Anda di halaman 1dari 12

Tantangan Komunikasi Bisnis dalam

Merespon Tantangan Global dan


Memenuhi Kebutuhan Lokal/Nasional
Tugas UA KBDK

Dosen : Dr. Ir. Siti Amanah, Msc.

Oleh :

RIFQI AZ ZAHID

MB IPB KELAS E-65


Pendahuluan

Apa itu komunikasi bisnis ? apa yang terbenak dalam pikiran saat mendengar atau
membaca kata komunikasi bisnis ? ada banyak bentuk dan jenis komunikasi di dunia ini
yang mungkin kita ketahui, ada komunikasi organisasi, komunikasi verbal, komunikasi
nonverbal dan lain sebagainya. Termasuk didalamnya komunikasi bisnis. Menurut
(Purwanto) komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang
terdiri atas berbagai macam bentuk komunikasi, baik verbal maupun non verbal untuk
mencapai tujuan tertentu sesuai dengan kepentingan bisnis pelaku komunikasi tersebut.

Komunikasi bisnis bisa disebut dengan pertukaran gagasan, pendapat, informasi,


instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal
melalui simbol – simbol atau sinyal. Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok,
yaitu:

1. Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi
2. Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni
komunikator dan komunikan.
3. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya
beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
4. Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka,
menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang
secara bersamaan.
5. Menggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat
dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
6. Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi
atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh manajemen.

Jadi, Komunikasi bisnis adalah segala hal yang berkaitan tentang komunikasi antara
manusia, antar bagian, antara organisasi dalam suatu wadah bisnis dan memiliki 6 unsur
pokok komunkasi. Ini membuat dan menandakan bahwa Komunikasi bisnis adalah hal yang
sangat penting dalam dunia bisnis, jika ingin berbisnis kita lebih baik mengetahui apa dan
bagaimana komunikasi bisnis itu berlangsung.
Data yang kami temukan dari website resmi milik kominfo menyatakan bahwa
pertahun 2018 ini indonesia memiliki 59,2 juta UMKM yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Lucunya, di zaman yang serba modern ini dan serba internet ini hanya 8% atau
sekitar 3,79 juta UMKM yang sudah memanfaatkan platform online dalam berbisnis. Padahal
internet adalah salah satu penyangga dan hal yang sangat membantu dunia bisnis bagi para
pelaku usaha. Contohnya saja, salah satu teman penulis yang memiliki jasa konveksi di kota
bogor tidak memiliki fanspage resmi facebook, akun instagram dan website. Setelah bertemu
dengan penulis beliau sudah paten menggunakan internet dalam bisnisnya, bahkan sudah
berani mengiklankan produknya di Facebook serta Instagram.

keputusan bergabungnya Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean pada awal


tahun 2015 lalu merupakan titik maju atau mundurnya Indonesia, ini adalah sebuah tantangan
global dimana produk asli indonesia akan bersaing dengan produk negara negara lain secara
bebas, tidak percaya ? saat ini ada ribuan orang bergabung dalam komunitas Importir.id yang
mengimpor segala jenis barang dari china untuk dijual di Indonesia.

Berapa peluang Indonesia khususnya UMKM kita untuk bisa bersaing di bisnis global
ini ? Menurut saya sangat besar asalkan kita tahu bagaimana cara mengahadapinya, tantangan
global bukan lah hal sepele, juga bukan hal yang begitu susah, Tantangan global ini harus
bisa dijawab dan diatasi dengan berbagai macam cara salah satunya dengan komunikasi
bisnis.

