Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persamaangerakpartikel yang dinyatakanolehpersamaan Lagrange
dapatdiperolehdenganmeninjauenergikinetikdanenergipotensialpartikeltanpaperlumeni
njaugaya yang beraksipadapartikel.
JikadidefenisikanpersamaanLagrangiansebagaiselisihantaraenergikinetikdanenergipote
nsial.Dari prinsip Hamilton,
denganmensyaratkankondisinilaistasionermakadapatditurunkanPersamaan
Lagrange.Persamaan Lagrange
merupakanpersamaangerakpartikelsebagaifungsidarikoordinatumum, kecepatanumum,
danmungkinwaktu.

DalamMekanika Newton, konsepgayadiperlukansebagaikuantitasfisis yang


berperandalamaksiterhadappartikel. DalamDinamikaLagrangian, kualitasfisis yang
ditinjauadalahenergikinetikdanenergipotensialpartikel.
Karenaenergiadalahbesaranskalar,
makaenergibersifatinvarianterhadaptransformasikoordinat.Dalamkondisitertentu,
tidaklahmungkinatausulitmenyatakanseluruhgaya yang beraksiterhadappartikel.
Olehkarenaituperkembanganberikutnyadarimekanika, prinsip Hamilton
berperanpentingkarenaiahanyameninjauenergipartikelsaja.

JikaditinjaudariPrinsip Hamilton gerakpartikel yang


terkendalapadasuatupermukaanbidang,
makadiperlukanadanyagayatertentuyaknigayakonstrain yang
berperanmempertahankankontakantarpartikeldenganpermukaanbidang. Prinsip
Hamilton mengatakan ‘dariseluruhlintasan yang
mungkinbagisistemdinamisuntukberpindahdarisatutitikketitik lain dalam interval
waktuspesifik, lintasannayata yang diikutisistemdinamisadalahlintasan yang
meminimumkan integral waktuselisihantaraenergikinetikdanenergipotensial.

Dari prinsip Hamilton, dengan mensyaratkan kondisi nilai stasionermaka dapat


diturunkan persamaan Lagrange. Persamaan Lagrange merupakanpersamaan gerak
partikel sebagai fungsi dari koordinat umum, kecepatan umum,dan mungkin waktu.
1
Ketergantungan Lagrangian terhadap waktu merupakan konsekuensi dari
hubungan konstrain terhadap waktu atau dikarenakan persamaan transformasi yang
menghubungkan koordinat kartesian dan koordinat umum mengandung fungsi
waktu. Pada dasarnya, persamaan Lagrange ekivalen denganpersamaan gerak
Newton, jika koordinat yang digunakan adalah koordinatkartesian.
B. Rumusan Masalah

1.BagaimanaPengaplikasiangayapadasistemkoordinatumum?

2. BagaimanaPengaplikasianenergidan momentum padasistemkoordinatumum?

3. BagaimanaPengaplikasianenergidan momentum padasistemkoordinatumum?

4. BagaimanaPengaplikasianenergikinetikdanenergipotensialpadapartikel?

5. BagaimanaPengaplikasianPersamaan Lagrange untuksistempartikel ?

6. BagaimanaPengaplikasianPersamaan Hamilton untuksistempartikel ?

C. Tujuan Penulisan

1. MengetahuiPengaplikasiangayapadasistemkoordinatuumum.

2. MengetahuiPengaplikasianenergidan momentum padasistemkoordinatumum.

3. MengetahuiPengaplikasiangayaumumuntuksistemkonservatif.

4. MengetahuiPengaplikasianenergikinetikdanenergipotensialpadapartikel.

5. MengetahuiPengaplikasianPersamaan Lagrange untuksistempartikel

6. MengetahuiPengaplikasianPersamaan Hamilton untuksistempartikel

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaplikasian Gaya PadaSistemKoordinat Umum


Jika sebuah partikel mengalami pergeseran sejauh 𝒓 dibawah pengaruh sebuah
gaya aksi 𝑭, gaya yang bekerja padanya dinyatakan dengan
𝛿𝑊 = 𝐹. 𝛿𝑟 = 𝐹𝑥 𝛿𝑥 + 𝐹𝑦 𝛿𝑦 + 𝐹𝑧 𝛿𝑧 (19)
Dalam bentuk yag lebih sederhana dinyatakan dengan
𝛿𝑊 = ∑𝑖 𝐹𝑖 𝛿𝑥𝑖 (20)

Tampak bahwa persamaan di atas tidak hanya berlaku untuk partikel tunggal,
tetapi juga untuk sistem banyak partikel. Untuk satu partikel, harga 𝑖 adalah dari 1 sampai 3.
Untuk 𝑁 partikel, harga 𝑖 adalah dari 1 sampai 3𝑁.
Jika pertambahan 𝛿𝑥𝑖 dinyatakan dalam koordinat umum, maka diperoleh
𝜕𝑥
𝛿𝑊 = ∑𝑖 (𝐹𝑖 ∑𝑘 𝜕𝑞 𝑖 𝛿𝑞𝑘 )
𝑘

