Anda di halaman 1dari 11

Modul 1

Aliran Melalui Venturimeter

1.2 Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk :

1. Praktikan dapat menvisualisasikan pengaruh dari perubahan penampang


terhadap tinggi garis hidraulik pada masing-masing manometer.

1.3 Alat-Alat Praktikum

Pada percobaan ini akan menggunakan alat-alat sebagai berikut:

1. Venturimeter
Venturimeter berfungsi untuk memvisualisasikan pengaruh penampang
terhadap tinggi tekan.

Gambar 1.1 Venturimeter


2. Stopwatch
Stopwatch berfungsi untuk menghitung debit percobaan pada saat air mengalir
dari venturimeter ke ember sampai batas 12,7 liter.

Gambar 1.2 Stopwatch

3. Ember

Ember berfungsi untuk menampung air.

Gambar 1.3 Ember

4. Selang
Selang berfungsi untuk mengalirkan air dari bak air ke venturimeter dan dari
venturimeter ke ember.
Gambar 1.4 Selang

5. Kran Inlet
Kran inlet berfungsi untuk mengatur debit aliran dari bak air ke venturimeter
yang digerakkan oleh pompa pada bak air dan bisa diatur kecil atau besarnya
tekanan fluida tersebut.

Gambar 1.5 Kran inlet

6. Kran Outlet
Kran outlet berfungsi untuk mengatur debit aliran dari venturimeter ke ember
serta dapat diatur kecil atau besarnya tekanan fluida tersebut.

Gambar 1.6 Kran outlet


1.5 Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan sebelum memulai praktikum.
2. Lakukan percobaan venturimeter saat ada aliran.
3. Pastikan kran inlet dan kran outlet terbuka.
4. Nyalakan pompa air.
5. Atur kran inlet sedemikian rupa hingga tinggi air pipa di venturimeter
bervariasi menyerupai bentuk huruf V.
6. Catat ketinggian air pada masing-masing pipa saat ada aliran.
7. Tutup keran inlet dan outlet untuk mengukur ketinggian air pada saat tidak
ada aliran.
8. Catat ketinggian air pada masing-masing pipa saat tidak ada aliran.
9. Matikan saklar pada pompa air.
10. Pindahkan selang kedalam ember dan atur bukaan keran outlet, lalu nyalakan
kembali saklar pada pompa air
11. Catat waktu yang didapatkan untuk menampung air dengan volume 12,7 liter.
12. Lakukan langkah 9-11 sampai tiga kali untuk mendapatkan hasil yang akurat.
13. Matikan saklar dan tutup kembali keran inlet dan outlet.
14. Rapihkan kembali alat-alat praktikum.

1.6 Data dan Hasil Percobaan

Jarak antar pipa penyadap dalam percobaan ini dapa dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.7 Jarak antar pipa penyadap dalam percobaan teorema Bernoulli
Diameter alat Bernoulli pada masing-masing titik penyadapan yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1 Diameter dan luas alat teorema Bernoulli

Diameter (Ø) Luas


Titik
(mm) (mm²)
A 26 530,9
B 23,2 422,7
C 18,4 265,9
D 16 201,1
E 16,8 221,7
F 18,47 268
G 20,16 318,8
H 21,84 375
I 23,53 435
J 25,24 500,8
K 26 530,9
Dari hasil pengamatan pada kegiatan praktikum disajikan tabel 1.2 dan 1.3 dibawah
ini:

Tabel 1.2 Tinggi muka air di manometer

Tinggi air di manometer Tinggi air di manometer


Jarak antar titik Diameter
Titik Pipa saat tidak ada aliran saat ada aliran
(mm) (mm) (mm) (mm)
A 0 26,00 220 244
B 20 23,20 220 250
C 12 18,40 220 230
D 14 16,00 220 149
E 15 16,80 220 173
F 15 18,47 220 210
G 15 20,16 220 232
H 15 21,84 220 249
I 15 23,53 220 250
J 15 25,24 220 250
K 20 26,00 220 250
Tabel 1.3 Perencanaan volume dan waktu

