Design CNG Pertagas Bitung Presentasi PDF
Design CNG Pertagas Bitung Presentasi PDF
Ketika terdapat cacat yang nyata pada konstruksi seperti terlihat retak dan kerusakan struktural dalam
konstruksi, perlu dilakukan sebuah studi untuk menentukan kondisi kemampuan layan konstruksi.
Pemeriksaan kemampuan layan konstruksi dilakukan untuk menentukan kemampuan struktur memikul
beban dan memenuhi kemampuan layan untuk jangka waktu yang ditentukan. Dalam penyelidikan
konstruksi, pengukuran kemiringan dinding dan pagar serta penurunan tanah di evaluasi. Hal tersebut
diperlukan untuk mendeteksi perubahan terjadi dalam konstruksi atau di mana konstruksi cenderung
\beresiko sehingga rencana perbaikan dapat dilakukan.
PENDAHULUAN
Dalam rangka perbaikan kerusakan yang terjadi diperlukan analisa dan design untuk
menganalisa penyebab terjadinya kerusakan untuk mendapatkan metoda perbaikan yang
sesuai. Analisis hasil investigasi sebelumnya bahwa retakan besar dan kemiringan terjadi di
pagar dan dinding penahan tanah merupakan hasil pergerakan tanah.
PENDAHULUAN
Cakupan Pekerjaan:
1. Pengumpulan data di lokasi
2. Pemodelan dinding penahan tanah eksisting
3. Metoda perbaikan tanah dan konstruksi
PENDAHULUAN
Gambar 3. Pagar yang Miring dan Terpisah dari Kolom Pagar Alcon
KERUSAKAN KONSTRUKSI
Salah satu teknik perkuatan tanah yang biasa digunakan adalah soil nailing. Secara harfiah, soil
nailing berarti pemakuan tanah yang bisa digunakan untuk perkuatan tanah di lereng maupun untuk
dinding penahan tanah. Konteks pemakuan yang dimaksud adalah pemberian tambahan struktural
dari luar tanah, dengan tujuan untuk memberi kekakuan dan kekuatan terhadap tanah.
Perkuatan tanah menggunakan teknik soil nailing dapat meningkatkan stabilitas lereng, dinding
penahan, serta konstruksi bawah tanah (underground construction). Dimana, paku tanah berfungsi
untuk menahan pergerakan dari arah atas yang diakibatkan oleh beban, sehingga mengurangi
potensi terjadinya slip pada tanah. Hal ini juga disebabkan oleh pergesekan antara material soil
nailing dengan tanah sehingga meningkatkan kekuatan geser tanah.
SOIL NAILING
Selain memiliki keuntungan, sistem ini juga memiliki berbagai batasan (limitasi) tertentu yaitu:
1. Soil nailing tidak cocok diterapkan pada tanah yang memiliki kohesi yang rendah (misalnya
tanah pasir), tanah dengan gradasi yang buruk (poorly graded soil), serta tanah yang mudah
mengalami kembang susut.
2. Sistem soil nailing kurang cocok diterapkan pada lokasi yang memiliki muka air yang cukup
tinggi.
3. Pemasangan soil nailing harus dilakukan dengan hati – hati, mengingat soil nailing bisa
mengganggu jaringan kabel bawah tanah
SOIL NAILING
Soil nailing dapat digunakan untuk stabilisasi lereng galian, baik yang bersifat sementara maupun struktur
permanen. Soil nailing juga biasa digunakan untuk stabilisasi lereng timbunan, baik untuk badan jalan
raya, jalan kereta api, maupun aplikasi lainnya. Aplikasi lainnya dari soil nailing adalah memperkuat
dinding penahan tanah eksisting.
Drilled and grouted soil nailing dapat digunakan sebagai struktur sementara maupun struktur permanen,
setelah dilengkapi dengan anti korosi. Sedangkan, driven/pushed soil nailing hanya dapat digunakan
sebagai struktur sementara karena sifatnya yang mudah kena korosi, dan hanya cocok untuk perkuatan
lereng yang relative rendah, karena nail bar pada soil nailing tipe ini relative pendek. Oleh karena itu,
drilled and grouted soil nailing lebih sering diaplikasikan di lapangan. Tipikal tahapan pelaksanaan drilled
and grouted soil nailing dapat dilihat pada Gambar 7.
SOIL NAILING
Kemiringan Nail
Kemiringan tipikal nail bar berkisar antara 10° - 20° di bawah bidang horizontal. Kemiringan nail bar < 10°
harus dihindari karena akan menyebabkan terbentukan pori (void) di dalam grout, yang akan mengurangi
kapasitas tarik nail dan menurunkan proteksi terhadap korosi. Sebaliknya, kemiringan nail bar yang besar
menyebabkan nail tidak efektif menahan gaya lateral.
PERSYARATAN TEKNIS SOIL NAILING
BERDASARKAN SNI
Panjang Nail Bar
Panjang tipikal nail bar berkisar antara 0,6H – 1,2H, dimana H adalah kedalaman galian atau tinggi
timbunan. Jarang dijumpai panjang nail bar < 0,6H karena biasanya tidak memenuhi stabilitas terhadap
sliding. Sebaliknya, hasil analisis yang memberikan hasil panjang nail bar > 1,2H menunjukkan bahwa
tanah pada lokasi site tidak cocok atau terlalu lunak untuk soil nailing.
Nail Bar
Nail bar menggunakan deformed bar BJTD 40 (yield strength 400 MPa) dengan diameter ≥ 25
mm. Nail bar dapat dipasang mengikuti pola segi empat atau pola segitiga seperti Gambar 8.
Bearing Plate
Bearing plate terbuat dari pelat baja berukuran tipikal 200 mm x 200 m sampai dengan 250 mm
x 250 mm, dengan tebal 19 mm
PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING
Grout
Material grout dibuat dari semen tipe 1, dengan tipikal rasio air/semen (w/c ratio) 0,4 – 0,5.
Persyaratan kuat tekan grout dalam 28 hari adalah 21 MPa. Bahan tambah umumnya tidak
digunakan kecuali plasticizer untuk memperbaiki workability.
Material Pelengkap
1. Centralizer
Centralizer dipasang secara beraturan sepanjang nail bar dengan interval ≤ 2,5 m, dan berjarak 0,5 m
dari kedua ujung nail bar, untuk menjamin minimum grout cover terpenuhi. Cenralizer terbuat dari PVC
atau material sintetik lainnya.
2. Proteksi korosi
Jika dibutuhkan proteksi korosi tingkat tinggi, misalnya pada soil nailing permanen, ditambahkan
corrugated sheath dari material sintetik (HDPE atau PVC) yang menyelimuti nail bar. Anulus spasi antara
corrugated sheath dan nail bar, terlebih dulu diisi dengan grout sebelum nail bar dimasukkan ke dalam
lubang bor seperti terlihat di Gambar 9.
PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING
Gambar 9. a) centralizer, b) nail bar dibungkus corrugated sheath pada soil nailing permanen,
c) corrugated sheath
PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING
Vertical drain strip ini dipasang dari level muka air tanah sampai dasar dinding, dengan maksud
menangkap air tanah dan menyalurkannya ke saluran tepi pada dasar galian sehingga air tanah
praktis tidak menekan dinding
PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING
Vertical drain strip ini dipasang dari level muka air tanah sampai dasar dinding, dengan maksud
menangkap air tanah dan menyalurkannya ke saluran tepi pada dasar galian sehingga air tanah
praktis tidak menekan dinding
PERSYARATAN TANAH UNTUK SOIL
NAILING
1. Persyaratan Umum
Tanah untuk soil nailing harus dapat berdiri vertikal tanpa penyangga setinggi 1 m – 2 m selama
1 hari – 2 hari untuk memberikan kesempatan pemasangan nails dan penyemprotan beton
semprot.
