Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Penelitian yang berjudul “Analisis Rencana Direktorat Jendral Pajak (DJP) Luncurkan
Unifikasi SPT Masa 2020” bertujuan untuk memberikan informasi serta pengetahuan
mengenai rencana DJP meluncurkan unifikasi spt masa 2020. Ketentuan dan penerapan
dalam SPT Masa 2020 merupakan hal yang perlu diketahui oleh wajib pajak karena ada
beberapa perubahan dibanding dengan SPT Masa sebelumnya. Unifikasi ini dilakukan
dalam rangka menunjang reformasi perpajakan di Indonesia agar lebih baik lagi. Jenis
penelitian ini adalah studi deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif melalui
metode studi dokumentasi, dan melakukan observasi dengan mengumpulkan berbagai
literatur mengenai kebijakan penerapan SPT Masa 2020 dan Undang-Undang tentang
perpajakan. Data yang diteliti dalam analisis ini dapat dilihat dari kutipan-kutipan
seperti pendapat para tokoh, ketentuan perundang-undangan perpajakan dan berbagai
sumber lainnya .Hasil dari penelitian ini memperlihatkan latar belakang penetapan
kebijakan ini dan seperti apa perbedaanya dengan SPT Masa sebelumnya.
Kata Kunci : SPT Masa 2020, DJP
Pendahuluan
Surat Pemberitahuan (SPT) menurut undang-undang No.16 tahun 2009 mengenai KUP
Pasal 1 angka 11 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 adalah surat yang
oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek
pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. SPT (Surat Pemberitahuan) merupakan sarana
pelaporan pembayaran pajak yang disampaikan ke Pemerintah Indonesia melalui direktorat
jendral pajak (DJP). Ketentuan mengenai SPT sendiri diatur dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Dalam undang-undang tersebut
ditegaskan, pemerintah mengharuskan seluruh wajib pajak untuk melaporkan SPT sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. dalam ketentuan tersebut secara garis besar dapat disimpulkan terdapat
dua jenis SPT, diantaranya SPT Masa dan SPT tahunan. SPT Tahunan merupakan laporan pajak
yang disampaikan satu tahun sekali (tahunan) baik oleh wajib pajak badan maupun wajib pajak
pribadi, yang berhubungan dengan perhitungan dan pembayaran pajak penghasilan dan lain-lain.
Sedangkan SPT Masa merupakan SPT yang dilaporkan setiap bulannya. Jenis pajak yang harus
dilaporkan setiap bulannya melalui SPT Masa adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23,
PPh Pasal 25, PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 15, dan PPN. Namun, DJP sudah menyampaikan di
tahun 2020 akan terjadi perubahan di dalam SPT Masa.
SPT Masa 2020 merupakan gebrakan baru dari Direktorat Jendral Pajak dimana wajib
pajak sebelumnya melakukan pelaporan SPT Masa 4 kali dalam sebulan, kini menjadi 1 kali
proses saja, dimana 4 jenis SPT digabung menjadi satu, diantaranya SPT Masa PPh Pasal 15,
SPT Masa PPh Pasal 22, SPT Masa PPh Pasal 23, dan SPT Pasal 4 ayat 2. Dengan banyaknya
jenis SPT Masa, maka peluncuran SPT Masa ditahun 2020 akan memangkas pelaporan yang
berbelit dan memakan waktu sehingga hanya perlu melaporkan satu SPT saja. Gebrakan ini juga
sesuai berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor 885/KMK.03/2016 tentang tim
reformasi perpajakan. Tim reformasi perpajakan telah menggarap 5 pilar dalam pengembangan
perpajakan, diantaranya pilar organisasi, pilar sumber daya manusia, pilar teknologi informasi
dan basis data, pilar proses bisnis, dan pilar peraturan. Desain dari SPT Masa 2020 ini sudah
mencakup kedalam pilar-pilar garapan tim reformasi perpajakan terebut sehingga menunjang
proses reformasi perpajakan yang lebih baik. Menurut Direktur Transformasi Proses Bisnis
(TPP) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Hantriono Joko Susilo, dengan
reformasi menuju digitalisasi ini meminimalisir adanya praktik korupsi. Sebab, antara wajib
pajak dan petugas pajak tidak perlu lagi untuk bertemu secara tatap muka langsung. Tahap awal,
Ditjen Pajak akan uji coba kepada sejumlah korporasi besar, khususnya pelat merah seperti
Pertamina. "Saat ini kami masih dalam persiapan. Dalam proses ini kami dibantu Pertamina
untuk penggabungan sistem, makanya Pertamina akan jadi pilot project," terang Hantriono.
