Outline Ekonometrika - Grasia - Irfan - Steven
Outline Ekonometrika - Grasia - Irfan - Steven
Anggota Kelompok:
Grasia Veranita (1906418460)
Irfan Kurniawan (1906418536)
Steven Raja Ingot (1906418813)
I. Pendahuluan
Perlaku konsumsi dipengaruh oleh profil demografi. Gourinchas & Parker (1999)
menyebutkan bahwa terjadi perubahan perilaku konsumsi yang didorong oleh profil life-cycle dan
ekspektasi pendapatan. Sebagai contoh, di usia 40 individu cenderung mulai mengakumulasikan
aset guna mempersiapkan periode pensiun.
Pada era sekarang, pengambil kebijakan maupun dunia bisnis kerap membagi generasi
menjadi beberapa kategori. Generasi millenial (generasi yang lahir pada tahun 1981 – 1997)
banyak mendapatkan perhatian karena generasi ini memasuki periode usia dewasa. Dalam
bidang ekonomi dan bisnis, selera dan preferensi yang unik dari generasi millenial dianggap
sebagai penyebab penjualan mobil baru yang lesu, bangkrutnya mall, dan pemulihan penjualan
rumah yang lambat (Kurz, et al, 2019).
2
Generasi Milenial saat ini mulai memiliki pengaruh dalam masyarakat dimana saat ini
mereka memasuki dunia kerja dan mulai meniti karir dalam perusahaan. Berdasarkan riset yang
dilakukan oleh IDN Research Center, mengutip data BPS dan Bappenas, saat ini di Indonesia
terdapat 63 Juta penduduk Milenial dimana hal ini memiliki porsi sebesar 24% dari usia produktif
(14-64 tahun) yang terdiri dari 179,1 Juta penduduk. Di masa yang akan datang milenial
diproyeksikan menjadi mayoritas pada struktur demografi dan menjadi pemain utama pada
periode bonus demografi Indonesia tahun 2025-2030. (IDN Research Center, 2019). Guna
mendapatkan keuntungan yang maksimal dari Bonus Demografi, para pemangku kebijakan,
produsen barang konsumsi hingga penyedia jasa perlu menyesuaikan regulasi dengan
karakteristik generasi Milenial.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Rumah 123 pada akhir 2018 menyebutkan dalam 5
tahun sejak 2016 harga rumah termurah di Jakarta bisa naik mencapai 125%, sementara dalam
periode yang sama kenaikan upah sekitar 80%. Selain itu ditemukan juga hanya sekitar 17%
kaum milenial yang bekerja di Jakarta mempunyai gaji Rp 7,5 juga perbulan ke atas. Sisanya,
83% dibawah angka tersebut. Dengan penghasilan itu, maka kelompok pekerja itu hanya bisa
membeli rumah seharga Rp 300 juta dengan cicilan hingga Rp. 2,2 juta perbulan. Hal ini diperkuat
oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Penyediaan
Perumahan bahwa saat ini diperkirakan terdapat 81 juta jiwa generasi milenial yang belum
memiliki rumah. Menurut, Kementerian PUPR, generasi milenial menjadi pasar potensial
perumahan.
Makalah ini bertujuan untuk meneliti bagaimana karaketristik konsumsi rumah tangga
millenial dibandingkan dengan kelompok rumah tangga generasi lainnya. Karakteristik konsumsi
dilihat dari perbandingan konsumsi/expenditure secara umum. Selanjutnya, konsumsi dibagi
menjadi konsumsi bahan makanan dan non bahan makanan (transportasi, rekreasi, dan
akomodasi). Tujuan kedua, yaitu meneliti faktor apa yang mempengaruhi keputusan rumah
tangga millenial untuk membeli/memiliki rumah sendiri. Memperhatikan dinamika yang
berkembang saat ini dimana generasi millenial memiliki tantangan kesulitan dalam membeli
rumah, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi atau gambaran mengenai profil
konsumsi generasi millenial dan estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi rumah tangga
millenial membeli rumah.
