Anda di halaman 1dari 62

STRATEGI MARKETING PT.

NISSIN BISKUIT INDONESIA


DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PRODUK
Diajukan sebagai syarat Kelulusan Kuliah Kerja Lapangan pada Fakultas
Ekonomi Universitas Setia Budi
Dosen Pengampu : Nang Among Budiadi, SE., M.Si.

Disusun Oleh :
Ratna Dewi Untari

15170391L

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2019/2020
PERSETUJUAN PEMBIMBING
RENCANA STRATEGIS PT.NISSIN BISCUIT INDONESIA DALAM
MENGHADAPI PERSAINGAN

laporan Kuliah Kerja Lapangan ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk
diajukan ke Ujian Kuliah Kerja Lapangan pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Pembimbing

Dr. Didik Setyawan, SE., MM Finisha Mahestri Noor, B.Com., MPH


NIP : NIP :

ii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN
RENCANA STRATEGIS PT.NISSIN BISCUIT INDONESIA DALAM
MENGHADAPI PERSAINGAN

Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini telah dipertahankan di depan Sidang Ujian
Kuliah Kerja Lapangan Fakultas Ekonomi Universitas Setia Budi pada :
Hari :
Tanggal :

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang di laksanakan di Semarang dan Bali pada 13
– 17 Januari 2020 dengan baik dan sesuai rencana.
Laporan ini ditujukan sebagai pertanggungjawaban atas perjalanan KKL
yang telah penulis laksanakan. Dalam laporan ini penulis mencoba untuk
menguraikan mengenai profil perusahaan yang dikunjungi selama masa KKL.
Serta di akhir pembahasan, penulis mencantumkan saran yang dapat digunakan
sebagai perbaikan dalam pelaksanakan KKL berikutnya.
Pelaksanaan dan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari perhatian serta
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan rasa terima
kasih kepada :
1. Seluruh staff PT.NISSIN BISCUIT INDONESIA
2. Rektor Universitas Setia Budi Surakarta Dr.Jhony Tarigan, MBA
3. Dekan Fakultas Ekonomi Dr.Widi Hariyanti, SE, M.Si
4. Pembimbing Finisha Mahestri Noor, B.Com., MPH
5. Ketua Program Studi Manajemen dan Akuntansi, Dr. Didik Setyawan,
SE., MM
6. Pendamping Kuliah Kerja Lapangan Dr. Waluyo Budi Atmoko, MM dan
Nang Among Budiadi, SE., M.Si
7. Pradana Arizky Tour & Travel
8. Mas Nur Rohmad sebagai Tour Leader yang telah menemani perjalanan
KKL
9. Orang tua beserta keluarga yang telah memberi motivasi dan dorongan
10. Seluruh teman – teman Fakultas Ekonomi yang saling bekerja sama dalam
terlaksananya KKL ini
Penulis sadar bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang dapat membuat
laporan ini menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat baik
kepada penulis sendiri dan kepada para pembaca secara umumnya.
Surakarta, Januari 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

v
vi
DAFTAR MATRIX

vii
DAFTAR GAMBAR

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Lokasi PT Nissin Biscuit Indonesia di Jl. Raya Semarang Salatiga

Km. 23 Ungaran.PT Nissin Biscuit Factory Indonesia mengawali produksi

komersial pertama pada Januari 1977.Diatas lahan seluas +- 8 Ha.Produk

pertama yang dihasilkan adalah Butter Coconut, Frychip, Madu, Aynako,

Longer Stick. Seiring dengan perjalanannya, PT Nissin Biscuit Factory

Indonesia telah memproduksi beberapa jenis dan beragam biscuits, cookies,

crackers, snacks, wafers dalam bagian merk terkemuka seperti nissin, Khong

Guan, Monde, Walens dan Nitto Dalam menghadapi persaingan di industry

makanan yang semakin ketat.

PT Nissin Biscuit Factory Indonesia selalu bertekad

untuk memenangkan persaingan dengan menyajikan produk berkualitas

melalui inovasi yang selalu berkelanjutan. Inovasi yang dilakukan oleh nissin

meliputi jenis produk, mesin, system/proses dan kemasan. PT Nissin Biscuit

Factory Indonesia memiliki lebih dari 700 karyawan yang terlatih sehingga

turut mendukung kualitas produk yang dihasilkan.Dengan dukungan inovasi,

sumberdaya manusia dan tegnologi, sampai dengan saat ini, PT Nissin Biscuit

Factory Indonesia terus berkembang dan berhasil memproduksi berbagai

merk biscuit yang telah menjadi pemimpin pasar.

1
2

GAMBAR 1

LOGO PT NISSIN BISCUIT INDONESIA

B. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Bertekad menjadi produsen biscuit terbaik di Indonesia.

Misi

Memproduksi biscuit yang bergizi tinggi, higienis, inovatif dan berkualitas

dengan cita rasa tinggi serta terjamin mutunya kepada pelanggan dengan cara

terbaik yang dikembangkan oleh SDM yang unggul dengan tegnologi

modern.

Quality Commitment:

PT Nissin menyadari bahwa dengan memproduksi produk yang

berkualitas dan bergizi, maka Nissin turut memberikan kontribusinya untuk

meningkatkan kualitas hidup bangsa. Karena itu, pengawasan mutu produk

menjadi salah satu prioritas utama.

Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin mencakup penggunaan

bahan baku pilihan dan penggunaan teknologi canggih dalam proses produksi
3

serta penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik), GMP (Good

Manufacturing Practice), SSOP (Saritation Standard Operating Produce), dan

HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point), Standar mutu ISO

2200:2005 untuk kualitas dan keamanan produk juga telah diterapkan dengan

proses produksi disertai dengan Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia

(MUI). Sebuah bukti bahwa semua produk Nissin telah memenuhi kaidah

halal & aman dikonsumsi.Semua standar kualitas dan keamanan yang

diterapkan oleh Nissin telah memantapkan posisi Nissin sebagai pemimpin

pasar dalam industri makanan terutama biscuit di Indonesia.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Nissin Biscuit Indonesia mempunyai susunan organisasi seperti

berikut:
4

Bagan I

Struktur Organisasi PT Nissin Biscuit Indonesia

Keterangan (deskripsi kerja) :

a. General Manager

Sebagai pimpinan tertinggi dan dan penanggung jawab

umum.Tugasnya mengelola kegiatan yang ada di PT. Nissin Biscuit

Indonesia denganmelakukan fungsi-fungsi manajemen yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan

pengawasan.

b. Manager

Tugasnya yaitu melakukan fungsi-fungsimanajemen, selain itu

juga menentukan kebijakan dengan persetujuan general manager.

c. Manager Produksi

Tugas manager produksi adalah hal-hal yang berkaitan dengan

prosesdan hasil produksi, antara lain:

1) Merencanakan besarnya volume produksi

2) Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi secara

keseluruhan.

3) Bertanggung jawab atas hasil produksi yang. dihasilkan, baik

kualitasmaupun kuantitas.

4) Mempelajari kemungkinan-kemungkinan pengembangan

5) Mengkoordinir dan memimpin bagian produksi

6) Melakukan fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian


5

d. Manager Teknik

Tugasnya mengawasi penggunaan mesin-mesin dalam proses

produksisupaya selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.

e. Manager Personalia

Tugasnya adalah hal-hal yang berhubungan dengan karyawan

antaralain mengkoordinir, mengawasi, dan mengarahkan, serta

memimpin tenagakerja, mengadakan pelatihan untuk karyawan,

melaksanakan programpengupahan dan kesejahteraan karyawan,

merencanakan promosi yang tepatuntuk perusahaan, dan melakukan

pengadaan/penarikan karyawan.

f. Manager Pembelian

Tugasnya adalah menentukan kualitas bahan baku yang

digunakanperusahaan, merencanakan kebutuhan bahan yang akan datang,

sertamelaksanakan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.

g. Manager Pemasaran

Tugasnya adalah :

1) Mempelajari potensi dan situasi daerah pemasaran.

2) Mengadakan hubungan dengan pembeli/calon pembeli.

3) Menentukan target penjualan dan merealisasikannya.

4) Menentukan target penjualan dan pemasaran.

5) Melaporkan kegiatan pada General Manager.


6

h. Supervisor

bertugas mengawasi jalannya proses produksi yangdilakukan oleh

buruh pabrik.

i. Sales

Tugasnya adalah

1) Menawarkan produk kepada pembeli.

2) Bertugas meminta barang di gudang.

3) Membuat laporan stock dan laporan penjualan.

4) Mengirimkan barang yang sudah dipesan.