Volume (V) Waktu (t) (detik)


(liter) t1 t2 t3
12,7 19,98 22,15 22,38

1.7.1 Debit Aliran

Nilai debit dapat dihitung dari perbandingan volume dan waktu seperti berikut:

V 12700000
Q1 = = = 635635,64 mm³ /detik
t1 19,98

V 12700000
Q2 = = = 573363,43 mm³ /detik
t2 22,15

V 12700000
Q3 = = = 567470,96 mm³ /detik
t3 22,38

Nilai debit rata-ratanya adalah:

Q1+Q2+Q3 635635,64 + 573363,43 + 567470,96


Q= = = 592156,67 mm³ /detik
3 3

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.4 dibawah percobaan ini:

Tabel 1.4 Perhitungan debit percobaan teorema Bernoulli

1 2 3
Volume (V) (mm³) 12700000 12700000 12700000
Waktu (t) (detik) 19,98 22,15 22,38
Debit (Q) (mm³/detik) 635635,64 573363,4312 567470,96
Debit rata-rata (mm³/detik) 592156,67

1.7.2 Koreksi Pembacaan Tinggi Air di Manometer

Karena sulitnya untuk menetapkan alat secara horizontal, maka pembacaan tinggi air
perlu dikoreksi terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut:
1. Datum diambil dari tinggi air maksimum disaat tidak ada aliran = 220 mm
2. Tinggi air di manometer saat tidak ada aliran pada titik pipa A = 220 mm
3. Tinggi air di manometer saat ada aliran sebelum dikoreksi pada titik pipa A
= 244 mm
4. Tinggi energi praktis = tinggi air di manometer saat ada aliran – tinggi air
di manometer saat tidak ada aliran
5. Angka koreksi = tinggi air di manometer saat tidak ada aliran pada titik pipa
A – datum = 0 mm
6. Tinggi air di manometer saat ada aliran setelah dikoreksi pada titik pipa A
= tinggi air sebelum dikoreksi – angka koreksi = 244 mm
7. Tinggi energi praktis terkoreksi = tinggi energi praktis sebelum koreksi –
angka koreksi

Dengan cara yang sama, semua hasil pencatatan dikoreksi dan ditabelkan.

Tabel 1.5 Tinggi energi praktis

Tinggi air di Tinggi air di Tinggi air di Tinggi Tinggi energi


Angka
manometer saat manometer saat manometer saat ada energi praktis
Titik Pipa
tidak ada aliran ada aliran Koreksi aliran terkoreksi praktis terkoreksi
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
A 220 244 0 244 24 24
B 220 250 0 250 30 30
C 220 230 0 230 10 10
D 220 149 0 149 -71 -71
E 220 173 0 173 -47 -47
F 220 210 0 210 -10 -10
G 220 232 0 232 12 12
H 220 249 0 249 29 29
I 220 250 0 250 30 30
J 220 250 0 250 30 30
K 220 250 0 250 30 30

1.7.3 Tinggi Energi Teoritis

Tinggi energi merupakan penjumlahan dari tinggi tekan dan tinggi kecepatan yang
diperoleh dari perhitungan berikut:
1. Tinggi tekan diperoleh dari tinggi energi praktis terkoreksi : Htekan = 124
mm (jika hasil tinggi energi praktis terkoreksi negatif, maka ditambahkan
dengan bilangan kelipatan 100 sampai hasilnya positif)
2. Dengan diameter sebesar 26 mm (pada titik pipa A ), maka luas
penampangnya adalah 530,90 mm²
3. Kecepatan di titik pipa A = v = Q/A = 592156,67 / 530,90 = 1115,38
mm/detik
4. Tinggi kecepatan di titik pipa A = Hkecepatan = v²/2g = (1115,38)² / (2 x
9810) = 63,409 mm
5. Tinggi energi di titik pipa A = H = Htekan + Hkecepatan = 124 + 63,409 =
187,409 mm

