Anda di halaman 1dari 85

ANALISA & DESIGN

CNG – PERTAGAS BITUNG


PENDAHULUAN
Kawasan CNG (Compressed Natural Gas) PERTAGAS (Pertamina Gas) - Bitung Desa Kadu Jaya, Kecamatan
Curug, Kabupaten Tangerang yang diresmikan tahun 2013 adalah CNG mother station, kilang gas.
Fasilitas CNG Mother Station dengan kapasitas 4 MMSCFD ini dibangun dalam rangka membantu
program pemerintah dalam menyediakan alternatif sumber energi yang ramah lingkungan dengan harga
yang kompetitif untuk industri, khususnya di wilayah Bitung dan sekitarnya yang belum terjangkau oleh
sistem pipa gas. Fasilitas ini dibangun melalui usaha niaga CNG yang akan didistribusikan ke konsumen
dengan cara virtual pipeline yang menggunakan prinsip kompresi. Dimana, gas ditekan hingga tekanan
3.500-3.600 psig (240-250 bar) dan ditampung dalam CNG Tube berupa skid module dan dapat
dipindahkan dengan mudah menggunakan moda truk.
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil penyelidikan awal nampak dari pengamatan visual langsung dapat dilihat adanya
penurunan tanah, keretakan pada lantai dan pondasi compressor, keretakan dan miring pada pagar
Alcon, dan dinding penahan tanah pada pagar wiremesh.

Ketika terdapat cacat yang nyata pada konstruksi seperti terlihat retak dan kerusakan struktural dalam
konstruksi, perlu dilakukan sebuah studi untuk menentukan kondisi kemampuan layan konstruksi.
Pemeriksaan kemampuan layan konstruksi dilakukan untuk menentukan kemampuan struktur memikul
beban dan memenuhi kemampuan layan untuk jangka waktu yang ditentukan. Dalam penyelidikan
konstruksi, pengukuran kemiringan dinding dan pagar serta penurunan tanah di evaluasi. Hal tersebut
diperlukan untuk mendeteksi perubahan terjadi dalam konstruksi atau di mana konstruksi cenderung
\beresiko sehingga rencana perbaikan dapat dilakukan.
PENDAHULUAN

Dalam rangka perbaikan kerusakan yang terjadi diperlukan analisa dan design untuk
menganalisa penyebab terjadinya kerusakan untuk mendapatkan metoda perbaikan yang
sesuai. Analisis hasil investigasi sebelumnya bahwa retakan besar dan kemiringan terjadi di
pagar dan dinding penahan tanah merupakan hasil pergerakan tanah.
PENDAHULUAN

Tujuan dilakukan analisa dan design diantaranya:


1. Mendapatkan informasi mengenai kerusakan konstruksi (dinding penahan tanah dan
pondasi) eksisting.
2. Melakukan analisa penyebab terjadinya kerusakan dinding penahan tanah eksisting
3. Melakukan design perbaikan dinding penahan tanah eksisting
4. Menghitung Bill of Quantity metoda perbaikan dinding penahan tanah
PENDAHULUAN

Cakupan Pekerjaan:
1. Pengumpulan data di lokasi
2. Pemodelan dinding penahan tanah eksisting
3. Metoda perbaikan tanah dan konstruksi
PENDAHULUAN

Keterbatasan dalam melakukan investigasi di lapangan:


1. Akses keterbatasan dalam melakukan survey awal karena adanya jalur pipa dan peralatan
lainnya.
2. Kesulitan dalam menentukan detail dari dinding penahan tanah.
KERUSAKAN KONSTRUKSI

Gambar 1. Retak di Pondasi Compressor


KERUSAKAN KONSTRUKSI

Gambar 2. Retak Bagian Kolom dan Lantai Slab


KERUSAKAN KONSTRUKSI

Gambar 3. Pagar yang Miring dan Terpisah dari Kolom Pagar Alcon
KERUSAKAN KONSTRUKSI

Gambar 4. Retak Bagian Dinding Atas Pagar Wiremesh


KERUSAKAN KONSTRUKSI

Gambar 5. Pagar yang Miring dan Terpisah dari Kolom Penahan


SOIL NAILING

Salah satu teknik perkuatan tanah yang biasa digunakan adalah soil nailing. Secara harfiah, soil
nailing berarti pemakuan tanah yang bisa digunakan untuk perkuatan tanah di lereng maupun untuk
dinding penahan tanah. Konteks pemakuan yang dimaksud adalah pemberian tambahan struktural
dari luar tanah, dengan tujuan untuk memberi kekakuan dan kekuatan terhadap tanah.

