Anda di halaman 1dari 11

 Bulan pertama (minggu ke 1-4)

Minggu pertama kehamilan dihitung sejak hari pertama menstruasi terakhir Ibu. Pada
minggu pertama, belum ada janin yang terbentuk di dalam rahim Ibu. Dokter akan
menghitung usia kehamilan Ibu dari hari terakhir menstruasi hingga minggu ke 40.
Memasuki minggu kedua, Ibu mengalami ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang sudah
matang ke saluran tuba fallopi dan siap dibuahi oleh sel sperma. Rahim Ibu mempersiapkan
kehamilan dengan mempertebal dinding rahim untuk tempat menempelnya embrio.
Memasuki minggu ketiga, janin sudah berbentuk blastokista yang merupakan hasil
pertemuan sel telur dengan sel sperma, dan siap melakukan perjalanan dari tuba fallopi
untuk menempel di rahim Ibu. Minggu keempat, terjadi penempelan (implantasi) embrio
di dinding rahim Ibu. Embrio telah membelah dan memiliki tiga lapisan yang kelak akan
menjadi organ-organ tubuh si Kecil, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.

 Bulan kedua (minggu ke 5-8)


Masuk bulan ke 2, janin telah berukuran sebesar biji jeruk, dan terus tumbuh dengan cepat.
Saat ini, jantung dan pembuluh darahnya mulai terbentuk. Memasuki minggu ke 6, si Kecil
akan berukuran kurang lebih 5 seperempat inci dari kepala hingga bokong. Rahang, pipi,
dan dagunya mulai terbentuk, titik hitam di wajah akan terbentuk menjadi mata si Kecil
kelak. Selain itu, organ ginjal, hati dan paru-paru akan mulai terbetuk dan jantungnya sudah
mulai berdetak. Minggu ke 7, si Kecil berukuran sebesar bluberi (10.000 kali lebih besar
dari ukurannya saat pembuahan), dan otak si Kecil mulai terbentuk. Di periode yang sama,
kaki dan tangannya akan mulai tebentuk, dan ginjal akan bergeser ke posisinya dan mulai
membentuk urin. Memasuki minggu ke 8, si Kecil berukuran sebesar buah raspberi. Bibir,
hidung, alis mata dan kaki mulai terbentuk. Dan meskipun Ibu belum dapat merasakan
gerakannya, si Kecil sudah bisa menggerakkan kakinya.

 Bulan ketiga (minggu ke 9-13)


Pada minggu ke 9, si Kecil telah berubah dari embrio menjadi fetus atau janin, dengan
ukuran kurang lebih 1 inci, kira-kira sebesar buah zaitun dan berbentuk seperti bayi. Otot-
ototnya pun sudah mulai terbentuk, hingga gerakannya semakin kuat, meskipun Ibu belum
bisa merasakannya. Memasuki minggu ke 10, janin berukuran 1 setengah inci dan sudah
melompat di dalam rahim Ibu dan berukuran sebesar buahprune. Rangka dan tulang
rawannya sudah terbentuk, siku dan lengan mulai bisa digerakkan meskipun ukurannya
masih sangat kecil dan calon giginya terbentuk di bawah gusinya. Jika si Kecil berjenis
kelamin laki-laki, testisnya sudah mulai memproduksi hormon testosteron. Pada minggu
ke 11, si Kecil sudah berukuran kurang lebih 2 inci. Kuku tangan dan kakinya pun mulai
terbentuk. Jika si Kecil berjenis kelamin perempuan, maka indung telurnya mulai
berkembang. Memasuki minggu ke 12, si Kecil telah tumbuh hingga 2,5 inci dan memiliki
berat kurang lebih setengah ons dengan ukuran sebesar buah plum. Sistem pencernaannya
mulai bekerja, sumsum tulang mulai membentuk sel darah, dan kelenjar pituitary di
otaknya mulai memproduksi hormon. Pada minggu ke 13 Ibu memasuki trimester kedua
perkembangan si Kecil. Ia telah berukuran sebesar buah peach, dengan ukuran kepalanya
setengah dari ukuran seluruh tubuh.