.Ditjen Pajak juga menyebut unifikasi ini akan menguntungkan wajib pajak badan maupun
Ditjen Pajak. Wajib pajak lebih mudah lapor SPT, karena pelaporan ini berlangsung setiap bulan.
Ditjen Pajak juga semakin mudah dalam pengawasan dan pemeriksaan kepada wajib pajak.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan maalah yang akan diangkat adalah
perbedaan antara SPT Masa 2020 dengan SPT Masa sebelumnya yang berlaku di Indonesia dan
alasan penerbitan SPT Masa 2020 . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan edukasi
kepada wajib pajak agar dapat megetahui perbedaan antara SPT Masa 2020 dengan SPT Masa
sebelumnya demi kelancaran efisiensi tertib pajak serta meningkatkan partisipasi wajib pajak
dalam melakukan pembayaran dan penyetoran pajak dengan menggunakan SPT yang lebih
mudah dari sebelumnya, yakni SPT Masa 2020.
Manfaat dari penelitian ini dapat dirasakan bagi wajib pajak,fiskus, masyarakat awam,
bahkan mahasiswa yang focus bidangnya dalam bisnis dan perpajakan. Manfaat yang dapat
dirasakan bagi wajib pajak adalah mempermudah wajib pajak dalam melakukan peyetoran pajak
yang seblumnya perlu menyetorkan banyak jenis SPT kini hanya perlu menyetorkan 1 jenis SPT,
yakni SPT Masa 2020. Bagi fiskus juga dengan adanya SPT ini, maka petugas pajak akan
dimudahkan dalam melakukan pemeriksaan pajak karena SPT yang disampaikan hanya 1 kali
sehingga akan meminimalisir dalam kesalahan pemeriksaan pajak. Bagi masyarakat awam,
penelitian ini juga bermanfaat dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan seputar penyetoran
perpajakan yang akan berlaku di Indonesia. Serta bagi mahasiswa, terkhusus mahasiswa yang
bidangnya dalam bisnis, akuntansi, manajemen, dan perpajakan hal ini dapat menambah
pemahaman mahasiswa seputar perubahan dalam perpajakan yang terjadi di Indonesia sehingga
mahasiswa yang bergerak di bidang ini akan semakin diperdalam seputar SPT yang terbaru.
Kajian Pustaka
Pengertian pajak menurut Pasal 1 UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan adalah sebagai berikut: “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi, atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Selain pengertian pajak menurut undang – undang, ada pula definisi pajak menurut para
ahli Diantaranya :
a. Leroy Beaulieu
Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh
kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah.
b. P.J.A. Adriani
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-
undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
c. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH
Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung
dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi
tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan
kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk
membiayai public investment.
d. Ray M. Sommerfeld, Herschel M. Anderson, dan Horace R. Brock
Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah,
bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional,
agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
e. Rifhi Siddiq
Pajak adalah iuran yang dipaksakn pemerintahan suatu negara dalam periode
tertentu kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus dibayarkan oleh wajib pajak
kepada negara dan bentuk balas jasanya tidak langsung.
f. M.J.H Seets
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui normanorma umum, dan
yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam
hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
g. P.J.A Adriani
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak 12 mendapat prestasi kembali,
yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintahan. Sukrisno Agoes (2014:6)
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran
kepada kas Negara (dapat dipakasakan) berdasarkan undang-undang dengan tidak medapat jasa
kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum berhubung dengan tugas negara yang meyelenggarakan pemerintah.
Dalam penjelasan pasal 3 ayat (1) UU No. 16 tahun 2009, fungsi SPT dapat dilihat dari
tiga sisi, yaitu sebagai berikut:
1. Wajib Pajak Penghasilan
Bagi wajib pajak, SPT digunakan sebagai sarana untuk melapor dan
mempertanggungjawabkan perhitungan pajak yang sebenarnya terutang,
melapor pembayaran/pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau
melalui pemotongan/pemungutan pihak lain dalam satu tahun
pajak/bagian tahun pajak. Dan melaporkan pembayaran dari
pemotong/pemungut tentang pemotongan/pemungutan pihak lain dalam
satu tahun pajak, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pengusaha Kena Pajak
Bagi pengusaha kena pajak, SPT digunakan sebagai sarana untuk melapor
dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang
sebenarnya terutang, melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan
terhadap Pajak Keluaran, dan melaporkan tentang pembayaran/pelunasan
pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP atau melalui pihak lain
dalam satu Masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
3. Pemotong/Pemungut Pajak
Bagi pemotong/pemungut pajak, SPT digunakan sebagai sarana melapor
dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong/dipungut dan
disetorkannya.