Berdasarkan hasil pengamatan visual, pengukuran survey beda tinggi dan pengujian Geoteknik di
lapangan, terlihat bahwa dapat adanya penurunan tanah, keretakan pada lantai dan pondasi compressor,
keretakan dan miring pada pagar Alcon, dan dinding penahan tanah pada pagar wiremesh. Untuk itu
perlu dianalisa penyebab terjadinya permasalahan tersebut dan apa solusi yang tepat untuk itu.
Secara umum permasalahan yang terjadi di CNG-Pertagas Bitung adalah adanya penurunan tanah dan
pergerakan tanah. Akibat terjadinya penurunan tanah terjadi keretakan pada lantai dan pondasi
compressor sedangkan terjadinya keretakan dan miring pada pagar Alcon dan dinding penahan tanah
pada pagar wirmesh disebabkan oleh pergerakan tanah arah samping karena dinding penahan tanah
eksisting tidak di rencanakan dengan tepat dan tidak kuat menahan beban lateral tanah dalam jangka
waktu yang lama.
PEMODELAN DINDING PENAHAN TANAH
Untuk keretakan serta miring pada pagar Alcon dan dinding penahan tanah pada pagar
wiremesh perlu dilakukan analisa kestabilan dinding penahan tanah dan metoda perbaikan.
Dalam analisa kestabilan dinding penahan tanah dilakukan dengan bantuan program PLAXIS 2D.
Alasan pemilihan program PLAXIS 2D adalah karena PLAXIS 2D salah satu program dalam bidang
Geoteknik yang bisa memodelkan perilaku tanah dan struktur serta bisa memodelkan sesuai
dengan tahapan konstruksi di lapangan.
PEMODELAN DINDING PENAHAN TANAH
Analisa dilakukan terhadap dinding pagar Alcon dengan tinggi dinding 1,5m dan dinding pagar wiremesh
dengan tinggi dinding 3m. Analisa kestabilan dinding penahan tanah dilakukan terhadap kondisi eksisting
dan metoda perbaikan yang diusulkan menggunakan soil nailing.
Prosedur pemodelan dinding penahan tanah mengggunakan PLAXIS 2D dimulai dari pembuatan
geometri, input data material dan perhitungan. Dimensi dinding penahan tanah eksisting di dapat dari
pengamatan dan pengukuruan visual di lapangan. Input material tanah di PLAXIS 2D di ambil dari
pengujian lapangan dan laboratorium dan sumber lain sebagai data empiris.
Pemodelan menggunakan PLAXIS 2D dimulai dengan analisa secara plastis dan menghitung faktor
keamanan dinding penahan tanah dilakukan terhadap dinding penahan tanah eksisting pagar Alcon
dengan tinggi dinding 1,5m dan dinding pagar wiremesh dengan tinggi dinding 3m. Analisa kestabilan
dinding penahan tanah dilakukan terhadap kondisi eksisting dan metoda perbaikan yang diusulkan
menggunakan soil nailing dan perkuatan tanah dengan soil grouting dengan dimulai analisa secara plastis
dengan metoda konstruksi bertahap dan menghitung faktor keamanan dinding penahan tanah
PEMODELAN GEOMETRI DINDING
PENAHAN TANAH
Gambar 10 dan 11 memperlihatkan geometri dinding penahan tanah eksisting ketinggian 1,5 m
dan 3m yang dipakai dalam pemodelan PLAXIS 2D. Tabel 1. memperlihatkan dimensi untuk
pemodelan struktur dinding penahan tanah dan pembebanan. Tinggi muka air diambil dari
pengujian Geoteknik di lapangan. Digunakan 15-node elemen dan plane strain dalam
pemodelan. Satuan yang digunakan adalah meter untuk panjang, kN untuk gaya dan hari untuk
waktu. Dipakai line (garis) untuk menggambarkan geometri. Nailing dimodelkan sebagai node to
node anchor dan grouting dimodelkan dengan geogrid. Soil grouting di bawah dinding
dimodelkan sebagai plate. Dinding penahan tanah dimodelkan dengan plate. Kondisi batas
(boundary condition) dimodelkan dengan standard fixities
PEMODELAN GEOMETRI DINDING
PENAHAN TANAH
Data input material dapat dilihat di Tabel 2. untuk properties tulangan anchor soil nailing, Tabel
3. untuk properties grouting soil nailingdengan memakai geogrid dan untuk Tabel 4. adalah data
lapisan tanah, grouting dibawah dinding, struktur batu kali dan pagar dinding Alcon. Untuk data
properties tanah didapatkan dari korelasi N-SPT yang telah dikonversi menjadi N60 yang sudah
terkoreksi dengan parameter properties tanah yang diperlukan sedangkan untuk lapisan atas
dibelakang dinding penahan tanah menggunakan data pengujian laboratorium dari pengeboran
dangkal.
