Anda di halaman 1dari 39

TEORI MENGENAI ELEMEN/UNSUR-UNSUR DESAIN

- Titik
Semua hal dimulai dari sebuah titik. Titik merupakan unsur rupa yang secara konsep
tidak tampak, misalnya terdapat pada pertemuan dua garis (ujung dan pangkal garis).
Lanjutnya, ciri umum dari sebuah titik yaitu tidak memiliki panjang dan lebar, tidak
mengambil ruang yang besar, berukuran kecil dan memiliki raut yang sederhana.
Bentuk umum dari titik adalah bulatan (lingkaran) sederhana yang tidak bersudut
tanpa arah.
Fungsi titik adalah menjadi fokus dari suatu tampilan visual, dan dapat menarik
perhatian pengamat terkait informasi yang ingin disampaikan dalam sebuah karya.

- Garis
Menurut Irawan dan Tamara (2013) garis adalah unsur rupa yang paling utama. Ini
disebabkan apabila kita ingin menggambar ataupun mendesain, wujud yang pertama
kali ditorehkan adalah garis.
Terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai garis,
diantaranya :
1. Hubungan antara dua titik secara lurus.
2. Kumpulan titik-titik yang berderet lurus.
3. Suatu titik yang diperluas menjadi sesuatu yang mempunyai panjang,
kedudukan, dan arah.
Karakter garis :

Efek garis dalam desain dan tata letak ruangan adalah sebagai berikut:
1. Garis vertikal mengirimkan perasaan bermartabat dan formal dan
menyebabkan mata bergerak ke atas, menambah ketinggian visual.
2. Garis horisontal tenang dan paling stabil dari semua bentuk garis. Mata
bergerak dari sisi ke sisi sepanjang garis horizontal, memperluas area atau
objek yang dilihat.
3. Melengkung besar dengan gelombang panjang menunjukkan sifat santai dan
lembut.
4. Garis melengkung kecil dengan gelombang yang sangat pendek menunjukkan
kegembiraan dan energi.
5. Garis diagonal menyampaikan perasaan drama dan bisa menambah
ketegangan pada sebuah ruangan.
- Bentuk
Bentuk merupakan unsur seni. Pada dasarnya bentuk adalah suatu sosok geometris
dua atau tiga dimensi yang memungkinkan pengguna ruang untuk menangkap
keberadaan sebuah benda dan memahaminya dengan persepsi. Terdapat tiga bentuk
primer yaitu lingkaran, segitiga,dan bujur sangkar.
1. Lingkaran merupakan suatu sosok terpusat ke arah dalam, pada umumnya
bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya.
Penempatan sebuah lingkaran pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat
alaminya sebagai poros
2. Segitiga menunjukkan stabilitas. Jika salah satu sisinya menjadi penumpu,
segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Namun jika salah satu sudutnya
yang menjadi penumpu segitiga juga dapat tampak seimbang dalam tahap
yang sangat kritis atau tampak tidak stabil dan cenderung jatuh pada sisinya
3. Bujur Sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Merupakan
bentuk yang statis, netral, dan tidak mempunyai arah tertentu.Bentuk bentuk
segiempat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur
sangkar,yang berubah dengan adanya penambahan tinggi atau lebarnya.

- Bidang
Bidang adalah sebuah luasan yang tertutup dengan batas batas yang ditentukan oleh
unsur unsur lainnya yaitu garis, warna, nilai, tekstur, dan lain lain. Dua garis sejajar
yang dihubungkan kedua sisinya akan membentuk sebuah bidang. Bidang hanya
terbatas pada dua dimensi yaitu panjang dan lebar. Bidang geometris seperti
lingkaran, persegi panjang, segi empat, segi tiga, dan sebagainya memiliki sebuah
batasan yang jelas. Sebuah bidang dibentuk oleh beberapa garis. Ciri ciri permukaan
suatu bidang adalah warna dan tekstur yang akan mempengaruhi bobot visual dan
stabilitasnya. Bidang juga berfungsi untuk menunjukkan batasan sebuah ruangan.
Menurut jenisnya, sebuah bidang terdiri atas tiga bagian yaitu :
1. Bidang atas, dapat diumpamakan sebagai bidang atap. Bidang atas merupakan
unsur utama suatu bangunan yang melindunginya dari unsur unsur iklim.
Bidang atas juga merupakan bidang langit langit yang menjadi unsur
pelindung ruang di dalam arsitektur.
2. Bidang dinding, bidang bidang dinding vertikal secara visual paling aktif
dalam menentukan dan membatasi ruang.
3. Bidang dasar, memberikan pendukung secara fisik dan menjadi dasar bentuk
bentuk bangunan secara visual. Bidang lantai merupakan pendukung
kegiatanpengguna di dalam bangunan

- Warna
Jenis warna dapat dibagi menjadi tiga yaitu warna primer, warna sekunder dan warna
tersier. Semua warna dapat menimbulkan efek psikologis tertentu terhadap orang
yang melihatnya.
1. Merah
Merah adalah warna yang melambangkan api, gairah, bahaya dan kekuatan. Warna ini
mampu menstimulasi dan memberikan dampak langsung agresif. Selain itu, merah
dapat membuat seseorang menjadi lebih hangat dan merasa lebih energik. Hindari
penggunaan warna merah yang terlalu banyak pada interior di rumah karena sangat
mendominasi suasana.
2. Oranye
Orang yang menyukai warna merah tapi tidak mau terkena dampak agresif dapat
menggantinya dengan warna oranye. Warna pada buah jeruk ini sangat ideal untuk
diaplikasikan pada kamar anak, ruang makan, kantor dan ruang tamu. Oranye
melambangkan keberanian dan kebersihan. Warna ini juga membuatmu merasa lebih
energik.
3. Kuning
Menurut psikologi warna, kuning adalah warna yang melambangkan kehangatan,
kebijaksanaan, kemakmuran, simpati dan rasa takut. Kamar berwarna kuning dapat
terlihat ceria, ramah dan luas. Hindari menggunakannya dalam jumlah besar karena
dapat menimbulkan efek berlebih.
4. Biru
Biru adalah warna yang penting dalam teori desain interior dan merupakan warna
yang mempengaruhi pikiran manusia secara mendalam. Warna biru adalah warna
yang sempurna untuk kamar tidur karena memberikan rasa tenang dan damai serta
menyenangkan.
Sementara itu penggunaan warna biru di kamar mandi dapat menciptakan suasana
tenang seperti pada tempat spa. Warna yang dingin dan tenang ini juga dapat
mewakili faktor formalitas.
Warna biru sangat cocok digunakan dengan warna putih atau warna ringan lainnya.
Namun penggunaan yang berlebihan harus dihindari karena bisa menghadirkan
suasana sedih.
5. Hijau
Seperti yang diketahui, hijau adalah warna alam. Hijau juga melambangkan harapan,
keberuntungan dan kelimpahan. Warna ini mudah untuk dicampur dengan banyak
warna lainnya dan cocok untuk digunakan pada ruang keluarga, kamar tidur dan
kantor.
6. Ungu
Warna ungu sangat cocok digunakan dengan warna lainnya. Kamu bisa
mencocokannya dengan warna hijau zamrud, krem, kuning dan bahkan baby pink.
Efek psikologis warna ungu pada rumah adalah memberikan tampilan ruang yang
bermartabat dan dramatis.
7. Hitam
Hitam umumnya dikaitkan dengan kejahatan, warna untuk berkabung dan kematian.
Namun, warna hitam juga melambangkan kebijaksanaan.
Dalam desain interior, warna hitam digunakan dalam jumlah kecil dengan perpaduan
bersama warna kontras lainnya. Jika digunakan dengan benar, warna ini dapat
memberikan aura elegan dan anggun pada sebuah ruangan.
8. Putih
Warna yang segar dan damai ini digunakan pada banyak desain dan dekorasi interior.
Alasan utamanya adalah karena warna putih menanamkan perasaan muda,
kepercayaan dan kemurnian. Selain membuat ruangan tampak lebih besar, putih juga
membuat ruangan terlihat lebih hidup dan segar.

