- Titik
Semua hal dimulai dari sebuah titik. Titik merupakan unsur rupa yang secara konsep
tidak tampak, misalnya terdapat pada pertemuan dua garis (ujung dan pangkal garis).
Lanjutnya, ciri umum dari sebuah titik yaitu tidak memiliki panjang dan lebar, tidak
mengambil ruang yang besar, berukuran kecil dan memiliki raut yang sederhana.
Bentuk umum dari titik adalah bulatan (lingkaran) sederhana yang tidak bersudut
tanpa arah.
Fungsi titik adalah menjadi fokus dari suatu tampilan visual, dan dapat menarik
perhatian pengamat terkait informasi yang ingin disampaikan dalam sebuah karya.
- Garis
Menurut Irawan dan Tamara (2013) garis adalah unsur rupa yang paling utama. Ini
disebabkan apabila kita ingin menggambar ataupun mendesain, wujud yang pertama
kali ditorehkan adalah garis.
Terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai garis,
diantaranya :
1. Hubungan antara dua titik secara lurus.
2. Kumpulan titik-titik yang berderet lurus.
3. Suatu titik yang diperluas menjadi sesuatu yang mempunyai panjang,
kedudukan, dan arah.
Karakter garis :
Efek garis dalam desain dan tata letak ruangan adalah sebagai berikut:
1. Garis vertikal mengirimkan perasaan bermartabat dan formal dan
menyebabkan mata bergerak ke atas, menambah ketinggian visual.
2. Garis horisontal tenang dan paling stabil dari semua bentuk garis. Mata
bergerak dari sisi ke sisi sepanjang garis horizontal, memperluas area atau
objek yang dilihat.
3. Melengkung besar dengan gelombang panjang menunjukkan sifat santai dan
lembut.
4. Garis melengkung kecil dengan gelombang yang sangat pendek menunjukkan
kegembiraan dan energi.
5. Garis diagonal menyampaikan perasaan drama dan bisa menambah
ketegangan pada sebuah ruangan.
- Bentuk
Bentuk merupakan unsur seni. Pada dasarnya bentuk adalah suatu sosok geometris
dua atau tiga dimensi yang memungkinkan pengguna ruang untuk menangkap
keberadaan sebuah benda dan memahaminya dengan persepsi. Terdapat tiga bentuk
primer yaitu lingkaran, segitiga,dan bujur sangkar.
1. Lingkaran merupakan suatu sosok terpusat ke arah dalam, pada umumnya
bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya.
Penempatan sebuah lingkaran pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat
alaminya sebagai poros
2. Segitiga menunjukkan stabilitas. Jika salah satu sisinya menjadi penumpu,
segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Namun jika salah satu sudutnya
yang menjadi penumpu segitiga juga dapat tampak seimbang dalam tahap
yang sangat kritis atau tampak tidak stabil dan cenderung jatuh pada sisinya
3. Bujur Sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Merupakan
bentuk yang statis, netral, dan tidak mempunyai arah tertentu.Bentuk bentuk
segiempat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur
sangkar,yang berubah dengan adanya penambahan tinggi atau lebarnya.
- Bidang
Bidang adalah sebuah luasan yang tertutup dengan batas batas yang ditentukan oleh
unsur unsur lainnya yaitu garis, warna, nilai, tekstur, dan lain lain. Dua garis sejajar
yang dihubungkan kedua sisinya akan membentuk sebuah bidang. Bidang hanya
terbatas pada dua dimensi yaitu panjang dan lebar. Bidang geometris seperti
lingkaran, persegi panjang, segi empat, segi tiga, dan sebagainya memiliki sebuah
batasan yang jelas. Sebuah bidang dibentuk oleh beberapa garis. Ciri ciri permukaan
suatu bidang adalah warna dan tekstur yang akan mempengaruhi bobot visual dan
stabilitasnya. Bidang juga berfungsi untuk menunjukkan batasan sebuah ruangan.
Menurut jenisnya, sebuah bidang terdiri atas tiga bagian yaitu :
1. Bidang atas, dapat diumpamakan sebagai bidang atap. Bidang atas merupakan
unsur utama suatu bangunan yang melindunginya dari unsur unsur iklim.