Untuk menghadapinya diperlukan beberapa perbaikan internal maupun eksternal dari


UMKM yang diperbaiki satu persatu dan dimodifikasi sebaik mungkin mengikuti trend pasar
produk kita. Ada 6 elemen yang harus diperhatikan bahkan diperbaiki bahkan dilaksanakan
sebaik mungkin untuk bisa menghadapi tantangan global bagi para pelaku UMKM di
Indonesia. Apakah hanya untuk UMKM ? menurut saya tidak, 6 elemen ini bisa diterapkan
didunia bisnis manapun, ada elemen Interpersonal communication and persuasing message,
ada elemen internal communication, kemudian identity and image and reputation and
corporate advertisisng, ada crisis communication and PR, ada loby negotiation adn
goverment relation dan yang terakhir adalah public speaking.
Metode penulisan

Dalam penulisan ini banyak hal yang akan penulis bahas, mendapatkan data yang diperlukan
dalam penelitian, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

a. Metode Wawancara

Untuk melengkapi data yang diperlukan dalam pengembangan Sistem Informasi kehadiran
mahasiswa maka dilakukan wawancara terhadap stakeholder dalam hal ini keompok yang
maju dalam pembahasan setiap topik komunikasi bisnis di kelas. Wawancara yang dilakukan
untuk mencari data mengenai sistem serta kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan yang
belum tercukupi dari sistem.

b. Metode Obervasi

Selain metode wawancara, metode observasi juga dilakukan untuk melengkapi data yang
dibutuhkan. Observasi dilakukan dengan menganalisa terhadap sistem serta aspek-aspek lain
yang dapat mempengaruhi terhadap jalannya sistem baik dari sisi lingkungan maupun dari
sisi pengguna sistem itu sendiri.

c. Metode Studi Pustaka

Metode study kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi
yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dilakukan dengan mencari
referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, referensi dapat
diperoleh dari buku-buku atau internet.

Pembahasan

Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)


merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional, yang bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur.Dengan memperhatikan peran dan potensinya dalam
perekonomian nasional, keberadaan Koperasi dan UMKM terbukti merupakan pelaku usaha
yang mandiri, kukuh dan fleksibel, dalam kondisi normal maupun krisis sekalipun.Bahkan
tidak dapat disangkal oleh siapapun bahwa Koperasi dan UMKM merupakan leader
perekonomian Indonesia.Ia menjadi jantung ekonomi rakyat, dan pelopor tumbuhnya
ekonomi kerakyatan (Muttaqin dan Murtadlo).

Untuk menciptakan daya saing dan daya pacu UMKM agar mampu bersaing di era
global ini banyak hal yang harus dilakukan, banyak hal yang harus di rencanakan.
Permasalahannya tidak semua UMKM mau dan mampu menerapkan apa yang harus
dilakukan, penulis yakin sudah ada ratusan rahasia dan tips atau bahkan himbauan dari para
ahli bahkan pemerintah sendiri untuk apa yang harus dilakukan oleh UMKM. Program-
program pendampingan UMKM pun terbilang tidak merata dan cenderung bukan hal yang
mudah untuk didapatkan, tapi ada hal yang mudah untuk didapatkan dan tidak perlu merubah
strategi berjalannya bisnis agar UMKM mampu bersaing dalam globalisasi yang sudah terjadi
saat ini.

Membangun komunikasi adalah caranya, komunikasi yang baik akan menciptakan


kinerja dan daya saing yang baik bagi UMKM. Bayangkan berapa ribu misskomunikasi yang
terjadi dalam sehari pada seluruh perusahaan perusahaan elit yang ada, hal tersebut pasti
sering terjadi pada UMKM yang mungkin dalam perekrutan SDM nya tidak terlalu
memperhatikan kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh SDM nya. Ketidakmampuan
seseorang dalam berkomunikasi bukanlah sebuah cacat atau difabilitas, bahkan orang yang
tuna wicara pun mampu berkomunikasi dengan baik seperti yang terjadi di restoran Burger
King yang berada di Bali yang dimana salah satu Staff front office nya tuna wicara dan
mampu melayani pembelian selama ia bekerja.

Kemampuan dalam berkomunikasi dapat dilatih dan dapat diajarkan kepada siapapun,
kembali pada pernyataan penulis diatas dimana komunikasi yang bauk akan menciptakan
kinerja dan daya saing, kasus Burger King menjadi sorotan netijen dan mambuat citra
perusahaan tersebut naik, penulis yakin hal tersebut pasti berdampak pada keputusan
konsumen dalam memilih restoran cepat saji di Indonesia.