Perkuatan tanah menggunakan teknik soil nailing dapat meningkatkan stabilitas lereng, dinding
penahan, serta konstruksi bawah tanah (underground construction). Dimana, paku tanah berfungsi
untuk menahan pergerakan dari arah atas yang diakibatkan oleh beban, sehingga mengurangi
potensi terjadinya slip pada tanah. Hal ini juga disebabkan oleh pergesekan antara material soil
nailing dengan tanah sehingga meningkatkan kekuatan geser tanah.
SOIL NAILING

Gambar 6. Ilustrasi Soil Nailing


SOIL NAILING

Sistem soil nailing memiliki keuntungan antara lain sebagai berikut:


1. Konstruksi yang tidak mengganggu lingkungan sekitar karena sedikit menggunakan alat
berat.
2. Instalasi soil nailing memakan waktu yang relatif singkat.
3. Penerapan sistem soil nailing cukup mudah karena sudah luas digunakan untuk konstruksi
perkuatan.
4. Karena sedikit menggunakan alat berat, maka biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
5. Memiliki kekuatan yang cukup baik dalam menahan defleksi dan momen.
6. Memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menghadapi beban dinamis seperti gempa
bumi.
SOIL NAILING

Selain memiliki keuntungan, sistem ini juga memiliki berbagai batasan (limitasi) tertentu yaitu:
1. Soil nailing tidak cocok diterapkan pada tanah yang memiliki kohesi yang rendah (misalnya
tanah pasir), tanah dengan gradasi yang buruk (poorly graded soil), serta tanah yang mudah
mengalami kembang susut.
2. Sistem soil nailing kurang cocok diterapkan pada lokasi yang memiliki muka air yang cukup
tinggi.
3. Pemasangan soil nailing harus dilakukan dengan hati – hati, mengingat soil nailing bisa
mengganggu jaringan kabel bawah tanah
SOIL NAILING

Soil nailing dapat digunakan untuk stabilisasi lereng galian, baik yang bersifat sementara maupun struktur
permanen. Soil nailing juga biasa digunakan untuk stabilisasi lereng timbunan, baik untuk badan jalan
raya, jalan kereta api, maupun aplikasi lainnya. Aplikasi lainnya dari soil nailing adalah memperkuat
dinding penahan tanah eksisting.

Drilled and grouted soil nailing dapat digunakan sebagai struktur sementara maupun struktur permanen,
setelah dilengkapi dengan anti korosi. Sedangkan, driven/pushed soil nailing hanya dapat digunakan
sebagai struktur sementara karena sifatnya yang mudah kena korosi, dan hanya cocok untuk perkuatan
lereng yang relative rendah, karena nail bar pada soil nailing tipe ini relative pendek. Oleh karena itu,
drilled and grouted soil nailing lebih sering diaplikasikan di lapangan. Tipikal tahapan pelaksanaan drilled
and grouted soil nailing dapat dilihat pada Gambar 7.
SOIL NAILING

Gambar 7. Tipikal Tahapan Pelaksanaan Dinding Soil Nailing


(drilled and grouted soil nailing)
PERSYARATAN TEKNIS SOIL NAILING
BERDASARKAN SNI
Kemiringan Dinding
Kemringan dinding akan sedikit memperpendek kebutuhan panjang nail bar. Kemiringan 10% dari
vertikal (~80° terhadap bidang horizontal) mengurangi kebutuhan panjang nail bar 10% - 15%
dibandingkan dengan dinding yang tegak. Kemiringan tipilak dinding soil nailing berkisar antara 80° - 90°
terhadap bidang horizontal.

Kemiringan Nail
Kemiringan tipikal nail bar berkisar antara 10° - 20° di bawah bidang horizontal. Kemiringan nail bar < 10°
harus dihindari karena akan menyebabkan terbentukan pori (void) di dalam grout, yang akan mengurangi
kapasitas tarik nail dan menurunkan proteksi terhadap korosi. Sebaliknya, kemiringan nail bar yang besar
menyebabkan nail tidak efektif menahan gaya lateral.
PERSYARATAN TEKNIS SOIL NAILING
BERDASARKAN SNI
Panjang Nail Bar
Panjang tipikal nail bar berkisar antara 0,6H – 1,2H, dimana H adalah kedalaman galian atau tinggi
timbunan. Jarang dijumpai panjang nail bar < 0,6H karena biasanya tidak memenuhi stabilitas terhadap
sliding. Sebaliknya, hasil analisis yang memberikan hasil panjang nail bar > 1,2H menunjukkan bahwa
tanah pada lokasi site tidak cocok atau terlalu lunak untuk soil nailing.

Jarak Antar (Spasi) Nail


Nail bar biasanya dipasang mengikuti pola grid. Spasi horizontal dan vertikal biasanya sama. Tipikal spasi
nail adalah 1,5 m untuk drilled and grouted soil nailing dan 1 m – 1,2 m untuk driven soil nailing. Nail bar
baris pertama harus dipasang tidak lebih dalam dari 1,1 m dibawah puncak dinding. Untuk mengurangi
potensi longsor pada bagian awal tahapan galian dan mengurangi efek kantilever pada dinding.
PERSYARATAN TEKNIS SOIL NAILING
BERDASARKAN SNI

Diameter Lubang Bor


Untuk drilled and grout soil nailing, tipikal diameter lubang bor bervariasi dari 100 mm – 200
mm.
PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING

Nail Bar
Nail bar menggunakan deformed bar BJTD 40 (yield strength 400 MPa) dengan diameter ≥ 25
mm. Nail bar dapat dipasang mengikuti pola segi empat atau pola segitiga seperti Gambar 8.

Bearing Plate
Bearing plate terbuat dari pelat baja berukuran tipikal 200 mm x 200 m sampai dengan 250 mm
x 250 mm, dengan tebal 19 mm
PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING

Gambar 8. Pola Pemasangan Nail Bar


PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING

Grout
Material grout dibuat dari semen tipe 1, dengan tipikal rasio air/semen (w/c ratio) 0,4 – 0,5.
Persyaratan kuat tekan grout dalam 28 hari adalah 21 MPa. Bahan tambah umumnya tidak
digunakan kecuali plasticizer untuk memperbaiki workability.