Bidang atas juga merupakan bidang langit langit yang menjadi unsur
pelindung ruang di dalam arsitektur.
2. Bidang dinding, bidang bidang dinding vertikal secara visual paling aktif
dalam menentukan dan membatasi ruang.
3. Bidang dasar, memberikan pendukung secara fisik dan menjadi dasar bentuk
bentuk bangunan secara visual. Bidang lantai merupakan pendukung
kegiatanpengguna di dalam bangunan
- Warna
Jenis warna dapat dibagi menjadi tiga yaitu warna primer, warna sekunder dan warna
tersier. Semua warna dapat menimbulkan efek psikologis tertentu terhadap orang
yang melihatnya.
1. Merah
Merah adalah warna yang melambangkan api, gairah, bahaya dan kekuatan. Warna ini
mampu menstimulasi dan memberikan dampak langsung agresif. Selain itu, merah
dapat membuat seseorang menjadi lebih hangat dan merasa lebih energik. Hindari
penggunaan warna merah yang terlalu banyak pada interior di rumah karena sangat
mendominasi suasana.
2. Oranye
Orang yang menyukai warna merah tapi tidak mau terkena dampak agresif dapat
menggantinya dengan warna oranye. Warna pada buah jeruk ini sangat ideal untuk
diaplikasikan pada kamar anak, ruang makan, kantor dan ruang tamu. Oranye
melambangkan keberanian dan kebersihan. Warna ini juga membuatmu merasa lebih
energik.
3. Kuning
Menurut psikologi warna, kuning adalah warna yang melambangkan kehangatan,
kebijaksanaan, kemakmuran, simpati dan rasa takut. Kamar berwarna kuning dapat
terlihat ceria, ramah dan luas. Hindari menggunakannya dalam jumlah besar karena
dapat menimbulkan efek berlebih.
4. Biru
Biru adalah warna yang penting dalam teori desain interior dan merupakan warna
yang mempengaruhi pikiran manusia secara mendalam. Warna biru adalah warna
yang sempurna untuk kamar tidur karena memberikan rasa tenang dan damai serta
menyenangkan.
Sementara itu penggunaan warna biru di kamar mandi dapat menciptakan suasana
tenang seperti pada tempat spa. Warna yang dingin dan tenang ini juga dapat
mewakili faktor formalitas.
Warna biru sangat cocok digunakan dengan warna putih atau warna ringan lainnya.
Namun penggunaan yang berlebihan harus dihindari karena bisa menghadirkan
suasana sedih.
5. Hijau
Seperti yang diketahui, hijau adalah warna alam. Hijau juga melambangkan harapan,
keberuntungan dan kelimpahan. Warna ini mudah untuk dicampur dengan banyak
warna lainnya dan cocok untuk digunakan pada ruang keluarga, kamar tidur dan
kantor.
6. Ungu
Warna ungu sangat cocok digunakan dengan warna lainnya. Kamu bisa
mencocokannya dengan warna hijau zamrud, krem, kuning dan bahkan baby pink.
Efek psikologis warna ungu pada rumah adalah memberikan tampilan ruang yang
bermartabat dan dramatis.
7. Hitam
Hitam umumnya dikaitkan dengan kejahatan, warna untuk berkabung dan kematian.
Namun, warna hitam juga melambangkan kebijaksanaan.
Dalam desain interior, warna hitam digunakan dalam jumlah kecil dengan perpaduan
bersama warna kontras lainnya. Jika digunakan dengan benar, warna ini dapat
memberikan aura elegan dan anggun pada sebuah ruangan.
8. Putih
Warna yang segar dan damai ini digunakan pada banyak desain dan dekorasi interior.
Alasan utamanya adalah karena warna putih menanamkan perasaan muda,
kepercayaan dan kemurnian. Selain membuat ruangan tampak lebih besar, putih juga
membuat ruangan terlihat lebih hidup dan segar.
