Anda di halaman 1dari 6

Tes Serebelum

Pada dasarnya fungsi serebelum dibagi menjadi tiga yaitu :


1. Keseimbangan
2. Koordinasi
3. Tonus
Jadi pemeriksaannya mencakup ketiga fungsi tersebut.

Fungsi Gangguan

Gerakan halus Ataxia

Keseimbangan Ataxia, Varian

Romberg, tandem gait

Tepat Jarak Dysmetri

Gerak ritmik Dysdiadokokinesia

Rem Gerak Rebound fenomena

Gerakan diskoordinatif merupakan gerakan kehilangan sifat koordinatifnya


yang dapat tampak pada sikap duduk atau berdiri, pada waktu berdiri dan pada
waktu melakukan gerakan koordinatif. Pada kelaianan serebelum tidak didapatkan
kelumpuhan oleh karena jaras piramidalis tidak melalui serebelum
Motor Loncat
Untuk melihat adanya diskoordinatif dapat dilakukan pemeriksaan dengan cara
pasien diminta untuk berdiri dan mengangkat/meloncat pada salah satu kaki
bergantian.
Motor Pronasi (pronator drift)
Dalam memelihara suatu sikap orang sehat tidak memerlukan bantuan visual,
tetapi pasien dengan lesi serebelar unilateral memerlukan mata, jika mata ditutup
akan terjadi deviasi sikap anggota gerak disisi lesi. Gejala ini dapat diungkap
dengan jalan, meminta pasien mengangkap kedua tangan lurus ke depan dengan
mata tertutup selama 20 – 30 detik, lengan pada sisi lesi akan menyimpang ke
arah lesi.
Dalam posisi kedua tangan lurus, salah satu lengan diturunkan dan diminta
untuk menempatkan lengan itu pada posisi semula dengan mata tertutup pada
orang yang sehat akan dengan mudah melakukan tanpa kesalahan (pronator drift)
lengan sisi lesi tidak mampu untuk mengambil kembali posisi semula.
Gambar 1. Pronator Drift

Fenomena Rebound

Pasien diminta untuk menekukkan lengan di sendi siku, pemeriksa menahan


gerakan yang dilakukan pasien, pada waktu penahanan dihilangkan pasien
terlanjur berfleksi sehingga tangannya dapat memukul pipinya sendiri. Pada orang
sehat lengan bawah tidak terlanjur memukul pipinya melainkan akan berhenti
bergerak.

Gambar 2. Pemeriksaan Fenomena Rebound

Romberg Test

Test ini sebenarnya adalah untuk menilai fungsi funikulus dorsalis


(propioseptif tabes dorsalis) tetapi juga bisa menilai fungsi serebelum dan
vestibular. Cara melakukan test Romberg ini pasien diminta berdiri dengan kedua
kakinya berdekatan satu dengan yang lain, saat berdiri pasien diminta dengan
mata terbuka dan tertutup. Seorang dengan lesi serebelum pada saat mata terbuka
sudah tidak dapat berdiri dengan sikap tegak, ia akan bergoyang-goyang dan jatuh
ke salah satu sisi. Seorang dengan lesi vestibuler pada saat mata terbuka sudah
tidak dapat berdiri dengan mata tegak, ia akan bergoyang-goyang dan jatuh ke
belakang tetapi seorang dengan degenerasi funikulus dorsalis (tabes dorsalis)
tetap akan berdiri dengan tegak ketika mata dibuka tetapi pada saat mata ditutup
baru akan jatuh ke sisi lesi.

Gambar 3. Romberg Test

Tandem Walking (gait)


Cara memeriksanya dengan meminta pasien untuk berjalan menuruti garis
yang lurus dan pasien berjalan memutari kursi atau meja. Saat pasien diminta
berjalan dengan mata terbuka dan tertutup. Dengan test tersebut akan terlihat
kesimpangsiuran gerakan berjalan. Pada lesi unilateral diserebelum
kecenderungan untuk jatuh ke sisi lesi, jika lesi terletak di vermis, badan
bergoyang-goyang dan berangguk-angguk sewaktu berdiri dan juga waktu
berjalan.

Gambar 4. Tandem Walking

Dysdiakokinesis
Kemampuan untuk melakukan gerakan cepat secara berselingan dinamakan
diadokinesis. Untuk anggota gerak dibagian bawah cara memeriksanya dengan
cara pemeriksa menepuk plantar pedis pasien, kemudian pasien diminta dengan
plantar pedis untuk menepuk tangan pemeriksa. Awal gerakan pelan-pelan
kemudian gerakan dilakukan dengan cepat.

Untuk anggota gerak bagian atas cara memeriksanya dengan meminta pasien
melakukan gerakan mempronasi-supinasi tangan seperti menepuk-nepuk paha.
Pasien membolak balik tangan diatas paha berulang-ulang, atau menyentuh ujung
jari telunjuk dan ujung ibu jari secara berulang-ulang. Pemeriksaan dilakukan
pada tangan kiri dan kanan atau bolak-balik. Awal gerakan pelan-pelan kemudian
gerakan dilakukan dengan cepat.

Gambar 5. Dysdiadokinesis test

Dysmetria
Dysmetria adalah gangguan kemampuan untuk mengelola kecepatan gerakan,
kekuatannya dan jangkauannya. Adapun tes-tesnya sebagai berikut :
Heel-Knee-Toe Testing :
Meminta pasien menempatkan salah satu tumitnya di atas tungkai lainnya,
kemudian tumit harus meluncur dari lutut ke pergelangan kaki melalui tulang tibia
dan memanjat dorsum pedis untuk menyentuh ibu jari kaki. Pemeriksaan
dikakukan pada kaki kiri maupun kanan.

Gambar 6. Pemeriksaan Heel-Knee-Toe


Finger Nose Test
Meminta pasien untuk menyentuh ujung jari telunjuk pemeriksa/pasien
kemudian kita suruh menunjuk dengan tepat hidung pasien.

Gambar 7. Finger-Nose test

Finger-Finger Testing
Meminta pasien untuk menyentuh ujung jari telunjuk dengan ujung jari
telunjuk tangan lainnya. Pemeriksaan dilakukan dengan mata tetutup maupun
dengan mata terbuka.

Gambar 8. Finger to finger test

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Kasus BP
    Laporan Kasus BP
    Dokumen55 halaman
    Laporan Kasus BP
    Muchammad Karunia Fadillah
    100% (1)
  • LEMBAR PENGESAHAN Pagak
    LEMBAR PENGESAHAN Pagak
    Dokumen1 halaman
    LEMBAR PENGESAHAN Pagak
    Muchammad Karunia Fadillah
    Belum ada peringkat
  • Saccadic Eye
    Saccadic Eye
    Dokumen12 halaman
    Saccadic Eye
    Muchammad Karunia Fadillah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Muchammad Karunia Fadillah
    Belum ada peringkat
  • Referat CH
    Referat CH
    Dokumen23 halaman
    Referat CH
    Errina Yustira
    Belum ada peringkat
  • PR 2
    PR 2
    Dokumen4 halaman
    PR 2
    Muchammad Karunia Fadillah
    Belum ada peringkat