Shotcrete (Beton Semprot) Dinding Muka


Beton semprot atau shotcrete dinding muka mempunyai tebal tipikal 75 mm – 100 mm, dilengkapi
dengan 1 lapis wirmesh M6 (ukuran 6 mm). Beton semprot disyaratkan mempunyai kuat tekan fc’ ≥
18 MPa. Beton semprot yang diperkuat ini merupakan komponen dasar dinding muka. Komponen
akhir dinding muka ini memberikan aspek keindahan bagi tampak muka dinding soil nailing
PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING

Material Pelengkap
1. Centralizer
Centralizer dipasang secara beraturan sepanjang nail bar dengan interval ≤ 2,5 m, dan berjarak 0,5 m
dari kedua ujung nail bar, untuk menjamin minimum grout cover terpenuhi. Cenralizer terbuat dari PVC
atau material sintetik lainnya.

2. Proteksi korosi
Jika dibutuhkan proteksi korosi tingkat tinggi, misalnya pada soil nailing permanen, ditambahkan
corrugated sheath dari material sintetik (HDPE atau PVC) yang menyelimuti nail bar. Anulus spasi antara
corrugated sheath dan nail bar, terlebih dulu diisi dengan grout sebelum nail bar dimasukkan ke dalam
lubang bor seperti terlihat di Gambar 9.
PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING

Gambar 9. a) centralizer, b) nail bar dibungkus corrugated sheath pada soil nailing permanen,
c) corrugated sheath
PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING

3. Vertical drain strip


Vertical drain strip dengan lebar 300 mm – 400 mm dipasang di belakang dinding muka dan
menempel pada permukaan tanah. Vertical drain strip yang digunakan adalah vertical drain
dengan satu muka terbuka dan muka yang lain tertutup plastik. Bagian yang terbuka menempel
pada tanah, sedangkan bagian yang tertutup plastik menempel pada beton semprot. Spasi
horizontal dari strip sama dengan spasi horizontal dari nail.

Vertical drain strip ini dipasang dari level muka air tanah sampai dasar dinding, dengan maksud
menangkap air tanah dan menyalurkannya ke saluran tepi pada dasar galian sehingga air tanah
praktis tidak menekan dinding
PERSYARATAN MATERIAL SOIL NAILING

3. Vertical drain strip


Vertical drain strip dengan lebar 300 mm – 400 mm dipasang di belakang dinding muka dan
menempel pada permukaan tanah. Vertical drain strip yang digunakan adalah vertical drain
dengan satu muka terbuka dan muka yang lain tertutup plastik. Bagian yang terbuka menempel
pada tanah, sedangkan bagian yang tertutup plastik menempel pada beton semprot. Spasi
horizontal dari strip sama dengan spasi horizontal dari nail.

Vertical drain strip ini dipasang dari level muka air tanah sampai dasar dinding, dengan maksud
menangkap air tanah dan menyalurkannya ke saluran tepi pada dasar galian sehingga air tanah
praktis tidak menekan dinding
PERSYARATAN TANAH UNTUK SOIL
NAILING

1. Persyaratan Umum
Tanah untuk soil nailing harus dapat berdiri vertikal tanpa penyangga setinggi 1 m – 2 m selama
1 hari – 2 hari untuk memberikan kesempatan pemasangan nails dan penyemprotan beton
semprot.

2. Persyaratan untuk Tanah Kohesif dan Pasir


Tanah kohesif dengan konsistensi medium stiff, dengan NSPT ≥ 5. Tanah pasir yang cocok
adalah pasir dengan kepadatan medium dense, dengan NSPT ≥ 10, yang menunjukkan adanya
kohesi apparent atau sementasi natural
PERSYARATAN TANAH UNTUK SOIL
NAILING
3. Tanah yang Tidak Cocok untuk Soil Nailing
Tanah yang tidak cocok untuk soil nailing adalah tanah – tanah dengan kondisi sebagai berikut:
a) Tanah organik.
b) Tanah yang mengandung batu bongkah dan batu bulat.
c) Tanah dengan air tanah yang sangat korosif.

4. Pengaruh Tinggi Muka Air Tanah


Semakin tinggi permukaan air tanah semakin sulit pengerjaan soil nailing. Karena itu daerah dengan
muka air tanah yang tinggi kurang cocok untuk dinding soil nailing. Selain itu, pada masa umur layan
dinding muka tidak boleh menerika tekanan air tanah, karena pada umumnya dinding ini tidak
dirancang untuk menahan tekanan air tanah. Jika dipaksakan, harus disediakannya sistem drainase
yang komprehensif
PEMODELAN DINDING PENAHAN TANAH

Berdasarkan hasil pengamatan visual, pengukuran survey beda tinggi dan pengujian Geoteknik di
lapangan, terlihat bahwa dapat adanya penurunan tanah, keretakan pada lantai dan pondasi compressor,
keretakan dan miring pada pagar Alcon, dan dinding penahan tanah pada pagar wiremesh. Untuk itu
perlu dianalisa penyebab terjadinya permasalahan tersebut dan apa solusi yang tepat untuk itu.