Ada 6 kemampuan komunikasi yang harus dimiliki oleh perusahaan atau UMKM
baik itu secara individu atau keseluruhan, dampak nya akan sangat terasa pada kinerja dan
suasa keharmonisan internal perusahaan. Kemampuan tersebut adalah sebagai berikut ;

1. Interpersonal Communication and Persuasive Message :


Ini adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki, menjadi basic dalam kemampuan
komunikasi membuat interpesonal dan persuaisive menjadi kewajiban sebelum
mengarah pada kemampuan yang lain. Yang dimaksud dengan interpersonal
communication adalah : komunikasi antara orang-orang secara tatap muka,yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini
adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang,
mis.suami – istri, dua sahabat dekat,guru – murid, rekan kerja dsb (Adi).
Menurut (Adi), Interpersonal Communication memiliki beberapa ciri khas yang dapat
diidentifikasi, ciri tersebut adalah : Pihak-pihak yg. berkomunikasi berada pada jarak
yg dekat Pihak-pihak yg.berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan,baik verbal maupun non verbal.
Hal inilah yang sering terjadi dalam dunia kerja dimana para pekerja berada dalam
lingkungan yang dekat dan membuat mereka harus mampu saling berkomunikasi
secara simultan, bisa anda bayangkan bagaimana jika dalam suatu usaha ada pekerja
yang malas untuk berkomunikasi interpersonal antar sesama pekerja, ini akan
menimbulkan kerancuan dan ambiguitas dalam dunia kerja.
Untuk menanamkan sifat atau komunikasi interpersonal ini perlu pembiasaan dan
perlu himbauan, pada alaminya manusia jika berada dalam suatu kawasan dekat
seperti dunia kerja, tetangga, teman sebangku, teman sekontrakan akan mencoba
untuk membangun komunikasinya tersendiri karena manusia adalah makhluk sosial,
sudah menajadi hukum alam.
Sedangkan persuasive message merupakan kemampuan komunikasi yang menjadi
substansi dari Interpersonal Communication, Persuasive message adalah kemampuan
seseorang untuk mengajak atau menggiring opini atau anggapan masyarakat menjadi
seperti yang ia inginkan. Ketika seseorang manajer ingin meningkatkan kinerja anak
buah nya maka ia perlu membuat persuasive message yang mampu merubah cara
berfikir dan cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Kemampuan ini sangat penting
karena dalam dunia kerja atau usaha para pekerja memiliki akal dan pemikiran
masing-masing, perlu persamaan persepsi dalam menjalankan semua visi dan misi.
Dengan persuasive message persepsi persepsi setiap orang bisa disamakan.
2. Internal Communication :
Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kantor
atau organisasi. Komunikasi ini bisa terjadi antara karyawan dengan karyawan,
karyawan dengan atasan, dan atasan dengan atasan. Komunikasi ini terjadi karena
terdapat sebuah struktur dalam organisasi. Tujuannya untuk meningkatkan kinerja
SDM dalam organisasi. Biasanya terjadi proses pertukaran informasi diantara batang-
batang struktur organisasi. Kualitas komunikasi ditentukan dari frekuensi dan
intensitasnya. Akan selalu ada konflik dan atau hal yang dianggap tidak sesuai dalam
sebuah organisasi (Sulton).

Peningkatan kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari produktivitas karyawannya,


dimana mereka akan saling berkomunikasi dalam kesehari-hariannya untuk dapat
mencapai produktivitas maksimal, disanalah internal communication bekerja dan
berlaku. Kualitas komunikasi tersebut dapat dilihat dari hubungan antar karyawan
dalam bekerja. Sama seperti penopang dalam Internal Communication dimana ada 2
komunikasi yang menjadi penopang, ada komunikasi vertikal ada komunikasi
horizontal.