Menurut Mardiasmo (2011:32), prosedur penyelesaian SPT diantaranya, adalah:
1. Wajib pajak sebagaimana telah diatur dapat mengambil sendiri SPT di tempat
yang telah ditetapkan DJP, atau mengambil dengan cara lain sesuai dengan
peraturan MenteriKeuangan bisa dengan mengakses situs DJP untuk mendapatkan
formulir tersebut.
2. Wajib pajak wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa
Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang
Rupiah dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor DJP tempat wajib
pajak terdaftar/dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan DJP.
3. Wajib pajak yang mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib
menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata
uang selain Rupiah yang diizinkan.
4. Penandatanganan SPT dapat dilakukan secara biasa dengan tandatangan stampel
atau tandatangan elektronik/digital, yang semuanya memiliki kekuatan hukum
yang sama.
Bukti-bukti yang harus dilampirkan dalam SPT PPN sekurang-kurangnya memuat jumlah
Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan,
dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
Inisiasi SPT Masa tersebut akan dimulai dengan pilot project dengan beberapa
perusahaan pelat merah, diantaranya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor migas, PT
Pertamina (Persero), nantinya akan menjajal proyek percontohan unifikasi SPT Masa badan.
Dengan adanya unifikasi ini diharapkan unifikasi pelaporan SPT Masa dapat memangkas biaya
perusahaan dalam menyampaikan laporan SPT bulanan tersebut. "Saat ini kita masih gunakan
sistem yang terpisah, maka kita lakukan pilot project unifikasi karena penyampaian SPT Masa
merupakan pekerjaan yang menguras resources [pelaku usaha]," ujar Hartanto. Proyek
simplifikasi ini nantinya akan dijalankan melalui aplikasi berbasis internet. Jika terbukti efektif
saat uji coba dengan Pertamina, uji coba ini kemudian akan diteruskan kepada wajib pajak badan
lain.
Pada bulan Mei 2019, Ditjen Pajak mewajibkan 1913 wajib pajak pemotong pph pasal 23
dan 26 menggunakan aplikasi bukti potong elektronik atau e-bupot. Implementasi e-bupot
memiliki banyak keuntungan baik dari sisi wajib pajak, pemotong maupun otoritas pajak. Dari
sisi wajib pajak, kebijakan ini akan menciptakan efisiensi karena bukti potong diterbitkan secara
elektronik, demikian juga SPT Masanya. Bagi Ditjen Pajak,selain pengadministrasian SPT lebih
efisien (elektronik), skema tersebut juga bisa memantau atau meyakinkan bahwa penghasilan
yang dipotong melalui sistem ini akan dilaporkan dengan benar dalam SPT Tahunan wajib pajak
penerima penghasilan yang diotong PPhnya. Untuk sekarang sedang dibangun sistem yang
berbentuk aplikasi lebih besar agar dapat memuat /menjangkau seluruh wajib pajak yang
diwajibkan melaporkan pembayaran pajaknya untuk proses unifikasi agar tahun depan dapat
diterapkan.
Metode Penelitian
Menurut Prof. Dr. Sugiyono, pengertian metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional artinya
bahwa penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris artinya bahwa cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra
manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
Dalam karya tulis ilmiah ini yang berjudul Rencana DJP Melakukan Unifikisi SPT Masa
2020, peneliti menggunakan metode penelitian atau pendekatan deskriptif eksploratif. Jenis dari
penelitian ini adalah termasuk dalam jenis kualitatif. Pendekatan deskriptif eksploratif adalah
metode penelitian yang bertujuan menghimpun informasi awal yang akan membantu upaya
menetapkan Masalah dan merumuskan pemecahan Masalahnya Jika diartikan dalam per kata,
penelitian eksploratif yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi
tentang topik atau isu-isu yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan.
Dalam penelitian eksploratif ini biasanya pembahasan lebih mendalam terhadap dua unsur 5W +
1H, kedua unsur tersebut adalah “apa (what)” dan “siapa (who)”. Dalam unsur “apa (what),
penelitian ini menjawab tentang “apa sesungguhnya fenomena sosial yang diangkat tersebut?”.