Secara umum permasalahan yang terjadi di CNG-Pertagas Bitung adalah adanya penurunan tanah dan
pergerakan tanah. Akibat terjadinya penurunan tanah terjadi keretakan pada lantai dan pondasi
compressor sedangkan terjadinya keretakan dan miring pada pagar Alcon dan dinding penahan tanah
pada pagar wirmesh disebabkan oleh pergerakan tanah arah samping karena dinding penahan tanah
eksisting tidak di rencanakan dengan tepat dan tidak kuat menahan beban lateral tanah dalam jangka
waktu yang lama.
PEMODELAN DINDING PENAHAN TANAH

Untuk keretakan serta miring pada pagar Alcon dan dinding penahan tanah pada pagar
wiremesh perlu dilakukan analisa kestabilan dinding penahan tanah dan metoda perbaikan.
Dalam analisa kestabilan dinding penahan tanah dilakukan dengan bantuan program PLAXIS 2D.
Alasan pemilihan program PLAXIS 2D adalah karena PLAXIS 2D salah satu program dalam bidang
Geoteknik yang bisa memodelkan perilaku tanah dan struktur serta bisa memodelkan sesuai
dengan tahapan konstruksi di lapangan.
PEMODELAN DINDING PENAHAN TANAH

Analisa dilakukan terhadap dinding pagar Alcon dengan tinggi dinding 1,5m dan dinding pagar wiremesh
dengan tinggi dinding 3m. Analisa kestabilan dinding penahan tanah dilakukan terhadap kondisi eksisting
dan metoda perbaikan yang diusulkan menggunakan soil nailing.

Alasan pemilihan metoda soil nailing adalah:


 Konstruksi yang tidak mengganggu lingkungan sekitar karena sedikit menggunakan alat berat dan
biaya relatif lebih murah
 Instalasi soil nailing memakan waktu yang relatif singkat.
 Penerapan sistem soil nailing cukup mudah dan digunakan untuk konstruksi perkuatan eksisting
dinding penahan dari batu kali
 Memiliki kekuatan yang cukup baik dalam menahan defleksi dan momen.
PEMODELAN DINDING PENAHAN TANAH

 Memiliki kemampuan dalam menghadapi beban dinamis seperti gempa bumi.


 Kondisi tanah di CNG-Pertagas Bitung sesuai dengan metoda Soil nailing dengan tanah
lempung yang memiliki kohesi yang tinggi serta tanah tidak mudah mengalami kembang
susut.
 Lokasi di CNG-Pertagas Bitung memiliki muka air yang rendah sekitar 2,5m dari bawah
dinding penahan tanah berdasarkan hasil pengujian Geoteknik di lapangan.
 Tidak adanya kabel bawah tanah di CNG-Pertagas Bitung
PEMODELAN DINDING PENAHAN TANAH

Prosedur pemodelan dinding penahan tanah mengggunakan PLAXIS 2D dimulai dari pembuatan
geometri, input data material dan perhitungan. Dimensi dinding penahan tanah eksisting di dapat dari
pengamatan dan pengukuruan visual di lapangan. Input material tanah di PLAXIS 2D di ambil dari
pengujian lapangan dan laboratorium dan sumber lain sebagai data empiris.

Pemodelan menggunakan PLAXIS 2D dimulai dengan analisa secara plastis dan menghitung faktor
keamanan dinding penahan tanah dilakukan terhadap dinding penahan tanah eksisting pagar Alcon
dengan tinggi dinding 1,5m dan dinding pagar wiremesh dengan tinggi dinding 3m. Analisa kestabilan
dinding penahan tanah dilakukan terhadap kondisi eksisting dan metoda perbaikan yang diusulkan
menggunakan soil nailing dan perkuatan tanah dengan soil grouting dengan dimulai analisa secara plastis
dengan metoda konstruksi bertahap dan menghitung faktor keamanan dinding penahan tanah
PEMODELAN GEOMETRI DINDING
PENAHAN TANAH

Gambar 10 dan 11 memperlihatkan geometri dinding penahan tanah eksisting ketinggian 1,5 m
dan 3m yang dipakai dalam pemodelan PLAXIS 2D. Tabel 1. memperlihatkan dimensi untuk
pemodelan struktur dinding penahan tanah dan pembebanan. Tinggi muka air diambil dari
pengujian Geoteknik di lapangan. Digunakan 15-node elemen dan plane strain dalam
pemodelan. Satuan yang digunakan adalah meter untuk panjang, kN untuk gaya dan hari untuk
waktu. Dipakai line (garis) untuk menggambarkan geometri. Nailing dimodelkan sebagai node to
node anchor dan grouting dimodelkan dengan geogrid. Soil grouting di bawah dinding
dimodelkan sebagai plate. Dinding penahan tanah dimodelkan dengan plate. Kondisi batas
(boundary condition) dimodelkan dengan standard fixities
PEMODELAN GEOMETRI DINDING
PENAHAN TANAH

Gambar 10. Pemodelan Geometri Dinding Penahan Tanah Tinggi 1,5m


PEMODELAN GEOMETRI DINDING
PENAHAN TANAH

Gambar 11. Pemodelan Geometri Dinding Penahan Tanah Tinggi 3m


DIMENSI DINDING PENAHAN TANAH

Properties Dinding 1,5 m Dinding 3 m


Tinggi Pagar Beton (m) 2,5 -
Lebar Pagar Beton (m) 0,40 -
Lebar Dinding Atas (m) 0,40 0,40
Lebar Dinding Bawah (m) 0,60 0,60
Panjang Grouting di Bawah Dinding (m) 1 2

