Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PENGAMAN PERALATAN dan MANUSIA

Topik 2

Pengaman peralatan Generator pada Sistem Ketenagalistrikan agar dapat


dimanfaatkan secara optimal.

Oleh

Harry Firmansyah Survi


16064037
Dosen pembimbing : Dr. Sukardi, M.T.

TEKNIK ELEKTRO D3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Pengaman Peralatan dan Manusia agar Sistem Tenaga Listrik dapat dimanfaatkan
secara Optimal

Pengaman sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan kepada
peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada suatu sistem tenaga misalnya generator,
transformator jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri.
Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain : hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
frekuensi sistem rendah, asinkron dan lainlain.Adapun fungsi dari sistem pengaman adalah :

- Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi keruasakan peralatan listrik akibat adanya
gangguan (kondisi abnormal) semakin cepat reaksi perangkat pengaman yang di gunakan,
maka akan semakin sedikitlah pengaruh gangguan terhadap kemungkinan kerusakan alat.
- Untuk mempercepat melokaliser luas/zone daerah yang terganggu sehingga menjadi sekecil
mungkin
- Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen,
dan juga mutu listriknya baik
- Untuk mengamankan manusia (terutama) terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik
Agar sistem pengaman dapat dikatakan baik dan benar (dapat bereaksi dengan cepat, tepat
dan murah), maka di adakan pemilihan dengan seksama dengan memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut :
- Macam saluran yang di amankan
- Pentingannya saluran yang dilindungi
- Kemungkinan banyaknya terjadi gangguan
- Tekno-ekonomis sistem yang digunakan
Peralatan utama yang dipergunakan untuk mendeteksi dan memerintahkan peralatan
pemgaman bekerja adalah relay.

Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan
sistem pengaman yang efektif yaitu :
1. Selektif : yang di maksud dengan selektif disini adalah kecermatan pemilihan dalam
mengadakan pengamanan, dimana hal ini menyangkut koordinasi pengaman dari
sistem secara keseluruhan.
2. Peka (sensitive) : Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi,artinya
harus cukup sensitive terhadap gangguan di daerahnya meskipun gangguan tersebut
minimum,selanjutnya memberikan jawaban / response.
3. Andal (reliability) : Keandalan relay dihitung dengan jumlah relay
bekerja/mengamankan daerahnya terhadap jumlah gangguan yang terjadi.
4. Cepat bereaksi : Relay harus cepat bereaksi/bekerja bila sistem mengalami gangguan
atau kerja abnormal. Kecepatan bereaksi dari relay adalah saat relay mulai mulai
merasakan adanya gangguan sampai dengan pelaksanaan pelepasan circuit breaker
(C.B) karena komando dari relay tersebut.
Untuk pengamanan bagian sistem yang lebih penting, digunakan sistem pengaman
yang terdiri dari seperangkat peralatan pengaman yang komponen – komponen
terpentingnya adalah :
1. Relay proteksi : sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan atau
keadaan abnormal lainnya.
2. Pemutus Tenaga (PMT) : sebagai pemutus arus gangguan di dalam sirkit tenaga untuk
melepaskan bagian sistem yang terganggu. Dengan kata lain “membebaskan sistem
dari gangguan”. PMT menerima perintah (sinyal trip) dari relay proteksi untuk
membuka.
3. Trafo arus dan trafo tegangan : untuk meneruskan arus dan tegangan dengan
perbandingan tertentu dari sirkit primer (sirkit tenaga) ke sirkit sekunder (sirkit relay)
dan memisahkan sirkit sekunder dari sirkit primernya.
4. Battery (aki) : sebagai sumber tenaga untuk mengetrip PMT dan catu daya untuk relay
(relay digital / relay statik ) dan relay bantu.

Sistem pentanahan (grounding) adalah sistem hubungan penghantar yang


menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi (ground) sehingga dapat
mengamankan manusia (human) dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen
komponen instalasi dari bahaya tegangan / arus abnormal.
Standart kelayakan grounding/pembumian harus bisa memiliki nilai Tahanan
sebaran/Resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih baik). Material grounding
dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau kerucut tembaga, semakin luas
permukaan material grounding yang di tanam ke tanah maka resistansi akan semakin rendah
atau semakin baik.
Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada
beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu :
1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan.
2. Mineral/garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan sebaran/resistansi
karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus petirsemakin mudah
menghantarkan.
3.Derajat keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakin mudah menghantarkan.
4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan
tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral akan mudah hanyut.

Grounding system atau pembumian dapat dibuat dalam 3 bentuk,yaitu :


1. Single Grounding :yaitu dengan menancapkan sebuah batang logam/pasak biasanya di
pasang tegak lurus masuk kedalam tanah.
2. Pararel Grounding : bila sistem single grounding masih mendapatkan hasil kurang baik,
maka perlu di tambahkan material logam arus pelepas ke dalam tanah yang jarak antara
batang logam/material minimal 2 Meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC.
Penambahan batang logam/material dapat juga di tanam mendatar dengan kedalaman
tertentu, bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar ayam. Kedua teknik ini
bisa di terapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan sebaran/resistansi kurang dari 5
Ohm setelah pengukuran dengan Earth Tester Ground.
3. Maksimun Grounding : yaitu dengan memasukan material grounding berupa lempengan
tembaga yang diikat oleh kabel BC, serta dengan pergantian tanah galian di
titik grounding tersebut.
SISTEM PENGAMAN GENERATOR PADA UNIT GENSET

