Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Ruang
yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila tidak
disediakan akses pencahayaan. Pencahayaan di dalam ruang memungkinkan orang yang
menempatinya dapat melihat benda-benda. Tanpa dapat melihat benda-benda dengan
jelas maka aktivitas di dalam ruang akan terganggu. Arah cahaya yang frontal terhadap
arah pandang mata dapat menciptakan silau. Oleh karena itu arah cahaya beserta efek-
efek pantulan atau pembiasannya juga perlu diatur untuk menciptakan kenyamanan
penglihatan ruang.
Setiap informasi visual yang diterima oleh indra penglihatan akan disampaikan ke
otak yang kemudian mengolahnya sehingga menghasilkan dampak psikologis tertentu.
Dalam hal ini jelas terlihat besarnya pengaruh pencahayaan dalam menciptakan dampak
psikologis pada seorang karena hanya dengan pencahayaanlah indra penglihatan mampu
bekerja dan menerima informasi visual tentang kondisi yang ada di sekelilingnya.
Menurut Manurung (2009), cahaya menjadikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita
memiliki informasi visual sehingga otak mampu menerjemahkannya dan menghasilkan
respons tertentu. Estetika yang melekat pada sebuahkarya arsitekturpun mampu
ditangkap oleh mata kerena kehadiran cahaya. Pencahayaan menjadi sangat penting
kerena sebagian informasi yang didapatkan manusia bersumber pada indra penglihatan.
Pencahayaan alami adalah salah satu sistem pencahayan dalam suatu bangunan guna
membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya. Disebut pencahayaan alami karena
sistem pencahayaan tersebut menggunakan cahaya alami sebagai sumber
pencahayaannya. Sistem pencahayaan lainnya adalah sistem pencahayaan buatan, yaitu
sistem pencahayaan yang memanfaatkan cahaya buatan sebagai sumber pencahayaannya.
Pada bangunan bervolume besar dan berdenah rumit, ruang- ruang di bagian tengah
bangunan sulit dijangkau oleh pencahayaan alami. Tabung cahaya horizontal digunakan
sebagai sarana untuk mendistribusikan cahaya alami ke ruang - ruang di bagian tengah
bangunan, misalnya ke koridor di tengah bangunan.
Sistem pencahayaan alami perlu ditata dengan baik sedemikian rupa guna membantu
manusia memperoleh kenyamanan dalam melakukan aktivitasnya. Memasukkan cahaya
alami merupakan bagian paling utama pada disain pencahayaan alami (daylighting
design). Upaya ini kelihatanya sangat mudah, meski kenyataannya tidaklah sesederhana

Fisika Bangunan Page 1


yang terlihat. Memasukkan cahaya tidak semata - mata membuat akses cahaya dari ruang
luar ke ruang dalam, membuat bukaan sebesar-besarnya atau memasang bidang
transparan yang seluas - luasnya agar cahaya dapat masuk dengan leluasa. Cara pandang
ini tentu bukan pendekatan disain yang tepat, karena bukan kuantitas semata yang
menjadi pertimbangan, tapi kualitas cahaya serta berbagai faktor lain pun harus di
perhatikan. Penerangan yang baik akan membantu kita mengerjakan dan membuat kita
merasa nyaman ketika mengerjakannya. Walaupun terkesan sederhana, pernyataan ini
merupakan tujuan dari lighting design, yaitu mencaiptakan kenyamanan, suasana yang
menyenangkan, dan ruang yang fungsional bagi setiap orang di dalamnya. (Lam, 1977).
Terdapat beberapa bukaan alami yang dapatdigunakan untuk memasukan cahaya ke
dalam ruangan seperti clerestory, sky light, sloped glazing, atap gergaji dan sumur
cahaya.
1.2.Rumusan Masalah
Apa itu pencahayaan alami dan bagaimana penerapannya pada bangunan ?
1.3.Tujuan Penulisan
Menjelaskan pngertian pencahayaan alami dan penerapannya pada bangunan.
1.4.Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai pencahayaan alami
pada bangunan.
1.5.Lingkup Studi
Makalah ini menjelaskan tentang sistem pencahayaan alami pada bangunan.