Setelah semua data parameter dimasukkan selanjutnya dilakukan mesh generation dengan
menggunakan very fine courseness mesh.
INPUT DATA MATERIAL
Properties Nilai
Model Material Anchors
Jenis Material Elastic
EA (kN) 200000
Lspacing (m) 1,5
Tabel 2. Data Properties Tulangan Anchor Soil Nailing
Properties Nilai
Model Material Geogrid
Jenis Material Elastic
EA Tiang (kN) 200000
Tabel 3. Data Properties Grouting (Geogrid) Soil Nailing
INPUT DATA MATERIAL
Lapis Lapis Pagar
Properties Lapis 2 Lapis 3 Lapis 4 Lapis 5 Grouting Batu Kali
Atas 1 Atas 2 Dinding
Mohr - Mohr - Mohr - Mohr - Mohr - Mohr - Linear Linear Linear
Model Material
Coulomb Coulomb Coulomb Coulomb Coulomb Coulomb Elastic Elastic Elastic
Jenis Material Drained Drained Drained Drained Drained Drained Non Porous Non Porous Non Porous
ɣ unsat (kN/m3) 12 18 14 16 16 21 22 22 22
ɣ sat (kN/m3) 17 19 16 17 19 22 - - -
E (kN/m2) 9000 9000 4000 9000 20000 20000 16.580.000 20.310.000 15.140.000
ϕ (°) 2 10 25 25 25 25 - - -
Dalam langkah kondisi awal, berat jenis air di ambil 9,81 kn/m2. tekanan air adalah tekanan hidrostatis
dan tinggi muka air tanah diambil 2,5m dari dasar dinding yang di dapat dari pengujian geoteknik di
lapangan, yang dijumpai pada lobang pemboran. Kondisi batas bagian kiri dan kanan di pilih closed
karena tidak boleh ada aliran keluar di batas tersebut, sedangkan bagian bawah dan atas di pilih opened
karena bagian bawah dinding lapisan tanah lempung dan tekanan air pori berlebih dibiarkan mengalir
bebas kebawah lapisan permeable.
Pada kondisi setelah generate water pressure, tegangan awal tanah tidak ada, maka perlu
diberikan dengan Ko procedure untuk menghitung tegangan awal tanah dan setelah itu generate
tegangan awal
PERHITUNGAN (CALCULATION)
Perhitungan dilakukan dengan metoda tahapan konstruksi (staged construction). Langkah-langkah perhitungan
konstruksi bertahap dalam pemodelan dinding penahan tanah di PLAXIS 2D:
a. Dinding Penahan Tanah 1,5m
1. Tahapan untuk dinding penahan tanah eksisting
Pada tahapan ini, tegangan dan regangan awal akibat berat tanah sendiri, berat dinding dan beban luar dari
model dihitung. Identitas perhitungan diberi keterangan “Eksisting”, sedangkan pada bagian Calculation Type,
dipilih Plastic.
Hasil pemodelan Soil Nailing dengan menggunakan PLAXIS 2D pada dinding penahan tanah
dengan tinggi 1,5m dapat dilihat pada Gambar 12 sampai Gambar 15.