Tujuan dari warna menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014) adalah :


Menciptakan suasana
Menunjukkan kesatuan atau keragaman
Mengungkapkan karakter bahan
Mendefinisikan bentuk
Mempengaruhi proporsi
Mempengaruhi skala
Memberikan kesan berat

- Tekstur
Tekstur berhubungan dengan permukaan dan menentukan bagaimana permukaan dan
rasa yang khas terlihat. Tekstur menambahkan kedalaman dan minat ke life space
Anda dan mendefinisikan nuansa / penampilan dan konsistensi permukaan. Tekstur
secara luas diklasifikasikan menjadi dua jenis
1. Tekstur Visual di mana tekstur hanya terlihat dan,
2. Tekstur Aktual di mana tekstur terlihat dan dirasakan.
Seperti semua elemen desain lainnya, tekstur juga bisa memicu respons emosional.
Misalnya kasar. Tekstur kursus menunjukkan kualitas yang kokoh. Selain itu, tekstur
halus menunjukkan formalitas dan keanggunan. Semuanya memiliki tekstur dan
penggunaannya bisa menambahkan desain ruangan yang memancarkan karkater dan
kepribadian, dengan variasi desain apapun.

KARAKTER MATERIAL
Menurut J. Pamudji Suptandar, bahwa bahan yang dipakai akan berpengaruh terhadap
pembentukan suasana ruang, antara lain :
a. Lantai :
- Bahan penutup lantai yang memberi suasana hangat, misanya: karpet, parket,
jalur kayu, serat kayu, dan sebagainya.
- Bahan penutup lantai yang memberi suasana dingin/sejuk. misalnya: marmer
batuan alami lantai keramik. dan sebagainya.
- Bahan marmer, mempunyai karakteristik permanen dan kaku. Penggunaan
bahan marmer sebagai penutup lantai memberikan suasana yang indah dan
sejuk (nyaman)
- Bahan keramik tile. mempunyai karakteristik indah, sejuk, dan luas.
- Bahan kayu, mempunyai karakteristik alamiah, kedap suara, tahan lama, dan
penghantar hangat yang baik. Suasana yang tercipta adalah suasana hangat,
alami, dan indah.
b. Dinding :
- Batu : Bermacam-macam batu alam (batu kali, batu bata, batako dan
sebagainya). Memberi kesan dan suasana relief mirip dengan dinding goa
sehingga terasa adanya pendekatan dengan alam indah hangat dan merupakan
sebuah usaha untuk menciptakan suasana dan unsur yang berlainan.
- Cat : Penggunaan bahan cat sebagai penutup dinding memberi suasana yang
bersih, luas, dan rapi. Disamping itu juga tergantung warna yang digunakan.
- Fiberglass:Penggunaan bahan fiberglass pada ruang memberikan suasana
ruang yang luas, bersih, modern, dan rapi.
- Gelas : Cermin, kaca (kaca bening, rayben, kaca es) memberikan suasana
indah dan modern, memperluas kesan ruang dan terang karena bahan kaca
dapat merefleksi cahaya.
c. Plafon :
Bahan yang dapat digunakan sebagai plafon bermacam-macam seperti kayu,
gypsum, kaca, triplek, dan sebagainya. Bahan tripleks dan gypsum dapat
memberikan suasana yang rapi, bersih, dan sederhana.

TEORI KEINDAHAN/ESTETIKA
Estetika adalah cabang dari filsafat artinya filsafat yang membicarakan keindahan.
Dalam teori estetika kita mempelajari berbagai elemen yang terkandung dalam seni
bentuk seperti :
d. Titik, garis, bidang
e. Bentuk, ruang
f. Proporsi
g. Harmoni, komposisi dan gaya, irama
h. Tekstur, pattern, dimensi
i. Psikologi dan warna
j. Nada, bayangan, cahaya
Pokok persoalan estetika meliputi :
– Nilai - (esthetic value)
– Pengalaman Estetis - (esthetic experience)
– Perilaku pencipta - (seniman/ desainer)
– Seni/desain
Penikmatan estetik sangat terkait dengan selera dan pengalaman masing-masing
orang, merupakan proses dimensi psikologis subjektif.
Penilaian subjektif pada karya :
• DARI SISI DESAINER (FILOSOFIS)  TUJUAN PENCIPTAAN KARYA
• DARI PENGGUNA/ PENGAMAT (KRITIS)  PENERJEMAHAN KARYA
Pemahaman estetik atau apresiasi memiliki dimensi logis objektif.
Penilaian objektif pada karya :
• ELEMEN DESAIN (INDERAWI/ KUALITAS VISUAL)
• PRINSIP DESAIN (STRUKTUR KARYA/ORGANISASI PENYUSUNAN
KARYA)
Dalam teori estetika kita mempelajari berbagai elemen yang terkandung dalam seni
bentuk seperti :
k. Titik, garis, bidang
l. Bentuk, ruang
m. Proporsi
n. Harmoni, komposisi dan gaya, irama
o. Tekstur, pattern, dimensi
p. Psikologi dan warna
q. Nada, bayangan, cahaya

PRINSIP-PRINSIP DESAIN
1. Kesatuan (Unity) dan Keselarasan (harmony)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat
penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat
karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya
tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip
hubungan.
2. Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman
dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat
pohon atau bangunan yang akan roboh, kita merasa tidak nyaman dan
cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu
benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang
seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu
keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling
membebani.
3. Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian.
Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan
perbandingan – perbandingan yang tepat.
4. Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam
bentuk –bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada
ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama
sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk unsur
rupa.
5. Penekanan/Fokus (Emphasys)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada
dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang
berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu
unsur sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi
sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher.
Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian,
menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan
6. Point of Interest/Contrast (Focal Point)
Focal Point disini maksudnya adalah aksen yang menjadi daya tarik
ruangan. Dalam suatu ruang bisa terdapat satu atau lebih focal point.
Misalnya focal point pada ruangan adalah jendela besar yang ada di
ruangan, perapian atau bisa juga lukisan.
7. Repetisi (Repetition)
TEORI TENTANG BRAND, GAYA, CITRA, TEMA, SUASANA
 Brand
Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:
“Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual
dan mendiferensiasikan produk atau jasa dari para pesaing.”(Kotler 2009;258).
Sedangkan menurut Kartajaya (2010;62), mendefinisikan merek sebagai: “Aset yang
menciptakan nilai bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai
kualitas.”
Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam pemasaran adalah merek.
Terdapat beberapa perbedaan antara produk dengan merek. Produk merupakan
sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik dan mudah ditiru oleh para pesaing. Sedangkan
merek merupakan sesuatu yang dibeli oleh kosumen, memiliki nilai dan identitas atau
ciri tertentu yang dilindungi secara hukum sehingga tidak dapat ditiru oleh pesaing.
Merek mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk yang akan dibeli maka
persaingan antar perusahaan adalah persaingan persepsi bukan produk (Tjiptono
2011;34)

 Gaya dan Tema


Gaya dan tema sebuah toko dapat diketahui melalui pendekatan indentitas
tokok tersebut. Pendekatan dengan identitas perusahaan dapat mencakup:
 Identitas Grafis
Logotype simbol, merk produk, signages, poster iklan, brosur/katalog,
kemasan produk, label harga, dan material promosi lainnya.
 Identitas Produk
Karakter produk dari setiap produk yang dijual termasuk kemasannya
yang dirasakan oleh konsumen, adalah sebagai citra produk dan
perusahaan yang menghasilkannya.
 Identitas Ruang
Identitas dapat dirasakan melalui ukuran, dimensi, keragaman produk,
pengalaman konsumen ketika mencari barang, aroma dalam ruang, lembut
kasarnya elemen dalam ruang, dan lainnya.
 Citra
Outlet atau retail adalah tempat dimana suatu perusahaan akan memasarkan dan
menjual barang atau jasanya. Oleh karenanya disinilah desainer interior dibutuhkan
oleh prusahaan untuk mengembangkan citranya, melalui citra interiornya. Citra
interior dibangun agar sikap konsumen yang datang dan masuk ke dalam ruang retail
adalah positif. Hal ini penting agar konsumen dapat menjalani proses sampai
memutuskan untuk membeli produk.

Citra interior ditentukan oleh sedikitnya dua faktor, yaitu faktor fungsional /
operasional dan suasana / atmosfir ruang. Faktor fungsional mencakup jaminan
kemudahan, keamanan, dan kenyamanan bagi pengunjung sejak memasuki ruang
retail hingga keluar. Sedangkan suasana ruang dibentuk oleh dimensi ruang, dimensi
produk serta grafik. Dimensi ruang mencakup plafon, dinding, dan lantai, sedangkan
dimensi produk mencakup obyek tiga dimensi yang ada dalam ruang termasuk mebel,
produk / merchandise, serta elemen estetik. Dan dimensi grafik berupa elemen-
elemen dua dimensi yang hadir di dalam ruang seperti signages, poster, foto, lukisan,
mural, dan lainnya.
 Suasana
Seiring dengan semakin tingginya persaingan di dunia bisnis, maka
diperlukan senjata yang ampuh untuk memenangi permainan. Jika kita dapat
mengelola dengan baik, maka store atmosphere dapat dijadikan senjata ampuh
tersebut. Penampilan serta performa dari toko eceran memposisikan image
toko dalam benak konsumen.
Agar dapat mendapat gambaran yang jelas mengenai store atmosphere,
mengutip pengertian store atmosphere dari beberapa ahli:
1) Menurut Levy dan Weitz (2001:576) atmosfer adalah mendesain suatu
lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan
penciuman untuk merangsang persepsi dan emosi dari pelanggan dan pada
akhirnya untuk mempengaruhi perilaku pembelanjaan mereka.
2) Menurut Berman dan Evans (2001:602) untuk toko yang merupakan basic
retailer atau eceran, suasana lingkungan toko itu berdasarkan karakteristik
fisik yang biasanya digunakan untuk membangun kesan dan menarik
pelanggan.
3) Menurut Sutisna (2001:164) store atmosphere adalah “penataan ruang
dalam (instore) dan ruang luar (outstore) yang dapat menciptakan
kenyamanan bagi pelanggan.
4) Menurut Mowen, sebagaimana yang dikutip oleh sutisna (2001:164) “Store
atmosphere merupakan salah satu komponen dari citra toko. Didalamnya
terdapat kombinasi antara produk yang dijual, pelayanan, pelanggan, toko
sebagai tempat untuk menikmati kesenangan hidup dan aktivitas promosi
toko.

CUSTOMER BEHAVIOUR
Consumer Behavior adalah studi dari individu, kelompok, atau organisasi dan
proses yang mereka gunakan untuk memilih, mengamankan, menggunakan,
menempatkan produk, pelayanan, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kemauan
dan dampak dari proses ini kepada konsumen dan masyarakat (Hawkins et al.,
2007:6). Ruang lingkup Consumer Behavior mencakup banyak hal karena Consumer
Behavior adalah sebuah studi dari proses yang berkembang ketika individu atau
sekelompok orang memilih, menggunakan, atau membuang sebuah produk,
pelayanan, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
(Solomon, 2007:7). Sehingga Consumer Behavior bisa disimpulkan sebagai studi
mengenai pribadi seseorang atau kelompok dalam menentukan hak mereka dalam
memilih, membeli, menggunakan, dan mengganti suatu produk atau layanan agar
tercapainya apa yang mereka inginkan dari suatu produk atau layanan tersebut.
Menurut Assael (1992) yang dikutip oleh Sutisna (2003:48-49), terdapat
empat perilaku konsumen, yaitu:
1. Konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan keputusan
(timbul kebutuhan, mencari informasi dan mengevaluasi merk serta
memutuskan pembelian), dan dalam pembeliannya memerlukan keterlibatan
tinggi. Dua interaksi ini menghasilkan tipe perilaku pembelian yang kompleks
(complex decision making).
2. Perilaku konsumen yang melakukan pembelian terhadap satu merk tertentu
secara berulang-ulang dan konsumen mempunyai keterlibatan tinggi dalam 10
proses pembeliannya. Perilaku konsumen seperti itu menghasilkan tipe
perilaku konsumen yang loyal terhadap merk (brand loyalty).
3. Perilaku konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan
keputusan, dan pada proses pembeliannya konsumen merasa kurang terlibat.
Perilaku pembelian seperti itu menghasilkan tipe perilaku konsumen limited
decision making.
4. Perilaku konsumen yang dalam pembelian atas suatu merk produk
berdasarkan kebiasaan, dan pada saat melakukan pembelian, konsumen
merasa kurang terlibat. Perilaku konsumen seperti itu menghasilkan perilaku
konsumen tipe inertia. Perilaku konsumen merupakan elemen penting yang
perlu diselidiki oleh para pemasar, karena dengan mengerti dan memahami
perilaku konsumen, pemasar akan mendapatkan masukan-masukan yang
berguna bagi produknya, cara mengkomunikasikan produknya, dan juga
aspek-aspek pemasaran lainnya. Di samping itu dengan mempelajari perilaku
pembeli, manajer akan mengetahui kesempatan baru yang berasal dari belum
terpenuhinya kebutuhan, dan kemudian mengidentifikasikannya untuk
mengadakan segmentasi pasar (Dharmesta dan Irawan, 1983).
Beberapa implikasi penting dari perilaku konsumen bagi arah kebijakan pemasaran
adalah sebagai berikut: (Sutisna, 2003:7)
1. Mendefinisikan dan mensegmentasi pasar.
2. Menentukan kebutuhan dan keinginan dari segmen pasar. 11
3. Mengembangkan strategi yang didasarkan pada kebutuhan, sikap dan persepsi
konsumen.
4. Mengevaluasi strategi pemasaran.
5. Menilai perilaku konsumen di masa yang akan datang.

SISTEM PELAYANAN DI TOKO


Dalam menjalankan bisnis eceran dalam hal ini secara khusus adalah dalam
pengelolaan toko, ada dua prinsip dasar yang dapat diterapkan yaitu menerapkan
pelayanan khusus atau spesifik kepada konsumen dan berkomunikasi secara personal
kepada konsumen atau disebut juga dengan istilah relationship marketing. Prinsip
yang pertama didasarkan pada situasi dimana pengelola toko menginginkan sesuatu
yang berbeda atau spesifik dibandingkan toko lainnya; sedangkan prinsip kedua
didasarkan pada keadaan untuk mempertahankan konsumen agar lebih lama berada di
toko. Berdasarkan prinsip tersebut maka untuk dapat melayani konsumen dengan
sebaik-baiknya tentunya dibutuhkan kiat-kiat tertentu agar konsumen selain merasa
nyaman berada di toko dan mau membeli barang-barang yang ditawarkan juga agar
konsumen mau kembali lagi ke toko .
Pelayanan terpenting terhadap pelanggan adalah penyediaan macam-macam
barang yang diinginkan pelanggan dan menawarkan pada harga yang pantas di
tempat yang menarik, menyenangkan dan mudah tercapai. Tetapi ini saja seringkali
tidak cukup. Pelanggan mungkin menghendaki berbagai pelayanan tradisional seperti
vermak pakaian, membungkus kado, antar barang ke rumah dan jaminan bahwa
barang yang dibeli itu memuaskan.
Pelayanan yang kompeten, segera, riang dan sopan, sangat penting dalam
kompetisi non harga dan merupakan suatu unsur penting untuk mengembangkan citra
yang baik terhadap toko itu. Salah satu kiat yang cukup menentukan adalah sebagai
pengelola toko mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Untuk
dapat mengetahui hal tersebut tentu akan lebih mudah kalau kita mengetahui dengan
jelas mengenai konsumen yang dihadapi. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu
mempelajari keinginan konsumen melalui sarana yang disebut dengan comment cards
yaitu sumbang saran dari konsumen berupa kartu yang sudah dilengkapi dengan
daftar pertanyaan yang harus dijawab dengan jujur oleh konsumen. Cara ini
umumnya cukup efektif sebagai kontrol dari konsumen dan sekaligus pengelola toko
dapat memperoleh saran atau ide positif dari konsumen yang betul-betul menyukai
untuk berbelanja di toko.

Keberhasilan dalam mengembangkan dan melaksanakan pelayanan prima tidak


terlepas dari kemampuan dalam pemilihan konsep pendeketannya. Berdasarkan pada
A6, yaitu mengembangkan pelayanan prima dengan menyelaraskan factor-faktor
Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention
(Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung Jawab).
1. Kemampuan (Ability)
Kemampuan (ability) adalah pengetahuan dan keterampilan tertentu yang
mutlak diperlukan untuk menunjang program layanan prima, yang meliputi
kemampuan dalam bidang kerja yang ditekuni, melaksanakan komunikasi
yang efektif, mengembangkan motivasi, dan menggunakan public relations
sebagai instrument dalam membina hubungan ke dalam dan keluar
organisasi/perusahaan.
2. Sikap (Attitude)
Sikap (attitude) adalah perilaku atau perangai yang harus ditonjolkan ketika
menghadapi pelanggan.
3. Penampilan (Appearance)
Penampilan (appearance) adalah penampilan seseorang, baik yang bersifat
fisik saja maupun fisik dan non-fisik, yang mampu merefleksikan kepercayaan
diri dan kredibilitas dari pihak lain.
4. Perhatian (Attention)
Perhatian (attention) adalah kepedulian penuh terhadap pelanggan, baik yang
berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pelanggan maupun
pemahaman atas saran dan kritiknya.
5. Tindakan (Action)
Tindakan (action) adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam
memberikan layanan kepada pelanggan.
6. Tanggung jawab (Accountability)
Tanggungjawab (accountability) adalah suatu sikap keberpihakan kepada
pelanggan sebagai wujud kepedulian untuk menghindarkan atau
meminimalkan kerugian atau ketidakpuasan pelanggan.