 Bulan keempat (minggu ke 14-17)


Di periode ini, Ibu memasuki trimester kedua kehamilan. Mulai periode ini, si Kecil bisa
tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dari teman-teman sebayanya. Saat ini si Kecil
berukuran sebesar kepalan tangan Ibu. Lehernya mulai memanjang dan kepalanya semakin
tegak. Rambut kepala dan alisnya mulai tumbuh, seperti juga rambut halus di seluruh
tubuhnya yang disebut lanugo yang berfungsi sebagai selimut penghangat untuk si Kecil
sebelum deposit lemak dibawah kulitnya terbentuk. Di minggu ke 15, si Kecil telah
berukuran sebesar jeruk navel. Saat ini, si Kecil mulai bisa melakukan gerakan bernafas
dan menelan, dan bahkan bisa menghisap Ibu jarinya. Meskipun mungkin Ibu belum bisa
merasakan gerakannya, si Kecil semakin aktif menendang, menekuk tangan dan kaki, dan
menggerakkan lengan dan kaki. Di minggu ke 16, si Kecil berukuran 4 sampai 5 inci dan
beratnya kurang lebih 3 sampai 5 ons. Ototnya semakin kuat dan wajahnya terlihat semakin
menggemaskan, dengan mata dan telinga yang sudah tepat pada posisinya. Mata si Kecil
mulai berfungsi, dan bisa bergerak ke kanan dan kiri. Memasuki minggu ke 17 si Kecil
sudah seukuran telapak tangan Ibu. Jaringan lemaknya mulai berkumpul di bawah kulitnya,
meskipun si Kecil masih tampak kurus, dan kulitnya masih transparan. Keterampilan
penting untuk menghisap dan menelan sudah mulai berkembang agar si Kecil bisa
menyusu saat sudah ia lahir.

 Bulan kelima (minggu ke 18-22)


Minggu ke 18 si Kecil berukuran 5,5 inci dan beratnya kurag lebih 5 ons. Saat ini Ibu bisa
merasakan gerakan si Kecil, karena dia mulai aktif berputar, meninju dan menendang. Si
Kecil juga mulai bisa menguap dan cegukan dan Ibu mungkin mulai bisa merasakan
gerakannya. Memasuki minggu ke 19, si Kecil sudah berukuran sebesar buah mangga.
Lapisan lemak (vernix caseosa) di atas kulitnya mulai terbentuk untuk melindunginya dari
cairan amnion. Jika tidak, maka si Kecil akan tampak keriput saat lahir. Saat minggu ke
20, si Kecil sudah tumbuh seukuran buah blewah. Jika Ibu melakukan pemeriksaan USG,
maka Ibu bisa melihat jenis kelamin si Kecil. Alat reproduksi si Kecil mulai terbentuk,
misalnya indung telur dan vagina untuk bayi perempuan dan testis dan kantung kemaluan
pada bayi laki-laki. Memasuki minggu ke 21, si Kecil mulai bisa menelan cairan ketuban,
dan dia bisa merasakan apa yang Ibu makan. Di minggu ke 22, si Kecil berukuran 1 pon
dan panjang 8 inci, kira-kira seukuran boneka kecil. Indera perasa, penglihatan,
pendengaran dan pengecapan mulai berfungsi. Si Kecil mulai bisa mendengar suara Ibu,
ayah, aliran darah Ibu, tv dan suara lain di sekitar Ibu.|

 Bulan keenam (minggu ke 23-27)


Memasuki minggu ke 23, si Kecil berukuran panjang 8 inci dan berat 1 pon lebih. Pada
minggu ke 24, si Kecil semakin menumpuk lemak di tubuhnya, sebagaimana tumbuhnya
tulang, otot dan organ-organ tubuhnya. Saat ini wajah si Kecil sudah hampir sempurna
terbentuk dengan helai rambut masih berwarna putih dan belum terbentuk pigmen. Pada
minggu ke 25, paru-parunya mulai mulai membentuk kantung-kantung udara, tetapi belum
siap untuk berfungsi menghirup udara. Lubang hidungnya telah terbentuk dan si Kecil
mulai dapat berlatih untuk "bernafas". Pada minggu ke 26, berat si Kecil kira-kira 2 pon
dan panjangnya 9 inci. Si Kecil sudah bisa membuka matanya di minggu ini, setelah retina
matanya berkembang, walau bagian mata yang berwarna (iris) masih belum punya pigmen,
sehingga Ibu belum bisa mengetahui warna matanya. Pada minggu ke 27, si Kecil sudah
memiliki organ pengecapan di lidahnya lebih banyak dari saat dia lahir. Sehingga dia lebih
bisa merasakan apa yang Ibu makan melalui rasa air ketuban.

 Bulan ketujuh (minggu ke 28-31)


Pada minggu ke 28, si Kecil berukuran panjang 16 inci dengan berat badan 2,5 pon. Si
Kecil saat ini mulai bisa mengedip, dan dia juga mulai bisa tertidur dan bermimpi.
Memasuki minggu ke 29, si Kecil akan lebih banyak menumpuk lemak di dalam tubuhnya,
dan rahim Ibu mungkin semakin sempit baginya utuk bergerak. Ibu mungkin bisa
merasakan tendangan dan sikutan yang lebih kuat saat ini. Di minggu ke 30, si Kecil
berukuran panjang 17 inci, dan berat 3 pon lebih. Minggu ini, otak si Kecil berkembang
pesat dan lipatan-lipatan pada otaknya semakin banyak dan besar. Si Kecil akan mulai
kehilangan rambut-rambut halusnya seiring dengan semakin banyaknya lemak di dalam
tubuhnya. Pada minggu ke 31, otak si Kecil mulai tumbuh pesat, dan membuat sambungan
antar sel saraf (neuron) semakin banyak dan kompleks agar ia siap untuk mempelajari hal-
hal baru kelak. Saat ini si Kecil lebih sering tertidur dan Ibu bisa merasakan pola tidurnya,
di mana ia akan lebih sedikit bergerak saat ia tertidur.

 Bulan kedelapan (minggu ke 32-35)


Memasuki minggu ke 32, si Kecil semakin sering berlatih untuk bertahan hidup di luar
rahim, misalnya dengan melakukan gerakan menghisap, menelan, bernafas dan
menendang. Minggu ini kulit si Kecil semakin tebal dan tidak lagi transparan. Pada minggu
selanjutnya, antibodi dari Ibu mulai mengalir kepada si Kecil melalui tali pusatnya.
Antibodi ini berguna untuk melindunginya dari berbagai kuman penyakit. Pada minggu ke
33, si Kecil berukuran kurang lebih panjangnya 20 inci dan memiliki berat 5 pon, dengan
kuku yang mulai memanjang. Pada minggu ke 34, si Kecil terus tumbuh dan berat
badannya bisa baik setengah pon per minggu. Minggu ini, si Kecil dalam rahim Ibu
mungkin sudah berada di posisi kepala di bawah, atau jika bokong di bawah, ia mungkin
akan berputar sebentar lagi.
 Bulan kesembilan (minggu ke 35-40)
Akhirnya Ibu sampai ke bulan ke sembilan. Saat ini si Kecil berukuran panjang 20 inci dan
berat 6 pon. Sistem peredaran darah, otot dan tulangnya sudah matang untuk kehidupan
diluar rahim. Tapi sistem pencernaannya belum siap, karena ia masih mendapat suplai
nutrisi dari Ibu melalui tali pusatnya. Memasuki minggu ke 37 si Kecil sudah siap
dilahirkan, dan bisa disebut cukup bulan saat ini. Namun bukan berarti ia berhenti tumbuh.
Si Kecil terus tumbuh kira-kira setengah pon per minggu (meskipun setiap bayi bisa
berbeda-beda). Pada minggu ke 38, semua sistem organ sudah siap berfungsi untuk si
Kecil. Si Kecil masih terus meluruhkan lanugo (rambut halus) dan vernix caseosa (lapisan
lemak di kulit) dan menimbun lemak dalam tubuhnya, sehingga Ibu bisa menciumi pipi
tembemnya kelak ia sudah lahir. Paru-parunya akan memproduksi surfaktan, substansi
yang berguna untuk pengembangan organ saat ia pertama kali bernafas. Pada minggu ke
39, kepala si Kecil sudah turun ke rongga panggul Ibu, sehingga Ibu bisa bernafas lebih
lapang, tetapi mungkin sedikit tidak nyaman saat berjalan. Dan selamat untuk Ibu, saat
memasuki minggu ke 40, si Kecil sudah siap dilahirkan. Si Kecil mungkin belum
mengenali wajah Ibu, namun dia sudah familiar dengan suara Ibunya. Dan jika si Kecil
belum juga lahir pada minggu ke 40, dokter biasanya akan menunggu sampai minggu ke
42.

Sumber:

Murkoff, Heidi., What To Expect When You're Expecting, 2008; 6: 120-338.