Sedangkan dalam unsur “siapa (who), penelitian ini memaparkan jawaban tentang “siapa sajakah
yang terlibat dalam fenomena tersebut?”. Dengan kata lain, metode penelitian ini juga
mencangkup pada penganalisisan serta mengkaji lebih dalam fenomena rencana DJP melakukan
unifikasi terhadap SPT Masa yang ada di Indonesia. Penelitian deskriptif melakukan analisis
hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan data secara sistemik, sehingga
dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan.
Untuk menganalisis pada kasus tertentu dalam rencana DJP melakukan unifikasi SPT Masa di
Indonesia, diperlukan beberapa data dalam menganalisis. Untuk mendapatkan data – data yang
dibutuhkan dalam penelitian tersebut, ada langkah – langkah yang dilakukan dalam
pengumpulan data, yaitu :
1. Mencari dan membaca data yang akurat, misalnya data tentang hasil uji coba SPT
Masa terhadap perusahaan besar seperti pertamina oleh DJP. Data tersebut dapat
diperoleh dari laporan online . Maksud dari laporan online yaitu mencari data di
laman ataupun website resmi dari instansi resmi yang berkaitan, misalnya data milik
Direktorat Jendral Pajak, Kementrian Keuangan Republik Indonesia yang
dipublikasikan melalui artikel ataupun jurnal resmi.
2. Mencatat data – data pendukung yang diperlukan dalam penelitian.
Selain dari media online, untuk mendapatkan data yang diperlukan juga bisa didapatkan dari
buku, bahan seminar, ataupun makalah yang terpercaya isi dan struktur penulisannya.
Pembahasan
Alasan penerbitan SPT Masa 2020
Unifikasi SPT Masa 2020 dibentuk atas berbagai alasan. Salah satunya adalah
Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan. Uni fikasi SPT Masa 2020 merupakan salah
satu objek yang menjadi rangkaian dari reformasi pajak menyentuh ranah teknologi. Apalagi,
DJP (Direktorat Jendral Pajak) tengah melakukan pembaruan sistem inti administrasi perpajakan
(PSIAP) atau yang akrab disebut core tax system. PSIAP dilakukan dalam periode 2018—2024
dengan anggaran senilai Rp2.044 triliun. Menurut Direktur Transformasi Proses Bisnis DJP,
Hantriono Susilo PSIAP merupakan proyek yang kompleks dan bernilai besar. Oleh karena itu,
butuh agen pengadaan yang handal. PSIAP akan mulai on board pada 2023 dan siap
dimanfaatkan pada 2024. pembaruan Core Tax System ini mendesak karena teknologi
administrasi perpajakan yang ada telah usang dan kestabilan infrastruktur server semakin
berkurang seiring dengan peningkatan beban. menurut laporan IMF, pembaruan sistem
administrasi dapat memberikan dampak kepada penerimaan sebesar lima persen terhadap PDB.
Kualitas data Wajib Pajak yang terintegrasi dapat lebih terjamin dan penggunaan proses yang
diotomasi menjadi meningkat untuk mengeliminasi aktivitas manual yang bernilai rendah.
penganggaran dana senilai Rp2,04 triliun ini berlaku secara kontrak tahun jamak yang sebagian
besar dimanfaatkan untuk sistem integrator Rp1,85 triliun dan agen pengadaan Rp37,8 miliar. Ini
menggunakan pihak ketiga, karena kompleks pengadaannya. Bukan karena kita tidak mampu,
tapi untuk mendapatkan yang terbaik dan kualitas diakui dunia. agen pengadaan yang akan
diputuskan melalui survei dan kontrak mulai tahun 2020, calonnya bisa berasal dari luar
Indonesia. diharapkan pembenahan sistem administrasi ini yang disertai dengan pembenahan
organisasi, sumber daya manusia dan regulasi dapat memperkuat proses reformasi perpajakan.
Secara keseluruhan, sistem ini mempunyai data yang bagus dan lebih subyektif kepada Wajib
Pajak, karena arahnya memang pelayanan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sebesar 66% dari total
belanja penelitian Indonesia berasal dari pemerintah. Peranan swasta hanya sekitar 10%.