- Tekstur
Tekstur berhubungan dengan permukaan dan menentukan bagaimana permukaan dan
rasa yang khas terlihat. Tekstur menambahkan kedalaman dan minat ke life space
Anda dan mendefinisikan nuansa / penampilan dan konsistensi permukaan. Tekstur
secara luas diklasifikasikan menjadi dua jenis
1. Tekstur Visual di mana tekstur hanya terlihat dan,
2. Tekstur Aktual di mana tekstur terlihat dan dirasakan.
Seperti semua elemen desain lainnya, tekstur juga bisa memicu respons emosional.
Misalnya kasar. Tekstur kursus menunjukkan kualitas yang kokoh. Selain itu, tekstur
halus menunjukkan formalitas dan keanggunan. Semuanya memiliki tekstur dan
penggunaannya bisa menambahkan desain ruangan yang memancarkan karkater dan
kepribadian, dengan variasi desain apapun.
KARAKTER MATERIAL
Menurut J. Pamudji Suptandar, bahwa bahan yang dipakai akan berpengaruh terhadap
pembentukan suasana ruang, antara lain :
a. Lantai :
- Bahan penutup lantai yang memberi suasana hangat, misanya: karpet, parket,
jalur kayu, serat kayu, dan sebagainya.
- Bahan penutup lantai yang memberi suasana dingin/sejuk. misalnya: marmer
batuan alami lantai keramik. dan sebagainya.
- Bahan marmer, mempunyai karakteristik permanen dan kaku. Penggunaan
bahan marmer sebagai penutup lantai memberikan suasana yang indah dan
sejuk (nyaman)
- Bahan keramik tile. mempunyai karakteristik indah, sejuk, dan luas.
- Bahan kayu, mempunyai karakteristik alamiah, kedap suara, tahan lama, dan
penghantar hangat yang baik. Suasana yang tercipta adalah suasana hangat,
alami, dan indah.
b. Dinding :
- Batu : Bermacam-macam batu alam (batu kali, batu bata, batako dan
sebagainya). Memberi kesan dan suasana relief mirip dengan dinding goa
sehingga terasa adanya pendekatan dengan alam indah hangat dan merupakan
sebuah usaha untuk menciptakan suasana dan unsur yang berlainan.
- Cat : Penggunaan bahan cat sebagai penutup dinding memberi suasana yang
bersih, luas, dan rapi. Disamping itu juga tergantung warna yang digunakan.
- Fiberglass:Penggunaan bahan fiberglass pada ruang memberikan suasana
ruang yang luas, bersih, modern, dan rapi.
- Gelas : Cermin, kaca (kaca bening, rayben, kaca es) memberikan suasana
indah dan modern, memperluas kesan ruang dan terang karena bahan kaca
dapat merefleksi cahaya.
c. Plafon :
Bahan yang dapat digunakan sebagai plafon bermacam-macam seperti kayu,
gypsum, kaca, triplek, dan sebagainya. Bahan tripleks dan gypsum dapat
memberikan suasana yang rapi, bersih, dan sederhana.
TEORI KEINDAHAN/ESTETIKA
Estetika adalah cabang dari filsafat artinya filsafat yang membicarakan keindahan.
Dalam teori estetika kita mempelajari berbagai elemen yang terkandung dalam seni
bentuk seperti :
d. Titik, garis, bidang
e. Bentuk, ruang
f. Proporsi
g. Harmoni, komposisi dan gaya, irama
h. Tekstur, pattern, dimensi
i. Psikologi dan warna
j. Nada, bayangan, cahaya
Pokok persoalan estetika meliputi :
– Nilai - (esthetic value)
– Pengalaman Estetis - (esthetic experience)
– Perilaku pencipta - (seniman/ desainer)
– Seni/desain
Penikmatan estetik sangat terkait dengan selera dan pengalaman masing-masing
orang, merupakan proses dimensi psikologis subjektif.
Penilaian subjektif pada karya :
• DARI SISI DESAINER (FILOSOFIS) TUJUAN PENCIPTAAN KARYA
• DARI PENGGUNA/ PENGAMAT (KRITIS) PENERJEMAHAN KARYA
Pemahaman estetik atau apresiasi memiliki dimensi logis objektif.
Penilaian objektif pada karya :
• ELEMEN DESAIN (INDERAWI/ KUALITAS VISUAL)
• PRINSIP DESAIN (STRUKTUR KARYA/ORGANISASI PENYUSUNAN
KARYA)
Dalam teori estetika kita mempelajari berbagai elemen yang terkandung dalam seni
bentuk seperti :
k. Titik, garis, bidang
l. Bentuk, ruang
m. Proporsi
n. Harmoni, komposisi dan gaya, irama
o. Tekstur, pattern, dimensi
p. Psikologi dan warna
q. Nada, bayangan, cahaya
PRINSIP-PRINSIP DESAIN
1. Kesatuan (Unity) dan Keselarasan (harmony)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat
penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat
karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya
tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip
hubungan.
2. Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman
dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat
pohon atau bangunan yang akan roboh, kita merasa tidak nyaman dan
cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu
benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang
seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu
keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling
membebani.
3. Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian.
Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan
perbandingan – perbandingan yang tepat.
4. Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam
bentuk –bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada
ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama
sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk unsur
rupa.
5. Penekanan/Fokus (Emphasys)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada
dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang
berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu
unsur sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi
sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher.
Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian,
menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan
6. Point of Interest/Contrast (Focal Point)
Focal Point disini maksudnya adalah aksen yang menjadi daya tarik
ruangan. Dalam suatu ruang bisa terdapat satu atau lebih focal point.
Misalnya focal point pada ruangan adalah jendela besar yang ada di
ruangan, perapian atau bisa juga lukisan.
7. Repetisi (Repetition)
TEORI TENTANG BRAND, GAYA, CITRA, TEMA, SUASANA
Brand
Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:
“Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual
dan mendiferensiasikan produk atau jasa dari para pesaing.”(Kotler 2009;258).
Sedangkan menurut Kartajaya (2010;62), mendefinisikan merek sebagai: “Aset yang
menciptakan nilai bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai
kualitas.”
Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam pemasaran adalah merek.
Terdapat beberapa perbedaan antara produk dengan merek. Produk merupakan
sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik dan mudah ditiru oleh para pesaing. Sedangkan
merek merupakan sesuatu yang dibeli oleh kosumen, memiliki nilai dan identitas atau
ciri tertentu yang dilindungi secara hukum sehingga tidak dapat ditiru oleh pesaing.
Merek mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk yang akan dibeli maka
persaingan antar perusahaan adalah persaingan persepsi bukan produk (Tjiptono
2011;34)
Citra interior ditentukan oleh sedikitnya dua faktor, yaitu faktor fungsional /
operasional dan suasana / atmosfir ruang. Faktor fungsional mencakup jaminan
kemudahan, keamanan, dan kenyamanan bagi pengunjung sejak memasuki ruang
retail hingga keluar. Sedangkan suasana ruang dibentuk oleh dimensi ruang, dimensi
produk serta grafik. Dimensi ruang mencakup plafon, dinding, dan lantai, sedangkan
dimensi produk mencakup obyek tiga dimensi yang ada dalam ruang termasuk mebel,
produk / merchandise, serta elemen estetik. Dan dimensi grafik berupa elemen-
elemen dua dimensi yang hadir di dalam ruang seperti signages, poster, foto, lukisan,
mural, dan lainnya.
Suasana
Seiring dengan semakin tingginya persaingan di dunia bisnis, maka
diperlukan senjata yang ampuh untuk memenangi permainan. Jika kita dapat
mengelola dengan baik, maka store atmosphere dapat dijadikan senjata ampuh
tersebut. Penampilan serta performa dari toko eceran memposisikan image
toko dalam benak konsumen.
Agar dapat mendapat gambaran yang jelas mengenai store atmosphere,
mengutip pengertian store atmosphere dari beberapa ahli:
1) Menurut Levy dan Weitz (2001:576) atmosfer adalah mendesain suatu
lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan
penciuman untuk merangsang persepsi dan emosi dari pelanggan dan pada
akhirnya untuk mempengaruhi perilaku pembelanjaan mereka.