𝜕𝑥
= ∑𝑖 (∑𝑘 𝐹𝑖 𝜕𝑞 𝑖 𝛿𝑞𝑘 ) (21)
𝑘

𝜕𝑥
= ∑𝑖 (∑𝑘 𝐹𝑖 𝜕𝑞 𝑖 ) 𝛿𝑞𝑘
𝑘

Persamaan di atas dapat ditulis


𝛿𝑊 = ∑𝑘 𝑄𝑘 𝛿𝑞𝑘 (22)
dimana
𝜕𝑥𝑖
𝑄𝑘 = ∑ (𝐹𝑖 ) (23)
𝜕𝑞𝑘

Besaran 𝑄𝑘 yang didefinisikan menurut persamaan di atas disebut dengan gaya


umum. Oleh karena perkalian 𝑄𝑘 𝛿𝑞𝑘 memiliki dimensi usaha, maka dimensi 𝑄𝑘 adalah gaya
jika 𝑞𝑘 menyatakan jarak, dan dimensi 𝑄𝑘 adalah torka jika 𝑞𝑘 menyatakan sudut.

3
1. Tinjau
PengaplikasianEnergi Dan Momentum PadaSistemKoordinatUmum.
Tinjaulah gerak sebuah partikel tunggal yang bergerak sepanjang garis lurus
(rectilinier motion). Energi kinetiknya adalah

T  12 mx 2 (30)
dimana m adalah massa partikel, dan x adalah koordinat posisinya. Selanjutnya
disamping mendefinisikan momentum partikel p sebagai hasil kali m x , kita juga dapat

mendefinisikan p sebagai kuantitas T  , yakni:


x
T
p  mx (31)
x

Dalam kasus dimana sebuah sistem yang digambarkan oleh koordinat umum q1, q2,
…, qk … qn, kuantitas pk didefinisikan dengan

L
pk  (32)
q k
yang disebut momentum umum. Persamaan Lagrange untuk sistem konservatif dapat
ditulis
L
p k  (33)
q k

Misalkan dalam kasus khusus, satu dari koordinatnya, katakanlah q, tidak tersirat
secara eksplisit dalam L. Maka

4
L
p   (34)
q 
sehingga

p  tetapan  c (35)

Dalam kasus ini, koordinat q dikatakan dapat terabaikan (ignorable). Momentum


umum yang diasosiasikan dengan koordinat terabaikan tak lain adalah tetapan gerak
sistem.
Sebagai contoh, dalam persoalan partikel yang meluncur pada bidang miring yang
licin (yang telah dikerjakan pada bagian sebelumnya), kita dapatkan bahwa koordinat
x, posisi bidang, tidak tersirat dalam fungsi Lagrangian L. Oleh karena x merupakan
suatu koordinat terabaikan, maka
L
px   (M  m) x  mx ' cos   tetapan (36)
x

Kita dapat lihat bahwa ternyata px adalah komponen total dalam arah mendatar dari
momentum linier sistem dan oleh karena tidak terdapat gaya yang bekerja dalam arah
mendatar pada sistem, komponen momentum linier dalam arah mendatar harus
konstan.

Contoh lain koordinat terabaikan dapat dilihat dalam kasus gerak partikel dalam
medan sentral. Dalam koordinat polar

 
L  12 m r 2  r 2  2  V(r ) (37)

seperti yang diperlihatkan dalam contoh di atas. Dalam kasus ini  adalah koordinat
terabaikan dan

L
p   mr  2  tetapan (38)

yang sebagaimana telah kita ketahui dari bab terdahulu adalah momentum sudut di
sekitar titik asal.

5
B. Pengaplikasian Gaya UmumUntukSistemKonservatif
Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah partikel dalam sebuah medan gaya konservatif,
besarnya gaya tersebut dinyatakan oleh persamaan
𝜕𝑉
𝐹𝑖 = − 𝜕𝑥 (24)
𝑖

dimana V menyatakan sebuah fungsi energi potensial. Oleh karena itu perumusan gaya
umum dapat dinyatakan
𝜕𝑉 𝜕𝑥𝑖
𝑄𝑘 = − (𝜕𝑥 ) (25)
𝑖 𝜕𝑞𝑘

merupakan turunan parsial 𝑉 terhadap 𝑞𝑘 , maka


𝜕𝑉
𝑄𝑘 = − (𝜕𝑞 ) (26)
𝑘

Misalkan, kita menggunakan koordinat polar,𝑞1 = 𝑟;𝑞2 = 𝜃, maka gaya umum dapat
dinyatakan dengan 𝑄𝑟 = 𝜕𝑉⁄𝜕𝑟 ; 𝑄𝜃 = 𝜕𝑉⁄𝜕𝜃. Jika 𝑉 merupakan fungsi 𝑟 saja (dalam
kasus gaya sentral), maka 𝑄𝜃 = 0.
6
Persamaan diferensial gerak untuk suatu sistem konservatif dapat dicari jika kita ketahui
fungsi Lagrangian dalam bentuk koordinat tertentu. Di sisi lain, jika gaya rampatan
tidak konservatif, misalkan nilainya adalah Q 'k , maka kita dapat menuliskan
V
Q k  Q 'k 
q k (27)
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan sebuah fungsi Lagrangian 𝓛 = 𝑻 − 𝑽, dan
menuliskan persamaan diferensial gerak dalam bentuk
d L L
 Q 'k 
dt q k q k (28)
d L L
  Qk'
dt qk qk (29)
Bentuk di atas lebih mudah dipakai jika gaya gesekan diperhitungkan.

7
2. Tinjaulah gerakan partikel bermassa m yang bergerak dalam ruang. Gunakan koordinat
umum (r,θ,z), hitunglah
(i) pergeseran δx, δy, δz;
(ii) gaya yang digeneralisasi jika partikel mengalami gaya

C. Pengaplikasianenergikinetikdanenergipotensialpadapartikel.
Tinjaulah suatu partikel bermassa m bergerak di atas bidang dan mengalami gaya tarik
berbanding terbalik dengan jarak.
i. Tentukanlah persamaan gerak dan
ii. rumusan gaya yang digeneralisasi.
Misalkan koordinat polar (r,θ) sebagai koordinat umum; q1=r ;q2= θ; x=r cos θ; y=r sin
θ

8
(i)Tentukanlah persamaan gerak

Rumusan energi kinetik K dan energi potensial V:

Dalam
pengaruh medan gaya konservatif, momentum sudut benda adalah konstan.

Qθ=momen gaya, tapi karena gaya menuju pusat maka Qθ=0

9
D. PengaplikasianPersamaan Lagrange untuksistempartikel
Dalam pembahasan tentang persamaan diferensial parsial kita mendapatkan
kondisi , dimana nilai dari sebagai fungsi dan , untuk menyelesaikan persamaan
tersebut, kita harus mendeferensialkan nilai z terhadap dan , agar dapat memperoleh
penyelesaian akhir dari persamaan tersebut. Metode persamaan diferensial parsial ini
berlaku juga pada persamaan Lagrange.
Persamaan Lagrange kita kenal sebagai pengembangan dan analisis gerak dari hukum
Newton

Analisis gerak menggunakan Lagrange secara umum kita kenal sebagai selisih antara
energi kinetik dengan energi potensial yang berkerja pada benda, secara matematis
kita bisa menuliskannya sebagai berikut

dimana :

10
atau
atau

Didalam persamaan Lagrange analisis kita bergantung pada energi kinetik dan energi
potensial yang berkerja pada sebuah benda/partikel di suatu koordinat tertentu,
disamping hal itu kita harus memperhatikan batasan gerak dari benda/partikel, apakah
benda/partikel bergerak dalam arah sumbu Oleh karena itu, maka kita bisa
memperoleh persamaan umum lagrange , secara matematis dapat dituliskan ;

11
E. PengaplikasianPersamaan Hamilton untuksistempartikel

Sebuah partikel bermassa m mengalami gaya tarik k/r2, dengan k adalah konstanta.
Turunkan fungsi Hamilton dan persamaan gerak Hamilton.

Gunakan koordinat polar (r,):

Persamaan gerak:
12
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Permasalahan sistem pegas dengan massa yang ada di ujung pegas dapat
diselesaikan dengan menggunakan 𝐹 = 𝑚 𝑎 yang dapat dituliskan dengan
𝑚 𝑥̈ = −𝑘 𝑥. Solusi persamaan ini adalah fungsi sinusoidal. Diyakini bahwa
untuk menyelesaikan soulusi ini ada metode selain menggunakan 𝐹 = 𝑚 𝑎
adalah hanya memperhatikan kuantitas fisik energi kinetik dan energi
potensial.
2. Posisi sebuah partikel dalam l ruang dapat dinyatakan dengan menggunakan
tiga jenis koordinat; dapat berupa koordinat Kartesian, koordinat polar atau
koordinat silinder. Jika partikel bergerak pada sebuah bidang, atau pada
sebuah permukaan yang terbatas, maka hanya dibutuhkan dua koordinat untuk
menyatakan posisinya, sedangkan untuk partikel yang bergerak pada sebuah
garis lurus atau pada lintasan lengkung cukup dengan menggunakan satu
koordinat saja.

3. Jikasebuahpartikelmengalamipergeseransejauh𝒓 dibawah pengaruh sebuah


gaya aksi 𝑭
4. Tinjaulah gerak sebuah partikel tunggal yang bergerak sepanjang garis lurus
(rectilinier motion). Energi kinetiknya adalah

T  12 mx 2

dimana m adalah massa partikel, dan x adalah koordinat posisinya.


5. Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah partikel dalam sebuah medan gaya
konservatif, besarnya gaya tersebut dinyatakan oleh persamaan
𝜕𝑉
𝐹𝑖 = −
𝜕𝑥𝑖
dimana V menyatakan sebuah fungsi energi potensial.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis

14
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiridal, Letmi. 2013. Mekanika (IlmudanHikmah). Fisika, UniversitasNegeri Padang.

Moeryono. 1996.Mekanika, PPTA, DIKTI, Fisika ITB Bandung.

Sutrisno,dkk.1986.FisikaDasar.Bandung :ITB

15

Anda mungkin juga menyukai