TAMPAK DEPAN TOKO (SHOPFRONT/STOREFRONT)


Karakter storefront toko memiliki pengaruh yang besar pada store image dan harus
direncanakan secara matang. Fasad toko dapat didefinisikan dengan kondisi eksterior
dari toko tersebut. Termasuk di dalamnya ada signage, pintu masuk, efek lighting dan
material konstruksi.
Desain Shopfront harus selaras dengan kriteria lingkungan toko disekitarnya. Harus
mencerminkan identitas penyewa dan selaras dengan desain dari seluruh proyek.
Pembangunan shopfront harus sampai ketinggian plafond yang sesuai dengan
lokasinya. Material dan detail harus mencerminkan satu kesatuan dan sesuatu yang
unik. Menunjukkan pintu masuk yang jelas, etalase, barang dagangan dan desain
yang berkualitas. Harus memiliki plint sctinggi 10cm minimal. Terbuat dari kaca
tempered bening. Dan dengan tampak luar yang unik dan atraktif, shopfront harus
memberi kesan yang mengundang bagi pengunjung mall.
Selain itu storefront (bagian depan took) juga mencakup:
1) Main Entrance
Entrance merupakan bagian pintu masuk yang memiliki peranan penting karena
berada di bagian terdepan dari sebuah toko, member informasi pertama bagi
pengunjung. Maka dari itu harus didesain agar berkesan menyambut sehingga
pengunjung berminat untuk masuk
2) Shop Window
Disebut juga window display yang berfungsi sebagai tempat peragaan barang-barang
yang ditawarkan. Window display ditata semenarik mungkin agar pengunjung
berminat dan dapat dilihat dari jauh serta jelas. Window display mengalami
perubahan tergantung pada tema barang yang ditawarkan atau barang-barang
keluaran terbaru.
3) Display
Untuk meletakkan merchandise di dalam toko, kita membutuhkan display agar
merchandise itu tersusun rapi dan mudah dijangkau oleh konsumen.
UNSUR PEMBENTUK RUANG
Elemen Pembentuk Ruang adalah struktur wadah ruang kegiatan diidentifikasikan
sebagai lantai, dinding, dan langit-langit/Plafond yang menjadi satu kesatuan struktur
dalam sehari-hari. Elemen pembentuk ruang terdiri dari :
 Lantai
Lantai Selain berfungsi sebagai penutup ruang bagian bawah, lantai berfungsi
sebagai pendukung beban dan benda-benda yang ada diatasnya seperti
perabot,manusia sebagai civitas ruang, dengan demikian dituntut agar selalu
memikul beban mati atau beban hidup
berlalu lalang diatasnya serta hal-hal lain yang ditumpahkan diatasnya.
(Mangunwijaya, 1980: 329).
Dalam kelangsungan kegiatan, pemilihan jenis pelapis lantai akan ditinjau dari
macam atau jenis kegiatannya, dan pada umumnya dikenal beberapa klasifikasi
dari penyelesaian lantai seperti berikut: untuk lantai keras sifat pemakaian lebih
baik dan banyak menguntungkan, karena pembersihan yang mudah. Sedangkan
lantai yang jenisnya medium lebih bersifat hati-hati. Syarat-syarat bentuk lantai
antara lain:
(1) Kuat, lantai harus dapatmenahan beban,
(2), Mudah dibersihkan,
(3) Fungsi utama lantai adalah sebagai penutup ruang bagian bawah. lainnya
adalah untuk mendukung beban-beban yang ada di dalam ruang. (Ching,1996)

 Dinding
Dinding bangunan dari segi fisika bangunan memiliki fungsi antara lain :
1) Fungsi pemikul beban di atasnya, dinding harus kuat bertahan terhadap 3
kekuatan pokok yaitu tekanan horizotal, tekanan vertikal, beban vertikal
dan daya tekuk akibat beban vertikal tersebut.
2) Fungsi pembatas ruangan, pembatasan menyangkut penglihatan, sehingga
manusia terlindung dari pandangan langsung, biasanya berhubungan
dengan kepentingan–kepentingan pribadi atau khusus. (Mangunwijaya,
1980 : 339)

Warna dinding juga berpengaruh pada kesan ruang, warna-warna yang


mengkilat lebih banyak memantulkan sinar sedangkan warna buram kurang
memantulkan sinar. Warna-warna yang terang memberikan kesan ringan dan
luas pada suatu ruang, sedangkan warna gelap memberikan kesan berat dan
sempit (Suptandar, 1982; 46). Selain warna, dinding juga merupakan bidang
yang secara leluasa dapat dihias sesuai dengan selera. Cara menghias dinding
menurut Pamuji Suptandar (1985: 30) yaitu,
- Membuat motif-motif dekorsi dengan digambar, dicat, dicetak,
diaplikasikan dan dilukis secara langsung didinding.
- Dinding ditutup atau dilapisi dengan bahan yang ornamentik atau
dengan memasang hiasan-hiasan yang ditempel pada dinding.
 Plafond
Istilah ceiling/ langit-langit/ plafond, berasal dari kata “ceiling”, yang berarti
melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa ceiling adalah sebuh bidang (permukaan)
yang terletak di atas garis pandang normal manusia, berfungsi sebagai
pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai pembentuk ruang
dengan bidang yang ada dibawahnya. Fungsi ceiling memiliki berbagai
kegunaan yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur pembentuk ruang
(space) yang lain (seperti dinding atau lantai). antara lain:

1) Pelindung kegiatan manusia, dengan bentuknya yang palig sederhana,


ceiling sekaligus berfungsi sebagai atap.
2) Sebagai pembentuk ruang, ceiling bersama-sama dengan dinding dan
lantai membentuk suatu ruang dalam.
3) Sebagai skylight, di sini ceiling berfungsi untuk meneruskan cahaya
alamiah kedalam bangunan. Banyak digunakan pada plaza-plaza, gallery,
sebagai penunjuk sirkulasi menuju ke suatu tempat; atau pada hall suatu
gedung. Pada dasarnya tempat-tempat tersebut disediakan untuk membuat
suasana, memberikan perasaan lega dan lapang dan sebagai area transisi
(peralihan) dari arah luar menuju ke dalam bangunan.
4) Untuk menonjolkan konstruksi pada gedung-gedung untuk dekorasi,
ceiling mampu mencerminkan struktur yang mendukung beban-beban.
5) Merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagai instalasi, docting
AC, kabel listrik, gantungan armature, loudspeaker dan lain-lain. Di balik
ceiling perlu ada rongga guna kperluan pengontrolan-pengontrolan jika
terjadi kerusakan pada instalasi-instalasi.
6) Sebagai bidang penempelan titik-titik lampu.
7) Sebagai penunjang unsur dekorasi ruang dalam, terutama pada bangunan
bangunan umum: restaurant, hall/lobby hotel dan lain-lain.
8) Bentuk ceiling dalam suatu bangunan dapat memperlihatkan sifat/kesan
ruang tertentu, dengan membuat ketinggian atau garis-garis (material)
serta struktur kesemuanya akan dinikmati langsung oleh penghuni yang
berada dibawanya. Perbedaan tinggi dan bentuk ceiling dapat
menunjukkan perbedaan visual atau zone-zone dari ruang yang lebih luas,
dan orang dapat merasakan adanya perbedaan aktivitas dalam ruang
tersebut.
ZONING
- Sign Board: Merupakan bentuk logo atau nama dari toko. Biasanya terletak di
depan toko tepat di atas pintu masuk.
- Main Entrance: Pintu masuk utama ke dalam toko.
- Window Display: Pajangan produk yang disusun sedemikian rupa disamping
pintu masuk dan dibatasi oleh kaca.
- Meja Display: Bentuk penyusunan produk jual diatas meja.
- Wall Display: Produk terletak pada rak yang menempel pada dinding. Bentuk
wall display dapat bervariasi tergantung dari produk dan tema toko
- Hanging Display: Produk yang disusun dengan cara digantung. Biasanya
terletak di tengah ruangan.
- Meja Kasir
- Gudang
- Fitting Room: Ruang kecil untuk mencoba produk. Biasanya hanya ada pada
toko yang menjual pakaian
- Bangku: Umumnya terdapat dalam toko sepatu.