5) Mengambil barang cacat yang diretur

D. Kondisi Perusahaan

1. Produk

 Biskuit: Kukis sagu keju biskuit, Golden malkist butter biskuit,

walens choco soes biskuit, paket kelapa ijo biskuit.

 wafer : wafer chocolate, strawberry wafer, peanut wafer

 krekers : Golden malkist butter biskuit crackers chocolate, crispi

crackers

 snack : wallens soes blueberry

2. Segmentasi Pasar

Dasar pemikiran utama yang penting dalam market driven strategy

adalah menjadikan pasar dan konsumen sebagai titik awal dalam

memformulasikan strategi. PT. Nissin Biscuit pada awalnya

memperkenalkan minuman siap saji dalam kemasan kaleng, Nissin

memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang
7

melakukan perjalanan . Nissin memandang bahwa ketika orang

sedang melakukan perjalanan dan ia kehausan pasti membutuhkan

sebuah penghilang dahaga yang praktis dan mudah di dapat,

berangkat dari pengalaman ketika melakukan promo, tempat yang

praktis dan aman untuk digunakan sebagai wadah biscuit adalah

kaleng.

a. Demografi

Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok

dengan dasar pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi,

dan tingkat pendidikan.

 Usia : anak-anak, remaja, hingga dewasa

 Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

 Ekonomi : Semua kalangan masyarakat

 Pendidikan : Semua kalangan masyaraka Strategi

pemasaran meliputi Segmentasi Produk, targeting,

positioning

b. Geografis

Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa

bagian geografi seperti negara, wilayah, kota, dan desa.

Daerah geografi yang dipandang potensial dan

menguntungkan akan menjadi target operasi perusahaan.

Wilayah pemasaran PT. Nissin secara umum sudah

mencakup diseluruh wilayah Indonesia baik di kota-kota

besar maupun daerah-daerah.


8

3. Pangsa Pasar

Produk dari PT.NISSIN BISKUIT telah dikenal oleh masyarakat luas,

terutama Nissin Biskuit yang banyak dijumpai di toko –

toko,minimarket,dan supermarket diberbagai kota – kota besar,

penampilan Nissin Biskuit secara visual (display, kemasan, media

promosi web resmi) dianggap menunjukkan identitas dan dianggap

meyakinkan untuk menarik minat konsumen, sehingga perusahaan ini

memiliki presentase yang tinggi dalam menguasi pangsa pasar

4. Kontribusi

PT Nissin menyadari bahwa dengan memproduksi produk yang

berkualitas dan bergizi, maka Nissin turut memberikan kontribusinya

untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Karena itu, pengawasan

mutu produk menjadi salah satu prioritas utama. Pada posisi saat ini,

omset terbesar disumbang produk Khong Guan kaleng merah yang

menajadi mareket leader disegmen biskuit Seasonal. Market share nya

mencapai 70% dengan volume penjualan mencapai 95% dari total

produksi pada momentum menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sementara

produk-produk reguler tidak mengalami lonjakan yang signifikan, baik

di hari-hari biasa maupun empat bulan sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Sedangkan seasonal Khong Guan jelang lebaran selalu menjadi market

leader. Untuk Monde Butter Cookies pun termasuk market

leader.sedangkat biskuit jenis wafer boleh jadi tersalip pemain lain

sejak kelahiran varian-varian lain di kategori wafer.


9

5. Distributor

PT. Nissin Biscuit merupakan salah satu contoh perusahaan terbaik

yang sukses mengolah makanan ringan biscuit, salah satu produk yang

dihasilkan adalah biscuit dengan kemasan kaleng dengan produk

legendarisnya Khong Guan. Sukses pemasaran produk dan besarnya

keuntungan yang diraih perusahaan tidak terlepas dari strategi

distribusi yang jitu dalam menjangkau pasar.Strategi penjualan yang

dilakukan Nissin adalah dengan mengembangkan saluran distribusi

secara luas dan terus menerus. Mengutamakan availability dan kualitas

produk sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan. Distribusi Nissin

mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Kota Sabang

sampai Kota Merauke. Bahkan produk PT. Nissin Biscuit diekspor ke

Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan Amerika Serikat dan

beberapa bagian di Benua Eropa. Sosro dikenal memiliki jaringan

distribusi yang sangat mengakar. Keputusan mengenai pergudangan

dan pengendalian persediaan juga merupakan keputusan distribusi.

Ketersediaan (availability) menjadi kunci sukses pemasaran. PT.

Nissin Biscuit kadang menerima pesanan dari negara luar, sebelum

mengerjakan pesanan pihak PT. Nissin Biscuit terlebih dahulu

mempertimbangkan jumlah biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk

proses produksi, jika sesuai maka PT. Nissin Biscuit akan melakukan

MoU dengan pihak pemesan atau pihak yang ingin menjadi distributor

produk PT. Nissin Biscuit di suatu negara tersebut.


10

6. Presentase Penjualan

PT Nissin Biscuit Factory merupakan salah satu perusahaan biskuit

dalam negeri yang kinerjanya telah diakui Nasional dan Internasional

dengan merek utamanya adalah Khong Guan. Perusahaan yang hadir

pada tahun 1970 ini telah meluncurkan beragam produk dengan kemasan

bungkus dan kaleng yang merupakan pelopor industri biskuit di

Indonesia. pangsa pasar Khong Guan Indonesia pada tahun 2015 yaitu

sekitar 35% dengan omset lebih dari Rp 150 miliar dan merupakan

pemimpin pasar dari produk-produk biskuit dan mengelola tak kurang

dari 400 varian produk.

Produk perusahaan biskuit Khong Guan Indoneia yang hadir di

Tanah Air sejak 1970-an ini sudah sedemikian memasyarakat. Apalagi

saat-saat hari raya,misalnya Lebaran, bagi cukup banyak keluarga di

Indonesia rasanya belum lengkap bila belum menyediakan kalengan

biskuit Khong Guan di meja ruang tamu. Produk Khong Guan Indonesia

kini terdistribusi hingga ke pelosok-pelosok desa dan terus diminati

sampai sekarang, utamanya oleh kalangan menengah-bawah. Bahkan

produk-produk Khong Guan Indonesia juga sudah diekspor ke berbagai

negara, di antaranya ke Singapura, Brunei, Thailand dan Korea).


11

BRAND SHARE KATEGORI BISKUIT (NON WAFER)

TAHUN 2013 – 2015

Brand Share (%)

MEREK 2013 2014 2015

Roma 25,2% 27,1% 38,5%

Khong Guan 13,6% 14,6% 14,8%

Biskuat 11,3% 11,1% 9,4%

Monde 9,1% 7% 7,1%

Oreo 6,7% 10,6% 6,2%

Marie Regal 1,2% - 3,7%

Nissin 5,5% 3,7% 2,9%

Good Time 6,9% 7,8% 2,3%

Sumber : Survei ICSA 2013,2014 dan 2015

Tabel 1 Presentase Penjualan

Meski produk dari PT.Nissin Biscuit (Khong Guan) tidak bisa

menempati urutan paling atas, tetapi setiap tahunnya produk

Khong Guan mengalami peningkatan dalam penjualan.

Peningkatan tersebut biasanya terjadi pada bulan Ramadhan dan

Hari Raya lebaran dimana para konsumen banyak yang berminat

membeli produk Khong Guan tersebut.


12

7. Pesaing Utama

Pesaing Utama PT Nissin Biskuit Indonesia yaitu :

a. PT. Arnott,s Indonesia

b. PT. Ultra Prima Abadi

c. PT. Nabisco Foods

Perusahaan-perusahaan tersebut sebagian menggandeng

perusahaan global. yang berpengalaman di industri pengolahan biskuit.

Misalnya PT Arnott’s Indonesia yang diinvestasikan oleh Arnott’s

Biscuit Company Pte. Ltd. dari Singapura, PT Nabisco Foods yang

merupakan aliansi bisnis antara PT Rodamas Corporation dengan

Nabisco International Inc. dari Amerika Serikat, dan PT Danone

merupakan afiliasi Danone Group dari Perancis. Persaingan di pasar

biskuit Indonesia memang sangat ketat. Selain banyak pemain nasional

yang kuat, juga banyak pemain lokal yang dominan menguasai daerah.

Pemain-pemain nasional di kategori biskuit ini adalah pemain lama dan

besar seperti Khong Guan, Regal, dan Mayora. Sedang pemain baru yang

besar adalah Danone (Biskuat).

Kompetisi yang sangat ketat ini membuat setiap pemain harus

cerdik membidik ceruk pasar. Apalagi biskuit merupakan produk yang

dibeli konsumen karena ada dorongan hati dalam membelinya. Jadi, siapa

yang kuat brand image-nya di masyarakat dan kuat dalam

mengkomunikasikan produknya, maka produk tersebut yang akan banyak

dipilih oleh konsumen. (Majalah MARKETING – Edisi Khusus / 2008).


13

8. Corporate Social Responbility

PT Nissin Biscuit Indonesia terletak di Jl. Raya Semarang

Salatiga Km. 23 Ungaran, kabupaten Semarang, Jawa Tengah,

Indonesia. PT Nissin Biscuit Indonesia ini telah memproduksi aneka

makanan ringan sejak tahun 1977. Pabrik tersebut memproduksi

berbagai macam jenis makanan ringan yang menjadi andalan

masyarakat, seperti Nissin, Monde dan Khong Guan. Adanya

perusahaan Nissin Biscuit tidak terlepas dengan yang namanya

karyawan. Karyawan ini yang nantinya akan menghasilkan produk-

produk unggulan yang dihasilkan oleh perusahaan Nissin Biscuit.

Karyawan dapat berasal dari berbagai kalangan, baik dari

masyarakat kalangan atas maupun kalangan bawah. Mereka bekerja

untuk mencari penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Perusahaan hanya memperhatikan mengenai keterampilan

yang dimilki oleh karyawan, tingkat pendidikan yang dimiliki oleh

karyawan juga tidak menjadi masalah bagi perusahaan Nissin

Biscuit, hanya saja tingkat pendidikan yang dimiliki akan

membedakan posisi pekerjaan yang akan karyawan dapatkan.

Perusahaan Nissin Biscuit juga memberikan fasilitas-fasiitas dan

hak-hak yang memang harus didapatkan oleh karyawan. Seperti

adanya asuransi keselamatan kerja bagi karyawan dan tambahan gaji

bagi karyawan yang lembur.


14

Pendirian perusahaan Nissin telah mendapat persetujuan dari

masyarakat. Sehingga sebagai timbal baliknya perusahaan

memberikan bantuan-bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat

tetapi bantuan tersebut tidak diberikan begitu saja. Harus ada

beberapa persyaratan ketika masyarakat ingin mendapatkan bantuan

dari perusahaan Nissin Biscuit tersebut, diantaranya dengan

mengajukan proposal. Pengajuan proposal dilakukan agar

perusahaan Nissin Biscuit mengetahui maksud dan tujuan dari

pengajuan proposal tersebut. Pemberian bantuan disesuaikan dengan

jenis bantuan yang diinginkan oleh masyarakat, baik berupa dana,

bahan material, dan sebagainya. Selain itu sebagai wujud

terimakasih perusahaan terhadap masyarakat, perusahaan juga ikut

berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.

Misalnya ketika idul adha perusahaan ikut menyumbangkan hewan

kurban. Perusahaan Nissin yang didirikan di lingkungan masyarakat

menyebabkan setiap aktivitas yang dilakukan selalu berhubungan

dengan masyarakat. Dan sebagai bentuk tanggungjawab yang

diberikan kepada masyarakat, maka Nissin memberikan CSR

(Corporate Social Responsibility) pada masyarakat sekitar.

Ketika bulan ramadhan datang, banyaknya karyawan musiman

yang datang untuk bekerja di perusahaan Nissin Biscuit. Karyawan

musiman tersebut juga sebagian besar berasal dari masyarakat

sekitar. Masyarakat tersebut bekerja hanya pada saat menjelang

bulan ramadhan, yaitu dua bulan sebelum bulan ramadhan tiba.


15

Selain itu karyawan musiman bekerja ketika ramainya permintaan

produksi, misalnya pada saat perayaan hari besar keagamaan (natal,

idul fitri, dan imlek) dan tahun baru. Pada bulan-bulan tersebut

permintaan berbagai jenis makanan ringan meningkat, sehingga

perusahaan membutuhkan karyawan yang lebih banyak untuk

mencapai target produksi. Persyaratan untuk menjadi karyawan

musiman juga sangat mudah, pendidikan tidak begitu

diperhitungkan. Surat pengantar dari ketua RT, Kelurahan, KTP dan

materai 6000 merupakan persyaratan yang harus dipenuhi.

Karyawan tersebut hanya bekerja selama batas yang telah disepakati

oleh perusahaan dengan karyawan tersebut.

9. Coorporate Governance

Coorporate governance atau disebut sebagai tatakelola


perusahaan merupakan rangkaian proses,kebiasaan, kebijakan,
aturan, dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan,
serta pengontrolan suatu perusahaan atau koorporasi.
Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin mencakup
penggunaan bahan baku pilihan dan penggunaan teknologi canggih
dalam proses produksi serta penerapan CPMB (Cara Produksi
Makanan yang Baik), GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP
(Saritation Standard Operating Produce), dan HACCP (Hazard
Analytical Critical Control Point).
kunci sukses utama suatu perusahaan ini sejatinya adalah
kejujuran dan keterbukaan dalam mengelola manajemen usaha. Hal
ini sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan kepercayaan
para konsumen kepada produk-produk yang baik untuk publik.
“Untuk membuat konsumen percaya, banyak hal yang
dilakukan seperti menjamin semua produk berdasarkan kajian
16

ilmiah, hingga menaati peraturan pemerintah. Terlebih sebagai


perusahaan publik yang harus terus diaudit dan mematuhi serta
melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG).

E. Proses Bisnis atau Produksi

Berikut ini adalah proses produksi PT. Nissin Biscuit Indonesia:


1) Bahan baku yang datang dari pemasok disimpan di gudang bahan baku
setelah melalui proses pemeriksaan dokumen dan pengujian sampel
bahan. Penyimpanan bahan baku di gudang dilakukan dengan sistem
FIFO (First In First Out) sehingga rotasi stok bahan baku dapat
berlangsung dengan baik.
2) Sebelum bahan baku digunakan dalam proses produksi, dilakukan proses
penimbangan sesuai formula dari masing-masing produk. Hal ini akan
memastikan bahan baku yang masuk dalam proses produksi sesuai
dengan takaran yang tepat.
3) Sebelum diproses lebih lanjut, bahan-bahan baku yang berbentuk tepung
(misalnya tepung terigu, gula halus, susu bubuk dan lain sebagainya)
terlebih dahulu diayak guna memperoleh ukuran partikel yang sesuai.
Proses pengayakan memastikan tidak ada bahan baku yang menggumpal
saat masuk ke tahap pencampuran.
4) Proses pencampuran dilakukan dengan kecepatan dan waktu yang
terstandar, dengan tujuan memperoleh campuran adonan yang homogen
dan konsistensi yang sesuai dengan yang diinginkan, sehingga adonan
yang dihasilkan siap untuk diproses pada tahapan proses berikutnya.
5) Untuk produk-produk tertentu yang menggunakan yeast dalam
pembuatannya, dibutuhkan tahap fermentasi dengan suhu, kelembaban
dan waktu tertentu untuk memberi kesempatan pada yeast untuk
berkembangbiak. Setelah waktu fermentasi selesai, adonan siap diproses
ke tahap pembentukan.
6) Pembentukan biskuit umumnya didahului dengan proses pembentukan
lembaran adonan dengan ketebalan tertentu. Selanjutnya lembaran
17

adonan dipotong / dicetak hingga menjadi kepingan adonan yang siap


dipanggang. Selain itu, ada pula beberapa metode pembentukan kepingan
adonan yang dilakukan tanpa melalui proses pembentukan lembaran
adonan.
7) Setelah melalui proses pembentukan, kepingan adonan biskuit
dipanggang dalam oven dengan suhu dan waktu tertentu sehingga
diperoleh biskuit matang yang berwarna kecoklatan.
8) Untuk jenis-jenis produk biskuit tertentu, setelah selesai proses
pemanggangan, dilakukan tahapan lanjutan, misalnya penyemprotan
dengan minyak nabati, penaburan dengan garam dan bumbu tabur,
pelapisan dengan krim, atau penyalutan dengan coklat guna mendapatkan
citarasa yang diinginkan.
9) Bahan pengemas yang umum digunakan untuk mengemas biskuit adalah
plastik, metalized plastic, tray plastik, cup kertas dan kaleng, dengan
kotak karton sebagai pengemas luarnya.
10) Produk jadi selanjutnya disimpan dalam gudang sambil menunggu waktu
untuk didistribusikan. Penyimpanan produk jadi di gudang dilakukan
dengan sistem FIFO (First In First Out).
11) Produk selanjutnya didistribusikan melalui jaringan distribusi sehingga
dapat dengan mudah dijumpai oleh konsumen di berbagai tempat
penjualan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, dan juga di beberapa
negara lainnya.

F. Strategi Perusahaan

1. Strategi Pemasaran
Dasar pemikiran utama yang penting dalam market driven strategy
adalah menjadikan pasar dan konsumen sebagai titik awal dalam
memformulasikan strategi.
PT. Nissin Biscuit pada awalnya memperkenalkan minuman siap
saji dalam kemasan kaleng, Nissin memiliki target pasar yang jelas,
dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan . Nissin
18

memandang bahwa ketika orang sedang melakukan perjalanan dan ia


kehausan pasti membutuhkan sebuah penghilang dahaga yang praktis dan
mudah di dapat, berangkat dari pengalaman ketika melakukan promo,
tempat yang praktis dan aman untuk digunakan sebagai wadah biscuit
adalah kaleng. Strategi pemasaran meliputi Segmentasi Produk, targeting,
positioning

a. Segmentasi Produk
PT. Nissin Biscuit merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang agro industri yang memproduksi berbagai macam
produk biscuit, dimana salah satu produknya adalah Biscuit Khong
Guan. Biscuit Khong Guan merupakan produk biscuit pertama di
Indonesia yang di kemas dalam kaleng dan telah dikenal oleh
masyarakat luas.
Persaingan yang begitu ketat dari banyaknya biscuit dalam
kemasan kaleng yang beredar di pasaran. Berdasarkan data pada PT.
Nissin Biscuit terdapat lima merek biscuit dalam kemasan kaleng
yang beredar di Indonesia selain yang di produksi oleh PT. Nissin
Biscuit, yaitu Roma, Hatari, Tango, Selamat, Good Time.
PT. Nissin Biscuit pada saat ini dihadapkan pada berbagai
saingan produk minuman ringan yang tidak hanya dari pesaing lokal,
namun juga pesaing asing. Persaingan berbagai merek teh dalam
kemasan botol membuat perusahaan lebih berhati – hati dalam
merancang strategi pemasarannya.
Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam
jumlah yang banyak apabila dinilai memiliki citra baik dalam benak
konsumen. Terciptanya citra baik dalam benak konsumen akan
menumbuhkan kepuasan pelanggan yang dapat memberikan
beberapa manfaat.
Keberhasilan Nissin tidak lepas dari brand “biscuit kaleng”
dengan produk legendarisnya Khong Guan . Berikutnya Nissin
semakin kuat karena jaringan distribusi biscuitnya yang sangat kuat
19

sampai di titik akhir pelosok. Yang masih dipertahankan dari PT.


Nissin Biscuit adalah upaya – upaya mempertahankan image secara
above the line. Upaya iklan di media massa, event, maupun promosi
yang akan terus membuat teh botol tertancap di kepala konsumen
masih dilakukan.

b. Targetting
Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah awal yang
dibutuhkan dalam perencanaan dan pengembangan strategi
pemasaran. Dalam situasi dimana konsumen menghadapi banyak
pilihan, maka kesuksesan pemasaran produk akan banyak ditentukan
oleh kesesuaian produk.
Target dari PT. Nissin Biscuit adalah yang menyukai makanan
ringan sebagai cemilan dan orang-orang yang membutuhkan jamuan
untuk acara-acara yang mereka adakan atau ketika waktu berkumpul
bersama keluarga. Diberikannya kemasan kaleng yang praktis
dengan varian jenisnya dan banyak tersedia di kios – kios yang ada
di pinggir jalan, mini market, took-toko kelontong bahkan super
market.Jadi jika ada konsumen yang membutuhkan segera produk
dari Nissin dapat mereka dapatkan dengan mudah
c. Positioning
Nissin melakukan positioning dengan memberikan kesempatan
bagi masyarakat yang ingin melihat kegiatan produksi dengan
berkunjung ke PT. Nissin Biscuit yang berlokasi di Ungaran
Semarang. Dengan lokasi yang strategis tersebut diharapkan banyak
masyarakat yang berkenginan untuk berkunjung dan dapat
menambah kepercayaan masyarakat dengan produk dari PT. Nissin
Biscuit. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro
dibandingkan para pesaingnya.
20

2. Strategi Distribusi
PT. Nissin Biscuit merupakan salah satu contoh perusahaan terbaik
yang sukses mengolah makanan ringan biscuit, salah satu produk yang
dihasilkan adalah biscuit dengan kemasan kaleng dengan produk
legendarisnya Khong Guan. Sukses pemasaran produk dan besarnya
keuntungan yang diraih perusahaan tidak terlepas dari strategi distribusi
yang jitu dalam menjangkau pasar.Strategi penjualan yang dilakukan
Nissin adalah dengan mengembangkan saluran distribusi secara luas dan
terus menerus. Mengutamakan availability dan kualitas produk sehingga
berbuah pada kesetiaan pelanggan.
Distribusi mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari
Kota Sabang sampai Kota Merauke. Bahkan produk PT. Nissin Biscuit
diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan Amerika Serikat
dan beberapa bagian di Benua Eropa. Nissin dikenal memiliki jaringan
distribusi yang sangat mengakar. Keputusan mengenai pergudangan dan
pengendalian persediaan juga merupakan keputusan distribusi.
Ketersediaan (availability) menjadi kunci sukses pemasaran. PT. Nissin
Biscuit kadang menerima pesanan dari negara luar, sebelum mengerjakan
pesanan pihak PT. Nissin Biscuit terlebih dahulu mempertimbangkan
jumlah biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk proses produksi, jika
sesuai maka PT. Nissin Biscuit akan melakukan MoU dengan pihak
pemesan atau pihak yang ingin menjadi distributor produk PT. Nissin
Biscuit di suatu negara tersebut. Distributor berperan sangat penting juga
karena distributor yang mengantar produk (biskuit) ke agen, grosir,
supermarket agar produk(biskuit) bisa dinikmati oleh konsumen

3. Promosi Penjualan
PT Nissin Biskuit Indonesia termasuk perusahaan yang sangat
mengutamakan promosi hal ini dapat dilihat dari iklannya yang ada
diseluruh televisi dan youtube serta banyak menggunakan artis ternama
untuk branding dan populeralitasan merek
21

.
8. Identifikasi Strategi PT. Nissin

Strategi bisnis yang diterapkan PT Nissin Biscut Indonesia ini tidak

bisa dilihat dengan mata memandang, sehingga diperlukan analisa untuk

mengetahui secara detail strategi apa yang dipakai oleh PT Nissin Biscuit

Idonesia untuk memasarkan dan memperkenalkan dan mengembangkan

produk-produk nya.

Disini penulis bisa melihat PT Nissin Biscuit Indonesia menggunakan

strategi dari Fred R David yaitu Market penetration strategy dan Market

development strategy dan Concentric diversification strategy :

a. Market penetration strategy adalah Strategi ini berusaha untuk

meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha

pemasaran yang lebih besar. Strategi ini dapat diimplementasikan baik

secara sendiri-sendiri atau bersama dengan strategi lain untuk dapat

menambah jumlah tenaga penjual, biaya iklan, items untuk promosi

penjualan, dan usaha-usaha promosi lainnya. Jadi, tujuan strategi ini

adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang

maksimal. Hal ini dapat dilakukan jika pasar belum jenuh, pangsa pasar

pessaing menurun, korelasi yang positif antara biaya 4P pemasaran dan

sales serta kemampuan untuk bersaing yang meningkat.

Dalam hal ini PT Nissin Biscuit Indonesia sebagai perusahaan yang

sudah mapan tentunya memiliki strategi dalam memasarkan produk-

produknya. Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian

rupa untuk menarik minat khalayak. Cara ini juga tergolong cukup sukses

dilihat dari antusiasme masyarakat dalam mengirim cerita-ceritanya


22

tersebut dan dimuat dalam media elektronik, yaitu iklan televisi. Dalam

iklan diperlukan original, karakteristik tertentu dan persuasif sehingga

para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk

melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan.

PT Nissin Biscuit Indonesia selain mengunakan medai iklan juga

menggunakan strategi promosi penjualan. Oleh karena itu secara berkala

Nissin Biscuit melakukan perubahan-perubahan pada tampilan iklan

untuk menarik perhatian dan penyampaian pesan kepada konsumen

bahwa produk kami adalah unik dan berbeda. Melalui iklan creakers.

Mereka menginginkan hal-hal yang praktis . Bukan hanya berorientasi

bisnis semata, tetapi iklan Produk khong guan juga menyampaikan pesan

lain melalui iklan khong guan yang menampilkan kondisi saat lebaran.

Market development strategy. Strategi ini bertujuan untuk

memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang ke daerah-

daerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Dalam perspektif

global, pengembangan pasar berskala internasional sudah banyak

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Namun, industry-industri tertentu

akan menghadapi kesulita dalam bersaing pasar local. Jadi, tujuan

strategi ini adalah untuk memperbesar pangsa pasar. Hal ini dapat

dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi kelebihan kapasitas

produksi, pendapatan laba yang sesuai dengan harapan, serta adanya

pasar yang baru atau pasar yang belum jenuh.

Dalam hal ini juga PT Nissin menggunakan strategi global dalam

persaingan Internasionalnya. Strategi global merupakan strategi yang


23

menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di berbagai negara

yang berbeda. Strategi ini mendekati pasar dunia dengan produk-produk

yang terstandarisasi. Strategi global menekankan pada skala ekonomi di

mana produk dan jasa yang di hasilkan terstandarisasi dan tersentralisasi

pada operasi di beberapa lokasi. Dalam persaingan bisnisnya Perseroan

tidak hanya fokus pada pasar domestik. Meskipun pasar lokal tetap

menjadi perhatian utama, mereka terus memperbesar penetrasi pasar

ekspor melalui promosi iklan di negara setempat dan menjalin kerja sama

dengan perusahaan distributor lokal. Sinergi dari pengelolaan yang baik

atas apa yang menjadi kekuatan perusahaan, serta pemilihan untuk

menjalankan strategi yang dipilih akan menghasilkan keunggulan

bersaing berkelanjutan bagi perusahaan dalam menghadapi para

pesaingnya

b. Concentric diversification strategy. Strategi ini dapat dilaksanakan

dengan cara menambah produk dan jasa yang baru tetapi masih saling

berhubungan. Jadi, tujuan strategi ini untuk membuat produk baru yang

berhubungan untuk pasar yang sama. Hal ini dapat dilakukan jika

bersaing pada industry yang pertumbuhannya lambat atau decline.