Lebar Grouting di Bawah Dinding (m) 0,60 0,60


Panjang Soil Nailing (m) 1,40 1,90
Beban (kN/m2) 100 10
Tabel 1. Dimensi Dinding Penahan Tanah dan Pembebanan
INPUT DATA MATERIAL

Data input material dapat dilihat di Tabel 2. untuk properties tulangan anchor soil nailing, Tabel
3. untuk properties grouting soil nailingdengan memakai geogrid dan untuk Tabel 4. adalah data
lapisan tanah, grouting dibawah dinding, struktur batu kali dan pagar dinding Alcon. Untuk data
properties tanah didapatkan dari korelasi N-SPT yang telah dikonversi menjadi N60 yang sudah
terkoreksi dengan parameter properties tanah yang diperlukan sedangkan untuk lapisan atas
dibelakang dinding penahan tanah menggunakan data pengujian laboratorium dari pengeboran
dangkal.

Setelah semua data parameter dimasukkan selanjutnya dilakukan mesh generation dengan
menggunakan very fine courseness mesh.
INPUT DATA MATERIAL
Properties Nilai
Model Material Anchors
Jenis Material Elastic
EA (kN) 200000
Lspacing (m) 1,5
Tabel 2. Data Properties Tulangan Anchor Soil Nailing

Properties Nilai
Model Material Geogrid
Jenis Material Elastic
EA Tiang (kN) 200000
Tabel 3. Data Properties Grouting (Geogrid) Soil Nailing
INPUT DATA MATERIAL
Lapis Lapis Pagar
Properties Lapis 2 Lapis 3 Lapis 4 Lapis 5 Grouting Batu Kali
Atas 1 Atas 2 Dinding
Mohr - Mohr - Mohr - Mohr - Mohr - Mohr - Linear Linear Linear
Model Material
Coulomb Coulomb Coulomb Coulomb Coulomb Coulomb Elastic Elastic Elastic

Jenis Material Drained Drained Drained Drained Drained Drained Non Porous Non Porous Non Porous

ɣ unsat (kN/m3) 12 18 14 16 16 21 22 22 22

ɣ sat (kN/m3) 17 19 16 17 19 22 - - -

k (m/day) 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 - - -

E (kN/m2) 9000 9000 4000 9000 20000 20000 16.580.000 20.310.000 15.140.000

𝜐 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2 0,2 0,2

C (kN/m2) 80 40 25 50 185 285 - - -

ϕ (°) 2 10 25 25 25 25 - - -

Tabel 4. Data Properties Material


INITIAL CONDITIONS (KONDISI AWAL)

Dalam langkah kondisi awal, berat jenis air di ambil 9,81 kn/m2. tekanan air adalah tekanan hidrostatis
dan tinggi muka air tanah diambil 2,5m dari dasar dinding yang di dapat dari pengujian geoteknik di
lapangan, yang dijumpai pada lobang pemboran. Kondisi batas bagian kiri dan kanan di pilih closed
karena tidak boleh ada aliran keluar di batas tersebut, sedangkan bagian bawah dan atas di pilih opened
karena bagian bawah dinding lapisan tanah lempung dan tekanan air pori berlebih dibiarkan mengalir
bebas kebawah lapisan permeable.

Pada kondisi setelah generate water pressure, tegangan awal tanah tidak ada, maka perlu
diberikan dengan Ko procedure untuk menghitung tegangan awal tanah dan setelah itu generate
tegangan awal
PERHITUNGAN (CALCULATION)
Perhitungan dilakukan dengan metoda tahapan konstruksi (staged construction). Langkah-langkah perhitungan
konstruksi bertahap dalam pemodelan dinding penahan tanah di PLAXIS 2D:
a. Dinding Penahan Tanah 1,5m
1. Tahapan untuk dinding penahan tanah eksisting
Pada tahapan ini, tegangan dan regangan awal akibat berat tanah sendiri, berat dinding dan beban luar dari
model dihitung. Identitas perhitungan diberi keterangan “Eksisting”, sedangkan pada bagian Calculation Type,
dipilih Plastic.

2. Tahapan untuk menghitung Safety Factor (SF) kondisi eksisting


Pada tahapan ini, kestabilan dinding penahan tanah akibat tahapan 1 dihitung faktor keamanan. Identitas
perhitungan diberi keterangan “SF Eksisting”, sedangkan pada bagian Calculation Type, dipilih Phi/c reduction
PERHITUNGAN (CALCULATION)
3. Tahapan pemasangan Soil Nailing
Pada tahapan ini tegangan dan regangan awal akibat berat tanah sendiri, berat dinding, beban luar, dan
soil nailing dari model dihitung. Identitas perhitungan diberi keterangan “Soil Nailing”, sedangkan pada
bagian Calculation Type, dipilih Plastic.

4. Tahapan SF Soil Nailing


Pada tahapan ini kestabilan dinding penahan tanah akibat tahapan soil nailing dihitung faktor keamanan.
Identitas perhitungan diberi keterangan “SF Soil Nailing”, sedangkan pada bagian Calculation Type, dipilih
Phi/c reduction.
PERHITUNGAN (CALCULATION)
5. Tahapan Soil Nailing dan Grouting
Pada tahapan ini tegangan dan regangan awal akibat berat tanah sendiri, berat dinding, beban luar, soil
nailing, dan grouting dari model dihitung. Identitas perhitungan diberi keterangan “Soil Nailing dan
Grouting”, sedangkan pada bagian Calculation Type, dipilih Plastic.

