Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA ANAK USIA SEKOLAH

DISUSUN OLEH :

BAGAS PRATAMA ADE PUTRA 10216003


YOGA ADI PRATAMA 10216038

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIR
TAHUN AJAR 2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENTINGNYAGIZI PADA ANAK SEKOLAH

Pokok bahasan : pentingnya gizi pada anak sekolah

Sasaran : orangtua dan anak sekolah

Tempat : SDN BANDAR LOR 3, kec. Mojoroto , kota kediri

Hari / tanggal : kamis / 22 maret 2018

Waktu : 40 menit

Metode : ceramah, tanya jawab

Penyuluh :

- Bagas pratama ade putra (10216003)


- Yoga adi pratama (10216038)

I. LATAR BELAKANG

Usia anak sekolah merupakan investasi bangsa karena mereka adalah generasi
penerus yang akan menentukan kualitas bangsa di masa yang akan datang. Usia
anak sekolah dapat digambarkan sebagai bocah berumur 4-6 tahun sebagai usia pra-
sekolah atau Taman Kanak-kanak (TK). dan usia 6-12 tahun sebagai usia sekolah.
Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal antara lain dipengaruhi oleh
jumlah dan kualitas asupan zat gizi yang diberikan dalam makanannya. Anak usia
sekolah tumbuh dengan kecepatan genetis masing-masing, dengan perbedaan tinggi
badan yang sudah mulai tampak. Beberapa anak terlihat relatif lebih pendek atau
lebih tinggi. Anak pada usia sekolah 6-12 tahun melewati sebagian besar waktu
hariannya di luar rumah, seperti bermain dan olah raga.
Waktu-waktu istirahat saat bermain dan olahraga, biasanya digunakan untuk
mengonsumsi makanan dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi
mereka. Kekurangan gizi pada siswa di sekolah akan menga akibatkan anak
menjadi lemah. cepat lelah dan sakitsakiran, sehingga anak menjadi sering absen
serta mengalami kesulitan untuk mengikuti dan memahami pelajaran dengan baik.
Banyak siswa yang terpaksa mengulang di kelas yang sama atau bahkan
meninggalkan sekolah (dropout) sebagai dampak kurang gizi (WNPG, 1998).

Hal ini merupakan hambatan yang serius untuk mencerdaskan kehidupan


bangsa melalui pendidikan. Sampai saat ini, pembangunan sumber daya manusia di
Indonesia masih menghadapi berbagai masalah. khususnya dalam bidang
pendidikan dan kesehatan. Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan
sumber daya manusia (SDM) di bidang pendidikan adalah angka putus sekolah.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, persentase anak putus
sekolah dasar sebesar 0,67% (Kemendikbud, 2016).

II. TUJUAN
a. Tujuan umum
Setelah melakukan penyuluhan ,orangtua mampu memahami pentingnya
asupan gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan padaanak usia sekolah

b. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan oragtua mampu menyebutkan tentang:
1. Apa definisi / pengertian gizi dan anak usia sekolah?
2. Bagaimana fungsi gizi untuk anak usia sekolah?
3. Bagaimana perbaikan gizi pada anak sekolah?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi gizi pada anak sekolah?
5. Apa masalah gizi pada anak sekolah?
6. Bagaimana upaya peningkatan gizi pada anak sekolah?
7. Apa saja kebutuhan gizi pada anak usia sekolah?

III. METODE
ceramah , diskusi dan tanya jawab

IV. MEDIA
LCD/projector, laptop, dan alat tulis white board
V. MATERI PENGAJARAN
1. Definisi gizi pada anak usia sekolah
2. Fungsi gizi pada anak usia sekolah
3. Perbaikan gizi pada anak usia sekolah
4. Masalah gizi pada anak usia sekolah
5. Faktor yang mempengaruhi gizi pada anak usia sekolah
6. Upaya peningkatan gizi pada anak usia sekolah
7. Kebutuhan gizi pada anak usia sekolah

VI. KEGIATAN PENYULUHAN


No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1. 5 menit pembukaan :
a. Mengucapkan salam Menjawab salam
b. Perkenalan Merespon
c. Menyampaikan maksud dan tujuan Mendengarkan
d. Menyampaikan kontrak waktu
Menyetujui kontrak
waktu
2. 15 menit Pelaksanaan :