Sebagai contoh Tingkat pertumbuhan industri jamu dan obat

tradisional atau herbal yang cukup signifikan dari tahun ke tahun

menunjukkan bahwa prospek industri ini sangat menjanjikan mengingat

potensi pasar domestik yang belum tergarap masih sangat besar. Sido

muncul berkomitmen akan terus meningkatkan penjualan dengan


24

melakukan perluasan jaringan distribusi lokal, berinovasi

mengembangkan produk produk baru untuk meningkatkan penjualan.

Dengan cara menciptakan produk produk baru dengan menggunakan

inovasi baru dan tidak menjelekkan merk lainnya lalu bisa menciptakan

halnya rasa yang baru pada produk tersebut, tetapi dalam hal ini masih

menggunakan nama brand yang sama.


BAB II

PERUMUSAN TUJUAN JANGKA PANJANG (GOAL) DAN


IDENTIFIKASI KEY SUCCES FACTOR (KSF)

A. Tujuan Jangka Panjang Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang yang ingin

dicapai. Tujuan jangka panjang diperlukan perusahaan untuk mendukung

pencapaian visi dan misi perusahaan.

Produk Nissin Biscuit memiliki kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan mendasar, khususnya bagi keluarga dan anak - anak yaitu

mengenai produk makana.. Masa kadaluwarsa produk Nissin Biscuit yang

lama karena tidak mengandung bahan pengawet atau bahan kimia. produk

Nissin tersebut sudah diekspor ke luar Negeri

B. Identifikasi Key Succes Factor

Key success factor merupakan informasi penting yang bersifat finansial

ataupun non-finansial yang berada dalam lingkungan perusahaan dan

mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan sehingga

diperlukan tindakan yang cepat dan tepat dari manager jika terjadi perubahan

yang penting. Faktor ini merupakan sarana bagi perusahaan untuk bersaing

secara efektif, karena key success factor dapat memberikan laba jangka

pendek dan laba jangka panjang bagi perusahaan. Key success factors

memperlihatkan hasil-hasil tertentu yang penting bagi keberhasilan suatu

perusahaan. Menurut Antony, dkk[1992:500], key success factors mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

25
26

 Hal ini penting dalam menjelaskan keberhasilan kegagalan unit bisnis

 Hal ini stabil dan dapat cepat mengubah, sering menjadi alasan yang tidak

dapat dikontrol oleh manajer

 Perubahan yang tak terduga

 Hal ini cukup signifikan tindakan cepat yang diperlukan ketika perubahan

terjadi

 Variabel dapat diukur , baik secara langsung atau melalui pengganti.

Kekuatan PT Nissin Biscuit Indonesia dalam memimpin pangsa pasar

tentu tidak terlepas dari factor kunci keberhasilan yang mereka lakukan.

Berikut adalah Key Success Factors PT Nissin biscuit indonesia:

1. Bahan Baku.

Bahan-bahan baku yang berbentuk tepung . Untuk produk nissin misalnya

seperti tepung terigu, gula halus, susu bubuk, dan sebagainnya bahan baku

yang digunakan adalah bahan baku yg terpilih. Adapun pengolahannya,

dengan menggunakan mesin paling modern untuk menghasilkan produk

terbaik dengan standar kualitas terjaga.

2. Inovasi Produk.

Dengan banyaknya persaingan dalam usaha produk Nissin selalu

berinovasi terhadap produknya. Selain untuk menghadapi persaingan yang

terjadi di pasar, hal ini dilakukan agar konsumen tidak merasa bosan

dengan produk – produknya yang sudah ada. Maka dari itu, perusahaan

Nissin mengembangkan untuk menghasilkan produk-produk baru yang

sesuai dengan selera konsumen, dalam upaya meningkatkan kualitas

proses melalui pengembangan yang berkelanjutan.


27

3. Jaringan Distribusi.

PT Nissin Biscuit memiliki jaringan distribusi yang sangat luas dari pasar

menengah bawah, kalangan menengah, dan menengah ke atas karena

merupakan produk makanan terbaik. Produknya pun sudah mendapat

kepercayaan yang besar dari masyarakat luas. Hal ini disebabkan dari

inovasi produknya yang sangat sesuai dengan alam proses pengolahannya

tidak menggunakan bahan kimia. Sehingga masyarakat percaya bahwa

produk ini layak untuk di konsumsi. Selain itu distribusinya kini juga telah

merambah ke amerika, berunai, vieatnem, Australia dan beberapa bagian

eropa lainnya.

4. Harga.

Harga yang ditawarkan PT Nissin Biscuit Indonesisa tenjangakau semua

golongan masyarakat dari kalangan atas sampai menengah kebawah.

C. Stuktur Pasar

PT. Nissin Biscuit sendiri termasuk salah satu jenis perusahaan yang

tergolong memiliki pertumbuhan pasar yang lumayan pesat. PT. Nissin

sendiri tergolong dalam pasar monopolistik yaitu merupakan salah satu

bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang

serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.

Ciri-Ciri pasar Monopolistik :

a) Memiliki jumlah produsen yang sangat banyak

b) Adanya diferensiasi produk

c) Masing-masing produsen bersaing dari segi kualitas, harga


28

BAB III
GAMBARAN LINGKUNGAN MAKRO DAN INDUSTRI

A. Lingkungan Eksternal Perusahaan

1. Lingkungan Politik

 Adanya Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang No. 33

tahun 2014 tentang jaminan produk halal,menyebabkan

perusahaan harus benar – benar menggunakan bahan yang

aman bagi konsumen

 Sertifikat ISO 2200:2005 untuk kualitas keamanan produk

yang telah ditetapkan dalam proses produksi.

 Sertifikat HALAL, yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI

(Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan & Kosmetika

MUI) bekerjasama dengan Departemen Agama, BPPOM

dan Balai POM Daerah untuk menjamin kehalalan bahan

baku, proses dan produknya.

2. Lingkungan Ek onomi

Pertumbuhan penduduk domestik bruto (PDB) industri makanan

mencapai 6,77%. Angka itu di atas pertumbuhan PDB industri

nasional sebesar 5,07%. Sektor tersebut pun berkontribusi sebesar

35,58% terhadap PDB industri Non Migas dan sebesar 6,35%

terhadap PDB nasional. Hal tersebut memicu PT.Nissin Biscuit

untuk dapat berinovasi agar meningkatkan penjualan produk


29

3. Lingkungan Sosial dan Budaya

Pola hidup masyarakat telah cukup mengalami perubahan, kini

mulai timbul kesadaran masyarakat akan penting nya memilih

camilan makanan ringan yang baik dikonsumsi unuk kesehatan.

Dapat dilihat dari pergeseran pola hidup dimana dahulu memilih

camilan makanan ringan tidak terlalu penting, tapi kini memilih

camilan makanan ringan menjadi kebiasaan di masyarakat

terutama dalam acara keluarga atau pada saat perayaan hari raya

lebaran. Hal ini berpengaruh terhadap PT.Nissin biscuit karena

berubahnya pola hidup masyarakat dapat mempengaruhi

penjualan produk

4. Lingkungan Teknologi

Seiiring perkembangan jaman, PT.Nissin Biscuit semakin canggih

di bidang teknologi. Modernisasi dilakukan hampir disemua

proses produksi, mulai dari rotary cutting yaitu lembaran adonan

dilewatkan melalui mesin dengan rol cetakan pemotong yang

diputar menekan lembaran biskuit dan stamping yaitu lembaran

adonan dilewatkan dibawah mesin dengan cetakan pemotong

yang bergerak naik turun menekan lembaran biskuit

5. Lingkungan Fisik atau Alam

Perusahaan perlu memperhatikan hal – hal seperti keterbatasan

sumber daya alam,pelestarian lingkungan,dan meningkatnya

polusi dan biaya energi untuk penetuan produksi ataupun

pemasaran suatu produk. Misal dengan adanya isu – isu gerakan


30

hijau untuk perlindungan alam,sebaiknya perusahaan

menciptakan kemasan yang ramah lingkungan.

B. Isu – Isu Strategi Yang Di hadapi PT Nissin Biscut Indonesia

Salah satu penghambat tercapainya tujuan jangka panjang yaitu

dengan munculnya isu – isu sebagai berikut :

Produsen biskuit Crispy Crackers, PT Nissin Biscuit Indonesia

produknya yang mudah terbakar mengandung lilin. Karakteristik kue

kering yang tipis dan mengandung minyak dinyatakan sebagai penyebab

makanan itu mudah tersulut api.