Untuk nilai faktor keamanan dinding penahan tanah dengan tinggi 1,5 m dapat dilihat pada
Tabel 5.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M
Nilai Faktor
Kondisi
Keamanan
Bidang gelincir dapat dilihat pada dinding penahan tanah eksisting tinggi 1,5m sebelum
dilakukan perkuatan soil nailing dan soil grouting dibawah dinding berada tepat dibawah
dinding pada lapisan tanah pertama dibandingkan dengan setelah diberikan perkuatan, bidang
gelincirnya berpindah di bawah soil grouting dan berada di lapisan tanah kedua. Hal ini yang
menyebabkan terjadinya keretakan di dinding penahan tanah karena adanya pergerakan tanah
di belakang dinding. Dinding penahan tanah tanah tidak mampu menahan gaya lateral
disebabkan dinding penahan tanah langsung diletakkan di atas tanah tanpa pondasi seperti
terlihat pada saat pengamatan visual di lapangan seperti Gambar 16.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M
Untuk nilai faktor keamanan dinding penahan tanah eksisting sebelum dilakukan perkuatan soil
nailing dan soil grouting masih aman dengan nilai di atas 2, tetapi kondisi dinding penahan
tanah di beberapa bagian sudah terlihat terjadi keretakan yang merupakan tanda-tanda awal
akan terjadinya keruntuhan seperti terlihat di Gambar 17.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M
Hasil pemodelan Soil Nailing dengan menggunakan PLAXIS 2D pada dinding penahan tanah
dengan tinggi 3 m dapat dilihat pada Gambar 18 sampai Gambar 21.
Untuk nilai faktor keamanan dinding penahan tanah dengan tinggi 3 m dapat dilihat pada Tabel
6.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M
Nilai Faktor
Kondisi
Keamanan
Dari bidang gelincir yang dapat dilihat pada dinding penahan tanah eksisting tinggi 3m sebelum
dilakukan perkuatan soil nailing dan soil grouting dibawah dinding berada bagian atas dinding
dibandingkan dengan setelah diberikan perkuatan, bidang gelincirnya berpindah di tanah
dibelakang dinding bagian atas. Hal ini yang menyebabkan terjadinya keretakan di dinding
penahan tanah bagian atas karena adanya beban struktur seperti mesin compressor dan
keretakan lantai dan pondasi compressor seperti terlihat pada saat pengamatan visual di
lapangan seperti Gambar 22 sampai Gambar 24.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M
Gambar 24. Retak Pondasi Compressor di Dekat Dinding Penahan Tanah Eksisting 3m
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M
Untuk nilai faktor keamanan dinding penahan tanah eksisting sebelum dilakukan perkuatan soil
nailing dan soil grouting sudah menujukkan kondisi kritis dengan nilai di bawah 2, dengan
ditunjukkan kondisi dinding penahan tanah di beberapa bagian sudah terlihat terjadi keretakan
yang merupakan tanda-tanda awal akan terjadinya keruntuhan seperti terlihat di Gambar 25.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M
Untuk mengatasi permasalahan retak pada lantai bisa dengan dilakukan soil grouting di bawah lantai dan
mengganti lantai yang rusak atau dilakukan perbaikan dengan cara patching atau concrete grouting
(epoxy injection). Sedangkan keretakan struktural pada pondasi compressor bisa dilakukan dengan cara
concrete grouting atau epoxy injection dibagian yang retak dan bisa ditambah dengan soil grouting di
bawah pondasi untuk memberikan perkuatan tambahan pada tanah.
METODA PERBAIKAN
Untuk keretakan serta miring pada pagar Alcon dan dinding penahan tanah pada pagar
wiremesh dilakukan perkuatan dengan memberikan soil nailing di dinding penahan tanah untuk
menahan gaya lateral yang terjadi akibat beban struktur di atas dan berat sendiri tanah dan
memberikan Soil Grouting di bawah dinding untuk memperkuat tanah di bawah dinding
penahan tanah dan mengurangi bidang gelincir tepat berada di bawah dinding untuk dinding
penahan tanah 1,5m dan bidang gelincir di atas dinding untuk dinding penahan tanah 3m.
