Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
H
DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE NON HEMORAGIK
DI RUANG ICU/ICCU RSUD CILACAP
Disusun Oleh:
Defindra Yudha P
Fiorentina Angie Al Fadli
Anis Isfatun Khoiriyah
Nurul Abibah
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2018
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
DI RUANG ICU/ICCU RSUD CILACAP
A. Masalah Kesehatan
Stroke Non Hemoragik
B. Definisi
Menurut Pahria, (2004) Stroke Non Haemoragik adalah cedera otak yang
berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak terjadi akibat pembentukan trombus
di arteri cerebrum atau embolis yang mengalir ke otak dan tempat lain di tubuh.
Stroke nonhemoragik adalah stroke yang disebabkan karena sumbatan pada
arteri sehingga suplai glukosa dan oksigen ke otak berkurang dan terjadi
kematian sel atau jaringan otak yang disuplai.
Menurut Price, (2006) stroke non hemoragik (SNH) merupakan gangguan
sirkulasi cerebri yang dapat timbul sekunder dari proses patologis pada pembuluh
misalnya trombus, embolus atau penyakit vaskuler dasar seperti artero sklerosis
dan arteritis yang mengganggu aliran darah cerebral sehingga suplai nutrisi dan
oksigen ke otak menurun yang menyebabkan terjadinya infark.
Sedangkan menurut Padila, (2012) Stroke Non Haemoragik adalah cedera
otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak terjadi akibat
pembentukan trombus di arteri cerebrum atau embolis yang mengalir ke otak dan
tempat lain di tubuh.
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli
dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif
Muttaqin, 2008).
C. Etiologi
1. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
Stroke terjadi saat trombus menutup pembuluh darah, menghentikan aliran
darah ke jaringan otak yang disediakan oleh pembuluh dan menyebabkan
kongesti dan radang. Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat
menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya
terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.Hal ini dapat
terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah
yang dapat menyebabkan iskemia serebral.Tanda dan gejala neurologis
seringkali memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
2. Embolisme cerebral
Emboli serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain) merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral.Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari
10-30 detik
3. Iskemia
Suplai darah ke jaringan tubuh berkurang karena penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah
D. Manifestasi
Gejala yang paling sering dijumpai pada penderita umumnya dikelompokan atas
4 macam:
1. Dystensia ( gangguan fungsi motorik ) berupa :
a) Kelumpuhan ( hemiplegi atau paraplegi )
b) Paralisis ( kehilangan total dari gangguan kekuatan motoriknya )
c) Paresis ( kehilangan sebagian kekuatan otot motoriknya )
2. Disnestasia ( gangguan fungsi sensorik ) berupa :
a) Hipoarasthesia dan Arasthesia.
b) Gangguan penciuman, penglihatan dan gangguan rasa pada lidah.
3. Dyspasia ( gangguan berbicara )
4. Dymentia ( gangguan mental ) dengan manifestasi :
a) Gangguan neurologis.
b) Gangguan psikologis.
c) Keadaan kebingungan.
d) Reaksi depresif.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Muttaqin, (2008), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ialah
sebagai berikut :
1. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskular.
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada carran lumbal
menunjukkan adanya hernoragi pada subaraknoid atau perdarahan pada
intrakranial. Peningkatan jumlah protein menunjukkan adanya proses
inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal (xantokrom) sewaktu hari-hari pertama.
3. CT scan.
Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya
secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal,
kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
4. MRI
MRI (Magnetic Imaging Resonance) menggunakan gelombang magnetik
untuk menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil
pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark
akibat dari hemoragik.
5. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem
karotis).
6. EEG
Pemeriksaan ini berturuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam
jaringan otak.
F. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Ventilasi Spontan berhubungan dengan Keletihan Otot
Pernafasan
2. Ketidaefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Mukus Berlebih
3. Kelebihan Volume Cairan Berhubungan dengan Kelebihan Asupan Cairan.
G. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa 1 :
NIC : Manajemen Jalan Nafas Buatan
NOC : Status Pernafasan
2. Diagnosa 2 :
NIC : Penghisapan Lendir pada Jalan Nafas
NOC : Status Pernafasan : Kepatenan Jalan Nafas
3. Diagnosa 3 :
NIC : Manajemen Cairan
NOC : Keseimbangan Cairan
H. Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/37765896/LAPORAN_PENDAHULUAN_STR
OKE_NON _HEMORAGIK_kemuning.docx
https://www.academia.edu/31646861/LAPORAN_PENDAHULUAN_STR
OKE_NON_HEMORAGIK
https://www.academia.edu/10077081/LAPORAN_PENDAHULUAN_KLI
EN_DENGAN_STROKE_NON_HEMORAGIK_SNH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. H DENGAN DIAGNOSA
MEDIS SNH DI RUANG ICU/ICCU RSUD CILACAP
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 13 Januari 2020
Waktu : 10.00 WIB.
