Bab Ii
Bab Ii
Istilah filsafat dalam bahasa indonesia memiliki padanan kata falsafah (Arab), fphylosophi
(Bahasa inggris), philosophia (latin), philosophie (Jerman, Belanda, Perancis). Semua istilah tersebut
bersumber dari istilah Yunani philosophia, yaitu philein berarti mencintai dan sophia berarti
kebijaksanaan. Istilah philos berarti teman dan sophos berarti bijaksana. Dengan demikian pilosophia
diartikan cinta kebijaksanaan, atau dengan kata lain sebagai usaha mencari kebenaran / kebijaksanaan
yang di dorong oleh rasa cinta terhadap kebenaran.
Menurut sejarah, Phytagoras (572-497 SM) adalah orang yang pertamma kali memakai kata
philosophia. Ketika beliau ditanya, apakah ia sebagai orang yang bijaksana, Phytagoras dengan
rendah hati menyebut bahwa dirinya sebagagai phloshopos yaitu pencinta kebijaksanaan. Banyak
sumber yang menegaskan bahwa shophia mengandung arti yang lebih luas dari pada
kebijaksanaan.Shopia mengandung banyak arti antara lain:
(a) rajinan
Dengan demikian asal mula kata filsafah itu sangat umum, intinya mencari keutamaan mental (Fak.
Filsafat,1997: 11)
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefenisikan secara
ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan
budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat,karea pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh founding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem
(Ruslan Abdulghani).
Menurut Notonegoro filsafat pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu
tentang hakikat dari pancasila
B.PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Sistem merupakan bagian bagian yang menjadi kesatuan dalam gerak dan wujud yang
mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai sistem filsafat harus memenuhi
unsur unsur persyarataan dari filsafat. Cita cita banngsa adalah masyarakat adil dan makmur di bidang
material dan spiritual.Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem filsafat memberi arah agar
kesejahteraan dan kemakmuran itu bertolak kesejahteraan yang berlandaskan paham kemanusian
kesejahteraan yang memihak pada kesatuan dan persatuan serta kebersamaan sebaagai suatu kesatuan
bangsa yang utuh dan bulat.
Hal yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian bagian yang saling
berhubungan saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan sama untuk satu
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.Sistem lazimnya
memiliki ciri ciri sebagai berikut (Shore dan Voice,1974) :
Masalah nilai dibahas oleh cabang filsafat atau aksiologi istilah nilai dipergunakan untuk
menunjukkan kata benda abstrak yang artinya “ keberhargaan ( worth ) atau kebaikan (goodness) dan
sebagai kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan
penilaian atau melakukan penilaian.
Nilai dirasakan dalam diri masing-masing sebagai daya pendorong atau prinsip-prinsip yang
menjadi pedoman dalam kehidupan. Nilai merupakan realita yang komplek karena nilai tidak dapat
dianggap sebagai suatu yang secara mekanis. Pembicaraan tentang nilai merupakan pembicaraan
tentang hal yang ideal tentang cita-cita,harapan dan keharusan. Menurut tinggi rendahnya nilai-nilai
dikelompokkan dalam 4 tingkatan max scheler ( kaelan, 2000: 175 )
1. Nilai-nilai kenikmatan
2. Nilai-nilai kehidupan
3. Nilai-nilai kejiwaan
4. Nilai-nilai kerohanian
Walter G. Everet ( kaelan, 2000:176 ) menggolongkan nilai manusiawi kedalam delapan
kelompok berikut ini,
1. Nilai-nilai ekonomis ditujukan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang dapat dibeli.
2. Nilai-nilai kejasmaniaan adalah membantu pada kesehatan, efisiensi dan keindahan dari
kehidupan badan.
3. Nilai-nilai hiburan adalah nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbang
pada pengayaan kehidupan.
4. Nilai-nilai sosial adalah berasal mula dari pelbagai bentuk perserikatan manusia.
5. Nila-nilai watak adalah keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan
6. Nilai-nilai esletis adalah nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.
7. Nilai-nilai intelektual adalah nilai-nilai pengetahuan dan pengejaran kebenaran.
8. Nilai-nilai keagamaan.
Selanjutnya notonagoro ( kaelan, 2000: 176 ) membagi nilai menjadi tiga kelompok
berikut ini.
1. Nilai material yaitu nilai yang dilihat dari hasil guna sesuatu, seperti benda bagi manusia.
2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan
atau aktivitas.
3. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohaniaan dapat dibedakan atas empat macam berikut ini.
1. Nilai kebenaran bersumber kepada akal ( rasio, budi,cipta ) manusia
2. Nilai keindahan atau nilai estetis berumber pada unsur perasaan ( aesthetism gevoel, rasa)
manusia.
3. Nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada unsur kehendak ( will, wollen, karsa )
manusia
4. Nilai religius merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak, nilai religius ini bersumber
kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.