Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan Materi Kuliah

RPS 9

‘’Perencanaan Strategik Koperasi dan UMKM’’

(Dosen Pengampu : Drs. I Made Dana, M.M)

Kelompok 8 :

Muhammad Fakhri Ardiana (1707521139)

I Kadek Juliantara (1707521140)

Robert G.Sousa (1707521142)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2019

1
9.1.KONDISI REALITAS KOPERASI DAN UMKM

Koperasi dan UMKM mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Badan usaha yang
keberadaanya sering sekali kita jumpai disekeliling kita. Yang menjadi pertanyaan adalah,
apakah mereka memang benar-benar koperasi ataukah hanya badan usaha yang menggunakan
kedok koperasi saja? Kasus seperti ini juga tak asing bagi kita yang mengerti seperti apa
badanusaha yang dinamakan koperasi. Berbalik pada UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang
menyatakan “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atasazas kekeluargaan”.
Telah dikatakan dalam ayat tersebut bahwa perekonomian disusun atas azas kekeluargaan
dimana koperasi beroperasi juga atas azas kekeluargaan yang bertujuan mensejahterakan
anggotanya dan bukan berazaskan akan kepentingan individu atau badan usaha tertentu seperti
pada realitanya yang sering kita temui.

Misalnya, sebut saja badan usaha X yang menamakan dirinya adalah sebuah koperasi
simpan pinjam dan dalam kegiatan operasionalnya yaitu menghimpun dan menyalurkan dana
mereka menetapkan bunga hingga 10% dari nominal dasar pinjaman. Jelas saja dapat terlihat
bahwa badan usaha tersebut bukanlah sebuah koperasi. Koperasi tersebut merupakan badan
usaha yang memiliki kepentingan untuk mendapatkan profit dengan cara memberikan bunga
pinjaman sebesar itu kepada peminjam. Koperasi yang seharusnya adalah koperasi yang ingin
mensejahterakan anggotanya/peminjam dan bukan mencekik sang peminjam dengan
mengenakan bunga yang begitu besar kepada peminjam/anggota. Inilah salah satu koperasi
yang dikatakan tidak aktif dimana secara umum pada saat ini koperasi mengalami kemajuan
atau perkembangan yang sangat pesat.

Namun seperti yang dicontohkan di atas, walaupun saat ini koperasi mengalami
perkembangan yang cukup menggembirakan namun bukan berarti tidak ada koperasi yang
tidak aktif atau koperasi yang gulung tikar. Banyak hal yang menyebabkan koperasi-koperaasi
di Indonesia mengalami kebangkrutan yang dikarenakan diantaranya yaitu kegiatan
operasional tidak berdasarkan prinsip, nilai dan azas koperasi, buruknya manajemen koperasi
baik manajemen keuangan maupun manajemen SDM serta minimnya partisipasi anggota
akibat kurangnya pendidikan akan perkoperasian. Penyebab yang paling sering dialami
koperasi-koperasi Indonesia adalah mengalami kurangnya modal usaha yang juga disebabkan
oleh tidak disiplin administratif oleh anggota serta tidak adanya kemitraan yang dijalin oleh
koperasi. Hal diatas diperkuat oleh data Laporan Dinas Koperasi dan UMKM tahun 2000-2010
yang dimana terdapat 88.930 koperasi aktif dan 14.147 koperasi yang tidak aktif pada tahun

2
2000 dan mengalami peningkatan pada tahun 2001 sebesar 89.756 koperasi yang aktif dan
21.010 koperasi yang tidak aktif. Berdasarkan data tersebut dapat kita lihat pertumbuhan
koperasi yang aktif juga diikuti oleh peningkatan koperasi yang tidak aktif. Sangat disayangkan
jika koperasi hanya bertumbuh secara kuantitas dan bukan secara kualitas.