6. Tahapan SF Soil Nailing dan Grouting


Pada tahapan ini kestabilan dinding penahan akibat tahapan soil nailing dan grouting dihitung faktor
keamanan. Identitas perhitungan diberi keterangan “SF Soil Nailing dan Grouting”, sedangkan pada
bagian Calculation Type, dipilih Phi/c reduction.
PERHITUNGAN (CALCULATION)

b. Dinding Penahan Tanah 3m


1. Tahapan untuk dinding penahan tanah eksisting
Pada tahapan ini tegangan dan regangan awal akibat berat tanah sendiri, berat dinding dan beban luar
dari model dihitung. Identitas perhitungan diberi keterangan “Eksisting”, sedangkan pada bagian
Calculation Type, dipilih Plastic.

2. Tahapan untuk menghitung Safety Factor (SF)kondisi eksisting


Pada tahapan ini kestabilan dinding penahan tanah akibat tahapan 1 dihitung faktor keamanan. Identitas
perhitungan diberi keterangan “SF Eksisting”, sedangkan pada bagian Calculation Type, dipilih Phi/c
reduction
PERHITUNGAN (CALCULATION)
3. Tahapan Soil Nailing Atas
Pada tahapan ini tegangan dan regangan awal akibat berat tanah sendiri, berat dinding, beban luar, dan
soil nailing atas dari model dihitung. Identitas perhitungan diberi keterangan “Soil Nailing Atas”,
sedangkan pada bagian Calculation Type, dipilih Plastic.

4. Tahapan SF Soil Nailing Atas


Pada tahapan ini kestabilan dinding akibat tanah akibat tahapan soil nailing atas dihitung faktor
keamanan. Identitas perhitungan diberi keterangan “SF Soil Nailing Atas”, sedangkan pada bagian
Calculation Type, dipilih Phi/c reduction.
PERHITUNGAN (CALCULATION)
5. Tahapan Soil Nailing Atas dan Bawah
Pada tahapan ini tegangan dan regangan awal akibat berat tanah sendiri, berat dinding, beban luar, dan
soil nailing atas dan bawah dari model dihitung. Identitas perhitungan diberi keterangan “Soil Nailing
Atas dan Bawah”, sedangkan pada bagian Calculation Type, dipilih Plastic.

6. Tahapan SF Soil Nailing Atas dan Bawah


Pada tahapan ini kestabilan dinding penahan tanah akibat tahapan soil nailing atas dan bawah dihitung
faktor keamanan. Identitas perhitungan diberi keterangan “SF Soil Nailing Atas dan Bawah”, sedangkan
pada bagian Calculation Type, dipilih Phi/c reduction.
PERHITUNGAN (CALCULATION)
7. Tahapan Soil Nailing dan Grouting
Pada tahapan ini tegangan dan regangan awal akibat berat tanah sendiri, berat dinding, beban luar, soil
nailing (atas dan bawah), dan grouting dari model dihitung. Identitas perhitungan diberi keterangan “Soil
Nailing dan Grouting”, sedangkan pada bagian Calculation Type, dipilih Plastic.

8. Tahapan SF Soil Nailing dan Grouting


Pada tahapan ini kestabilan dinding penahan tanah akibat tahapan soil nailing dan grouting dihitung
faktor keamanan. Identitas perhitungan diberi keterangan “SF Soil Nailing dan Grouting”, sedangkan pada
bagian Calculation Type, dipilih Phi/c reduction
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M

Hasil pemodelan Soil Nailing dengan menggunakan PLAXIS 2D pada dinding penahan tanah
dengan tinggi 1,5m dapat dilihat pada Gambar 12 sampai Gambar 15.

Untuk nilai faktor keamanan dinding penahan tanah dengan tinggi 1,5 m dapat dilihat pada
Tabel 5.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M

Gambar 12. Deformed Mesh Dinding Penahan Tanah Eksisting 1,5m


HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M

Gambar 13. Bidang Gelincir Dinding Penahan Tanah Eksisting 1,5m


HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M

Gambar 14. Deformed Mesh Dinding Penahan Tanah Eksisting 1,5m


dengan perkuatan Soil Nailing dan Grouting
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M

Gambar 15. Bidang Gelincir Dinding Penahan Tanah Eksisting 1,5m


dengan perkuatan Soil Nailing dan Grouting
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M

Nilai Faktor
Kondisi
Keamanan

Kondisi Eksisting 3,56

Kondisi Soil Nailing dan Grouting 5,77

Tabel 5. Nilai Faktor Keamanan Dinding Penahan Tanah Eksisting 1,5m


HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M

Bidang gelincir dapat dilihat pada dinding penahan tanah eksisting tinggi 1,5m sebelum
dilakukan perkuatan soil nailing dan soil grouting dibawah dinding berada tepat dibawah
dinding pada lapisan tanah pertama dibandingkan dengan setelah diberikan perkuatan, bidang
gelincirnya berpindah di bawah soil grouting dan berada di lapisan tanah kedua. Hal ini yang
menyebabkan terjadinya keretakan di dinding penahan tanah karena adanya pergerakan tanah
di belakang dinding. Dinding penahan tanah tanah tidak mampu menahan gaya lateral
disebabkan dinding penahan tanah langsung diletakkan di atas tanah tanpa pondasi seperti
terlihat pada saat pengamatan visual di lapangan seperti Gambar 16.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M