2) Menurut Berman dan Evans (2001:602) untuk toko yang merupakan basic
retailer atau eceran, suasana lingkungan toko itu berdasarkan karakteristik
fisik yang biasanya digunakan untuk membangun kesan dan menarik
pelanggan.
3) Menurut Sutisna (2001:164) store atmosphere adalah “penataan ruang
dalam (instore) dan ruang luar (outstore) yang dapat menciptakan
kenyamanan bagi pelanggan.
4) Menurut Mowen, sebagaimana yang dikutip oleh sutisna (2001:164) “Store
atmosphere merupakan salah satu komponen dari citra toko. Didalamnya
terdapat kombinasi antara produk yang dijual, pelayanan, pelanggan, toko
sebagai tempat untuk menikmati kesenangan hidup dan aktivitas promosi
toko.
CUSTOMER BEHAVIOUR
Consumer Behavior adalah studi dari individu, kelompok, atau organisasi dan
proses yang mereka gunakan untuk memilih, mengamankan, menggunakan,
menempatkan produk, pelayanan, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kemauan
dan dampak dari proses ini kepada konsumen dan masyarakat (Hawkins et al.,
2007:6). Ruang lingkup Consumer Behavior mencakup banyak hal karena Consumer
Behavior adalah sebuah studi dari proses yang berkembang ketika individu atau
sekelompok orang memilih, menggunakan, atau membuang sebuah produk,
pelayanan, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
(Solomon, 2007:7). Sehingga Consumer Behavior bisa disimpulkan sebagai studi
mengenai pribadi seseorang atau kelompok dalam menentukan hak mereka dalam
memilih, membeli, menggunakan, dan mengganti suatu produk atau layanan agar
tercapainya apa yang mereka inginkan dari suatu produk atau layanan tersebut.
Menurut Assael (1992) yang dikutip oleh Sutisna (2003:48-49), terdapat
empat perilaku konsumen, yaitu:
1. Konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan keputusan
(timbul kebutuhan, mencari informasi dan mengevaluasi merk serta
memutuskan pembelian), dan dalam pembeliannya memerlukan keterlibatan
tinggi. Dua interaksi ini menghasilkan tipe perilaku pembelian yang kompleks
(complex decision making).
2. Perilaku konsumen yang melakukan pembelian terhadap satu merk tertentu
secara berulang-ulang dan konsumen mempunyai keterlibatan tinggi dalam 10
proses pembeliannya. Perilaku konsumen seperti itu menghasilkan tipe
perilaku konsumen yang loyal terhadap merk (brand loyalty).
3. Perilaku konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan
keputusan, dan pada proses pembeliannya konsumen merasa kurang terlibat.
Perilaku pembelian seperti itu menghasilkan tipe perilaku konsumen limited
decision making.
4. Perilaku konsumen yang dalam pembelian atas suatu merk produk
berdasarkan kebiasaan, dan pada saat melakukan pembelian, konsumen
merasa kurang terlibat. Perilaku konsumen seperti itu menghasilkan perilaku
konsumen tipe inertia. Perilaku konsumen merupakan elemen penting yang
perlu diselidiki oleh para pemasar, karena dengan mengerti dan memahami
perilaku konsumen, pemasar akan mendapatkan masukan-masukan yang
berguna bagi produknya, cara mengkomunikasikan produknya, dan juga
aspek-aspek pemasaran lainnya. Di samping itu dengan mempelajari perilaku
pembeli, manajer akan mengetahui kesempatan baru yang berasal dari belum
terpenuhinya kebutuhan, dan kemudian mengidentifikasikannya untuk
mengadakan segmentasi pasar (Dharmesta dan Irawan, 1983).
Beberapa implikasi penting dari perilaku konsumen bagi arah kebijakan pemasaran
adalah sebagai berikut: (Sutisna, 2003:7)
1. Mendefinisikan dan mensegmentasi pasar.
2. Menentukan kebutuhan dan keinginan dari segmen pasar. 11
3. Mengembangkan strategi yang didasarkan pada kebutuhan, sikap dan persepsi
konsumen.