Fisika Bangunan Page 2


BAB II
PEMBAHASAN
JENIS – JENIS BUKAAN PADA PENCAHAYAAN ALAMI DAN
PENERAPANNYA PADA BANGUNAN
 PENGERTIAN PENCAHAYAAN ALAMI
Pencahayaan alami adalah salah satu sistem pencahayan dalam suatu
bangunan guna membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya. Disebut
pencahayaan alami karena sistem pencahayaan tersebut menggunakan cahaya alami
sebagai sumber pencahayaannya. Pencahayaan alami merupakan sumber pencahayaan
yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain
menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman.
Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela -
jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Akan tetapi dapat
digunakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi intensitas cahaya
yang berlebihan seperti menggunakan bukaan yang cukup, orientasi bangunan yang
tepat dan lain sebagainya.
 CONTOH PENERAPAN JENIS BUKAAN PADA PENCAHAYAAN ALAMI
DALAM BANGUNAN
1. CLERESTORY WINDOW
Clerestory windows adalah bukaan cahaya vertikal pada fasad bangunan
dengan posisi jauh dari bidang kerja di atas jendela, yang difungsikan untuk
perolehan cahaya pada ruang.

Fisika Bangunan Page 3


Clerestory windows merupakan kaca bening yang peletakannya dilakukan
secara vertikal dan ditempatkan di bagian jendela yang cukup tinggi, tepatnya
berada di atas eye - level namun masih berada di bawah langit - langit ruangan.
Kaca inilah yang befungsi untuk menangkal sinar matahari. Oleh karena itu kaca
ini harus ditempatkan pada posisi yang strategis.

Contoh Bangunan yang Menerapkan Clerestory Window :


 Dai-Ichi Yochien
Dai-Ichi Yochien adalah pendidikan pra sekolah (Taman Kanak-kanak) di kota
Kumamoto, di selatan Jepang. Pra sekolah ini dirancang oleh Youji Tidak Shiro,
sebuah perusahaan desain arsitektur, interior dan furniture untuk anak-anak
yang dijalankan oleh perusahaan arsitektur Hibino Sekkei.

Fisika Bangunan Page 4


2. SKY LIGHT
Skylight jika diterjemahkan adalah cahaya langit, jadi pada intinya adalah
bagaimana membuat bukaan atau jendela pada atap rumah sehingga cahaya dari
atas bisa masuk ke dalam rumah kita. Ini merupakan satu solusi yang tepat jika
rumah kita memiliki keterbatasan lahan, kiri kanan ‘mepet’ dengan tetangga,
sehingga ada bagian-bagian rumah kita yang tidak memiliki bukaan keluar yang
berakibat cahaya dan udara tidak dapat masuk ke dalam rumah. Saat ini diluar
fungsi utamanya, skylight juga banyak diterapkan pada rumah-rumah bergaya
modern untuk membuat efek-efek cahaya yang dramatis pada ruangan di
bawahnya, serta memperkuat kesan modern pada bangunan.

Secara fungsinya ada skylight yang dibiarkan terbuka karena di bawahnya ada
taman atau kolam atau ditutup dengan bahan tembus pandang agar cahaya tetap
dapat masuk ke dalam ruangan.
Sky Light adalah bukaan cahaya besar pada atap bangunan. Jenis kaca yang
digunakan harus dipilih dengan tepat agar tidak menimbulkan masalah
kenyamanan termal.
Agar cahaya dari Sky Light dapat bertambah terang tetapi tidak menyilaukan,
maka tepat di wah bukaan cahaya Sky Light dapat dilengkapi dngan pemantul
(reflector), sehingga diperoleh faktor refleksi dalam dan arah cahaya yang
menyebar (diffuse).

Fisika Bangunan Page 5


Biasanya dibuat diatas ruang-ruang yang sulit untuk membuat bukaan/jendela
ke samping karena letak ruangannya berada di tengah - tengah bangunan seperti
kamar mandi, dapur atau tangga ke lantai 2. Dengan adanya cahaya matahari yang
masuk, maka ruang-ruang tersebut akan terhindar dari kelembaban dan tentunya
akan lebih menghemat energi.
Dari letaknya, skylight ada yang dibuat di atas atap datar dak beton tapi ada
juga yang dibuat di atas atap miring. Tapi jika letaknya di atas atap miring dan
ruangan di bawahnya memiliki plafond datar, anda harus menaikkan dinding di
sekitar lubang skylight tersebut sebagai tumpuan untuk konstruksinya atau bisa
juga langsung membuat coakan di atas atap miring tersebut jika anda menggunakan
atap dengan konstruksi baja ringan, tapi tetap membuat dinding partisi dari bahan
gypsum atau sejenisnya untuk menutup lubang antara plafond dan skylight tersebut.

