Disusun oleh:
Kelompok 11
Kelas 1A1
1. Tekad (P13374201190)
2. Triya
3. Dwi Riski Alvira (P1337420119041)
4. ulfah
5. Widyastuti Ayu Wulandari (P1337420119037)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah dengan judul “Supporting Device dalam Keperawatan” telah dibuat oleh :
Disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
NAMA DOSEN
NIP :
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.Makalah yang berjudul “Supporting Device dalam Keperawatan”, disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar yang di bimbing oleh Bpk(nama
dosen)
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada
1. Yth. Dosen (nama) selaku Dosen Pembimbing di Prodi Keperawatan Semarang
2.Teman-teman kelompok atas segala motivasi dan dorongannya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu, penyusun memohon sumbang saran dan kritik
konstruktif dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah ilmu
Keperawatan Dasar I untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
Akhirnya penyusunan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita,
khususnya bagi masyarakat luas.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
5
memang diperlukan sementara di lain pihak tindakan ini tidak dapat diterima,
bertentangan dengan hukum, moral dan agama.
Jika zaman dahulu perawat hanya melakukan aktivitas fungsional tanpa
mengetahui justifikasi dari tindakan yang dilakukan, lain halnya dengan kemajuan ilmu
keperawatan yang berkembang sekarang ini. Perawat mulai meningkatkan kemampuan
untuk berfikir kritis terkait tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien sesuai
dengan kondisi dan penyakit yang diderita oleh pasien tersebut. Salah satu bukti
kemajuan teknologi yang membantu tugas perawat adalah dengan digunakannya
handheld device.
1.3 Tujuan
Agar Penulis dan Pembaca Mengetahui tentang Supporting Device yang dapat
dilakukan dan sesuai dengan asuhan keperawatan.
1.4 Manfaat
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alat Bantu
Teknologi medis yang canggih merupakan alat atau perkakas untuk para dokter, dan
alat bantu akan mengurangi beban perawat. Kemajuan dalam layanan medis, termasuk
7
alat medis dengan sistem komputerisasi yang canggih, melindungi jiwa banyak orang.
Produk THK memenuhi standar realibilitas tertinggi yang diperlukan untuk alat medis.
B. Peralatan Sinar X
Pemandu LM dan Cincin Roller Lintang kami digunakan untuk pergerakan
reseptor sinar X. Ini memungkinkan mesin sinar X untuk menggerakkan unit transmiter
dan penerima sinar ke arah manapun dan mengambil gambar dari sudut manapun,
tanpa bergantung pada posisi pasien. Saat produk THK digunakan, getaran dan suara
mesin juga dikurangi sehingga menghilangkan kekhawatiran pasien. sinar X yang
mampu melakukan penetrasi kedalam tubuh pasien.
8
menimbulkan masalah. Untuk mengatasi ini, robot pendukung pembedahan telah
dikembangkan. Dengan menggunakan pemandu LM dan aktuator dari THK.
G. Handheld
Handheld adalah suatu alat yang membantu perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan kepada klien, melalui pengumpulan data, berkomunikasi dengan pasien,
berkonsultasi dengan sesama perawat maupun tenaga medis, mencari literatur terkait
interaksi obat dan infus, sampai menganalisis hasil laboratorium. Handheld yang
digunakan dalam keperawatan disebut Personal Digital Assistants (PDAs).
H. Handheld Device
I. Wireless Communication
9
5. Fungsi Robot pendukung pembedahan yaiturobot pendukung pembedahan
dapat menjadi alat yang berdaya guna tinggi, dan juga membuat proxide ini
menjadi kompak untuk mendapatkan tingkat akurasi tinggi selama pembedahan,
sehingga mampu mensimulasi gerakan dokter yang dapat diandalkan.
6. Fungsi Handheld yaitu mulai meningkatkan kemampuan untuk berfikir kritis
terkait tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan
kondisi dan penyakit yang diderita oleh pasien tersebut.
7. Fungsi Handheld Deviceyaitu Handheld device digunakan dalam pemberian
asuhan keperawatan pada pasien melalui kemampuan mengakses informasi,
mempermudah penghitungan, dan memperlancar komunikasi.
8. Fungsi Wireless Communication yaitu untuk memperoleh hasil pemeriksaan
laboratorium pasien atau melakukan perubahan pesanan ke laboratorium.
2.4 Dampak Negatif Supporting Devices
A. Sinar X
Terlepas dari peranan Sinar X dalam menunjang informasi diagnosis klinis, Sinar X
ternyata memiliki sisi yang sangat perlu diperhatikan secara khusus, yaitu berkaitan
dengan efek negatif yang ditimbulkan. Perlu diketahui bahwa Sinar X dengan
karakteristiknya memiliki energi minimal sebesar 1 KeV = 1000 eV. Energi sebesar ini
jika berinteraksi dengan tubuh manusia tentunya dikhawatirkan akan memberikan
dampak negatif. Ada beberapa kemungkinan peristiwa yang dapat terjadi, ketika Sinar
X berinteraksi dengan materi (tubuh manusia) dari sudut pandang mikroskopis, yaitu
hamburan Compton, hamburan Fotolistrik dan hamburan Pair Production. Hamburan
Compton terjadi karena Sinar X berinteraksi dengan elektron yang terletak pada
lintasan terluar, yang selanjutnya elektron ini akan terlempar keluar dari atom.