Menyampaikan :
1. Definisi gizi anak usia sekolah Mendengarkan
Merespon
2. Fungsi gizi anak usia sekolah
Bertanya
3. Perbaikan gizi anak usia sekolah
4. Masalah gizi anak usia sekolah
5. Faktor yang mempengaruhi gizi anak
usia sekolah
6. Upaya peningkatan gizi anak usia
sekolah
7. Kebutuhan gizi usia skolah
3. 15 menit Evaluasi dilakukan secara lisan :

1. Menyebutkan pengertian gizi Bertanya, dan menjawab


2. Menyebutkan fungsi gizi anak sekolah pertanyaan
3. Menyebutkan masalah gizi anak usia
sekolah
4. Menyebutkan kebutuhan gizi anak usia
sekolah
4. 5 menit Penutup : Menjawab salam

Mengucapkan terimakasih dan mengucapkan


salam

VII. EVALUASI

a. Evaluasi struktur
1. Orangtua yang hadir diruang penyuluhan menghadap ke arah
presentator
2. Tersedia media penyuluhan sebelum penyuluhan dimulai
b. Evaluasi proses
1. Sasaran memperhatikan penyuluhan yang disampaikan oleh presentator
2. Sasaran berpartisipasi aktif dalam mengikuti penyuluhan
3. Sasaran mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
4. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
c. Evaluasi hasil
1. Seluruh materi penyuluhan dapat dipresentasikan sesuai waktu yang
disediakan
2. Seluruh sasaran mendapatkan leaflet tentang materi yang diberikan

LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN GIZI ANAK SEKOLAH


a. Pengertian gizi menurut Tuti Sunardi, pengertian gizi adalah sesuatu yang
mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam
tubuh yang dapat mempertahankan kehidupan.
Pengertian gizi menurut Harry Oxorn & William R. Forte, pengertian gizi yang
berarti gizi memiliki pengertian yang luas bukan hanya jenis-jenis pangan dan
gunanya bagi badan melainkan juga mengenal cara-cara memperoleh serta
mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat.
b. Pengertian usia anak sekolah
Brikut adalah beberapa tentang pengertian usia anak sekolah :
1. UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan
masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah
2. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan
psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.
3. Pembagian golongannya:
a) Taman kanak-kanak (pra sekolah usia 4-6 tahun)
b) Sekolah dasar 7-12 tahun
c) Remaja 13-18 tahun

B. FUNGSI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH


a. Agar pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah lebih maksimal
b. Memprbaiki gizi anak sekolah
c. Memberi energi untuk anak
d. Untuk mengatur proses tubuh

C. PERBAIKAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH


Penelitian membuktikan bahwa “education and learning depend on good
nutrition and health”. Negara – negara maju seperti amerika serikat ,jerman ,perancis
dan lain lain, adalah negara yang sejak memulai pembangunannya mendudukan gizi
anak sekolah dan penidikan sebagai prioritas utama. Negara – negara tersebut menganut
paradigma “ to built nation built school”. Dinegara tsb makanan anak sekolah atau
dengan school feeding sangat diperhatikan oleh penyelenggara.
Program sarapan di sekolah ditargetkan untuk mengurangi kelaparan dan meningkatkan
status gizi anak- anak terutama mereka yang kekurangan gizi(powel et al,1998)
Program sarapan atau makan siang telah terbukti bermanfaat, diantaranya :
1. Meningkatkan fokus atau konsentrasi belajar
2. Meningkatkan ketahana fisik dan daya tahan tubuh
3. Mningkatkan status gizi dan kesehatan
4. Mengurangi resiko kgmukan
5. Mencegah jajan sembarangan dan melatih disiplin dan kebersamaan
(palacio & theis,2009)