Komunikasi vertikal itu adalah hubungan komunikasi dari atas ke bawah dan dari
bawah keatas, antra atasan dan bawahan juga antara bawahan dengan atasan. Menurut
(Sulton) Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dan lain-lain kepada bawahannya. Bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan lain-lain
kepada pimpinan. Atasan dan bawahan berkomunikasi sesuai dengan keinginan
mereka (perilaku komunikasi yang diantisipasi), misalnya menanyakan pertanyaan
yang relevan, mendiskusikan maksud sesorang secara terbuka, jujur, merupakan
perilaku komunikatif yang diharapkan oleh atasan atau bawahan, dari dirinya sendiri
atau dari orang lain.

Sedangkan komunikasi horizontal merupakan komunikasi antara sesama pekerja


seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Komunikasi ini
sangat berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi
horizontal seringkali berlangsung tidak formal. Komunikasi ini terjadi pada saat
istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi
seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar, dan yang didesas-
desuskan sering kali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan
pimpinan yang merugikan mereka. Penguasaan individu atau bagian dalam usaha
mengenaik Internal Komunikasi akan sangat membantu harmoni dunia kerja yang
berimbas pada peningkatakn produktivitas.
3. Identity, Image, Reputation and Corporate Advertising
Sudah dua kemampuan komunikasi yang harus diterapkan, sekarang bagaimana
caranya beralih sebentar pada usaha atau tempat kerja kita yang gantian harus
diperhatikan. Dalam hal ini bukan berarti tidak membutuhkan kemampuan
komunikasi, justru ini merupakan kemampuan komunikasi perusahaan dimana
mampu mengenalkan identitas nya pada konsumen, mampu membuat image yang
baik dan reputasi yang baik pada konsumen serta mampu mengkomunikasikan iklan
yang menarik perhatian konsumen.

Identitas merupakan cerminan dari diri usaha ataupun kelompok ataupun individu,
identitas ini mencerminkan segalanya mulai dari sifat, perawakan dan gaya sehingga
terpatri dalam benak konsumen. Perusahaan yang mampu mengkomunikasikan
identitasnya pasti mampu membuat identitas mereka menjadi trade mark seperti hal
nya Odol, odol bukanlah nama lain dari pasta gigi tapi merk salah satu pasta gigi di
zaman dulu sehingga pada saat ini apapun nama pasta gigi kita menyebutnnya odol.
Dipedalama kalimantan barat, tempat penulis lahir, sepeda motor itu disebut Honda,
apapun merk nya mereka akan menyebutnya Honda yang membuat kata Honda di
daerah tersebut mencerminkan nama lain dari Kendaraaan bermotor.

Image and repitation, dua hal ini sangat berkaitan karena saling berhubungan. Apabila
perusahaan mampu membuat image baik pada perusahaannya maka reputasinya akan
membaik, bisa juga merubah image dari buruk menjadi baik tergantung bagaimana
komunikasinya. Hal ini dibuktikan oleh PT. KAI, sebuah usaha milik negara dibidang
penyediaan transportasi Kereta api. Sebelum Ignatius Jonan menjadi Dirut KAI,
image kereta di Indonesia sangat mengerikan seperti : tidak aman, kumuh, bau, copet,
PKL dimana mana, tidak rapi dan lain lain hingga akhirnya PT KAI mampu merubah
imagenya dan membuat reputasinya berubah dari buruk menjadi baik.

Komunikasi dalam beriklan pun menjadi salah satu kemampuan komunikasi


perusahaan, dimana ia mampu merubah persepsi dan merubah keinginan seseorang
dari tidak ingin, menjadi biasa saja, menjadi penasaran dan berbuah menjadi
pembelian produk. Akhir-akhir ini banyak usaha dan UMKM membuat komunikasi
iklan yang sangat baik, seperti Bukalapak, DANA, TIX.ID dll. Salah satu teman
penulis pun yang bergerak dalam penjualan kripik pisang dilampung mampu
memperkerjakan 20 mahasiswa dikampus nya untuk menjadi reseller berkat
kemampuan komunikasinya dalam mengiklankan produknya menggunakan jasa
internet.