Operasi suatu generator adalah suatu hal yang penting untuk diamankan dalam sebuah
sistem tenaga listrik. Oleh karena itu generator perlu dilengkapi dengan beberapa alat
pengaman yang berfungsi untuk mengamankan generator sehingga kelangsungan suplai
tenaga listrik kepada konsumen dapat terjamin. Adapun pengaman generator yang ada pada
unit Gen Set antara lain Relai arus lebih, Relai daya balik, Ground fault relay dan Excitation
Fault Relay.
Penurunan kemampuan peralatan listrik adalah suatu hal yang biasa. Proses ini bermula
sejak peralatan tersebut dibuat. Jika penurunan tersebut tidak diamati, ada kemungkinan akan
menyebabkan kegagalan atau kesalahan kerja pada saat dioperasikan misalnya pengkaratan
pada kontak-kontak rele, macetnya mekanisme, berubahnya setting peralatan pengaman dan
lain-lain. Dengan perawatan dan pemeliharaan yang baik dapat mengurangi kegagalan dalam
menurunkan jumlah pemutusan yang tidak direncanakan. Peralatan rele-rele proteksi
mencakup inspeksi, pembersihan dan penyesuaian setting (adjustment) serta pengujian
peralatan untuk menjamin operasi bebas gangguan sampai jadwal pemeliharaan berikutnya.
1. Mechanical and Visual Inspection
Perawatan, penyimpanan data dan pengetesan pada saat perawatan merupakan jaminan
agar peralatan bisa bekerja sebagaimana mestinya. Langkah pertama yang harus dilakukan
sebelum melaksanakan perawatan, acceptance test dan perbaikan-perbaikan adalah dengan
melakukan mechanical and visual inspection. Mekanisme dari peralatan pengaman, terminal-
terminal pengawatan dan tap block harus diperiksa. Induction disk unit, instantaneous unit,
target and seal unit harus bebas bergerak tanpa ada gangguan yang menghambat operasi rele-
rele.
2. Preventive Maintenance Testing
Apabila pengetesan dilakukan pada rangkaian yang sedang energized dan berbeban,
harus diingat bahwa selama pengetesan, rangkaian proteksi harus dilepas terlebih dahulu. Hal
ini penting mengingat coil dapat menstripkan Circuit Breaker apabila rangkaian ke tripping
system tidak dilepas.
3. Visual Check
Pengecekan paling praktis untuk menghindari trip karena kekuranghati-hatian adalah
memeriksa secara visual panel rele sebelum membuka tutup rele. Double check (pemeriksaan
ganda) data-data rele akan sangat membantu untuk menghindari kesalahan pencabutan rele-
rele proteksi yang akan ditest. Dianjurkan untuk memeriksa posisi moving contact dan
stationary contact terhadap kemungkinan unit rele sedang beroperasi (pick up) dan mendekati
trip point, serta hati-hati pada saat membuka tutup rele.
4. As Found and As Left Test
As found test adalah hasil test setelah kolaborasi ulang, yang menunjukkan kondisi
dan kalibrasi rele yang telah dilaksanakan. Hasil test harus sesuai dengan relay setting sheets
serta diarsipkan sehingga data permanen kondisi relay untuk dibandingkan dengan as found
test pada perawatan berikutnya. As found dan left test memberikan data historical yang
diperlukan untuk menentukan integritas kalibrasi, periode jadwal perawatan berikutnya,
perbaikan integritas kalibrasi, periode jadwal perawatan berikutnya perbaikan serta
penggantian rele.
5. Acceptance Test
Acceptance test biasanya dilakukan pada rele-rele baru sebelum rele-rele tersebut
dipasang dan bertujuan untuk memeriksa kondisi keseluruhan terhadap tingkat operasi rele
dan disesuaikan dengan setting yang diinginkan.
6. Primary Injection Test
Primary injection test biasanya dilaksanakan saat melakukan acceptance test pada
pemasangan rele-rele baru. Caranya adalah dengan menginjeksikan arus pada sisi sisi primer
trafo arus. Keuntungan secara langsung yang dapat memeriksa langsung perbandingan trafo
arus, penyambungan sisi rele, operasi rele, trip bus dan operasi circuit breaker. Harus berhati-
hati saat melakukan primary injection test karena pengetesan dan penyambungan peralatan
langsung pada konduktor sisi primer.
7. Secondary Injection Test
Secondary injection test adalah cara umum yang dilakukan untuk pengetesan rele-rele
proteksi. Keuntungan yang diperoleh pada cara ini adalah rangkaian trip system bisa dilepas
dari sumber sehingga system bisa tetap beroperasi. Cara pengetesannya adalah dengan
menginjeksikan arus langsung ke terminal rele.
8. General Test
Prosedure pengetesan rele biasanya diberikan atau disediakan oleh pabrik pembuat.
Brosur perawatan (maintenance manual) memberikan informasi penting mengenai
pengetesan yang perlu dilaksanakan pada rele dan kontrol-kontrolnya, seperti pengetesan test
connection, response curve dan test parameter untuk setiap fungsi rele.

Anda mungkin juga menyukai