GROUPING
Bentuk organisasi ruang dapat dibedakan antara lain:
1. Organisasi ruang terpusat
Sebuah rung besar dan dominan sebagai ruang-ruang sekitar yang mengelilingi.
Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi sama satu dengan yang lain.
2. Organisasi ruang linier
Merupakan deretan ruang-ruang. Masing-masing dihubungkan denga ruang lain yang
bersebelahan dan bersifat memanjang.
3. Organisasi ruang secara radial
Kombinasi dari organisasi yang terpusat dan linier. Organisasi radial mengarah ke
luar. Lengan radial berbeda satu sama lain, tergantung pada kebutuhan dan fungsi
ruang.
4. Organisasi ruang mengelompok
Merupakan pengulangan bentuk dan fungsi yang sama, tetapi terdiri dari komposisi
ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
5. Organisasi ruang grid
Terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun dengan pola grid (3
dimensi). Organisasi ruang membentuk hubungan antar ruang dari seluruh fungsi
posisi dan sirkulasi.

SISTEM SIRKULASI
1. Jenis Sirkulasi
b. Grid (space efficiency)
Merupakan pola sirkulasi yang tidak membutuhkan banyak jarak untuk
bergerak, sehingga jarak yang dibutuhkan lebih efisien.
c. Free Flow
Merupakan alur sirkulasi yang membutuhkan banyak jarak untuk
bergerak, biasanya diterapkan untuk ruangan yang bersifat luxury dan
besar seperti ruang pameran.
2. Jenis Ruang Sirkulasi
a. Ruang Sirkulasi Vertikal
Taka da satupun ruang public yang dapat berfungsi tanpa prasarana
sirkulasi vertikal yang memadai. Jika prasarana ini tidak dirancang dengan
pertimbangan aspek ukuran tubuh manusia, nilai efisiensi dari penggunaan
prasarana ini akan hilang. Dalam perancangan tangga, baik lebar tangga
ataupun hubungan antar anak tangga harus mencermikan dimensi
manusia.
b. Ruang Sirkulasi Horizontal
Ruang sirkulasi horizontal mencakup antara lain koridor umum di dalam
bangunan yang lebarnya berkisar 152,4 sampai dengan 365,8 cm, lobi,
selasar untuk pejalan kaki, plaza dala pusat perbelanjaan tertutup yang
luas dalam terminal transportasi. (Panero, 1979: hal 268.274)
3. Alur Sirkulasi
System sirkulasi pada interior toko harus mencukupi dan ditentukan dengan
baik dengan pertimbangan bentuk dan kapasitas ruang. Desain harus terarah
langsung dan jelas agar pengunjung mudah menuju ruang-ruang disekitarnya.
Berikut adalah pengaturan arus sirkulasi pada toko yang didasarkan pada
penempatan pintu:
- Meneruskan
- Memperlambat
- Tidak jelas (terhalang)
- Terbagi 2
- Baik, pandangan jelas
- Membelikkan
- Jelas/Langsung
- Pandangan terarah
- Tidak tentu
- Pandangan kurang
JENIS FURNITURE DISPLAY
Bebeapa jenis furniture yang biasa digunakan untuk display retail pada umumnya :
- Furniture Free Standing
Furniture free standing adalah furniture minimalis yang paling banyak dan
paling mudah kita temukan. Berlawanan dengan Built-in, sifat furniture ini
tidak permanen atau dengan kata lain dapat digeser dan dipindahkan, yang
termasuk jenis ini adalah soa, kursi, coffee table, nackas, dan tempat tidur
yang dibuat free standing. Jika termasuk golongan orang yang senang
merubah suasana ruang, jenis furniture ini amat sesuai dengan anda.
- Furniture Built-in
Furniture built in merupakan furniture yang dipasang mengikuti keadaan
suatu ruang dan setelah terpasang tidak mungkin untuk digeser atau
dipindahkan. Furniture ini sangat fungsional, karena setiap jengkal ruang
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dengan kata lain furniture ini sangat
sesuai untuk ruang minimalis, sehingga membuat ruang lebih terlihat rapih
dan kompak.
- Furniture Knockdown
Furniture knockdown merupakan furniture yang mudah dibongkar pasang.
Furniture ini sangat sesuai dengan anda yang sering berpindah tempat tinggal.
Siat yang fleksibel dan ringkas saat diangkut merupakan nilai lebih. Tetapi
untuk furniture knockdown yang berukuran besar tetap membutuhkan tukang
untuk membongkarnya, seperti lemari pakaian, rak buku, dan workstation atau
office system.
- Furniture Mobile
Furniture mobile yaitu urniture yang dapat bergeraj dan mudah dipindah-
pindahkan. Furniture ini biasanya menggunakan elemen pendukung, yaitu
roda pada bagian bawahnya atau bagian kaki-kakinya.
TATA LETAK FURNITURE DAN FIXTURE DI DALAM RUANG KORMESIL
Untuk meletakkan merchandise di dalam toko, kita membutuhkan display agar
merchandise itu tersusun rapi dan mudah dijangkau oleh konsumen.
Ada 4 macam display yang dikenal yaitu:
– Open Display
Yaitu display yang bersifat terbuka, misalnya untuk bag shop. Tas-tas yang beraneka
ragam ukurannya disusun tanpa menggunakan rak khusus, tetapi tetap menciptakan
suatu penataan yang baik.
– Island Display
Merupakan display yang letaknya di tengah-tengah toko. Barang-barang yang ingin
ditampilkan diletakkan ditengah-tengah, agar konsumen mudah untuk melihat-lihat.
– Wall Display
Merupakan display yang menempel pada dinding toko, jadi barang-barang yang ingin
ditampilkan diletakkan pada sisi-sisi dinding. Misalnya pada shoes shop.
– Accent Display
Yaitu display yang diperuntukkan untuk barang-barang baru, yang merupakan sesuatu
yang ingin ditonjolkan untuk menarik perhatian konsumen.
– Close display
Jenis display ini tertutup, tidak terlihat jelas sehingga tidak dapat disentuh ataupun
diganggu oleh pengunjung. Biasanya untuk barang yang berukuran kecil dan mahal.
Misal: vitrine, show case, built-in.
– Special display
Display yang dirancang khusus untuk produk yang tidak dapat disentuh, dipegang
tanpa pengawasan dan pelayanan dari pegawai toko. Sering disebut sebagai ‘point of
purchase’ atau pusat visual merchandising.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada display:
– Tekstur
– Tata Cahaya (lighting)
Penggunaan jenis lampu seperti highlight, spotlight, dan sebagainya didasarkan pada
kesan apa yang ingin kita tampilkan karena tiap-tiap lampu mempunyai karakter
cahaya yang berbeda-beda.
– Warna atau Aksen
Hal pertama yang kita lihat dalam cahaya adalah warna. Oleh karena itu untuk
menampilkan sesuatu kita menggunakan warna. Untuk toko mainan atau hobby, kita
hrus jeli dalam menggunakan warna yang atraktif untuk menarik minat perhatian
pengunjung tertutama anak-anak.
– Teknik display
Terbagi menjadi presentasi produk, pendukund produk, dan integrasi produk. Produk-
produk tersebut dapat ditunjukkan secara tunggal atau kelompok dimana produk lain
saling berhubungan.