Gambar 16. Dasar Dinding Penahan Tanah Eksisting 1,5m


HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M

Untuk nilai faktor keamanan dinding penahan tanah eksisting sebelum dilakukan perkuatan soil
nailing dan soil grouting masih aman dengan nilai di atas 2, tetapi kondisi dinding penahan
tanah di beberapa bagian sudah terlihat terjadi keretakan yang merupakan tanda-tanda awal
akan terjadinya keruntuhan seperti terlihat di Gambar 17.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 1,5M

Gambar 17. Keretakan di Dasar Dinding Penahan Tanah Eksisting 1,5m


HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Hasil pemodelan Soil Nailing dengan menggunakan PLAXIS 2D pada dinding penahan tanah
dengan tinggi 3 m dapat dilihat pada Gambar 18 sampai Gambar 21.

Untuk nilai faktor keamanan dinding penahan tanah dengan tinggi 3 m dapat dilihat pada Tabel
6.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Gambar 18. Deformed Mesh Dinding Penahan Tanah Eksisting 3m


HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Gambar 19. Bidang Gelincir Dinding Penahan Tanah Eksisting 3m


HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Gambar 20. Deformed Mesh Dinding Penahan Tanah Eksisting 3m


dengan perkuatan Soil Nailing dan Grouting
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Gambar 21. Bidang Gelincir Dinding Penahan Tanah Eksisting 3m


dengan perkuatan Soil Nailing dan Grouting
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Nilai Faktor
Kondisi
Keamanan

Kondisi Eksisting 1,54

Kondisi Soil Nailing dan Grouting 2,49

Tabel 6. Nilai Faktor Keamanan Dinding Penahan Tanah Eksisting 3m


HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Dari bidang gelincir yang dapat dilihat pada dinding penahan tanah eksisting tinggi 3m sebelum
dilakukan perkuatan soil nailing dan soil grouting dibawah dinding berada bagian atas dinding
dibandingkan dengan setelah diberikan perkuatan, bidang gelincirnya berpindah di tanah
dibelakang dinding bagian atas. Hal ini yang menyebabkan terjadinya keretakan di dinding
penahan tanah bagian atas karena adanya beban struktur seperti mesin compressor dan
keretakan lantai dan pondasi compressor seperti terlihat pada saat pengamatan visual di
lapangan seperti Gambar 22 sampai Gambar 24.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Gambar 22. Retak Bagian Atas Dinding Penahan Tanah Eksisting 3m


HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Gambar 23. Retak Lantai di Dekat Dinding Penahan Tanah Eksisting 3m


HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Gambar 24. Retak Pondasi Compressor di Dekat Dinding Penahan Tanah Eksisting 3m
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Untuk nilai faktor keamanan dinding penahan tanah eksisting sebelum dilakukan perkuatan soil
nailing dan soil grouting sudah menujukkan kondisi kritis dengan nilai di bawah 2, dengan
ditunjukkan kondisi dinding penahan tanah di beberapa bagian sudah terlihat terjadi keretakan
yang merupakan tanda-tanda awal akan terjadinya keruntuhan seperti terlihat di Gambar 25.
HASIL PEMODELAN DINDING PENAHAN
TANAH 3M

Gambar 25. Retak di Dinding Penahan Tanah Eksisting 3m


METODA PERBAIKAN
Secara umum permasalahan yang terjadi di CNG-Pertagas Bitung adalah adanya penurunan tanah dan
pergerakan tanah. Akibat terjadinya penurunan tanah terjadi keretakan pada lantai dan pondasi
compressor sedangkan terjadinya keretakan dan miring pada pagar Alcon dan dinding penahan tanah
pada pagar wiremesh disebabkan oleh pergerakan tanah arah samping karena dinding penahan tanah
eksisting tidak di rencanakan dengan tepat dan tidak kuat menahan beban lateral tanah dalam jangka
waktu yang lama.

Untuk mengatasi permasalahan retak pada lantai bisa dengan dilakukan soil grouting di bawah lantai dan
mengganti lantai yang rusak atau dilakukan perbaikan dengan cara patching atau concrete grouting
(epoxy injection). Sedangkan keretakan struktural pada pondasi compressor bisa dilakukan dengan cara
concrete grouting atau epoxy injection dibagian yang retak dan bisa ditambah dengan soil grouting di
bawah pondasi untuk memberikan perkuatan tambahan pada tanah.
METODA PERBAIKAN
Untuk keretakan serta miring pada pagar Alcon dan dinding penahan tanah pada pagar
wiremesh dilakukan perkuatan dengan memberikan soil nailing di dinding penahan tanah untuk
menahan gaya lateral yang terjadi akibat beban struktur di atas dan berat sendiri tanah dan
memberikan Soil Grouting di bawah dinding untuk memperkuat tanah di bawah dinding
penahan tanah dan mengurangi bidang gelincir tepat berada di bawah dinding untuk dinding
penahan tanah 1,5m dan bidang gelincir di atas dinding untuk dinding penahan tanah 3m.

