersama


segenap masyarakat. Namun masyarakat juga diberikan hak untuk
dilindungi oleh pemerintah berkaitan dengan hal itu.

Pembahasan pengertian hak dan kewajiban disini jelas tercantum


dalam undang-undang dasar negara Indonesia. Yang memegang
peranan tertinggi bagi landasan hukum NKRI.

4. Hak Dan Kewajiban Politik

Dalam bidang politik, hak dan kewajiban warga negara diatur dalam
pasal pasal 27 ayat 1 dan pasal 28. Pasal 27 ayat 1 berbunyi bahwa tiap-
tiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
tanpa terkecuali.

Sedangkan pada pasal 28 berbunyi kemerdekaan berserikat dan


berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dalam undang-undang.

Pada penjabarannya pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bidang


politik sama persis dengan penjabaran pengertian hak dan kewajiban.
Setiap warga negara melakukan kewajiban dan kemudian mendapatkan
hak yang sama. Tidak ada perbendaan dalam perbedaan berpolitik
untuk seluruh masyarakat.
PENGERTIAN, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN
PKn
HAKEKAT PEMBELAJARAN PKn
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam
dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk
menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis
Kompetensi, 2004). Pendidikan Kewarganegaraan mengalami
perkembangan sejarah yang sangat panjang, yang dimulai dari Civic
Education, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, sampai yang terakhir pada Kurikulum 2004 berubah
namanya menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana
untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik
sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada
tuntutan perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi
tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
B. TUJUAN PEMBEAJARAN PKn
Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut ini.

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menangggapi isu


kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. (Kurikulum KTSP, 2006)

C. RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN PKn


Ruang lingkup mata pelajaran PKn meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.

1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam


perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa
indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan
jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional,
hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan
internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM.
4. Kebutuhan warganegara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,
kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan
bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warganegara.
5. Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan kostitusi.
6. Kekuasaan dan Politik meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah
pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan,
Pers dalam masyarakat demokarasi.
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

Anda mungkin juga menyukai