Dengan mempertimbangkan besarnya manfaat sarapan bagi anak didik,


diperlukan suatu Program Pembinaan Gim Anak Sekolah yang lebih komprehensif,
yang menggabungkan pemberian sarapan sehat serta pendidikan karakter dan gizi
seimbang agar sarapan sehat menjadi suatu kebiasaan bagi siswa sebelum mcngikuti
kegiatan belajar di sekolah dalam rangka mewujudkan siswa sehat berprestasi scbagai
generasi penerus bangsa. Hal ini didukung Permenkes No. 41 Tahun 2014 tentang
Pedoman Gizi Seimbang yang menyatakan mengenai pentingnya sarapan yang tertuang
dalam Pesan kc-G dari 10 Pesan Gizi Seimbang. Suatu program yang komprehensif
dapat berpengaruh penting terhadap pengetahuan gizi dan keblasaan makan anak
sekolah dasar yang juga dapat memengaruhi anggota keluarga lain.Direktorat
Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan pada tahun 2016 meluncurkan
Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) dengan tujuan umum untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan prestasi belajar peserta didik melalui pemberian pendidikan
gizi, peningkatan asupan gizi melalui sarapan sehat dan pendidikan karakter agar siswa
mempunyai perilaku dan budaya hidup bersih dan sehat untuk membentuk karakter
insan Indonesia yang tangguh dan berdaya saing. Secara khusus ProGAS bertujuan
untuk:
1. Meningkatkan asupan gizi pserta didik sekolah dasar melalui penyediaan
konsumsi pangan dengan prinsip gizi seimbang.
2. Meningkatkan ketahanan jasmani peserta didik sekolah dasar.
3. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik gizi seimbang peserta didik
sekolah dasar.
4. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat peserta didik sekolah dasar.
5. Meningkatnya kehadiran dan minat belajar peserta didik sekolah dasar dalam
kegiatan pembelajaran.
6. Meningkatkan kecintaan peserta didik sekolah dasar terhadap pangan lokal.
7. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan dan
menyediakan pangan lokal.

D. MASALAH GIZI ANAK SEKOLAH


Nutrisi merupakan komponen penting bagi kesehatan anak. Pertumbuhan dan
perkembangan yang dialami oleh anak-anak membuat mereka membutuhkan nutrisi
yang baik dalam hal protein, energi dan komponen nutrien lainnya. Hal tersebut juga
membuat mereka rentan terhadap kekurangan nutrisi dan gangguan pertumbuhan. Pola
makan yang dimulai sejak masa kanak kanak dapat mempengaruhi kesehatan mereka
selanjutnya. Pada masa kanak-kanak, pemberian nutrisi yang kurang baik dapat
mengakibatkan gagal tumbuh, obesitas, dan penyakit-penyakit terkait defisiensi nutrisi.
Akibat jangka panjang yang dapat ditimbulkan adalah meningkatnya risiko penyakit
degeneratif kelak saat usia lanjut.
Masalah gizi yang dihadapi oleh anak-anak pada usia sekolah dasar antara lain:
obesitas, gagal tumbuh, anemia karena kekurangan zat besi, dan karies pada gigi geligi
serta infeksi kecacingan. Obesitas biasanya disebabkan karena konsumsi makanan yang
melebihi kebutuhannya per hari. Sebaliknya, gagal tumbuh biasanya disebabkan karena
kurangnya asupan nutrisi. Selain gagal tumbuh, kurangnya asupan nutrisi juga dapat
menyebabkan terjadinya anemia dan membuat anak rentan terhadap infeksi. Karies
disebabkan karena konsumsi makanan yang mengandung gula berlebihan disertai
dengan kebersihan gigi yang kurang terjaga. Infeksi kecacingan disebabkan karena
kurangnya kebiasaan cuci tangan saat makan dan seringnya tidak menggunakan alas
kaki saat beraktifitas. Ada dua faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan status gizi
anak dj ncgara-ncgara berkembang, yaitu penyakit infeksi dan konsumsi makanan yang
kurang memenuhi kebutuhan gizi. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
dalam jangka pendek akan memengaruhi konsentrasi belajar dan prestasi belajar.
Akibat jangka panjangnya adalah penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Keadaan gizi arau Status gizi yang baik akan menimbulkan derajat kesehatan yang
optimal, dan akan membantu anak aekolah dalam meningkatkan kemampuan daya pikir
dan performa belajar. Status gizi didefinisikan sebagai suatu keadaan kesehatan tubuh
scscorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan
penggunaan zat gizi makanan (Gibson,
Laporan analisis lanjut data Riskesdas 2010 menyatakan bahwa defisit energi
populasi anak usia sekolah (6-12 tahun) sebesar 294 Kkal/hari, sedangkan defisit untuk
keperluan intervensi sebesar 558 Kkal/haxi. Dan jika dilihat defisit protein untuk
intervensi ditemukan sebesar 12,2 gram/hari (Salimar, 2011). Hasil review terhadap
berbagai penelitian bidang gizi dan kesehatan di Indonesia menunjukkan bahwa, pada
anak-anak usia 4-12 tahun mengalami defisit asupan energi sebesar 35% clan defisit
asupan protein sebesar 20% dari Angka Kecukupan Gizi. Selain itu, 20% anakanak
memiliki kebiasaan makan kurang dari 3 kali sehari dan 20% anak-anak berangkat ke
sekolah tidak sarapan (ACDP, 2013). Analisis data Riskcsdas 2010 yang dilakukan-
tcthadap konsumsi pangan pada 35.000 anak usia sekolah dasar, menunjukkan bahwa
26,I% anak hanya sarapan dengan minuman (air. teh dan susu) dan 44.6% anak yang
sarapan hanya memperoleh asupan energi kurang dari 15% AKG (Hardinsyah dkk,
2012).

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI ANAK USIA SEKOLAH


Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah
kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detil untuk masalah
asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
Kali ini penulis akan coba share dengan pembaca mengenai kebutuhan energi dan zat
gizi anak usia sekolah. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya memperhatikan
kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak
sekolah sangat diperhatikan, berikut point-pointnya :
Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah
1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak Sd yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa
pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan
yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula.
Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga
digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan
mental anak. Karena tentunya fisik dan mental merupakan sesuatu yang
berbeda namun saling berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat
mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang
dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk
itu keluarga adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan
gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat berpengaruh disini.
2. Selalu Aktif.
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan
semaki banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan
usia yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk
belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan
asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya.
Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang
perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi anak
sangat disarankan untuk mempelajarinya.

3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.


Anak Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini
sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-
masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan
sepertinya harus digalakan.

4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.


Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat
mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa
pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini
adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna
yang cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.

F. UPAYA PENINGKATAN GIZI ANAK USIA SEKOLAH


WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School,
melalui upaya promotif danpreventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif
yang berkualitas adalah :
a. Promotif dan Pencegahan
6. Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll)
7. Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani
8. Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular
9. Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah
10. Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah
11. Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar
12. Imunisasi anak sekolah
b. Kuratif dan rehabilitasi.
1. Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah
2. Pengananan pertama kecelakaan di sekolah
3. Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan gangguan perilaku dan
gangguan belajar
G. KEBUTUHAN GIZI ANAK USIA SEKOLAH
Kebutuhan energi pada anak usia sckolah ditentukan oleh usia, metabolisme basal,
dan aktivitas (WNPG, 2004). Kebutuhan energi anak usia sekolah ditentukan
berdasarkan metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan pengeluaran energi.
Energi dari konsumsi pangan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan
dan mencegah protein digunakan sebagai sumber energi. tetapi tidak sampai terjadi
penambahan berat badan yang berlebihan. Untuk anak usia 7-9 tahun, tanpa
membedakan jenis kelamin. kebutuhan energinya adalah 1850 kkal. Anak laki-laki
berusia 10-12 tahun memerlukan energi sebesar 2100 kkal, dan anak perempuan berusia
10-12 tahun memerlukan energi sebesar 2000 kkal (Permenkes, 2013).
Angka kecukupan mt besi untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyak 10 mg/hari,
sedangkan untuk anak lakilaki dan perempuan untuk usia 10-12 tahun berturutturut
sebesar l3 dan 20 mg/hari. Angka kecukupan vitamin A untuk anak-anak 7-9 tahun
sebanyak 500 mg/ hati. sedangkan untuk anak laki-lakj clan perempuan untuk usia 10-
12 tahun 600 mg/hari. Angka kecukupan vitamin Bl (tiamin) untuk anak-anak 7-9 tahun
sebanyak 0,9 mg/hari, sedangkan untuk anak laki-lakj dan perempuan untuk usia 10-12
tahun masing-masing sebesar 1.1 mg/hari dan 1.0 mg/hari. Angka kecukupan vitamin
C untuk anak-anak 7-9 tahun sebanyak 45 mg/ hari, sedangkan untuk anak Iaki-laki dan
perempuan untuk usia 10-12 tahun 50 mg/hari. Angka kccukupan kalsium untuk anak-
anak 7-9 tahun sebanyak 1000 mg/ hari, sedangkan untuk anak laki-laki dan perempuan
untuk usia 10-12 tahun 1200 mg/hari. Angka kecukupan fosfor untuk anak-anak 7-9
tahun sebanyak 500 mg/hati, sedangkan untuk anak laki-laki dan perempuan untuk usia
10-12 tahun 1200 mg/hari. Angka kecukupan gizi untuk anak usia sekolah berdasarkan
AKG 2013 (Permenkes, 2013).
Table 34.2 angka kecukupan gizi anak usia sekolah (7- 12 tahun)
Zat gizi Usia 7- 9 tahun Usia 10- 12 tahun
Laki- laki perempuan
Energi (kkal) 1850 2100 2000
Protein (g) 49 56 60
Vitamin A (mg) 500 600 600
Vitamin B1 (mg) 0,9 1,1 1,0
Vitamin B2 (mg) 1,0 1,3 1,2
Vitamin C (mg) 45 50 50
Vitamin D (mg) 15 15 15
Vitamin E (mg) 7 11 11
Besi (mg) 10 13 20
Kalsium (mg) 1000 1200 1200
Fosfor (mg) 500 1200 1200
DAFTAR PUSTAKA
[ACDP] Analytical and Capacity Development Partnership. 2013. Evaluation of the
Supplemental Food fbr School Children Program. Jakarta (ID): KEMENDIKBUD.

