PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persamaangerakpartikel yang dinyatakanolehpersamaan Lagrange
dapatdiperolehdenganmeninjauenergikinetikdanenergipotensialpartikeltanpaperlumeni
njaugaya yang beraksipadapartikel.
JikadidefenisikanpersamaanLagrangiansebagaiselisihantaraenergikinetikdanenergipote
nsial.Dari prinsip Hamilton,
denganmensyaratkankondisinilaistasionermakadapatditurunkanPersamaan
Lagrange.Persamaan Lagrange
merupakanpersamaangerakpartikelsebagaifungsidarikoordinatumum, kecepatanumum,
danmungkinwaktu.
1.BagaimanaPengaplikasiangayapadasistemkoordinatumum?
4. BagaimanaPengaplikasianenergikinetikdanenergipotensialpadapartikel?
C. Tujuan Penulisan
1. MengetahuiPengaplikasiangayapadasistemkoordinatuumum.
3. MengetahuiPengaplikasiangayaumumuntuksistemkonservatif.
4. MengetahuiPengaplikasianenergikinetikdanenergipotensialpadapartikel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tampak bahwa persamaan di atas tidak hanya berlaku untuk partikel tunggal,
tetapi juga untuk sistem banyak partikel. Untuk satu partikel, harga 𝑖 adalah dari 1 sampai 3.
Untuk 𝑁 partikel, harga 𝑖 adalah dari 1 sampai 3𝑁.
Jika pertambahan 𝛿𝑥𝑖 dinyatakan dalam koordinat umum, maka diperoleh
𝜕𝑥
𝛿𝑊 = ∑𝑖 (𝐹𝑖 ∑𝑘 𝜕𝑞 𝑖 𝛿𝑞𝑘 )
𝑘
𝜕𝑥
= ∑𝑖 (∑𝑘 𝐹𝑖 𝜕𝑞 𝑖 𝛿𝑞𝑘 ) (21)
𝑘
𝜕𝑥
= ∑𝑖 (∑𝑘 𝐹𝑖 𝜕𝑞 𝑖 ) 𝛿𝑞𝑘
𝑘
3
1. Tinjau
PengaplikasianEnergi Dan Momentum PadaSistemKoordinatUmum.
Tinjaulah gerak sebuah partikel tunggal yang bergerak sepanjang garis lurus
(rectilinier motion). Energi kinetiknya adalah
T 12 mx 2 (30)
dimana m adalah massa partikel, dan x adalah koordinat posisinya. Selanjutnya
disamping mendefinisikan momentum partikel p sebagai hasil kali m x , kita juga dapat
Dalam kasus dimana sebuah sistem yang digambarkan oleh koordinat umum q1, q2,
…, qk … qn, kuantitas pk didefinisikan dengan
L
pk (32)
q k
yang disebut momentum umum. Persamaan Lagrange untuk sistem konservatif dapat
ditulis
L
p k (33)
q k
Misalkan dalam kasus khusus, satu dari koordinatnya, katakanlah q, tidak tersirat
secara eksplisit dalam L. Maka
4
L
p (34)
q
sehingga
p tetapan c (35)
Kita dapat lihat bahwa ternyata px adalah komponen total dalam arah mendatar dari
momentum linier sistem dan oleh karena tidak terdapat gaya yang bekerja dalam arah
mendatar pada sistem, komponen momentum linier dalam arah mendatar harus
konstan.
Contoh lain koordinat terabaikan dapat dilihat dalam kasus gerak partikel dalam
medan sentral. Dalam koordinat polar
L 12 m r 2 r 2 2 V(r ) (37)
seperti yang diperlihatkan dalam contoh di atas. Dalam kasus ini adalah koordinat
terabaikan dan
L
p mr 2 tetapan (38)
yang sebagaimana telah kita ketahui dari bab terdahulu adalah momentum sudut di
sekitar titik asal.
5
B. Pengaplikasian Gaya UmumUntukSistemKonservatif
Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah partikel dalam sebuah medan gaya konservatif,
besarnya gaya tersebut dinyatakan oleh persamaan
𝜕𝑉
𝐹𝑖 = − 𝜕𝑥 (24)
𝑖
dimana V menyatakan sebuah fungsi energi potensial. Oleh karena itu perumusan gaya
umum dapat dinyatakan
𝜕𝑉 𝜕𝑥𝑖
𝑄𝑘 = − (𝜕𝑥 ) (25)
𝑖 𝜕𝑞𝑘
Misalkan, kita menggunakan koordinat polar,𝑞1 = 𝑟;𝑞2 = 𝜃, maka gaya umum dapat
dinyatakan dengan 𝑄𝑟 = 𝜕𝑉⁄𝜕𝑟 ; 𝑄𝜃 = 𝜕𝑉⁄𝜕𝜃. Jika 𝑉 merupakan fungsi 𝑟 saja (dalam
kasus gaya sentral), maka 𝑄𝜃 = 0.