Berbeda dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengalami
peningkatan yang sangat menggembirakan dikarenakan berhasil menyumbangkan 57%
dariPDB (di dukung oleh data BPS tahun 2006 - 2010) dimana UMKM meningkat bukan hanya
dari segi kuantitas melainkan tenaga kerja, modal serta asset mereka. UMKM juga dikatakan
usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis mereka tidak
terkena dampak yang begitu menyedihkan. Hal tersebut dikarena prinsip kemandirian yang
dimiliki yang artinya mereka memiliki modal sendiri dan tidak terlalu bergantung pada
lembaga lain sehingga membuat mereka kokoh hingga saat ini dan menjadi katup
perekonomian negara.

Pencapaian yang sangat menggembirakn bagi UMKM kita tidak didapat hanya dengan
sekali mengedipkan mata. Banyak tantangan yang mereka harus lalui dan banyak masalah yang
harus mereka selesaikan baik secara modal, tenaga kerja, kegiatan produksi dan hal lainnya.
Sehingga apabila terdapat UMKM yang tidak siap dan tak mampu menghindari atau mengatasi
gejolak yang datang maka tidak mustahil akan ada juga UMKM yang collapsed.

Berdasarkan masalah-maslah yang dialami oleh koperasi dan UMKM di Indonesia


penulis menganalisis dan memiliki strategi penyelesaian masalah-masalah tersebut yang
mereka alami agar tak terulang kembali dan terus meningkat baik secara kuantitas maupun
kualitas. Strategi yang penulis sarankan, baik bagi pemerintah khususnya Menteri Koperasi
dan UMKM, anggota serta pengurus koperasi di seluruh Indonesia dan para owner UMKM
diseluruh Indonesia untuk agar memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia melalui cara-cara berikut, diantaranya:

a) Penyediaan modal dan akses kepada sumber dan lembaga keuangan. Ditambah dengan
pemberian kemudahan (bukan berbelit-belit) dalam mengurus administrasi
untukmendapatkan modal dari lembaga keuangan. Dapat juga melalui pengefektifan
dan pengefisienan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disediakan oleh
pemerintah sebelumnya.
b) Meningkatkan kualitas dan kapasitas kompetensi SDM. Melalui pendidikan dan
pelatihan baik dilakukan oleh pemerintah maupun oleh koperasi atau UMKM itu

3
sendiri. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas SDM, mereka perlu “dibangunkan”
kembali mengapa mereka berada di koperasi, orang yang masih konsisten berusaha
mengembalikan mindsetorang yang tidak aktif agar mereka mau berorganisasi
khususnya koperasi berdasarkanasas dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
c) Meningkatkan kemampuan pemasaran UMKMK. Pemberian pendidikan mengenai
pemasaran atau dengan cara membuka/merekrut tenaga profesional yang ahli dalam hal
pemasaran.
d) Meningkatkan akses informasi usaha bagi UMKMK.
e) Menjalin kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku usaha (UMKMK,
UsahaBesar dan BUMN).
f) Melakukan/membuat program goes to goal, yaitu langsung ke tujuan atau
sasaran.Dilakukan dengan cara memberikan bantuan baik modal, konsep, dan hal-hal
yang dibutuhkan oleh koperasi dan UMKM atau dengan membidik para individu yang
memiliki jiwa enterpreneur dengan tetap adanya prinsip prudensial dan adanya manager
investasi(meminjam istilah perbankan syariah dimana nasabah yang telah diberi
pinjaman tetapterus mendapat pengawasn atau layanan prima dalam pengolahan dana
yang). Selama ini banyak orang ahli dalam bidang UMKMK mengadakan seminar-
seminar demi meningkatnya kualitas dan kuantitas dari UMKMK, namun “efek” yang
ada dari seminar tersebut tidaklah lama, hanya bertahan sebentar, untukitu lebih baik
mereka mencarilangsung terjun ke lapangan untuk mencari orang-orang yang benar-
benar serius diUMKMK dan jika dilihat potensi usahanya bagus segera dipinjami dana
dalam rangkamengembangkan usahanya.

9.2.TAHAPAN-TAHAPAN PERENCANAAN, STRATEJIK PEMBANGUNAN


KOPERASI DAN UMKM

Upaya pengembangan koperasi adalah sebuah bentuk program pembangunan dalam rangka
mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Upaya ini melibatkan berbagai
dimensi yang perlu dipertimbangkan dalam sebuah proses pembangunan dan terkait dengan
berbagai elemen penentu keberhasilan sebuah program pembangunan.