Hasil perhitungan lengkap untuk seluruh titik pipa adalah sebagai berikut:

Tabel 1.6 Tinggi energi teoritis

Luas Debit Tinggi Tinggi Tinggi


Diameter Kecepatan kecepatan energi
Titik Pipa (A) (Q) tekan
(v²/2g) (H)
(mm) (mm²) (mm³) (mm) (mm/detik) (mm) (mm)
A 26,00 530,9 592156,67 124 1115,38 63,409 187,409
B 23,20 422,70 592156,67 130 1400,89 100,025 230,025
C 18,40 265,90 592156,67 110 2226,99 252,777 362,777
D 16,00 201,1 592156,67 29 2944,59 441,927 470,927
E 16,80 221,70 592156,67 53 2670,98 363,616 416,616
F 18,47 268,00 592156,67 90 2209,54 248,831 338,831
G 20,16 318,80 592156,67 112 1857,46 175,848 287,848
H 21,84 375,00 592156,67 129 1579,08 127,090 256,090
I 23,53 435,00 592156,67 130 1361,28 94,449 224,449
J 25,24 500,80 592156,67 130 1182,42 71,260 201,260
K 26,00 530,9 592156,67 130 1115,38 63,409 193,409

1.7.4 Perbedaan Tinggi Energi Praktis dan Teoritis

Perbedaan hasil hitungan tinggi energi teoritis dan tinggi energi hasil percobaan
(praktis) ditentukan berdasarkan persamaan berikut:
[H teoritis−H praktis] [187,409−124]
% beda = x 100% = x 100% = 0,511 %
H praktis 124

Hasil perhitungan perbedaan tinggi energi praktis dan teoritis ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:

Tabel 1.7 Perbedaan tinggi energi praktis dan teoritis

Tinggi energi teoritis Tinggi energi praktis Selisih


Titik Pipa
(mm) (mm) (%)
A 187,409 124 0,511
B 230,025 130 0,769
C 362,777 110 2,298
D 470,927 29 15,239
E 416,616 53 6,861
F 338,831 90 2,765
G 287,848 112 1,570
H 256,090 129 0,985
I 224,449 130 0,727
J 201,260 130 0,548
K 193,409 130 0,488
1.8 Grafik Tinggi Tekan dan Tinggi Energi

Garis tinggi tekan dan tinggi energi disepanjang alat teorema Bernoulli dapat
digambarkan sebagai berikut:

Grafik 1.1 Grafik tinggi tekan dan tinggi energi percobaan teorema Bernoulli

1.9 Kesimpulan dan Saran


1.9.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum didapatkan 3 debit berbeda sebesar 635635,64 mm³/detik,


573363,43 mm³/detik, dan 567470,96 mm³/detik. Maka rata-rata debitnya sebesar
592156,67 mm³/detik. Setiap pipa memiliki luas penampang yang berbeda – beda,
maka kita dapat mencari tinggi. Tinggi energi teoritis sama dengan tinggi energi dan
tinggi energi praktis sama dengan tinggi tekan. Hasil dari perbedaan tinggi energi
praktis dan teoritis disetiap pipa:

 A = 0,511%
 B = 0,769%
 C = 2,298%
 D = 15,239%
 E = 6,861%
 F = 2,765%
 G = 1,570%
 H = 0,985%
 I = 0,727%
 J = 0,548%
 K = 0,488%

1.9.2 Saran

Dari praktikum tersebut terdapat beberapa kesalahan yang mengakibatkan kesalahan


dalam perhitungan dan pengukuran. Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi adalah:

1. Pembukaan kran air untuk manometer saat ada aliran maupun saat tidak ada
aliran.
2. Perhitungan debit yang tidak akurat dikarenakan pembukaan kran yang tidak
tepat.
3. Serta sarana dan prasaran yang kurang memadai dapat menghambat
berlangsungnya praktikum, jadi diharapkan kedepannya untuk diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai