DESEMBER 2017
Diusulkan Oleh:
WIDYA ASTUTI MUSLIMIN
C 111 14 081
Pembimbing:
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan strata satu program
studi pendidikan dokter
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
PENGARUH KADAR NIKOTIN ROKOK TERHADAP KADAR KOTININ
URIN PADA PEROKOK AKTIF MAHASISWA ANGKATAN 2015
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2017
HALAMAN JUDUL
Pembimbing:
Prof. dr. Rosdiana Natzir, Ph.D, Sp.Biok.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
i
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Kadar Nikotin Rokok Terhadap Kadar Kotinin Urin Pada Perokok Aktif
Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Tahun 2017” ini
Selesainya skripsi ini tidak semata-mata karena hasil kerja dari penulis sendiri
melainkan juga adanya bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuannya baik dari segi materi maupun yang non materi.
Ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya dari penulis diberikan
kepada Prof. dr. Rosdiana Natzir, Ph.D, Sp.Biok selaku pembimbing dalam
penulisan skripsi ini atas waktu, tenaga, pikiran, semangat, dorongan serta bimbingan
Tidak hanya itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak atas jasa-jasanya yang tidak mungkin dilupakan oleh penulis, yaitu:
penulis
3. Bapak Prof. DR. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS selaku Dekan Fakultas
vi
serta dukungan untuk menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
4. Dr. dr. Ika Yustisia, S.Ked., M.Sc selaku pembimbing kedua serta penguji
skripsi.
5. Dr. dr. Marhaen Hardjo, M.Biomed. selaku penguji yang telah memberikan
mengerjakan skripsi.
7. Saudaraku Kakak Icha, Adek Reza dan Adek Dhifa yang tak henti – hentinya
memberikan semangat.
Abdul Hakim, dan Didi yang membantu dalam melakukan penelitian ini.
semangatnya.
Secara khusus dan teristimewa ucapan terima kasih serta hormat yang teramat
tinggi penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang tercinta, ayahanda Muslimin
Sabir dan ibunda Hasnawati. Terima kasih atas semua doa, dukungan dan
pengorbanan yang telah diberikan kepada anakda sejak kecil sampai sekarang ini.
vii
Mohon maaf mungkin untuk saat ini anakda belum dapat membalas semua jasa dan
karena itu, permohonan maaf, kritik, dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan demi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagaimana
mestinya. Amin.
viii
DAFTAR ISI
ix
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................................. 23
4.3. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 23
4.4. Jenis data & Instrumen penelitian ........................................................................... 24
4.5. Manajemen Penelitian ............................................................................................. 26
4.6. Etika Penelitian ....................................................................................................... 28
BAB 5 ..................................................................................................................................... 30
HASIL PENELITIAN ............................................................................................................ 30
5.1. Konsumsi Nikotin ................................................................................................... 31
5.2. Profil Kotinin Urin .................................................................................................. 32
5.3. Hubungan Konsumsi Nikotin dengan Nilai Absorban Kotinin Urin ...................... 33
BAB 6 ..................................................................................................................................... 36
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 36
6.1 Konsumsi Nikotin ......................................................................................................... 37
6.2 Profil Kotinin Urin ........................................................................................................ 37
6.3 Hubungan Konsumsi Nikotin dengan Nilai Absorban Kotinin Urin ............................ 38
BAB 7 ..................................................................................................................................... 40
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................... 40
7.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 40
7.2 Saran ............................................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 42
LAMPIRAN............................................................................................................................ 45
Lampiran I. Surat Rekomendasi.......................................................................................... 45
Lampiran II. Formulir Persetujuan & Kuesioner ................................................................ 46
Lampiran III. Data Primer Hasil Penelitian ........................................................................ 48
Lampiran IV. Data Hasil Analisis SPSS ............................................................................. 49
Lampiran V. Dokumentasi Penelitian ................................................................................. 54
Lampiran VI. Biodata Penulis............................................................................................. 55
x
DAFTAR TABEL
Tabel 5.4 Distribusi Perokok Aktif berdasarkan Nilai Absorbansi Kotinin Urin
Tabel 5.6 Konsumsi Nikotin berdasarkan Rerata Nilai Absorban Kotinin Urin
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1. Jumlah Kelompok Nilai Absorbansi berdasarkan Kelompok Konsumsi
Nikotin
DAFTAR LAMPIRAN
xi
SKRIPSI
Fakultas KedokteranUniversitas Hasanuddin
Desember 2017
Widya Astuti Muslimin (C111 14 081)
Prof. dr. Rosdiana Natzir, Ph.D, Sp.Biok
PENGARUH KADAR NIKOTIN ROKOK TERHADAP KADAR KOTININ
URIN PADA PEROKOK AKTIF MAHASISWA ANGKATAN 2015
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2017
ABSTRAK
xii
THESIS
Faculty of Medicine, Hasanuddin University
December 2017
Widya Astuti Muslimin (C111 14 081)
Prof. dr. Rosdiana Natzir, Ph.D, Sp.Biok
THE EFFECT OF NICOTINE LEVELS TO URINE COTININE LEVELS ON
ACTIVE SMOKER OF STUDENT BATCH 2015 IN LAW FACULTY OF
HASANUDDIN UNIVERSITY 2017
ABSTRACT
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
dapat dicegah. (CDC, 2016). Di dunia, lebih dari 5 juta pertahun kematian yang
ditimbulkan akibat rokok berarti setiap 6 detik terjadi 1 kematian akibat rokok
(WHO,2013) . Jumlah perokok di dunia telah meningkat dengan cepat. Saat ini, ada
sekitar 3 miliar perokok dan akan terus meningkat menjadi 1,7 miliar perokok pada
tahun 2025. Sekitar 65-85% tembakau telah dikonsumsi di seluruh dunia berupa
terbanyak perokok setelah China dan India. Tetapi bila dibandingkan dengan total
populasi, Indonesia berada di posisi ke 4 setelah China, India dan Amerika Serikat.