Ada beberapa tipe dan kategori barang :


1. Implus good (tertier)
Adalah barang yang merupakan kategori barang mewah. Tipe ini biasanya diletakkan
di bagian depan toko untuk menarik perhatian.
2. Convenience goods (sekunder)
Adalah barang diantara implus good dan demands good, barang tipe convenience
good berfungsi sebagai tambahan. Biasanya diletakkan di bagian tengah toko karena
barang tipe ini tidak harus idipenuhi.
3. Demands Good
Merupakan barang kebutuhan pokok manusia, maka barang tersebut biasanya
diletakkan di bagian belakang/ bagian paling jauh. Hal ini tidak dimaksudkan untuk
menarik perhatian pengunjung.
FURNITURE
Jenis-jenis furniture pada toko, yaitu:
• Vitrine
Lemari khusus sebagai tempat benda-benda yang membutuhkan penataan
khusus dan biasanya juga sebagai pajangan. Barang-barang pada vitrine tidak
bisa dijamah langsung oleh pengunjung. Contoh: toko emas, toko jam, optik,
dsb.
• Counter
Furniture yang digunakan untuk sarana pelayanan antara customer dan
pemilik toko. Misalnya: meja kasir.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL
 AC
Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara ruangan
baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Kenyamanan dalam
suatu ruangan merupakan kebutuhan psikologis yang dibutuhkan untuk mendukung
kelancaran beraktifitas.

Sistem AC yang biasa digunakan di dalam mall adalah AC sentral. Jenis AC ini
menggunakan satu sistem untuk seluruh gedung. Bila ada kerusakan pada mesin atau
peralatan AC maka praktis seluruh bagian bangunan tidak ada AC (dimatikan).
Sistem AC Sentral memiliki komponen kompresor, evaporator, katup ekspansi,
refrigerator dan kondensor dijadikan satu yang namanya mesin chiller ditambah
pendingin (cooling tower/ coling pond) dan air handling unit (AHU) disetiap lantai.
Apabila sebuah mall memiliki dimensi yang panjang maka menggunakan 2 chiller
untuk diletakkan di masing-masing ujung gedung di setiap lantai.
Ruang yang harus ada untuk kebutuhan menaruh peralatan AC Sentral dengan
pendingin air adalah seperti dibawah ini, tetapi untuk pendingin gas, tidak
dibutuhkan ruang cooling tower dan water reservoir.
1. Ruang chiller (minimal 50,0 m²), hanya satu, pada lantai tertentu.
2. Ruang AHU (minimal 12,0 m²) , pada setiap lantai.
3. Ruang pompa AC, dekat atau jadi satu dengan ruang chiller. 4
4. Ruang cooling tower, biasanya diatap bangunan, atau dihalaman.
5. Ruang water reservoir.
6. Ruang genset AC.
7. Ruang shaft AC (lebar minimal 50 cm). 8
8. Ruang ducting (tinggi minimal 35 cm) diatas langit-langit.

Sistem AC Sentral

 Grille dan diffuser


Grille adalah perangkat untuk menyuplai atau mengekstraksi udara secara vertikal
tanpa adanya defleksi. Sementara diffuser biasanya memiliki pisau yang diprofilkan
untuk mengarahkan udara pada suatu sudut saat ia meninggalkan unit ke dalam ruang
seperti yang ditunjukkan di bawah
Grille dan diffuser

Pada umumnya grille dan diffuser dibuat menggunakan material aluminium,


stainless steel, atau bahkan plastik. Keduanya bisa dipasang di tembok, ceiling,
lantai , pintu, atau di saluran. Ada beberapa tipe grille dan diffuser, diantaranya:
 Egg grate grille
Salah satu jenis grille yang paling sederhana dan murah. Dalam beberapa kasus kotak
pleno di atas kisi-kisi terlihat dari ruangan di bawah ini. Jika udara dilepas dengan
sistem ventilasi ekstrak maka diffuser dengan pisau yang diprofilkan untuk
mengarahkan udara tidak diperlukan dan grille jenis ini dapat digunakan.
 Bar Grille
Pisau dari jenis kisi-kisi ini berbentuk seperti bar dibandingkan dengan pisau sempit.
Profil bar mungkin berbentuk 'T' untuk mengurangi visibilitas.

Bar Grille

 Louvre Bladed Diffuser


Ini digunakan untuk memasok udara pada tingkat langit-langit. Pisau yang
melengkung membelokkan udara dalam satu, dua, tiga atau empat arah tergantung
pada tempat diffuser berada.

Louvre Bladed Diffuser


 Linear Slot Diffuser
Ini digunakan untuk pola distribusi udara alternatif dan untuk alasan estetika. Udara
dapat dikirim di sekeliling ruangan dibandingkan dengan sumber titik yang disisipkan
di ruang langit-langit. Slot linier dapat digunakan untuk udara kembali dan juga
suplai. Dalam banyak kasus, lempeng blanking digunakan untuk membuat slot
'dummy' sehingga efek linier terus menerus dibuat.

Linear Slot Diffuser

 Sistem Proteksi Api


 Pendeteksi:
Pendeteksi atau alat penerima input (masukan) yang bekerja secara otomatis
(automatic Input Device), yaitu:
- Heat Detector (pengindra panas)
Berdasarkan cara kerjanya, heat detektor dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Fixed Temperatur heat detector, yang bekerja mendeteksi suhu udara di sekitar
casingnya (ambience temperatur) dengan membandingkannya terhadap suhu setting
defaultnya, misal 57 ‘ C, 75 ‘ C dan sebagainya
- ROR (Rate of Rise) heat detector yang bekerja mendeteksi kecepatan peningkatan
suhu di sekitar casing-nya. Bila kecepatan peningkatan suhu berjalan lebih lambat
dari nilai settingnya, maka detector ini tidak akan memberikan respon.