4
A. Penyusunan Arah Pengembangan Koperasi

Sebelum kita menetapkan strategi untuk pengembangan koperasi, kita perlu


menyusunarah pengembangan koperasi. Pengembangan koperasi diarahkan pada
berbagai segi berikut:

a) Menjadikan koperasi yang mampu bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya :


mampu melihat dan menciptakan peluang usaha, serta mahir dalam membuat
perhitungan strategis.
b) Menempatkan kualitas sumberdaya manusia sebagai unsur pelaku utama
dalamkeberhasilan koperasi.
c) Menjadiakan pelayanan terhadap anggota sebagai sasaran program utama.
d) Menempatkan koperasi sebagai posisi strategis dalam pembangunan berwawasan
lingkungan.
e) Menjadikan koperasi sebagai bagian yang integral dari pembangunan ekonomi.

B. Membuat Strategi Pengembangan Koperasi dan UMKM

Di dalam memajukan badan usaha koperasi dapat menggunakan beberapa


macam

strategi yaitu “Strategi Pengembangan Koperasi” dan “Strategi Pengembangan UKM”

 Menggunakan Strategi Pengembangan Koperasi:


a) Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi starategis yang harus
memilikimanusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan
berbagai sumberdaya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha.
b) Peranan pemerinah dalam menetapkan bidang-bidang kegiatan ekonomi yang
hanyadapat diusahakan oleh koperasi serta pemerintah juga dapat menetapkan
bidangkegiatan suatu wilayah yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi untuk
tidakdiusahakan oleh badan usaha lainnya.
c) Segenap kemampuan modal dan potensi dalam Negara harap dimanfaatkan
dengandisertai kebijakan-kebijakan dan membimbing pertumbuhan lebih besar
pada golonganekonomi lemah dengan peningkatan perkoperasian.
d) Bukan hanya peranan pemerintah, tetapi masyarakat itu sendiri yang turut
menentukan berkembang atau tidaknya suatu koperasi.

5
e) Koperasi diharapkan semakin mandiri serta profesionalisme sehingga benar-benar
mencapai kedudukan otonomi berswadaya dan berdiri diatas kaki sendiri.
f) Keberhasilan koperasi tergantung pada aktifitas anggotanya, apakah ia
mampumelaksanakan kerja sama, memiliki kegairahan, kerja dan menaati segala
ketentuan dangaris kebijakan yang telah ditetapkan.
g) Koperasi harus mampu mengadakan kontak ekonomi secara internasional. Jadi
tidakselamanya menjadi subnya pengusaha-pengusaha besar.
h) Peranan manajer dituntut cepat bertindak dan menganalisis keadaan serta
menghitung-hitung usaha mana yang paling menguntungkan.
i) Menghadapi dunia usaha swasta yang makin ketat maka koperasi sebaiknya
dapatmengimbanginya, walaupun koperasi mempunyai peranan membantu yang
lemah sertamemberikan jasa pelayanan yang lebih murah kepada anggotanya dalam
rangkameningkatkan kesejahteraan mereka.
j) Diterapkannya efesiensi dan tata tertib administrasi, sehingga bisa
mengurangiterjadinya penyimpanan pada berbagai bidang.

 Menggunakan Strategi Pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah):


a) Penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan berusaha seluas-
luasnyaserta menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi
melalui kebijakanyang memudahkan dalam formalisasi dan perijinan usaha,
antaralain denganmengembangkan pola pelayanan satu atap untuk
memperlancar proses dan mengurangi biaya perijinan.
b) Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UKM untuk meningkatkan akses
kepada pasar yang lebih luas dan berorientasi ekspor serta akses kepada sumber
daya produktifsehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan
potensi sumber daya,terutama sumber daya lokal yang tersedia.
c) Pengembangan budaya usaha dan kewirausahaan, terutama di kalangan
angkatan kerjamuda, melalui pelatihan, bimbingan konsultasi dan penyuluhan.
d) Diperlukan pelatihan manajerial karena pada umumnya pengusaha kecil lemah
dalamkemampuan manajemen dan banyak menggunakan tenaga kerja yang
tidak terdidik.
e) Diperlukan usaha pemerintah daerah untuk mengupayakan suatu pola
kemitraan bagiUKM agar lebih mampu berkembang, baik dalam konteks sub