Kondisi berkebalikan dengan negara-negara OECD (Organisasi Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi). yang justru memiliki kontribusi sektor swasta hingga 70%.Oleh
karena itu, pemerintah memberikan berbagai insentif agar peranan pihak swasta juga
semakin meningkat. Indonesia ingin menyeimbangkan kontribusi pendanaan riset agar
tidak melulu hanya dari pemerintah. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal
mengoptimalkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari kekayaan
negara yang dipisahkan (KND) dan aset untuk tahun-tahun mendatang. Dirjen Kekayaan
Negara Kemenkeu Isa Rachmatarwata pemerintah akan mengupayakan kesimbangan
penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berasal dari sumber daya alam (SDA) dan
non-SDA. PNBP Sumber Daya Alam (SDA) yang semester I/2018 berhasil terealisasi
hingga Rp75,1 triliun atau 72,4% dari target APBN 2018, tetapi pada periode yang sama
tahun 2019 ini turun pada angka Rp70,72 triliun dan hanya 37,1% dari target APBN
2019. Akibat penurunan PNBP SDA, realisasi PNBP secara keseluruhan pun hanya
55,3% dari target atau sebesar Rp209,08 triliun. Pada tahun ini (2019), PNBP KND hadir
sebagai penyelamat dengan realisasi mencapai Rp68,67 triliun atau 150,6% dari target
APBN 2019 yang hanya Rp45,58 triliun. Pada tahun sebelumnya, PNBP KND per
semester I/2018 hanya Rp35,52 triliun. .Selain kekayaan negara yang dipisahkan (KND),
pemerintah juga akan meningkatkan penerimaan dari pengelolaan barang milik negara
(BMN). Langkah ini dilakukan pemerintah setelah melihat perkembangan realisasi PNBP
hingga saat ini masih dibayangi turunnya setoran dari sektor SDA Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan ada optimisme
kenaikan investasi pada tahun ini. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor. Dari eksternal,
ketegangan perang dagang mulai berkurang. Tekanan akibat kenaikan suku bunga bank
sentral AS juga turun. Pada saat yang bersamaan, dari dalam negeri, pemilu sudah
berakhir yang diikuti dengan terjaganya stabilitas politik dan keamanan negara. Kondisi
inilah yang diproyeksi akan meningkatkan penanaman modal ke Tanah Air. Menurut data
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total realisasi investasi sepanjang 2018
sebesar Rp 721,3 triliun, meningkat 4,1% dibanding 2017. Namun, angka ini hanya
mencapai 94,3% dari target investasi yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Rp 765 triliun. Karena itu, Pemerintah akan terus
berupaya untuk meningkatkan investasi dan juga ekspor pada tahun 2019. Hal tersebut
diharapkan dapat berdampak pada perbaikan kinerja investasi dan pencapaian target
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 yang dipatok sebesar 5,3%. Indonesia akan
fokus pada investasi dan yang paling penting ekpor. terhitung potensinya 5,3% pada
periode 2019. Menurut Kepala BKPM Thomas Lembong, realisasi investasi di 2018
sebesar Rp 721,3 triliun cukup mengecewakan karena tidak mencapai target. Hal ini juga
yang menjadi faktor perekonomian Indonesia melemah. Meski begitu, outlook ekonomi
dan investasi Indonesia pada 2019 akan kembali membaik. Ini ditunjukkan adanya
peningkatan optimisme investor terhadap Indonesia.
angka pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 ini dipengaruhi beberapa faktor,
salah satunya nilai ekspor dan impor. Di mana kuartal IV-2018 ekspor barang Indonesia
mencapai US$ 44,98 miliar atau turun 4,48% secara kuartal to kuartal, sementara naik
1,04% secara year on year (yoy). Sementara nilai impor barang Indonesia kuartal IV-
2018 meningkat 0,25% atau senilai US$ 49,85 miliar, dan sepanjang tahun juga
mengalami kenaikan sebesar 12,10%. Kemudian, pemicu pertumbuhan ekonomi
sepanjang 2018 juga terjadi karena penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai
tingkat dealer) pada kuartal IV-2018 mencapai 294.657 unit, atau turun sebesar 2,75% (q
to q) dan naik sebesar 9,37% (yoy). "Di samping itu, penjualan sepeda motor secara
wholesale (penjualan sampai tingkat dealer) pada kuartal IV-2018 mencapai 1.660.866
unit, atau turun sebesar 3,41% (q to q) dan naik sebesar 7,44% (yoy). lainnya juga
didorong oleh produksi semen pada kuartal IV-2018 sebesar 13,53 juta ton, atau turun
31,88% (q to q) dan 28,59% (yoy). Sedangkan penjualan semen dalam negeri pada
kuartal IV/2018 sebesar 19,73 juta ton, atau naik 4,30% (yoy). Dengan adanya penerbitan
SPT Masa 2020 ini diharapkan dapat memicu perilaku wajib pajak untuk lebih taat lagi
dalam pembayaran pajak untuk Indonesia yang lebih maju lagi kedepannya.