6
Persamaan diferensial gerak untuk suatu sistem konservatif dapat dicari jika kita ketahui
fungsi Lagrangian dalam bentuk koordinat tertentu. Di sisi lain, jika gaya rampatan
tidak konservatif, misalkan nilainya adalah Q 'k , maka kita dapat menuliskan
V
Q k Q 'k
q k (27)
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan sebuah fungsi Lagrangian 𝓛 = 𝑻 − 𝑽, dan
menuliskan persamaan diferensial gerak dalam bentuk
d L L
Q 'k
dt q k q k (28)
d L L
Qk'
dt qk qk (29)
Bentuk di atas lebih mudah dipakai jika gaya gesekan diperhitungkan.
7
2. Tinjaulah gerakan partikel bermassa m yang bergerak dalam ruang. Gunakan koordinat
umum (r,θ,z), hitunglah
(i) pergeseran δx, δy, δz;
(ii) gaya yang digeneralisasi jika partikel mengalami gaya
C. Pengaplikasianenergikinetikdanenergipotensialpadapartikel.
Tinjaulah suatu partikel bermassa m bergerak di atas bidang dan mengalami gaya tarik
berbanding terbalik dengan jarak.
i. Tentukanlah persamaan gerak dan
ii. rumusan gaya yang digeneralisasi.
Misalkan koordinat polar (r,θ) sebagai koordinat umum; q1=r ;q2= θ; x=r cos θ; y=r sin
θ
8
(i)Tentukanlah persamaan gerak
Dalam
pengaruh medan gaya konservatif, momentum sudut benda adalah konstan.
9
D. PengaplikasianPersamaan Lagrange untuksistempartikel
Dalam pembahasan tentang persamaan diferensial parsial kita mendapatkan
kondisi , dimana nilai dari sebagai fungsi dan , untuk menyelesaikan persamaan
tersebut, kita harus mendeferensialkan nilai z terhadap dan , agar dapat memperoleh
penyelesaian akhir dari persamaan tersebut. Metode persamaan diferensial parsial ini
berlaku juga pada persamaan Lagrange.
Persamaan Lagrange kita kenal sebagai pengembangan dan analisis gerak dari hukum
Newton
Analisis gerak menggunakan Lagrange secara umum kita kenal sebagai selisih antara
energi kinetik dengan energi potensial yang berkerja pada benda, secara matematis
kita bisa menuliskannya sebagai berikut
dimana :
10
atau
atau
Didalam persamaan Lagrange analisis kita bergantung pada energi kinetik dan energi
potensial yang berkerja pada sebuah benda/partikel di suatu koordinat tertentu,
disamping hal itu kita harus memperhatikan batasan gerak dari benda/partikel, apakah
benda/partikel bergerak dalam arah sumbu Oleh karena itu, maka kita bisa
memperoleh persamaan umum lagrange , secara matematis dapat dituliskan ;
11
E. PengaplikasianPersamaan Hamilton untuksistempartikel
Sebuah partikel bermassa m mengalami gaya tarik k/r2, dengan k adalah konstanta.
Turunkan fungsi Hamilton dan persamaan gerak Hamilton.
Persamaan gerak:
12
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Permasalahan sistem pegas dengan massa yang ada di ujung pegas dapat
diselesaikan dengan menggunakan 𝐹 = 𝑚 𝑎 yang dapat dituliskan dengan
𝑚 𝑥̈ = −𝑘 𝑥. Solusi persamaan ini adalah fungsi sinusoidal. Diyakini bahwa
untuk menyelesaikan soulusi ini ada metode selain menggunakan 𝐹 = 𝑚 𝑎
adalah hanya memperhatikan kuantitas fisik energi kinetik dan energi
potensial.
2. Posisi sebuah partikel dalam l ruang dapat dinyatakan dengan menggunakan
tiga jenis koordinat; dapat berupa koordinat Kartesian, koordinat polar atau
koordinat silinder. Jika partikel bergerak pada sebuah bidang, atau pada
sebuah permukaan yang terbatas, maka hanya dibutuhkan dua koordinat untuk
menyatakan posisinya, sedangkan untuk partikel yang bergerak pada sebuah
garis lurus atau pada lintasan lengkung cukup dengan menggunakan satu
koordinat saja.
T 12 mx 2
14
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno,dkk.1986.FisikaDasar.Bandung :ITB
15