C. Produk Yang Dihasilkan PT. Nissin

1. NISSIN

a. Biscuit

1) Walens Ass Mini Baru


31

2) Biscoco

2. Kukis

a) Walens choco soes


32

3. Krekers

a) Crispy Crackers

4. Snack

a) Onion Ring
33

5. Wafer

a) Wafer Nitto

6. MONDE

a) monde kering

1) monde Snack spicy


34

7. KHONGGUAN
a) wafer

1) selected wafer cream

D. Pangsa Pasar.

Keterlibatan lembaga pemasaran akan menyebabkan harga yang

diterima produsen dan yang dibayarkan konsumen berbeda. Jumlah lembaga

pemasaran yang dilalui akan berpengaruh terhadap bagian harga yang

diterima produsen (producer’s share) maupun yang harus dibayar konsumen.

Semakin besar margin pemasaran akan menyebabkan bagian harga yang

diterima oleh produsen semakin rendah.

Produk PT Nissin Biscuit dipasaran memiliki perbandingan harga

ditingkat pengecer sangat jauh berbeda dengan harga ditingkat konsumen.

Saluran pemasaran PT Nissin Biscuit melibatkan beberapa lembaga

pemasaran yaitu satu pedagang grosir dan pedagang pengecer yang terdiri

dari: toko kelontong.


35

E. Five Forces Industry Competitiveness.

Five Forces Industry Competitiveness (lima kekuatan persaingan

industri) adalah suatu kerangka kerja untuk analisis industri dan

pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Porter. Porter (1990)

mengajukan model lima kekuatan (five forces model) sebagai alat untuk

menganalisis lingkungan persaingan industri.

Five Force Industry Competitiveness yang dikembangkan Michael

Porter tersebut meliputi:

1. Ancaman Masuk dari Pendatang Baru.

Dari setiap usaha pasti akan ada yang namanya persaingan dan pendatang

baru. Tetapi, jika disiasati dengan baik dan terencana maka dapat

mempertahankan pangsa pasar terhadap usaha tersebut. Pendatang baru

yang menjadi pesaing Nissin Biscuit adalah Mayora. Produk ini dibuat

mirip dengan produk nissin biscuit tapi PT Nissin Biscuit mempunyai

strategi untuk menghadapi ancaman masuknya pendatang baru tersebut

yaitu dengan masih konsisten mempertahankan produk biscuit yang

sesuai dengan peningkatan mutu produknya. Hal ini turut melindungi

produk dari serangan pesaing baru.

2. Kekuatan Tawar Pemasok atau Supplier.

Dalam menjalankan usahanya PT Nissin Biscuit memproduksi bahan

baku yang datang dari pemasok lain .


36

Hal ini kadang membuat PT Nissin Biscuit sedikit kesusahan untuk

memproduksi bahan baku jika bahan baku kurang, sedangkan permintaan

pasar cukup meningkat.

3. Kekuatan Posisi Tawar Pembeli

Pembeli merupakan pihak yang harus dipenuhi kebutuhannya. Kekuatan

tawar menawar pembeli relatif rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari

banyaknya pembeli yang memilih produk Biscuit kreakes dibanding

produk lainnya, karena PT Nissin Biscuit merupakan produk yang aman

dikomsumsi tanpa menggunakan bahan kimia.

4. Ancaman Produk Subsitusi

Di lihat dari setiap industri pasti ada barang pengganti yang dapat

menjadi pilihan bagi konsumen. Dari persaingan yang ada dalam industri

makanan ringan ini, subtitusi menjadi ancaman bagi Nissin Biscuit dalam

menjalankan usahanya. Ancaman produk pengganti dalam industri

makanan ringan cukup tinggi. Pada saat sekarang ini terdapat banyak

macam produk biscuit yang beredar di pasaran, seperti produk laiinnya.

Untuk menghadapi ancaman produk subsitusi tersebut PT Nissin Biscuit

terus meyakinkan konsumen bahwa produk dari PT Nissin Biscuit

merupakan makanan ringan yang aman. PT Nissin Biscuit

mempertahankan kualitas bahan baku terpilih yang tidak menimbulkan

efek negative. Sehingga dengan strategi tersebut PT Nissin Biscuit dapat


37

mempertahankan posisinya di pasar meskipun terdapat banyak produk

subsitusi lainnya.

5. Kekuatan Competitor (Persaingan)

PT Nissin Biscuit memiliki banyak pesaing dalam industri makanan

ringan, tetapi nissin biscuit sampai saat ini masih tetap menjadi pilihan

bagi masyarakat, karena mutu dan kualitas produk yang sudah terjamin

sehingga dipercayai oleh konsumen. Strategi yang digunakan untuk

memenangkan persaingan agar Nissin Biscuit tetap bisa mempertahankan

posisinya di pasar yaitu dengan meningkatkan kualitas produknya.

Pesaing hanya mempunyai keunggulan di harga yang lebih murah tetapi

kualitas jauh dari produk Biscuit ini dan konsumen lebih memilih produk

yang aman dan berkualitas dengan harga yang sesuai dengan kualitas

produknya.
BAB IV
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL, SERTA
PENENTUAN STRATEGI

A Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal

Tujuan dari analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan

memahami lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat

melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar

manajemen mempunyai kemampuan merespon barbagai isu kritis

mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat

terhadap perusahaan. Analisis lingkungan dilakukan dengan beberapa

tahap yang terdiri dari Evaluasi Faktor Eksternal, Evaluasi Faktor Internal,

Analisis Matrik Eksternal dan Internal, dan Analisis Matriks SWOT Untuk

Penentuan Strategi Umum. Berikut ini penjabaran dari analisis lingkungan

yang dilakukan oleh perusahaan nissin :

1. Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Faktor eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melengkapi

operasi perusahaan yang dari padanya muncul peluang dan ancaman.

Peluang dan ancaman yang terdapat dalam PT Bali Tangi antara lain:

a. Peluang (opportunities)

1) Keadaan pasar yang menuntut produk dengan bahan baku

yang aman.

2) Masyarakat sekarang menyadari kesehatannya dengan

menggunakan produk herbal.

38
39

3) Ekonomi dalam negeri sedang berkembang pesat.

b. Ancaman (Threats)

a) Persaingan harga.

b) Kurangnya pengawasan impor produk

c) Adanya barang subtitusi.

d) Produk tidak bisa digunakan dalam jangka waktu yang

panjang.

TABEL II

EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL

Faktor Opportunities (peluang) Bobot Rating Nilai


Keadaan pasar yang menuntut
produk dengan bahan baku yang 0,20 4 0,8
aman
Masyarakat sekarang menyadari
dengan mengkomsumsi produk 0,15 3 0,45
biscuit itu sangat berkualitas .
Ekonomi dalam negeri sedang
berkembang pesat 0,05 4 0,2
Peluang berinovasi dalam 0,05 2 0,10
menciptakan produk baru.
Meningkatkan penjualan karena 0,10 3 0,30
meningkatnya toko, Mall,
Hypermarket, dan Supermarket di
Indonesia
Total Opportunities (peluang) 0,55 1,65
Faktor threats (ancaman)
Persaingan harga 0,05 3 0,15
Kurangnya pengawasan impor
produk Biscuit 0,10 2 0,20
Produk biscuit tidak bisa
dikomsumsi dalam jangka waktu 0,10 3 0,30
yang panjang.
Adanya barang subtitusi 0,10 3 0,30
Perekonomian Indonesia saat ini 0,10 4 0,40
yang mempengaruhi biaya
operasional
Total threats (ancaman) 0,45 1,35
Total EFE 1,00 3,00
40

Keterangan :

 Bobot adalah besarnya pengaruh aspek tersebut terhadap usahanya.

(ukurannya : 0,20 = sangat kuat ; 0,15= diatas rata-rata ; 0,10= rata-

rata ; 0,05 = dibawah rata-rata)

 Rating adalah besarnya industri dalam menanggapi faktor-faktor

tersebut. (ukurannya : 4 = sangat kuat , 3 = kuat , 2 = lemah , 1 =

sangat lemah)

Pada Matriks Evaluasi Faktor Eksternal total rata-rata tertimbang

berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata 2,5.

Bila total rata-rata tertimbang dibawah 2,5 menggambarkan perusahaan

tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal,

sementara total nilai diatas 2,5 mengidentifikasikan bahwa perusahaan

merespon baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya.

Pada Matriks Evaluasi Faktor Eksternal untuk PT Nissin total rata-rata

tertimbangnya adalah 3,00 mengidentifikasikan bahwa PT Nissin memiliki

kemampuan yang kuat dalam merespon peluang dan ancaman yang ada.