4. Mengevaluasi strategi pemasaran.
5. Menilai perilaku konsumen di masa yang akan datang.
Dinding
Dinding bangunan dari segi fisika bangunan memiliki fungsi antara lain :
1) Fungsi pemikul beban di atasnya, dinding harus kuat bertahan terhadap 3
kekuatan pokok yaitu tekanan horizotal, tekanan vertikal, beban vertikal
dan daya tekuk akibat beban vertikal tersebut.
2) Fungsi pembatas ruangan, pembatasan menyangkut penglihatan, sehingga
manusia terlindung dari pandangan langsung, biasanya berhubungan
dengan kepentingan–kepentingan pribadi atau khusus. (Mangunwijaya,
1980 : 339)
GROUPING
Bentuk organisasi ruang dapat dibedakan antara lain:
1. Organisasi ruang terpusat
Sebuah rung besar dan dominan sebagai ruang-ruang sekitar yang mengelilingi.
Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi sama satu dengan yang lain.
2. Organisasi ruang linier
Merupakan deretan ruang-ruang. Masing-masing dihubungkan denga ruang lain yang
bersebelahan dan bersifat memanjang.
3. Organisasi ruang secara radial
Kombinasi dari organisasi yang terpusat dan linier. Organisasi radial mengarah ke
luar. Lengan radial berbeda satu sama lain, tergantung pada kebutuhan dan fungsi
ruang.
4. Organisasi ruang mengelompok
Merupakan pengulangan bentuk dan fungsi yang sama, tetapi terdiri dari komposisi
ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
5. Organisasi ruang grid
Terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun dengan pola grid (3
dimensi). Organisasi ruang membentuk hubungan antar ruang dari seluruh fungsi
posisi dan sirkulasi.
SISTEM SIRKULASI
1. Jenis Sirkulasi
b. Grid (space efficiency)
Merupakan pola sirkulasi yang tidak membutuhkan banyak jarak untuk
bergerak, sehingga jarak yang dibutuhkan lebih efisien.
c. Free Flow
Merupakan alur sirkulasi yang membutuhkan banyak jarak untuk
bergerak, biasanya diterapkan untuk ruangan yang bersifat luxury dan
besar seperti ruang pameran.
2. Jenis Ruang Sirkulasi
a. Ruang Sirkulasi Vertikal
Taka da satupun ruang public yang dapat berfungsi tanpa prasarana
sirkulasi vertikal yang memadai. Jika prasarana ini tidak dirancang dengan
pertimbangan aspek ukuran tubuh manusia, nilai efisiensi dari penggunaan
prasarana ini akan hilang. Dalam perancangan tangga, baik lebar tangga
ataupun hubungan antar anak tangga harus mencermikan dimensi
manusia.
b. Ruang Sirkulasi Horizontal
Ruang sirkulasi horizontal mencakup antara lain koridor umum di dalam
bangunan yang lebarnya berkisar 152,4 sampai dengan 365,8 cm, lobi,
selasar untuk pejalan kaki, plaza dala pusat perbelanjaan tertutup yang
luas dalam terminal transportasi. (Panero, 1979: hal 268.274)
3. Alur Sirkulasi
System sirkulasi pada interior toko harus mencukupi dan ditentukan dengan
baik dengan pertimbangan bentuk dan kapasitas ruang. Desain harus terarah
langsung dan jelas agar pengunjung mudah menuju ruang-ruang disekitarnya.
Berikut adalah pengaturan arus sirkulasi pada toko yang didasarkan pada
penempatan pintu:
- Meneruskan
- Memperlambat
- Tidak jelas (terhalang)
- Terbagi 2
- Baik, pandangan jelas
- Membelikkan
- Jelas/Langsung
- Pandangan terarah
- Tidak tentu
- Pandangan kurang
JENIS FURNITURE DISPLAY
Bebeapa jenis furniture yang biasa digunakan untuk display retail pada umumnya :
- Furniture Free Standing
Furniture free standing adalah furniture minimalis yang paling banyak dan
paling mudah kita temukan. Berlawanan dengan Built-in, sifat furniture ini
tidak permanen atau dengan kata lain dapat digeser dan dipindahkan, yang
termasuk jenis ini adalah soa, kursi, coffee table, nackas, dan tempat tidur
yang dibuat free standing. Jika termasuk golongan orang yang senang
merubah suasana ruang, jenis furniture ini amat sesuai dengan anda.