Penutup
Berdasarkan data di atas dapat disimpulan bahwa unifikasi SPT Masa 2020 dapat
mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. proses pelaporan
SPT Masa yang biasanya 4 kali dalam sebulan kini menjadi 1 kali proses saja. Dimana untuk
SPT Masa PPh Pasal 15, SPT Masa PPh Pasal 22, SPT Masa PPh Pasal 23, dan SPT Pasal 4 ayat
2 digabung menjadi satu. launchingnya SPT Masa akan memangkas pelaporan yang berbelit dan
memakan waktu sehingga hanya perlu melaporkan satu spt saja. Saat ini pelaporan SPT Masa
dilakulan terpisah untuk jenis pajak yang diatur. Oleh karena itu wajib pajak bisa beberapa kali
melaporkan SPT-nya. Dengan unifikasi tersebut, diharapkan akan memudahkan wajib pajak
melaporkan SPT-nya. Sebab pelaporan SPT bisa dilakulan sekali saja. Selain itu, Ditjen Pajak
juga akan menggandeng bank untuk menyediakan layanan pembayaran melalui mobile banking.
Ditjen Pajak juga akan menggandeng bank untuk menyediakan layanan pembayaran melalui
mobile banking. Sehingga bayar pajak cukup melalui ponsel. Selain untuk meringankan wajib
pajak dalam pembayaran dan penyetoran pajak, terdapat berbagai alasan lain yang mendukung
DJP untuk segera melakukan unifikasi terhadap SPT Masa. Mulai dari Pembaruan Sistem Inti
Administrasi Perpajakan dalam rangka reformasi perpajakan Indonesia, meningkatkan kontribusi
sektor swasta dalam belanja negara yang sesuai dengan kesepakaan negara negara dalam
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), upaya pemerintah dalam
meningkatkan penerimaan dari pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), dan menaikkan
jumlah investasi dengan kemudahan membayar pajak.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi langkah untuk penelitian selanjutnya terhadap
upaya pemerintah menaikkan pendapatan dari pajak dengan melakukan unifikasi SPT Masa
2020.. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam analisis rencana DJP
melakukan unifikasi terhadap SPT Masa 2020. Penulis berharap pembaca dapat memberikan
kritik serta saran sehingga penulis dapat belajar lebih baik dan teliti lagi. Penulis juga berharap
para pembaca untuk cerdas menyikapi perubahan-perubahan dalam sistem administrasi
perpajakan di Indonesia. Sebab, penulis meyakini bahwa masih banyak hal lainnya yang perlu
dikaji untuk meningkatkan kualitas perpajakan di Indonesia. Setelah membaca hasil penelitian
ini, diharapkan dapat memperluas dan memperdalam wawasan dan pengetahuan terhadap sistem
administrasi perpajakan di Indonesia.
Daftar Pustaka
Brotodihardjo, R. Santoso. 1998. ”Pengantar Ilmu Hukum Pajak” . Malang : Aditama
DDTC news. 1 Agustus 2019. Siapa yang Diuntungkan dengan Unifikasi SPT Masa? Ini
Penjelasan DJP, (online). https://news.ddtc.co.id/siapa-yang-diuntungkan-dengan-
unifikasi-spt-masa-ini-penjelasan-djp-16600?page_y=0 . Diakses 12 November 2019
Friana, H. 1 Agustus 2019.. Dirjen Pajak Siapkan Unifikasi SPT Masa, Diuji Coba di Pertamina
(online) .https://tirto.id/dirjen-pajak-siapkan-unifikasi-spt-masa-diuji-coba-di-pertamina-
efpZ. Diakses 12 November 2019
Fitriani, P dkk. 2014. Kompilasi Undang-Undang Perpajakan Terlegkap (Ema Sri.S, Ed).
Jakarta : Salemba Empat.
Mardiasmo. 2018. Perpajakan Edisi Terbaru 2018 (Maya, Ed).Yogyakarta: CV. Andi.
Nazir, Moh. 2005, Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Resmi, S. 2008. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 4 (Palupi.W, Ed). Jakarta : Salemba Empat.
Sukmana, Y. 2019. Mulai 2020, Lapor SPT Pajak Segala Jenis Cukup sekali (Djumena, E, Ed).
Jakarta : Kompas Redaksi.
Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang “Ketentua Umum dan Tata Cara Perpajakan”
diakses pada tanggal 20 November 2019 melalui :
www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/PersandinganUUPerpajakan.pdf