2. Evaluasi Faktor Internal (EFI)

Faktor internal merupakan lingkungan internal yang terdiri dari

kekuatan dan kelemahan yang ada didalam organisasi. Kekuatan dan

kelemahan yang terdapat pada PT Nissin terdiri dari :

1. Kekuatan ( Strengts)

a) Bekerjasama dengan distributor besar


41

b) Penggunaan metode just in time untuk mencegah keluarnya produk

lama dan produk yang selesai dari proses produksi bisa langsung

diserahkan kekonsumen

c) Produk yang dikeluarkan terbuat dari bahan baku berkualitas yang

sudah terpilih

d) Produk lebih inovatif

e) Harga yang cukup terjangkau

f) Jenis produk dan varian rasa yang banyak

2. Kelemahan (Weaknesses)

a) Adanya persaingan dengan perusahaan biscuit lain

b) Belum dikenal oleh masyarakat luas.

c) Kemasan tidak tahan lama mudah, kemasan plastik yang mudah rusak

Kemasan tidak tahan lama mudah, kemasan plastik yang mudah rusak

TABEL III
EVALUASI FAKTOR INTERNAL

Faktor Strengts (kekuatan) Bobot Rating Nilai


Penggunaan metode just in time
untuk mencegah keluarnya produk
lama dan produk yang selesai dari
proses produksi bisa langsung
diserahkan kekonsumen 0,10 4 0,40
Bekerjasama dengan distributor 0,15 3 0,45
besar
Produk yang dikeluarkan terbuat dari
bahan baku berkualitas yang sudah
terpilih 0,15 3 0,45
Produk lebih inovatif 0,10 3 0,30
Harga yang cukup terjangkau 0,05 2 0,10
Jenis produk dan varian rasa yang 0,10 2 0,20
banyak.
Total Strengts (kekuatan) 0,65 1,9
Faktor Weaknesses (kelemahan)
42

Adanya persaingan dengan


perusahaan Biscuit lain 0,15 4 0,6
Belum dikenal oleh masyarakat 0,10 3 0,30
Kemasan tidak tahan lama mudah, 0,15 4 0,6
kemasan plastik yang mudah rusak
Total Weaknesses (kelemahan) 0,40 1,50
Total EFI 1,00 3,4

Keterangan :

 Bobot adalah besarnya pengaruh aspek tersebut terhadap usahanya.

(ukurannya : 0,20 = sangat kuat ; 0,15= diatas rata-rata ; 0,10= rata -

rata; 0,05 = dibawah rata-rata).

 Rating adalah besarnya industri dalam menanggapi faktor-faktor

tersebut. (ukurannya : 4 = sangat kuat , 3 = kuat , 2 = lemah , 1 =

sangat lemah).

Pada Matriks Evaluasi Faktor Internal total rata-rata tertimbang

berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata 2,5.

Bila total rata-rata tertimbang dibawah 2,5 menggambarkan perusahaan

lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengidentifikasikan

internal yang kuat. Pada Matriks Evaluasi Faktor Internal untuk PT Nissin

total rata-rata tertimbang adalah 3,4 atau di atas angka 2,5. Angka tersebut

mengidentifikasikan bahwa PT Nissin memiliki keseluruhan kekuatan

internal yang kuat.

3. Analisis Matrik Eksternal dan Internal (EI)

Matriks Internal Eksternal adalah suatu cara untuk memformulasikan

strategi alternatif berdasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu total nilai EFI

yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada
43

sumbu y. Pada sumbu x Mtriks EI, total nilai EFI yang diberi bobot dari

1,0 hingga 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; Kemudian nilai

dari 2,0 hingga 2,99 dianggap sedang; dan nilai 3,0 hingga 4,0 dianggap

tinggi.

Matriks EI dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki

implikasi strategi yang berbeda yaitu :

a. Pertama, industri yang masuk dalam kuadran I, II, atau IV dapat

digambarkan sebagai tumbuh dan berkembang. Strategi intensif

(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk)

atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi

horizontal) dapat menjadi paling sesuai untuk divisi - divisi ini.

b. Kedua, industri yang masuk dalam sel III, V atau VII dapat dikelola

dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan, penetrasi

pasar dan pegembangan produk adalah dua strategi yang umum

digunakan pada divisi ini.

c. Ketiga yang berada pada kuadran VI, VIII, atau IX adalah tuai atau
diinvestasi
TABEL IV
ANALISIS MATRIKS EKSTERNAL & INTERNAL
A. TOTAL RATA - RATA

TOTAL RATA - RATA TERTIMBANG EFI


TERTIMBANG EFE

Tumbuh dan Kuat Rata - rata Lemah


Berkembang 3,0 - 4,0 2,0 - 2,99 1,0 - 1,99
Tinggi
3,0 - 4,0 I II III
Menengah
2,0 - 2,99 IV V VI
Rendah
1,0 - 1,99 VII VIII IX
Jaga dan Tuai dan
pertahankan investasikan
44

Total skor :

 Faktor Eksternal: 3,00 (tinggi)

 Faktor Internal : 3,4 (tinggi)

Analisis :

Berdasarkan perhitungan bobot dan rating di EFE dan IFE

menghasilkan total skor untuk EFE sebesar 3,00yang berarti PT Nissin ini

tergolong tinggi, yang dimaksud tinggi disini yaitu tinggi dalam hal

menanggapi ancaman yang disebabkan oleh persaingan harga dengan

perusahaan biscuit lain seperti Mayora dan produk biscuit nissin ini tidak

bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang karena produk ini bahan

baku utamanya diambil dari bahan – bahan alami, dan peluang yang

disebabkan adalah masyarakat sekarang menyadari bahwa produk biscuit

dari Nissin berkualitas dan aman di konsumsi bagi masyarakat. Dimana,

PT Nissin sangat tinggi dalam memanfaatkan peluang dan tinggi dalam

menghadapi ancaman yang ada sehingga PT Nissin bisa berkembang

hingga saat ini. Sedangkan, total EFI nya yaitu sebesar 3,4 dimana ini

berarti masuk dalam kategori menengah. Disini dimaksudkan yaitu PT

Nissin bisa memanfaatkan kekuatan yang diperoleh dari produk yang

dikeluarkan perusahaan ini terbuat dari bahan – bahan alami dan

meminimalkan kelemahannya yang disebabkan oleh belum dikenal oleh

masyarakat luas. Setelah itu total dari EFE dan EFI dimasukkan ke dalam

matriks Eksternal - Internal dan masuk kedalam kolom I. Dimana maksud

dari posisi ini adalah PT Nissin ini sedang berada di tahap Growth dan

Build (tumbuh dan membangun). Ketika berada di posisi tersebut, PT


45

Nissin ini bisa menggunakan strategi Fred R. David yaitu strategi intensif

(Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, dan Pengembangan Produk).

seperti:

1. Penetrasi Pasar

Strategi ini diperlukan untuk meningkatkan pangsa pasar dari

produk dengan usaha pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar

mencakup usaha peningkatan jumlah sales person, perluasan barang -

barang promosi penjualan, dan pengeluaran periklanan.

2. Pengembangan Pasar

Strategi ini diperlukan PT Nissin untuk memperkenalkan produk

saat ini ke area geografis yang baru.

3. Pengembangan Produk

Strategi ini diperlukan PT Nissin untuk meningkatkan penjualan

serta memodifikasi produk yang dijual.

4. Analisis Competitive Profile Matrix (CPM)

CPM adalah sebuah alat manajemen strategis yang penting untuk

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam

hubungannya dengan posisi strategis perusahaan.


46

TABEL V

MATRIKS PROFIL KOMPETITIF

Bali Tangi Bali Alus


Faktor Penentu Bobot Rating Skor Rating Skor
keberhasilan
Kualitas produk 0,20 4 0,80 3 0,60
Pelayanan terhadap 0,20 4 0,80 4 0,80
konsumen
Promosi 0,20 3 0,60 3 0,60
Saluran distribusi 0,15 4 0,60 2 0,30
Inovasi 0,15 3 0,45 3 0,45
Persaingan harga 0,10 3 0,30 3 0,30
TOTAL 1,00 3,55 3,05

Keterangan :

 Bobot adalah besarnya pengaruh aspek tersebut terhadap usahanya.

(ukurannya : 0,20 = sangat kuat ; 0,15 = diatas rata-rata ; 0,10= rata-

rata ; 0,5 = dibawah rata-rata).

 Rating adalah besarnya industri dalam menanggapi faktor-faktor

tersebut. (ukurannya : 4 = sangat kuat , 3 = kuat , 2 = lemah , 1 =

sangat lemah.

Berdasarkan tabel di atas matrik ini bersifat relatif terhadap keadaan

yang sesungguhnya. Berdasarkan matrik CPM di atas dapat dilihat bahwa

produk- produk Nissin unggul dalam hal kualitas produknya. Karena

Nissin sudah mengekspor produknya ke luar negeri. Sedangkan produk

biscuit dalam negeri yang lain unggul dalam promosi sehingga hal ini

yang menjadi ancaman dalam persaingan pangsa pasar, karena adanya

promosi yang gencar pada semua produk biscuit akan memperluas pangsa

pasar produk tersebut.