II. Metodologi
a. Literatur Reviu
Demografi dalam masyarakat terdiri dari beberapa lapisan generasi yang memiliki
karakteristik masing-masing, saat ini pembagian generasi dalam tatanan masyarakat dibagi
menjadi 5 yang pertama adalah The Greatest Generation (Lahir sebelum tahun 1928), The Silent
Generation (Lahir pada periode tahun 1928 - 1945), The Baby Boomer (Lahir pada periode tahun
1946 – 1964), Generation X (1965 – 1980 awal) dan Generasi Millenial atau banyak juga disebut
Generasi Y (Lahir pada 1980 awal – pertengahan 1990, beberapa studi menyebutkan sampai
dengan 1997). Perbedaan periode tahun lahir tersebut menyebabkan perbedaan karakteristik
3
dimana karakteristik tersebut banyak terbentuk dari peristiwa besar yang terjadi saat periode
tersebut misalnya kondisi perang, teknologi yang berkembang saat itu dan nilai-nilai yang
berevolusi dalam masyarakat. Kondisi ini memunculkan banyak studi yang mengidentifikasi
karakteristik unik dari tiap generasi tersebut antara lain:
Pada gambar diatas terlihat bahwa Milenial memiliki karakteristik unik yang berbeda dari
ketiga generasi sebelumnya dimana Milenial, saat studi dilakukan tahun 2010, telah familiar
dengan penggunaan teknologi, berpikiran liberal, relatif lebih pintar dan mementingkan gaya
hidup yang terlihat dari pentingnya gaya berpakaian dan mendengar musik. (Pew Research
Center, 2010). Hal ini menyebabkan terjadinya gap antara kebutuhan dan preferensi konsumsi
Milenial dengan generasi X apalagi jika dibandingkan dengan Boomer dimana Value dan gaya
hidup (lifestyle) telah berubah dari generasi sebelumnya.
4
1) Single Stage- under 35, tidak memiliki anak
2) Couple Stage – menikah, tidak memiliki anak
3) Childbearing Family Stage- menikah, kelahiran anak pertama
4) Pre-school Family Stage- menikah, anak masih kecil
5) School-age Family Stage- menikah, anak sudah besar
6) Launching Family Stage- menikah, anak tertua telah menikah
7) Middle-age Families Stage- lebih dari 45 tahun, anak-anak sudah menikah dan keluar
rumah.
8) Aging Families Stage- Pensiun hingga meninggal
Walaupun karakteristik tiap generasi dan tahapan dalam kehidupan manusia berbeda
seperti yang sudah disebutkan, namun teori klasik Maslow meyebutkan manusia memiliki lima
tingkat kebutuhan dasar yang tetap harus dipenuhi. Kebutuhan yang dasar harus terpenuhi
sebelum naik pada tingkat kebutuhan diatasnya. Kebutuhan paling dasar adalah makanan,
kesehatan dan perlindungan dari cuaca. Kedua adalah keamanan dan keselamatan. Ketiga
adalah kebutuhan sosial, keempat adalah kepercayaan diri dan terakhir adalah aktualisasi diri.
Sehingga memiliki Rumah dapat memenuhi kebutuhan paling dasar yaitu perlindungan dari
cuaca, keselamatan hingga aktualisasi diri dan dibutuhukan pada setiap lapisan demografi
penduduk dan pada tiap tahapan kehidupan manusia.