- Furniture Built-in
Furniture built in merupakan furniture yang dipasang mengikuti keadaan
suatu ruang dan setelah terpasang tidak mungkin untuk digeser atau
dipindahkan. Furniture ini sangat fungsional, karena setiap jengkal ruang
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dengan kata lain furniture ini sangat
sesuai untuk ruang minimalis, sehingga membuat ruang lebih terlihat rapih
dan kompak.
- Furniture Knockdown
Furniture knockdown merupakan furniture yang mudah dibongkar pasang.
Furniture ini sangat sesuai dengan anda yang sering berpindah tempat tinggal.
Siat yang fleksibel dan ringkas saat diangkut merupakan nilai lebih. Tetapi
untuk furniture knockdown yang berukuran besar tetap membutuhkan tukang
untuk membongkarnya, seperti lemari pakaian, rak buku, dan workstation atau
office system.
- Furniture Mobile
Furniture mobile yaitu urniture yang dapat bergeraj dan mudah dipindah-
pindahkan. Furniture ini biasanya menggunakan elemen pendukung, yaitu
roda pada bagian bawahnya atau bagian kaki-kakinya.
TATA LETAK FURNITURE DAN FIXTURE DI DALAM RUANG KORMESIL
Untuk meletakkan merchandise di dalam toko, kita membutuhkan display agar
merchandise itu tersusun rapi dan mudah dijangkau oleh konsumen.
Ada 4 macam display yang dikenal yaitu:
– Open Display
Yaitu display yang bersifat terbuka, misalnya untuk bag shop. Tas-tas yang beraneka
ragam ukurannya disusun tanpa menggunakan rak khusus, tetapi tetap menciptakan
suatu penataan yang baik.
– Island Display
Merupakan display yang letaknya di tengah-tengah toko. Barang-barang yang ingin
ditampilkan diletakkan ditengah-tengah, agar konsumen mudah untuk melihat-lihat.
– Wall Display
Merupakan display yang menempel pada dinding toko, jadi barang-barang yang ingin
ditampilkan diletakkan pada sisi-sisi dinding. Misalnya pada shoes shop.
– Accent Display
Yaitu display yang diperuntukkan untuk barang-barang baru, yang merupakan sesuatu
yang ingin ditonjolkan untuk menarik perhatian konsumen.
– Close display
Jenis display ini tertutup, tidak terlihat jelas sehingga tidak dapat disentuh ataupun
diganggu oleh pengunjung. Biasanya untuk barang yang berukuran kecil dan mahal.
Misal: vitrine, show case, built-in.
– Special display
Display yang dirancang khusus untuk produk yang tidak dapat disentuh, dipegang
tanpa pengawasan dan pelayanan dari pegawai toko. Sering disebut sebagai ‘point of
purchase’ atau pusat visual merchandising.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada display:
– Tekstur
– Tata Cahaya (lighting)
Penggunaan jenis lampu seperti highlight, spotlight, dan sebagainya didasarkan pada
kesan apa yang ingin kita tampilkan karena tiap-tiap lampu mempunyai karakter
cahaya yang berbeda-beda.
– Warna atau Aksen
Hal pertama yang kita lihat dalam cahaya adalah warna. Oleh karena itu untuk
menampilkan sesuatu kita menggunakan warna. Untuk toko mainan atau hobby, kita
hrus jeli dalam menggunakan warna yang atraktif untuk menarik minat perhatian
pengunjung tertutama anak-anak.
– Teknik display
Terbagi menjadi presentasi produk, pendukund produk, dan integrasi produk. Produk-
produk tersebut dapat ditunjukkan secara tunggal atau kelompok dimana produk lain
saling berhubungan.
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
AC
Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara ruangan
baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Kenyamanan dalam
suatu ruangan merupakan kebutuhan psikologis yang dibutuhkan untuk mendukung
kelancaran beraktifitas.