Penutup skylight dapat berupa kaca dengan tebal 10-12 mm tergantung


luasnya atau bisa juga dengan fiberglass, polycarbonate, solar tuff atau bahan-
bahan tembus cahaya lainnya. Jika soal panas tentunya apabila sinar matahari
langsung dapat menembusnya, maka material penutup apapun yang meneruskan
sinar tersebut secara langsung dalam jumlah yang besar pasti akan berefek panas.
Tapi hal ini dapat disiasati dengan memilih kaca jenis stop sol yang mampu

Fisika Bangunan Page 6


meredam panas hingga 60% atau bisa melapisnya dengan kaca film. Jika
menggunakan polycarbonate atau sejenisnya, pilihlah yang warnanya agak gelap
untuk meredam panas tersebut. Posisi skylight juga sedapat mungkin diletakkan
pada arah utara-selatan agar tidak menerima sinar matahari langsung.
Untuk skylight dengan bidang kaca yang cukup lebar juga disarankan
menggunakan kaca tebal jenis tempered glass (seperti kaca mobil) yang lebih tahan
terhadap tekanan dan apabila pecah tidak membahayakan penghuni yang ada di
bawahnya. Bentuk dan ukuran skylight pun bisa bervariasi tapi sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan dan ukuran material penutupnya, umumnya persegi
panjang tapi tidak menutup kemungkinan jika bentuknya oval, segitiga (prisma)
dsb.

Konstruksi skylight juga membutuhkan perhatian khusus agar tidak berbahaya


di kemudian hari. Sebaiknya konstruksi dibuat rigid (kaku) dengan bentuk saling
bersilang agar kokoh dalam menumpu beban kaca yang cukup berat. Dengan
konstruksi yang saling bersilangan tersebut juga cukup menjamin dari sisi
keamanan sehingga tidak mudah untuk ditembus oleh orang yang tidak
berkepentingan. Bahannya bisa alumunium atau besi hollow atau jika bentangnya
cukup besar dapat menggunakan baja canal (C) atau baja H.

Fisika Bangunan Page 7


Contoh Bangunan yang Menerapkan Sky Light
 Hilton Boston Logan Airport, Amerika Serikat

3. SLOPED GLAZING
Sloped Glazing adalah bukaan cahaya miring pada fasad bangunan. Jenis kaca
yang digunakan harus dipilih dngan tepat agar tidak menimbulkan masalah
kenyamanan termal.

Desain Sloped Glazing dapat berupa bukaan cahaya yang terintegrasi dengan
bukaan udara dan juga yang tak terintegrasi dengan bukaan udara. Jadi Sloped
Glazing terdiri atas beberapa jendela fleksibel yang dapat dibuka tutup antara
kondisi vented dan fixed.

Fisika Bangunan Page 8


4. ATAP GERGAJI

Atap gergaji adalah atap yang model atapnya terdiri dari dua bidang
atap yang tidak sama lerengnya. Model atap gergaji bisa digunakan untuk
bangunan pabrik, gudang atau bengkel. Pada salah satu sisi vertikal atap
diletakan kaca yang digunakan sebagai bukaan untuk pencahayaan alami
dalam bangunan tersebut.

Fisika Bangunan Page 9


5. SUMUR CAHAYA
Sumur cahaya adalah salah satu bentuk pencahayan alami dimana cahaya
dimasukan dari atap bangunan sehingga cahaya dapat masuk sampai pada lantai
dasar.

Fisika Bangunan Page 10


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pencahayaan dalam
bangunan sangat penting khususnya pencahayaan buatan.Ada beberapa bukaan alami
yang dapatdigunakan untuk memasukan cahaya ke dalam ruangan seperti clerestory, sky
light, sloped glazing, atap gergaji dan sumur cahaya.Semua teknik pencahayaan tersebut
memiliki fungsi yang sama yaitu memasukan cahaya dalam bangunan agar intensitas
cahaya dalam bangunan terpenuhi.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam bangunan perlu memperhatikan pencahayaan dalam
bangunan tersebut agar tercapainya kenyamanan bagi penghuni bangunan.

Fisika Bangunan Page 11


DAFTAR PUSTAKA

https://interiordesign.id/pencahayaan-ruangan-dengan-sumber-cahaya-alami-serta-
keuntungannya/
https://www.google.com/search?q=bukaan+pada+atap+gergaji&safe=strict&tbm=isch&tbs=r
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=&url=http%3A%2F%2Fmedia
.rooang.com%2F2017%2F07%2Finspirasi-berbagai-macam-bentuk-atap-
rumah%2F&psig=AOvVaw2KD6ITri6Qec2hdEUpkMDp&ust=1540991325272938

Fisika Bangunan Page 12

Anda mungkin juga menyukai