Studi kuantitatif terhadap keputusan Generasi Y atau milenial dalam membeli properti
diantaranya dilakukan di Malaysia menghasilkan temuan value dan lifestyle memiliki dampak
yang signifikan bagi Milenial dalam memutuskan pembelian rumah. Jarak yang terjangkau ke
tempat kerja dan kedekatan dengan teman dan keluarga sebagai faktor yang signifikan dalam
memutuskan membeli rumah namun tidak mengesampingkan faktor lingkungan yang hijau,
kebersihan, umur bangunan dan keamanan. Studi ini juga menunjukkan bahwa Milenial lebih
menyukai memiliki properti di daerah perkotaan, sehingga proyek-proyek properti yang jauh dari
pusat kota akan sulit terjual dan menjadi properti yang ditinggal kosong penghuninya. (Kam et
al.,2018)
Demografi Generasi Milenial atau gen Y relatif masih muda dan baru memasuki dunia
kerja dan sebagian lagi sedang menapaki karir menuju pemimpin sehingga dapat dikatakan
penghasilan Generasi Milenial masih terbatas sehingga kemampuan mereka untuk membeli
properti pribadi masih terbatas. Studi lainnya dilakukan di Malaysia yang bertujuan mengetahui
berapa harga rumah yang sesuai dengan ekspektasi milenial dan faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian rumah studi kasus di Malaysia. Studi menggunakan analisis kuantitatif
dengan melakukan survey ke 114 Sampel dengan metode analisis statistik deskriptif
menggunakan SPSS versi 17. Studi menemukan bahwa pendapatan rata-rata bulanan Milenial
adalah RM 3000 atau sekitar 10 juta Rupiah dengan harga rumah yang terjangkau bagi kalangan
Milenial adalah rumah yang dengan harga maksimum RM 200.000 atau sekitar 680 juta Rupiah.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi Milenial untuk membeli rumah adalah kesulitan dalam
membayar uang muka, harga rumah di pasaran yang terlalu tinggi, kurangnya persediaan rumah
dengan harga terjangkau, rumah yang tersedia ukurannya kecil, sulit untuk mendapatkan kredit
dan pendapatan yang masih relatif rendah. (Bujang et al.,2015)
5
b. Model Ekonometrika
Y (variabel dependen) adalah log konsumsi total (food dan non food) rumah tangga.
Variabel dummy_generasi adalah variabel dummy (kepala rumah tangga generasi millenial = 1).
Variabel independen adalah log income dan dikontrol oleh variabel umur dan umur kuadrat untuk
(mengetahui efek parabolik pada umur), status pernikahan, dan gender kepala keluarga.
Model Probit dan Logit digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua (faktor
apa yang mempengaruhi keputusan rumah tangga millenial untuk tidak/belum membeli/memiliki
rumah sendiri). Variabel dependen yang digunakan merupakan response variable bagaimana
status rumah tangga terhadap rumah/tempat tinggal yang ditinggali. Rumah tangga diberikan
kode 1 jika belum memiliki rumah dan 0 untuk rumah tangga yang memiliki rumah. Dengan
spesifikasi model sebagai berikut:
6
Daftar Pustaka
A. A. Bujang, W. R. Anthony Jiram, H. Abu Zarin, and F. H. Md. Anuar (2015) Measuring the Gen
Y Housing Affordability Problem International Journal of Trade, Economics and Finance,
Vol. 6, No. 1.
Chistopher J. Kurz, Geng Li, Daniel J. Vine, Are Millenials Different?, Handbook of US Consumer
Economics, Chapter 8
Franco Modigliani (1986), Life Cycle, Individual Thrift, and the Wealth of Nations, The American
Economic Review, Vol. 76, No. 3.
Julia O. Beamish, Rosemary Carucci Goss & JoAnn Emmel (2010) Lifestyle Influences on
Housing Preferences, Housing and Society Volume 28 No. 1 & 2, 2001.
Kenn Jhun Kam, Anthony Sheng Hui Lim, Karam M. Al-Obaidi & Tze Shwan
Lim (2018): Evaluating Housing Needs and Preferences of Generation Y in Malaysia,
Planning Practice & Research, DOI: 10.1080/02697459.2018.1427413.
Lindsay B.Flynn (2019), The Young and The Restless: Housing Access in The Critical Years,
Journal of West European Politics, Routledge Taylor and Francis Group.
Pierre-Olivier Gourinchas, Jonathan A. Parker (1999), Consumption Over The Life Cycle, Working
Paper 7271, NBER Working Paper Series,
https://finance.detik.com/properti/d-3747157/penjelasan-rumah123-soal-survei-ancaman-milenial-tak-
punya-rumah
https://www.pu.go.id/berita/view/17084/kementerian-pupr-siapkan-skema-penyediaan-rumah-bagi-
generasi-milenial