Sistem AC yang biasa digunakan di dalam mall adalah AC sentral. Jenis AC ini
menggunakan satu sistem untuk seluruh gedung. Bila ada kerusakan pada mesin atau
peralatan AC maka praktis seluruh bagian bangunan tidak ada AC (dimatikan).
Sistem AC Sentral memiliki komponen kompresor, evaporator, katup ekspansi,
refrigerator dan kondensor dijadikan satu yang namanya mesin chiller ditambah
pendingin (cooling tower/ coling pond) dan air handling unit (AHU) disetiap lantai.
Apabila sebuah mall memiliki dimensi yang panjang maka menggunakan 2 chiller
untuk diletakkan di masing-masing ujung gedung di setiap lantai.
Ruang yang harus ada untuk kebutuhan menaruh peralatan AC Sentral dengan
pendingin air adalah seperti dibawah ini, tetapi untuk pendingin gas, tidak
dibutuhkan ruang cooling tower dan water reservoir.
1. Ruang chiller (minimal 50,0 m²), hanya satu, pada lantai tertentu.
2. Ruang AHU (minimal 12,0 m²) , pada setiap lantai.
3. Ruang pompa AC, dekat atau jadi satu dengan ruang chiller. 4
4. Ruang cooling tower, biasanya diatap bangunan, atau dihalaman.
5. Ruang water reservoir.
6. Ruang genset AC.
7. Ruang shaft AC (lebar minimal 50 cm). 8
8. Ruang ducting (tinggi minimal 35 cm) diatas langit-langit.
Sistem AC Sentral
Bar Grille
CCTV
Sistem CCTV merupakan bagian dari upaya untuk mempermudah pekerjaan sekuriti
sistem, yang terintegrasi untuk memberikan kemudahan dalam proses pengontrolan
dan pemantauan lebih akurat dan otomatis. Sekuriti sistem biasanya meliputi
pekerjaan untuk mengawasi keluar masuk orang ke gedung, mengawasi keluar masuk
kendaraan dan mengawasi lokasi parkir kendaraan dan mengamati ruangan-ruangan
yang dianggap penting.
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
Keamanan
Irawan, Bambang dan Tamara, Priscilla. 2013. Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Griya
Kreasi.
Wicaksono dan Tisnawati. 2014. Teori Interior. Jakarta Penerbit :Griya Kreasi.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00777-HM
%20Bab2001.pdf
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00093-MN
%20Bab2001.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/2166/3/2EM15546.pdf
https://dokumensaya.com/queue/sistem-kanikal-dan-elektrikal-
bangunan_59de704c08bbc57c60e6533b_pdf?queue_id=-1
https://student.uigm.ac.id/assets/file/Materi/Kuliah_6_-
_Sistem_Penghawaan_pada_Bangunan.pdf
http://www.arca53.dsl.pipex.com/index_files/grilles.htm
https://media.neliti.com/media/publications/103420-ID-pengaruh-aksesoris-dan-
elemen-pembentuk.pdf
https://www.decodeko.co.id/blog/psikologi-warna-desain-interior/
https://interiordesign.id/unsur-dan-elemen-dasar-desain-interior/
https://www.jagodesain.com/2017/06/elemen-dalam-desain-grafis.html
https://vionajessica.wordpress.com/2011/04/03/bab-ii-bag-2/
https://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-alarm-smoke-detector/
https://www.academia.edu/37778868/PROPOSAL_DESSY
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/9fc2f1a358a654acf57795eb8a201b9e.p
df
D.K.Ching, Francis. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga.
Drs. Agus Tiono, M.hum. 2002. Materi Perkuliahan Desain Interior III. Jakarta:
FSRD.
Green, William R. 1986. The Retail Shop. USA: Van Nostrand reinhold Company.
Inc.
Ketchum, Morris. 1957. Shop & Stores. New York: Reinhold Publishing Corp.
Kliment, Stephen. A. 2004. Detail And Mixed-use Facilities. Canada : John Willey
and Sons, Inc.
Mun, David. 1981. Shop Manual of Planning and Design. London: The Architectural
Press.