47

5. Matrik Grand Strategy

Skor IFAS (Internal Factors Analysis Summary) = strength-weakness

=1,9 -1,50= 0,4

Skor EFAS (External Factors Analysis Summary) = opportunity – threat

= 1,65 – 1,35 = 0,30

Koordinat (0,4;0,30) berada di kuadran

Pertumbuhan Pasar Tinggi

II I

Pengembangan Pasar
Penetrasi Pasar
Pengembangan Produk
Integrasi ke depan
Integrasi ke belakang
Integrasi horizonta
Diversifikasi Konsentrik
Persaingan Kuat

III IV

PT.Sinar Sosro masuk ke dalam kuadran I pada matriks grand strategy

yaitu dengan menggunakan strategi sebagai berikut:

1. Pengembangan Pasar (Market Development)

Pengembangan pasar melibatkan upaya untuk mengenalkan produk

yang ada saat ini di berbagai wilayah yang baru. Globalisasi dan

iklim perkembangan pasar internasional semakin kondusif untuk

strategi ini.
48

2. Penetrasi Pasar (Market Penetration)

Berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar melalui upaya

pemasaran yang lebih besar. Pangsa pasar PT. Sinar Sosro meluas di

negara Singapore, Vietnam, Malaysia, dan Brunei, Benua Amerika,

Afrika, dan seluruh Asia.

3. Pengembangan Produk (Product development)

Pengembangan produk yang berusaha meningkatkan penjualan

melalui perbaikan atau modifikasi produk yang ada. PT.Sinar Sosro

saat ini mengembangkan produk dengan rasa buah-buahan seperti

Happy Jus dan Country Choice.

4. Integrasi ke depan (Forward Integration)

Strategi yang dijalankan dengan meraih kendali atas jalur distribusi,

mulai dari distributor hingga retailer. Wujud dari kendali atas jalur

distribusi adalah mendirikian sendiri jalur distribusi, memperoleh

kepemilikan atas jalur distribusi, atau memperoleh kendali.

5. Integrasi ke belakang (Backward Integration)

Digunakan dengan memperoleh kepemilikan atau meningkatkan

kendali atas perusahaan pemasok, baik manufaktur maupun retailer

membutuhkan bahan baku dari pemasok.

6. Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)

Mengarah pada strategi yang memperoleh kepemilikan atau

meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing. Merupakan strategi

yang paling tren digunakan secara signifikan dalam strategi

pertumbuhan.
49

7. Difersifikasi Konsentrik (Concentric Diversification)

Pengembangan bisnis dengan cara memasuki industri-industri yang

berbeda dengan industri yang ditekuninya selama ini, namun masih

relatif mirip satu sama lain.

6. Analisis Matriks SWOT Untuk Penentuan Strategi Umum

Analisis matriks SWOT yang terdiri dari faktor internal dan faktor

eksternal disertai strategi S-O (strengths-opportunity) menciptakan strategi

yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi W-O

(weaknesses-opportunity) menciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang, strategi S-T (stregths-threaths)

menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman, dan strategi W-T (weaknesses-threaths) menciptakan strategi

yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.


50

TABEL VI

ANALISIS MATRIKS SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Faktor Internal
 Penggunaan metode  Adanya persaingan dengan
just in time untuk perusahaan herbal lain
mencegah keluarnya  Belum dikenal oleh
produk lama masyarakat luas.
 Bekerjasama dengan
distributor besar
 Produk yang
dikeluarkan terbuat dari
Faktor Eksternal bahan – bahan alami
yang sudah terpilih
 Produk lebih inovatif
Peluang (O) Strategi (S – O) Strategi (W – O)

 Keadaan pasar yang  Pengembangan produk  Kegiatan promosi terus


menuntut produk dengan yang lebih inovatif, agar ditingkatkan agar
bahan baku yang aman. menciptakan respon yang masyarakat tetap mengenal
 Masyarakat sekarang baik dari masyarakat Nissin sebagai produk
menyadari bahwa produk mengenai produk-produk unggulan
biscuit PT. Nissin inovasinya.  Diciptakan model kemasan
berkualitas
 Terjalin kerjasama yang baru yang lebih menarik.
 Ekonomi dalam negeri
baik dengan pihak lain
sedang berkembang pesat.
guna meningkatkan jalur
distribusi.
Grand Strategy :
 Penetrasi Pasar
 Pengembangan
produk

Ancaman (T) Strategi (S – T) Strategi (W – T)

 Persaingan harga.  Harga jual produk  Kualitas bahan baku Nissin


 Kurangnya pengawasan menyesuaikan dengan terus dipertahankan.
impor produk herbal. harga bahan baku  Varian produk Nissin yang
 Adanya barang subtitusi.  Ditingkatkannya pelayanan terus bertambah.
 Produk biscuit tidak bisa distribusi yang lebih  Produk Nissin merupakan
digunakan dalam jangka unggul dari pesaing. keunggulan perusahaan.
waktu yang panjang.  Nissin tetap menjadi
pilihan konsumen karena
promosi yang baik.
51

7. Implementasi Strategi

1. Strategi Penetrasi Pasar

Agar dapat meningkatkan value penjualan, salah satu

strategi yang dapat dilakukan oleh PT Nissin adalah dengan

melakukan strategi penetrasi pasar. Peningkatan value penjualan

tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan pemasaran yang

lebih gencar ke pasar yang sudah ada seperti promosi, menggelar

event budaya yang dapat menarik perhatian konsumen,

memberikan discount atau bonus kepada konsumen dengan

minimal pembelian tertentu dan event lain yang dapat menarik

perhatian konsumen terhadap produk herbal ini.

2. Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar adalah upaya yang dilakukan untuk

mengembangkan pasar dengan membuka pasar yang baru. PT

Nissin perlu memperkenalkan produk saat ini ke area geografis

yang baru sehingga dapat mengembangkan di pasar secara luas.

3. Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah strategi pertumbuhan di

mana sebuah unit bisnis memperkenalkan produk baru ke pasar-

pasar yang telah ada. Di era modern saat ini serta diikuti dengan

perkembangan zaman menjadikan banyaknya tipe-tipe marsyarakat

dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Hal ini menjadikan peluang

untuk PT Nissin untuk mengembangkan produk dengan membuat

produk baru yang mampu menarik minat konsumen


52

4. Integrasi Kedepan

Perkembangan teknologi membentuk masyarakat yang

modern dan selalu menginginkan kemudahan untuk mendapatkan

kebutuhan yang diinginkannya. Dalam hal ini PT Nissin

melakukan strategi pemasaran online dengan membuat website.

Namun, website ini masih kurang menarik, sehingga PT Nissin

bisa memperbaiki fitur di website agar lebih menarik lagi jika

dikunjungi customer, selain itu di media sosial harus lebih aktif

lagi menanggapi komentar customer yang ingin mengetahui

produk dari PT Nissin dengan begitu usaha ini bisa menjadi lebih

dikenal oleh masyarakat luas.


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan adanya kerjasama baik di bidang politik,sosial,budaya,terutama di

bidang ekonomi, perusahaan dituntut untuk selalu berinovasi agar dapat

bersaing tidak hanya dengan produk lokal saja, namun juga dengan produk

luar. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu menjaga kualitas bahan baku

yang digunakan,mesin produksi,maupun kualitas SDM dengan

mengimplementasikan strategi - strategi yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Maka sebelum menerima bahan baku tersebut perusahaan

akan mengecek kualitas bahan apakah sesuai dengan yang diharapkan PT

Nissin Biscuit atau tidak. Selain bahan baku, PT Nissin Biscuit juga selalu

melakukan sterilisasi mesin produksi sebelum digunakan agar produk yang

dihasilkan higienis dan berkualitas.

Dengan adanya analisis SWOT perusahaan dapat mengetahui

kekuatan,kelemahan,peluang,serta ancaman yang dapat mengancam

pertumbuhan PT Nissin Biscuit. Serta perhitungan matriks SWOT

menggambarkan bagaimana pengelolaan manajemen sehingga dapat

mencocokkan peluang dan ancaman yang dihadapi dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan empat rangkaian

alternatif strategis.

Dengan adanya five forces model, PT Nissin Biscuit dapat merencanakan

strategi bisnis dengan cara memperkuat identitas merek agar mampu

53
54

bersaing dengan pendatang baru maupun perusahaan yang lain, PT Nissin

Biscuit tidak hanya berfokus pada satu suplier karena dapat menjadi

ancaman. Karena tingkat tawar menawar konsumen yang tinggi maka PT

Nissin Biscuit berusaha memberi harga yang dapat dijangkau semua

kalangan. PT Nissin Biscuit telah memiliki sertifikasi halal dan juga yang

terakhir PT Nissin Biscuit menggunakan strategi dimana perusahaan

melakukan promosi yang mana para konsumen dapat langsung mencoba

dan merasakannya.

B. SARAN

1. Saya menyarankan agar PT Nissin Biscuit selalu menjaga kualitas dan

cita rasa pada produknya dan terus melakukan inovasi lagi

2. Meningkatkan kinerja perusahaan untuk tetap menjadi perusahaan

yang dikenal masyarakat Indonesia maupun luar

3. PT.Nissin Biscuit selalu menjaga dan mempertahankan kepercayaan

masyarakat loyalitas konsumen, walaupun terdapat issue perusahaan

tetap dapat mempertahankan kepercayaan konsumen

Anda mungkin juga menyukai