4. Crisis Communication and PR.


Dalam keberlangsungan usaha dan bisnis pasti ada masa krisis yang menghampiri
dan merugikan konsumen, seperti kejadian Lion Air JT 610, kasus minuman susu
yang membuat satu sekolahan keracunan dll. Komunikasi krisis ini memerlukan peran
bagian PR atau Public relation dalam mengendalikan situasi dan kondisi yang terjadi
dalam perusahaan atau pada konsumen itu sendiri.

Bagi seorang Public Relations, menyampaikan pesan secara tepat kepada publik
adalah tanggung jawab yang harus dituntaskan. Apalagi ketika terjadi krisis dalam
perusahaan, seorang Public Relations dituntut untuk bisa memberikan langkah terbaik
bagi manajemen agar dapat mengendalikan krisis yang terjadi. Mengapa krisis dalam
perusahaan harus diorganisir dengan baik ?, tentu saja karena suatu perusahaan
memiliki stakeholder atau pihak-pihak yang akan merasakan dampak langsung
apabila terjadi krisis. Selain itu, berkaitan dengan image perusahaan di mata publik.
Karena kita sudah ada di era digital, arus informasi yang begitu cepat tersebar dan
mudah dikonsumsi oleh publik menyebabkan perusahaan haruslah pandai dalam
mengelola krisis.

Krisis yang tidak dikelola dengan baik, penyampaian pesan yang tidak diorganisir
secara benar akan membuat image perusahaan rusak bahkan yang terburuk adalah
menyebabkan perusahaan tersebut pailit dan berujung bangkrut. Situasi krisis terjadi
tidak dapat diprediksi kapan datangnya, namun ketika krisis tersebut melanda maka
stakeholder yang menjadi korban atau mengalami dampak yang signifikan haruslah
yang menjadi prioritas utama (Nusantara). Ada 5 cara untuk mengendalikan Krisis
yang dialami, 5 kemampuan komunikasi yang harus dimiliki dalam setiap jenis usaha
:
a. Care
b. Commitment
c. Consistency and Coherency
d. Clarity
e. Cooperation

5. Lobby, Negoitation and Goverment Relation


Kemampuan dalam hal melobi adalah salah satu kemampuan komunikasi yang harus
dimiliki dan diterapkan. Dalam Era Globalisasi sekarang ini, konsep Lobi dan
Negosiasi adalah merupakan suatu keharusan. Karena pergaulan kemasyarakatan baik
di tingkat lokal, nasional maupun internasional memerlukan pelobi-pelobi dan
negosiator yang handal (komunikabilitas) untuk dapat mencegah tidak terjadi dan
berkembangnya suatu konflik yang berkepanjangan yang pada gilirannya menjadi
suatu bentrokan fisik, bahkan peperangan (Nasution). Dalam dunia bisnis dan usaha
adanya lobi dan negoisasi untuk tujuan yang berbeda seperti untuk memuluskan
proyek, untuk memuluskan eksport dll, sedangkan negoisasi merupakan kemampuan
komunikasi untuk mencegah hal hal yanh tidak dinginkan dalam usaha atau bisnis
yang biasanya berujung dengan pelarangan suatu usaha atau unit usaha.