Almatsier S, Soetarjo S dan Sockatri M. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan.
Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Forum Koordinasi PMT-AS. 1999. Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian Program


Makanan Fzm/m/zarz Anak Sekolah (PMT-AS) tahun 1999/2000. Bappenas: Jakarta

Gibson RS. 2005. Principle of Nutritional Assesment. Oxford (GB): Oxford Univ Pr.

Hardinsyah dan M. Aries. 2012. Jenis Pangan Sarapan dan Perannya Dalam Asupan Gizi
Harian Anak Usia 6-12 Tahun di Indonesia. jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2012, 7(2): 89-
96

Lin W Yang HC, Hang M, Pan WH. 2007. Nutrition knowledge, attitude, and behavior of
Taiwanese Elementary School Children. Asia Pac ] Clin Nutr. 16(52):534-546

Lucas BL, Feucht SA. 2008. Nutrition in Childhood. Di dalam: Mahan LK, Escott-Stump
S, editor. Krausc's Food, Nutrition, and Diet Therapy 12th Edition. Pennsylvania (US):
Curtis Center. Hlm 223-245

Murniati D. 2011. Pengetahuan, sikap, dan praktik tentang kebiasaan sarapan dan status
gizi siswa Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2 Bogor [skripsi]. Bogor (1D): Institut
Pertanian Bogor

Noroatmodjo. 2007. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

Perdana, F dan Hardinsyah 2013. Analisis Jenis, Jumlah dan Mutu Gizi, Konsumsi
Sarapan Anak Indonesia. jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013, 8(1): 39-46

[Permenkes] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Angka Kecukupan


Gizi yang Dianjurkan. Jakarta (ID): Kementerian Kesehatan RI.
[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2010. Jakarta (ID): Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan,
KEMENKES RI.

[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2014. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013. Jakarta (ID): Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan,
KEMEN KES RI.

Santoso S. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

WNPG] Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Angka Kecukupan Gizi. Jakzxta
(ID): Lembaga Penelitian Indonesia.

Whitney E, Rolfcs SR. 2011. Understanding Nutrition 12th Edition. Belmont CA ( US):
Wadsworth Cengage Learning.

Miller, N, Reicks, M, Rcdden, JP, Mann, T, Mykerezi, E & Vickers Z. Increasing portion
sizes of fruits and vegetables in an elementary school lunch program can increase fruit
and vcgctablc consumption. Appetite [Online]

Anda mungkin juga menyukai