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.H
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa/Indonesia
Alamat : Cilacap
Rekam medis :
Tanggal MRS :
Diagnosa Medis : SNH
Sumber Informasi : Keluarga dan Rekam Medis
Penanggung Jawab
Nama : Tn.D
Umur : 37 tahun
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Cilacap
Hubungan dengan klien : Anak
Kesadaran Pasien :
GCS : (eye : 1, verbal : terpasang selang ETT , motorik :2 )
III. PENGKAJIAN
1) Air Way (jalan nafas)
Pasien terpasang ET , terdapat sumbatan pada selang ET berupa secret, secret
sedikit kental berwarna kekuningan, tidak mengeluarkan darah.
2) Breathing (pernafasan)
Pasien terlihat sesak nafas, pernafasan kusmaul, irama nafas tidak teratur,
terdapat bunyi wheezing.
Mode Ventilator :
Tipe vent : SIMV
T-V : 360
RR : 10
Peep :5
Fio2 : 50%
3) Circulation/ sirkulasi
a) Perifer
1. Nadi : 162 X/menit
2. Pulsasi : Kuat
3. Akral : hangat
4. Warna kulit : kehitaman
5. Edema : edema pada tangan kanan dan kiri derajat II
6. CRT: kembali 5 detik
b) Jantung
1. Irama EKG : Tidak teratur
2. Nyeri dada : Tidak ada
3. Bunyi jantung : Tidak terkaji
c) Perdarahan
1. Area perdarahan : Tidak ada
2. Jumlah perdarahan : Tidak ada
4) SSP
Kekuatan otot : 1
GCS : E1VetM2
5) Pengindraan
1. Pupil : Unisokor
2. Sclera/konjungtiva : Anemis
3. Gangguan pendengaran : Ya
4. Penciuman : kurang baik.
5. Bentuk hidung : Normal
6) Perkemihan
1. Nafsu makan : pasien terpasang NGT
2. Porsi makan : porsi makan sesuai dengan pemberian dari ahli gizi
3. Diet : cair
4. Mulut : terdapat kotor, terdapat sekret, gigi sudah banyak yang berlubang.
5. Tenggorokan : tidak ada pembesaran tyroid
6. Peristaltic : 18 x/menit
1. Pembesaran Kebersihan genetalia : Sedikit kotor
2. Urine : 1050 cc
3. Alat bantu : Kateter
4. Kandung kencing : Tidak ada nyeri tekan
5. Gangguan : -
7) Pencernaan
7. hepar : tidak ada pembesaran hepar
8. BAB : BAB pasien berwarna kehitaman, dan berbau khas.
8) Musculoskeletal
Kemampuan pergerakan sendi terbatas. Ekstremitas atas dan bawah klien
mengalami penurunan kekuatan. Ekstremitas bawah dan atas bagian kiri klien
paling lemah.
9) Endokrin
Tidak ada pembesaran tyroid, tidak ada hiperglikemia, tidak terdapat luka
gangrene.
10) Psikososial spiritual
1. Orang paling dekat : anak
2. Hubungan pasien dengan teman/keluarga terdekat : Baik
3. Kegiatan ibadah selama sakit : Tidak dilakukan
11) Penilaian resiko jatuh : Resiko tinggi jatuh
12) Penilaian dekubitus : Resiko tinggi dekubitus.
ANALISA DATA
Evaluasi
No Dx Tanggal Evaluasi (SOAP) Paraf
1 13/01/2020 S:- Fio, Anis
O:
Tali ET klien di ganti dengan hipafik yang baru
Mulut klien tampak bersih, gigi klien terlihat berlubang
Mukosa bibir terlihat kering
Tidak ada suara ronkhi
Warna secret kuning kecoklatan, jumlah nya sedikit 150ml, dan sedikit kental
A:
Indikator IR ER
Frekuensi pernafasan 1 4
Irama pernafasan 1 4
Kedalaman inspirasi 1 4
Dyspnea saat istirahat 1 4
Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2 13/01/2020 S:- Nurul,
Defindra
O:
Selang ET sudah bersih dari sekret
SPO2 klien : 95%
Warna secret kuning kecoklatan, jumlah 150ml & sedikit kental
Daerah mulut klien tampak bersih
A:
Indicator IR ER
Frekuensi pernafasan 1 4
Suara nafas tambahan 1 4
Kedalaman inspirasi 1 4
Akumulasi sputum 2 4
Masalah sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
2 14/01/2020 S:- Fio, Nurul
O:
Selang ET sudah bersih dari secret
SPO2 klien : 96%
Warna secret kuning kecoklatan, jumlah 110ml dan sedikit kental
A:
Indicator IR ER
Frekuensi pernafasan 1 4
Suara nafas tambahan 1 4
Kedalaman inspirasi 1 4
Akumulasi sputum 3 4
Masalah sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi