Minggu pertama kehamilan dihitung sejak hari pertama menstruasi terakhir Ibu. Pada
minggu pertama, belum ada janin yang terbentuk di dalam rahim Ibu. Dokter akan
menghitung usia kehamilan Ibu dari hari terakhir menstruasi hingga minggu ke 40.
Memasuki minggu kedua, Ibu mengalami ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang sudah
matang ke saluran tuba fallopi dan siap dibuahi oleh sel sperma. Rahim Ibu mempersiapkan
kehamilan dengan mempertebal dinding rahim untuk tempat menempelnya embrio.
Memasuki minggu ketiga, janin sudah berbentuk blastokista yang merupakan hasil
pertemuan sel telur dengan sel sperma, dan siap melakukan perjalanan dari tuba fallopi
untuk menempel di rahim Ibu. Minggu keempat, terjadi penempelan (implantasi) embrio
di dinding rahim Ibu. Embrio telah membelah dan memiliki tiga lapisan yang kelak akan
menjadi organ-organ tubuh si Kecil, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
Sumber:
1. Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam
fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan menghadap ke muka ibu,
kemudian kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkungkan jari-jari kedua
tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada di dalam
fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar, dan melenting. Sedangkan bokong akan
lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.tinggi normal fundus selama kehamilan
dapat di tentukan.
2. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menetukan letak punggung anak dan letak bagian kecil
pada anak. Caranya :
1.Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
2.Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri
kea arah kanan.
3.Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan bagian apa yang
ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, atau tidak teraba bagian kecil,
terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-
bagian yang kecil dan menonjol maka itu adalah bagian kecil janin)
3. Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian
bawah dan apakah bagian anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya :
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga punggung. Caranya :
1. Pemeriksa menghadap ke kaki pasien
2. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah
3. Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanan
di bagian bawah
4. Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum masuk
ke panggul
5. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk
ke panggul.
c. Perkusi (ketukan)
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendegarkan bunyi
getaran/gelombang suara yang di hantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang
di periksa. Pemeriksaan di lakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan
tubuh. Perjalanan getaran/gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang
dilalui. Derajat bunyi di sebut dengan resonansi. Karakter bunyi yang di hasilkan dapat
menentukan lokasi , ukuran , bentuk , dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat
gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan , semakin lemah hantarannya dan
udara/gas paling resonan.
d. Auskultasi (mendengar)
Auskultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang
terbentuk dalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan
dengan cara membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi, dilakukan umumnya
dengan stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi jantung anak,bising talipusat,
gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta , serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat
di dengar pada akhir bulan ke-5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada
akhir bulan ke-3. Bunyi jantung pada anak dapat terdengar di kiri dan kanan di bawah
tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali pusat, maka presentasidi
daerah bokong. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak
fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140 kali per menit. Bunyi jantung
dihitung dengan menedengarknnya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kli per
menit atau lebih dari 140 per menit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin.
Selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat seperti denyut nadi ibu,
bunyi aorta frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak
teratur.