Walaupun bentuknya berbeda, namun esensi lobi dan negosiasi mempunyai tujuan
yang sama, yaitu untuk mencapai sesuatu target (objective) tertentu. Lobi-lobi atau
negosiasi harus diperankan oleh pelobi (Lobyiest) yang mahir dan mempunyai
kemampuan berkomunikasi yang tinggi (komunikabilitas). Hanya saja “Negosiasi”
merupakan suatu proses resmi atau formal, sedangkan Lobi; merupakan bagian dari
negosiasi atau dapat pula dikatakan sebagai awal dari suatu proses negosiasi. Nah
dalam proses lobi dan negoisasi inilah butuh relasi dalam pemerintahan supaya lobi
dan negoisasi yang berjalan dapat mencapai tujuannya.
6. Public Speaking
Kemampuan terakhir dalam kemampuan komunikasi yang harus dimiliki, meskipun
terkahir bukan berarti kemampuan ini tidak penting, seperti yang dikatakan Deadpool
“The last but not least”. Kemampuan pidato, kemampuan penting yang harus dimiliki
individu dalam perusahaan, kemampuan dimana pembicara harus bisa
mentransformasikan nilai yang ada dikepala nya kepada para pendengar. Jika menurut
penulis semua kemapuan diatas tidak bisa disampaikan atau diterapkan tanpa ada
kemampuan public speaking dalam setiap individu, Public speaking bukanlah tentang
berbicara didepan umum dengan menggebu gebu tapi tentang bagaimana sesorang
berani berbicara didepan khalayak dan mampu menyampaikan aspirasinya.

Merumuskan strategi penerapan kemampuan komunikasi untuk usaha khusus nya


UMKM dapat dilihat dari gambar diatas, dimana seluruh kemampuan komunikasi
yang ada dilengkapi dengan kemampuan berpidato yang baik, kemampuan untuk
menyampaikan aspirasi entah itu secara pribadi atau didepan umum.

Penutup

Kemampuan komunikasi dapat dimiliki oleh siapapun tanpa ada batasan atau
larangan, perlu pendekatan khusus dan perlakuan yang berbeda pastinya kepada setiap
individu dalam penerapan kemampuan komunikasi ini. Sebagai pengusaha atau pemilik
usaha perlu dan tak henti untuk selalu mengingatkan betapa pentingnya kemampuan
komunikasi agar komunikasi dalam bekerja menjadi selalu lebih baik. Sebagai seorang
pekerja di suatu usaha pun kita perlu sadar bahwa kemampuan berkomunikasi ini bukan
hanya untuk mengembangkan usaha yang ada atau keberlangsungan usaha tersebut tetapi
lebih dari itu.

Kemampuan komunikasi yang baik bisa menunjukkan bahwa kita mampu


berkembang ke arah yang lebih baik, hal ini akan memotivasi kita terus menerus dalam
melakukan segala sesuatu didalam kehidupan yang berdampak pada produktivitas kehidupan
kita sehari hari, tidak hanya didunia kerja. Bayangkan dalam kehidupan berumah tangga,
bertetangga, berwarga negara dan bekerja kita mempunyai hubungan komunikasi yang baik
maka akan betapa mudahnya apa yang kita lakukan setiap waktu.

Daftar Pustaka

Adi, Tri Nugroho. Komunikasi antarpribadi. 05 11 2011. 03 11 2018


<https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/11/05/komunikasi-antarpribadi-
interpersonal-communication/>.

Muttaqin, Zainal dan Mohammad Ali Murtadlo. “Perancangan Pusat Komunikasi Bisnis UMKM
berbasis sistem terintegrasi.” Jurnal Undipdu (2011): 2.

Nasution, Rusly ZA. Kemampuan Lobi dan Negoisasi. 09 11 2010. 04 11 2018


<http://belajarkomunikasi2009.blogspot.com/2010/11/kemampuan-lobi-dan-negoisasi-
menjadi.html>.

Nusantara, Bina. 5C dalam mengatasi krisis komunikasi. 17 09 2017. 04 11 2018


<http://binus.ac.id/malang/2017/09/5cs-dalam-mengatasi-krisis-komunikasi/>.

Purwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis Edisi ke 4. Jakarta: Erlangga, 2011.

Sulton, Muhammad. Sekilas Komunikasi Internal. 14 04 2014. 03 11 2018


<https://muhammadsultonikomunikasiinternalrabu.wordpress.com/2014/04/14/sekilas-
komunikasi-internal/>.

Anda mungkin juga menyukai