6
kontrak maupun pembinaan yang mengarah ke pembentukan kluster yang bisa
mendorong UKM untuk berproduksi dengan orientasi ekspor.
f) Untuk mengatasi kesulitan permodalan, diperlukan peningkatan pada
kapasitaskelembagaan dan kualitas layanan lembaga keuangan lokal dalam
menyediakanalternatif sumber pembiayaan bagi UKM dengan prosedur yang
tidak sulit. Di sampingitu, jaringan antar lembaga keuangan mikro (LKM) dan
antara LKM dan Bank juga perlu dikembangkan.
g) Penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan berusaha seluas-
luasnyaserta menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi
melalui kebijakanyang memudahkan dalam formalisasi dan perijinan usaha,
antaralain denganmengembangkan pola pelayanan satu atap untuk
memperlancar proses dan mengurangi biaya perijinan.
h) Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UKM untuk meningkatkan akses
kepada pasar yang lebih luas dan berorientasi ekspor serta akses kepada sumber
daya produktifsehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan
potensi sumber daya,terutama sumber daya lokal yang tersedia.
i) Pengembangan budaya usaha dan kewirausahaan, terutama di kalangan
angkatan kerjamuda, melalui pelatihan, bimbingan konsultasi dan penyuluhan.
j) Diperlukan pelatihan manajerial karena pada umumnya pengusaha kecil lemah
dalamkemampuan manajemen dan banyak menggunakan tenaga kerja yang
tidak terdidik.
k) Diperlukan usaha pemerintah daerah untuk mengupayakan suatu pola
kemitraan bagiUKM agar lebih mampu berkembang, baik dalam konteks sub
kontrak maupun pembinaan yang mengarah ke pembentukan kluster yang bisa
mendorong UKM untuk berproduksi dengan orientasi ekspor.
l) Untuk mengatasi kesulitan permodalan, diperlukan peningkatan pada
kapasitaskelembagaan dan kualitas layanan lembaga keuangan lokal dalam
menyediakanalternatif sumber pembiayaan bagi UKM dengan prosedur yang
tidak sulit. Di sampingitu, jaringan antar lembaga keuangan mikro (LKM) dan
antara LKM dan Bank juga perlu dikembangkan.
m) Pemerintah telah mengefektifkan bentuk kredit yang disubsidi untuk UKM
danmenyiapkan suatu kebijakan investasi kompetitif.
C. Menyusun Langkah-Langkah Yang Perlu Dilakukan Dalam Pengembangan Koperasi
dan UMKM :

7
a) Menganalisis permasalahan yang dihadapi koperasi dan UMKM.
b) Menyusun rencana pembangunan untuk jangka pendek, menengah, dan
panjang.
c) Mengendalikan pelaksanaan setiap jenis dan keseluruhan program
pengembangankoperasi.
d) Melakukan evaluasi pelaksanaan pengembangan koperasi secara teratur.
e) Mengorganisasikan pelaksanaan rencana pengembangan koperasi.
f) Melakukan umpan balik hasil evaluasi untuk menyusun langkah-langkah
strategis berikutnya dalam pengembangan koperasi

DAFTAR PUSTAKA

8
Sumantri, Bambang Agus dan Permana, Erwin Putera.2017. Manajemen Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kediri:Fakultas Ekonomi Universitas
NusantaraPGRI Kediri.

Manajemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM):


Perkembangan Teori, Praktik, dan Strategi. B.A. Sumantri dan E.P Permana. FE-Universitas
Nusantara PGRI, Kediri- Jatim,
2007http://wacana.ub.ac.id/index.php/wacana/article/viewFile/399/331

http://wacana.ub.ac.id/index.php/wacana/article/viewFile/399/331

Anda mungkin juga menyukai