- Smoke Detector (pengindra asap).


- Smoke detector jenis ionization:
Smoke detector jenis ionization memiliki prinsip kerja berdasarkan proses ionisasi
molekul udara oleh unsur radioaktif Am (Americium241). Bahan ini digunakan
sebagai pembangkit ion di dalam ruang detector (Figure 1). Dalam detector terdapat
dua plat yang masing-masing bermuatan postif dan negatif. Ion bermuatan positif
akan tertarik ke plat negatif, sedangkan ion negatif tertarik ke plat positif. Proses ini
akan menghasilkan sedikit arus listrik yang dikatakan “normal” (Figure 2). Manakala
asap kebakaran masuk, terjadilah tumbukan antara partikel asap dengan molekul
udara (yang terionisasi tadi). Sebagian partikel asap akan dimuati oleh ion positif dan
sebagian lagi oleh ion negatif. Oleh karena ukuran partikel asap lebih besar dan
jumlahnya lebih banyak daripada molekul udara (yang terionisasi tadi), maka arus ion
yang sebelumnya “normal” tadi, kini akan mengecil akibat terhalang oleh partikel
asap. Jika sudah melampaui batas ambangnya, maka terjadilah kondisi “alarm”.

 Smoke detector jenis fotoelektrik


Smoke detector jenis fotoelektrik memiliki prinsip kerja berdasarkan perubahan
cahaya di dalam ruang detector (chamber) disebabkan oleh adanya asap dengan
kepadatan tertentu.
prinsip kerjanya, kita kenal dua jenis optical smoke, yaitu:
- Light Scattering. Prinsip ini yang banyak dipakai oleh smoke detector saat ini.
Terdiri atas light-emitting diode (LED) sebagai sumber cahaya dan photodiode
sebagai penerima cahaya. LED diarahkan ke area yang tidak terlihat oleh photodiode
(Figure 6). Jika ada asap yang masuk, maka cahaya akan dipantulkan ke photodiode,
sehingga menyebabkan detector bereaksi
- Light Obscuration. Prinsip ini mirip dengan cara kerja beam sensor pada alarm.
Cahaya yang terhalang oleh asap menyebabkan detector mendeteksi (Figure 8).
Prinsip ini pula yang digunakan pada smoke detector jenis infra red beam, sehingga
bisa mencapai panjang hingga 100m.
 MCFA (Main Control Fire Alarm)
MCFA merupakan peralatan utama dari sistem protection. (Main Control Fire
Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP), berfungsi
meneriman sinyal masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi
lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).
 Fire Fighting System Sprinkler
Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head sprikler sebagai
alat utama untuk memadamkan kebakaran. Sistem ada 2 macam, yaitu:
a. Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan
tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b. Dry riser system : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air bertekanan,
peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alar
memerintahkannya. Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem
wet riser, seluruh pipa sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan air selalu
dijaga pada tekanan yang relatif tetap. Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka
secara otomatis jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam
pipa.
Jika tekanan terus menurun atau ada glass bulb head sprinkler yang pecah maka
pompa elektrik akan bekerja dan secara otomatis pompa jockey akan berhenti. Dan
apabila pompa elektrik gagal bekerja setelah 10 detik, maka pompa cadangan diesel
secara otomatis akan bekerja.

 Fire Fighting System Hydrant


Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran,
yang terdiri dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran
dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire
House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika
sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di
dalam gedung. Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box hydran
disampingnya, untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di
area luar (jalan) disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung
tidak memadai lagi. Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank (sumber
air hydran) tidak memadai lagi atau habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat
jalan utama. Hal ini untuk memudahkan dalam pengisian air.

System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu:


a. wet riser system: Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan
tekanan yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b. Dry Riser System: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan,
peralatan penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.
Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun, maka
pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara otomatis
pompa elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan berhenti. Dan
jika pompa elektrik gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel akan bekerja.
 Fire Fighting System Extinguisher
Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan
langsung diarahka pada posisi dimana api berada. Apar biasanya ditempatkan di
tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan peraturan Dinas Pemadam
Kebakaran. Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu:
· Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg
· Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg
· Apar type C : Gas Co2 10 kg
· Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley)

 CCTV
Sistem CCTV merupakan bagian dari upaya untuk mempermudah pekerjaan sekuriti
sistem, yang terintegrasi untuk memberikan kemudahan dalam proses pengontrolan
dan pemantauan lebih akurat dan otomatis. Sekuriti sistem biasanya meliputi
pekerjaan untuk mengawasi keluar masuk orang ke gedung, mengawasi keluar masuk
kendaraan dan mengawasi lokasi parkir kendaraan dan mengamati ruangan-ruangan
yang dianggap penting.
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
Keamanan
Irawan, Bambang dan Tamara, Priscilla. 2013. Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Griya
Kreasi.
Wicaksono dan Tisnawati. 2014. Teori Interior. Jakarta Penerbit :Griya Kreasi.

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00777-HM
%20Bab2001.pdf
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00093-MN
%20Bab2001.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/2166/3/2EM15546.pdf
https://dokumensaya.com/queue/sistem-kanikal-dan-elektrikal-
bangunan_59de704c08bbc57c60e6533b_pdf?queue_id=-1
https://student.uigm.ac.id/assets/file/Materi/Kuliah_6_-
_Sistem_Penghawaan_pada_Bangunan.pdf
http://www.arca53.dsl.pipex.com/index_files/grilles.htm
https://media.neliti.com/media/publications/103420-ID-pengaruh-aksesoris-dan-
elemen-pembentuk.pdf
https://www.decodeko.co.id/blog/psikologi-warna-desain-interior/
https://interiordesign.id/unsur-dan-elemen-dasar-desain-interior/
https://www.jagodesain.com/2017/06/elemen-dalam-desain-grafis.html
https://vionajessica.wordpress.com/2011/04/03/bab-ii-bag-2/
https://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-alarm-smoke-detector/
https://www.academia.edu/37778868/PROPOSAL_DESSY
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/9fc2f1a358a654acf57795eb8a201b9e.p
df
D.K.Ching, Francis. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga.

Drs. Agus Tiono, M.hum. 2002. Materi Perkuliahan Desain Interior III. Jakarta:
FSRD.
Green, William R. 1986. The Retail Shop. USA: Van Nostrand reinhold Company.
Inc.

Ketchum, Morris. 1957. Shop & Stores. New York: Reinhold Publishing Corp.

Kliment, Stephen. A. 2004. Detail And Mixed-use Facilities. Canada : John Willey
and Sons, Inc.

Mun, David. 1981. Shop Manual of Planning and Design. London: The Architectural
Press.

Anda mungkin juga menyukai