Langkah-langkah perbaikan metoda soil nailing sudah dijelaskan sebelumnya dan untuk analisa
kestabilan dinding penahan tanah dengan menggunakan bantuan PLAXIS 2D sudah dijelaskan di
atas.
METODA PERBAIKAN
Langkah-langkah metoda perbaikan dengan concrete grouting atau epoxy injection adalah
sebagai berikut:
1. Cipping pada jalur retak
2. Bersihkan permukaan beton pada bagian yang retak dari semua kotoran dan debu dengan
menggunakan angin kompressor/sikat kawat seperti terlihat di Gambar 26.
3. Bor pada bagian atas atau bawah pada lokasi retak untuk penempatan nepel dengan jarak ±
20 cm dan pasang nepel dan lem pada tempat–tempat yang telah dibor dengan
menggunakan bahan epoxy seperti terlihat di Gambar 27.
4. Tutup semua bagian retak dengan epoxy seperti terlihat di Gambar 28.
5. Pekerjaan injeksi dilakukan dari lebar retak yang besar ke arah lebar retak yang kecil
METODA PERBAIKAN
Untuk perbaikan tanah di bawah dinding dilakukan dengan cara soil grouting dengan metoda
compaction grouting, yaitu melakukan injeksi material grout berupa campuran semen dengan
air atau mortar ke dalam tanah seperti terlihat di Gambar 29.
METODA PERBAIKAN
Berdasarkan pemodelan PLAXIS 2D, bidang gelincir dinding penahan tanah eksisting tinggi 3m
sebelum dilakukan perkuatan soil nailing dan soil grouting di bawah dinding berada bagian atas
dinding dibandingkan dengan setelah diberikan perkuatan, bidang gelincirnya berpindah di tanah
dibelakang dinding bagian atas. Hal ini yang menyebabkan terjadinya keretakan di dinding
penahan tanah bagian atas karena adanya beban struktur seperti mesin compressor dan
keretakan lantai dan pondasi compressor.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemodelan PLAXIS 2D, nilai faktor keamanan dinding penahan tanah eksisting
tinggi 3m sebelum dilakukan perkuatan soil nailing dan soil grouting sudah menujukkan
kondisi kritis dengan nilai di bawah 2, dengan ditunjukkan kondisi dinding penahan tanah di
beberapa bagian sudah terlihat terjadi keretakan yang merupakan tanda-tanda awal akan
terjadinya keruntuhan
REKOMENDASI
Untuk mengatasi permasalahan retak pada lantai bisa dengan dilakukan soil grouting di bawah
lantai dan mengganti lantai yang rusak atau dilakukan perbaikan dengan cara patching atau
concrete grouting (epoxy injection). Sedangkan keretakan struktural pada pondasi compressor
bisa dilakukan dengan cara concrete grouting atau epoxy injection dibagian yang retak dan bisa
ditambah dengan soil grouting di bawah pondasi untuk memberikan perkuatan tambahan pada
tanah.
Untuk keretakan serta miring pada pagar Alcon dan dinding penahan tanah pada pagar wiremesh
dilakukan perkuatan dengan memberikan soil nailing di dinding penahan tanah untuk menahan
gaya lateral yang terjadi akibat beban struktur di atas dan berat sendiri tanah dan memberikan
soil grouting di bawah dinding untuk memperkuat tanah di bawah dinding penahan tanah.
REKOMENDASI
Pengamatan rutin perlu dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan memasang alat
pemantauan di lapangan. Untuk mengukur perubahan kedalaman muka air tanah dapat
dipasang alat piezometer di lapangan dan untuk mengukur kemiringan yang terjadi dapat
dipasang alat inclinometer.