Langkah-langkah perbaikan metoda soil nailing sudah dijelaskan sebelumnya dan untuk analisa
kestabilan dinding penahan tanah dengan menggunakan bantuan PLAXIS 2D sudah dijelaskan di
atas.
METODA PERBAIKAN
Langkah-langkah metoda perbaikan dengan concrete grouting atau epoxy injection adalah
sebagai berikut:
1. Cipping pada jalur retak
2. Bersihkan permukaan beton pada bagian yang retak dari semua kotoran dan debu dengan
menggunakan angin kompressor/sikat kawat seperti terlihat di Gambar 26.
3. Bor pada bagian atas atau bawah pada lokasi retak untuk penempatan nepel dengan jarak ±
20 cm dan pasang nepel dan lem pada tempat–tempat yang telah dibor dengan
menggunakan bahan epoxy seperti terlihat di Gambar 27.
4. Tutup semua bagian retak dengan epoxy seperti terlihat di Gambar 28.
5. Pekerjaan injeksi dilakukan dari lebar retak yang besar ke arah lebar retak yang kecil
METODA PERBAIKAN

Gambar 26. Pembersihan Permukaan Beton


METODA PERBAIKAN

Gambar 27. Pemboran dan Pemasangan Nepel pada Permukaan Beton


METODA PERBAIKAN

Gambar 28. Menutup Bagian yang Retak dengan Epoxy


METODA PERBAIKAN

Untuk perbaikan tanah di bawah dinding dilakukan dengan cara soil grouting dengan metoda
compaction grouting, yaitu melakukan injeksi material grout berupa campuran semen dengan
air atau mortar ke dalam tanah seperti terlihat di Gambar 29.
METODA PERBAIKAN

Gambar 29. Metoda Compaction Grouting


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari analisa dan design perbaikan kondisi CNG – Pertagas-Bitung, beberapa
kesimpulan yang di dapat adalah sebagai berikut:
 Berdasarkan pemodelan PLAXIS 2D, bidang gelincir dinding penahan tanah eksisting tinggi
1,5m sebelum dilakukan perkuatan soil nailing dan soil grouting dibawah dinding berada
tepat dibawah dinding pada lapisan tanah pertama dibandingkan dengan setelah diberikan
perkuatan, bidang gelincirnya berpindah di bawah bagian soil grouting dan berada di lapisan
tanah kedua. Hal ini yang menyebabkan terjadinya keretakan di dinding penahan tanah
karena adanya pergerakan tanah di belakang dinding. Dinding penahan tanah tanah tidak
mampu menahan gaya lateral disebabkan dinding penahan tanah langsung diletakkan di atas
tanah tanpa pondasi
KESIMPULAN
 Berdasarkan pemodelan PLAXIS 2D, nilai faktor keamanan dinding penahan tanah eksisting tinggi
1,5m sebelum dilakukan perkuatan soil nailing dan soil grouting masih aman dengan nilai di atas
2, tetapi kondisi dinding penahan tanah di beberapa bagian sudah terlihat terjadi keretakan yang
merupakan tanda-tanda awal akan terjadinya keruntuhan.

 Berdasarkan pemodelan PLAXIS 2D, bidang gelincir dinding penahan tanah eksisting tinggi 3m
sebelum dilakukan perkuatan soil nailing dan soil grouting di bawah dinding berada bagian atas
dinding dibandingkan dengan setelah diberikan perkuatan, bidang gelincirnya berpindah di tanah
dibelakang dinding bagian atas. Hal ini yang menyebabkan terjadinya keretakan di dinding
penahan tanah bagian atas karena adanya beban struktur seperti mesin compressor dan
keretakan lantai dan pondasi compressor.
KESIMPULAN
 Berdasarkan pemodelan PLAXIS 2D, nilai faktor keamanan dinding penahan tanah eksisting
tinggi 3m sebelum dilakukan perkuatan soil nailing dan soil grouting sudah menujukkan
kondisi kritis dengan nilai di bawah 2, dengan ditunjukkan kondisi dinding penahan tanah di
beberapa bagian sudah terlihat terjadi keretakan yang merupakan tanda-tanda awal akan
terjadinya keruntuhan
REKOMENDASI
 Untuk mengatasi permasalahan retak pada lantai bisa dengan dilakukan soil grouting di bawah
lantai dan mengganti lantai yang rusak atau dilakukan perbaikan dengan cara patching atau
concrete grouting (epoxy injection). Sedangkan keretakan struktural pada pondasi compressor
bisa dilakukan dengan cara concrete grouting atau epoxy injection dibagian yang retak dan bisa
ditambah dengan soil grouting di bawah pondasi untuk memberikan perkuatan tambahan pada
tanah.

 Untuk keretakan serta miring pada pagar Alcon dan dinding penahan tanah pada pagar wiremesh
dilakukan perkuatan dengan memberikan soil nailing di dinding penahan tanah untuk menahan
gaya lateral yang terjadi akibat beban struktur di atas dan berat sendiri tanah dan memberikan
soil grouting di bawah dinding untuk memperkuat tanah di bawah dinding penahan tanah.
REKOMENDASI
 Pengamatan rutin perlu dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan memasang alat
pemantauan di lapangan. Untuk mengukur perubahan kedalaman muka air tanah dapat
dipasang alat piezometer di lapangan dan untuk mengukur kemiringan yang terjadi dapat
dipasang alat inclinometer.

Anda mungkin juga menyukai