Indiarti, M.T., Panduan Klinis Paling Komplit Kehamilan, Persalinan, &Perawatan Bayi, 2012;
1: 42.
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap dari penderita untuk mengetahui
keadaan atau kelainan dari penderitaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana kesehatan
umum ibu (bila keadaan umumnya baik agar di pertahankan jangan sampai daya tahan tubuh
menurun) , untuk mengetahui adanya kelainan, bila ada kelainan, kelainan itu lekas diobati dan
disembuhkan agar tidak menganggu.
Pemeriksaan dilakukan pada klien yang baru pertama kali datang periksaan , ini di lakukan
dengan lengkap. Pada pemeriksaan ulangan, di lakukan yang perlu saja jadi tidak semuanya.
Waktu persalinan, untuk penderita yang belum pernah diperiksa di lakukan dengan lengkap bila
masih ada waktu dan bagi ibu yang pernah periksa di lakukan yang perlu saja.
Terdapat empat teknik pengkajian yang secara universal diterima untuk digunakan selama
pemeriksaan fisik: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Teknik-teknik ini digunakan sebagai
bingkai kerja yang menfokuskan pada indera penglihatan, pendengaran, sentuhan dan penciuman.
Data dikumpulkan berdasarkan semua indera tersebut secara simultan untuk membentuk informasi
yang koheren. Teknik-teknik tersebut secara keseluruhan disebut sebagai observasi/pengamatan,
dan harus dilakukan sesuai dengan urutan di atas, dan setiap teknik akan menambah data yang
telah diperoleh sebelumnya.
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dapat dilakukan melalui pemeriksaan sebagai berikut :
a. Inspeksi (Pandang)
Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu melihat dan
mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode tertua yang digunakan untuk
mengkaji/menilai pasien. Inspeksi dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya
cloasma gravidarum pada muka/wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada
tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai
ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk
menilai bentuk buah dada dan pigmentasi putting susu. Pemeriksaan perut untuk
menilai apakah perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi
linea alba, serta ada tidaknya striae gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai
keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick, dan adanya fluor. Kemudian
pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.
b. Palpasi ( Meraba )
Palpasi , di lakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia
kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi di
lakukan dengan menggunakan metode leopold , yakni :

1. Leopold I

Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam
fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan menghadap ke muka ibu,
kemudian kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkungkan jari-jari kedua
tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada di dalam
fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar, dan melenting. Sedangkan bokong akan
lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.tinggi normal fundus selama kehamilan
dapat di tentukan.
2. Leopold II

Leopold II digunakan untuk menetukan letak punggung anak dan letak bagian kecil
pada anak. Caranya :

1.Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
2.Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri
kea arah kanan.
3.Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan bagian apa yang
ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, atau tidak teraba bagian kecil,
terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-
bagian yang kecil dan menonjol maka itu adalah bagian kecil janin)
3. Leopold III

Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian
bawah dan apakah bagian anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya :

1. Tangan kiri menahan fundus uteri.


2. Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba bagian
tang bulat, melenting keras, dan dapat digoyangkan maka itu adalah kepala.
Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit digerakkan, maka itu
adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian seperti yang
diatas, maka pertimbangan apakah janin dalam letak melintang.
3. Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan
menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement
(pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7
bulan).
4. Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika masih
mudah digoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun jika tidak dapat
digoyangkan, berarti kepala sudah masuk panggul). Lalu lanjutkan pada
pemeriksaan Leopold VI untuk mengetahui seberapa jauh kepala sudah masuk
panggul.
4. Leopold IV

Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga punggung. Caranya :
1. Pemeriksa menghadap ke kaki pasien
2. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah
3. Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanan
di bagian bawah
4. Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum masuk
ke panggul
5. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk
ke panggul.
c. Perkusi (ketukan)
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendegarkan bunyi
getaran/gelombang suara yang di hantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang
di periksa. Pemeriksaan di lakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan
tubuh. Perjalanan getaran/gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang
dilalui. Derajat bunyi di sebut dengan resonansi. Karakter bunyi yang di hasilkan dapat
menentukan lokasi , ukuran , bentuk , dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat
gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan , semakin lemah hantarannya dan
udara/gas paling resonan.
d. Auskultasi (mendengar)
Auskultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang
terbentuk dalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan
dengan cara membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi, dilakukan umumnya
dengan stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi jantung anak,bising talipusat,
gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta , serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat
di dengar pada akhir bulan ke-5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada
akhir bulan ke-3. Bunyi jantung pada anak dapat terdengar di kiri dan kanan di bawah
tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali pusat, maka presentasidi
daerah bokong. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak
fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140 kali per menit. Bunyi jantung
dihitung dengan menedengarknnya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kli per
menit atau lebih dari 140 per menit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin.
Selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat seperti denyut nadi ibu,
bunyi aorta frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak
teratur.

Anda mungkin juga menyukai