Efek hamburan Compton umumnya terjadi pada rentang energi sekitar 26 keV
(kilo elektron volt) untuk diagnostik. Hamburan fotolistrik terjadi ketika Sinar X
berinteraksi dengan atom materi dan melemparkan salah satu elektron sehingga
mengakibatkan elektron lainnya, bergerak menuju lintasan yang kehilangan elektron
sambil melepaskan energinya. Hamburan ini juga dapat terjadi pada energi untuk
diagnostik. Sedangkan hamburan pair production jarang sekali terjadi di bidang
10
imaging diagnostik karena membutuhkan energi Sinar X yang sangat besar 1,02 MeV
(mega elektron volt). Walaupun sudut pandang ini hanya dilihat secara mikroskopis,
secara makroskopis dikhawatirkan akan mengganggu kestabilan atom materi dan
menimbulkan kelainan pada sel tubuh manusia.
Ini perlu kehati-hatian dan pemilihan yang tepat dalam penggunaannya di bidang
medis. Walaupun secara empiris pasien yang diberikan Sinar X pada level diagnostik
medis di rumah sakit tidak mengalami gejala ataupun tanda-tanda kerusakan jaringan.
Namun gejala kelainan pada tubuh manusia akan muncul jika diberikan Sinar X secara
berlebihan. Oleh karena itu paparan radiasi medis (diagnostik imaging) yang mengenai
tubuh pasien diharapkan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan kebutuhan dalam
imaging adalah kualitas citra yang mampu menunjang diagnosis klinis yang diderita
pasien dengan tidak memberikan paparan radiasi yang berlebihan atau tidak dibutuhkan
kepada tubuh pasien.
11
2. CT Scan
Ternyata radiasi alat-alat tersebut dalam waktu lama bisa meningkatkan risiko
terserang penyakit leukemia.Sinar-X adalah suatu radiasi berenergi kuat yang
tergantung pada dosisnya, dapat mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik,
dan menimbulkan defek pada bayi yang belum dilahirkan. Sel-sel yang membelah
cepat adalah paling sensitif terhadap paparan sinar-x. Bayi dalam perut ibu sensitif
terhadap sinar-x karena sel-selnya masih dalam taraf pembelahan dengan cepat, dan
berkembang menjadi jaringan dan organ yang berbeda-beda. Pada dosis tertentu,
paparan sinar-x pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada janin
yang dikandungnya, termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia dewasa.
Tetapi para ahli juga mengingatkan bahaya terselubung yang mungkin timbul. Pada
anak-anak, paparan sinar-X tiga kali atau lebih akan meningkatkan ancaman leukimia.
"Menghindari atau mengurangi paparan radiasi sangat penting," kata Patricia Buffler,
dari Univesitas Berkeleys School of Public Health, Amerika.Dalam penelitiannya, ia
mengamati catatan medis 711 anak berusia maksimal 14 tahun yang didiagnosa
leukimia limfoid akut di California antara tahun 1995-2008. Ia membandingkannya
dengan data anak yang tidak menderita leukimia.
Secara umum peningkatan risiko leukimia pada anak memang tidak terlalu besar.
Dari 100.000 anak, ada 4 yang terkena leukimia. Namun, meski kasus kankernya kecil,
tetap saja risikonya ada. Buffler menjelaskan, radiasi yang terdapat dalam sinar-X
membuat sel-sel dalam tubuh bermutasi dan menciptakan kanker. CT-Scan yang
belakangan ini sangat populer memiliki tingkat radiasi yang lebih tinggi. Pemajanan
medan elektromagnet yang terlalu sering diduga meningkatkan risiko kanker.
8
Demikian studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah New England Journal
of Medicine.
Robot laba-laba ini diharapkan dapat berjalan sepanjang lintasan DNA. Dengan
menggunakan alur yang sesuai dengan urutan, robot dapat dibuat untuk berjalan,
berbelok ke kiri atau kanan sesuai alur untaian DNA. Tubuh robot ini terdiri dari
protein yang biasa disebut streptavidin. Melekat padanya kaki tiga 'enzimatik DNA'
untai tunggal yang mengikat dan kaki keempatnya adalah untaian yang membawa laba-
laba ke titik awal."Setelah robot dilepaskan dari pemicu, maka ia akan mengikat
kemudian memotong untaian DNA," ujar Milan Stojanovic selaku ketua tim proyek.
Setelah untaian dipotong, kaki robot mulai meraih jalur dan mencocokan DNA. dengan
ini, robot dipandu ke jalur yang ditetapkan oleh peneliti.
Untuk melihat robot ini bergerak, para peneliti menggunakan mikroskop kekuatan
atom. Robot ini bisa mencatat tanda-tanda penyakit pada permukaan sel, menentukan
sel itu adalah kanker, menghancurkan sel kanker bahkan robot itu bisa memberikan
senyawa untuk membunuhnya. Rupanya 'DNA berjalan' ini sudah dikembangkan sejak
dulu, namun mereka tak pernah mencapai prestasi seperti saat ini. "Robot itu bisa
berjalan hingga 100 nanometer atau sekitar 50 langkah," ungkap Profesor Yan asal
Arizona State University."Ini pertama kalinya sistem mesin nano digunakan untuk
melakukan operasi. Sebuah kemajuan penting dalam evolusi teknologi DNA," kata
Lloyd Smith dari University of Wisconsin, Madison. Hampir 6 miliar poundsterling
diinvestasikan dalam penelitian dan pengembangan produk nano di seluruh dunia.
9
2.5 Supporting Devices dalam Segi Agama , Hukum, dan Etika
7
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan-kekurangan baik dari bentuk maupun isinya, maka dari itu penulis menyarankan
kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana pembaca mempelajari
tentang Supporting Devices dan semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah
cakrawala ilmu pengetahuan.
1
DAFTAR PUSTAKA
http://deasyhudaiva.blogspot.com/2013/11/supporting-device-dalam-keperawatan.html
http://ilhammargito.blogspot.com/2015/02/supporting-device.html
http://materikeperawatankelasc15uit.blogspot.com/2015/10/makalah-isu-etik-dalam-praktik.html