perokok aktif dewasa sebesar 34,7% dengan distribusi 65,9% laki-laki dan 4,2%
perempuan. Sedangkan 92 juta masyarakat Indonesia terpapar asap rokok orang lain
(AROL) dengan 43 juta merupakan anak-anak dan 11,4 juta merupakan anak usia 0 –
4 tahun. (Kemenkes, 2010). Padahal, hasil penelitian Badan Litbang Kemenkes tahun
2010 menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit yang terkait dengan tembakau
1
terjadi 190.260 orang atau sekitar 12,7% dari seluruh kematian di tahun yang sama
(Kemenkes, 2015).
Nomor 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif
Kesehatan Berbentuk Gambar dan Tulisan pada Kemasan Produk Tembakau dan
2013 tentang Peta Jalan (Road Map) Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi
BOM nomor 41 tahun 2013 tentang Produk Tembakau yang Beredar, Pencantuman
Menteri Keuangan nomor 62 tahun 2014 tentang Perdagangan Barang Kena Cukai.
melakukan advokasi kepada Pemerintah daerah. Hingga saat ini, tercatat sebanyak
Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa
tempat anak bermain; d. tempat ibadah; e. angkutan umum; f. tempat kerja; dan; g.
2
tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan. Kampus adalah tempat proses belajar-
mengajar yang menjadi kawasan tanpa rokok, namun demikian hal tersebut masih
dalam kecanduan rokok. Salah satu hasil dari metabolisme nikotin yang dapat
ditemukan di urin adalah kotinin (cotinine). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
mengukur kotinin dalam urin perokok aktif mahasiswa angkatan 2015 Fakultas
konsumsi nikotin terhadap kadar kotinin urin pada perokok aktif mahasiswa angkatan
3
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh kadar nikotin rokok
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rokok
sedang, 11 - 20 batang sehari, dan perokok berat lebih dari 20 batang rokok
sehari. Selain itu perokok dapat juga dibagi berdasarkan cara bahan kimia dalam
rokok masuk ke dalam tubuh, yaitu: Perokok Aktif, ialah orang yang merokok
dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan
diri sendiri maupun lingkungan sekitar.Perokok Pasif, asap rokok yang di hirup
oleh seseorang yang tidak merokok. Asap rokok yang dihembusan oleh perokok
aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon
monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin. Berdasarkan
penggunaan filter, rokok dibagi menjadi dua jenis, yaitu: Rokok Filter, yaitu
rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus, dan Rokok Non Filter, yaitu
rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. Kandungan nikotin
yang terdapat dalam rokok non filter lebih besar. Hal ini disebabkan rokok non
filter tidak dilengkapi dengan filter yang berfungsi mengurangi asap yang keluar
dari rokok seperti yang terdapat pada jenis rokok filter (Yashinta, 2015)
5
2.1.2. Kandungan Rokok
Menurut Muhibah (2011) racun rokok yang paling utama adalah sebagai
berikut:
cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan kontraksi
2. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada
dibawa oleh sel-sel darah merah. CO juga dapat merusak lapisan dalam
6
8. Aseton. Aseton kita kenal sebagai cairan penghilang kuteks. Zat kimia
Kadmium adalah zat beracun yang terdapat pada beterai juga bersemayam di
rokok.
10. Metanol. Metanol adalah zat yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
11. Polonium-210. Bahan ini digunakan membunuh dengan cara langka, yaitu
rokok.
12. Urea. Urea adalah zat yang terdapat air seni, yang berguna untuk tinta, cat,
13. Cinnamalde hyde. Bahan yang terdapat di racun anjing dan kucing.
14. Hidrasin. Persamaan antara pesawat bermesin roket dan rokok adalah sama-
15. Toluene. Bensin bermanfaat untuk menjalankan mobil. Salah satu zatnya
16. Formalin. Bahan ini biasa digunakan untuk mengawetkan kodok, kupu-kupu,
17. Geranol. Adalah bahan aktif yang terdapat dalam pestisida. Zat mematikan ini
7
18. Sodium hidroksida. Yang pernah menggunakan penghilang bulu ketiak atau
kaki niscaya didera panas dan perih. Dalam obat itu terkandung sodium
20. Formaldehyde : terdapat pada asap rokok. Gas tak berwarna ini biasanya
22. Propylene glycol : digunakan pada rokok agar tetap kering. Dapat menambah
23. Turpentine : digunakan pada rokok menthol. Digunakan juga untuk melukis
24. Benzene : dihasilkan dari pembakaran rokok. Bisa ditemukan juga pada
Otak
8
• Meningkatkan Stres. Berlawanan dengan kepercayaan populer, merokok
sel otak perokok khususnya sel reseptor otak telah terbukti memiliki lebih
sedikit reseptor dopamin. Reseptor sel otak adalah molekul yang berada di
luar sel berinteraksi dengan molekul yang sesuai dengan reseptor, sama
seperti sebuah lubang kunci dan kunci. Reseptor (lubang kunci) penting
karena mereka menjaga dan menengahi fungsi sel. Misalnya ketika molekul
sel tertentu. Reseptor spesifik memediasi aktivitas sel yang berbeda. Perokok
memiliki lebih sedikit reseptor dopamin, reseptor sel tertentu yang ditemukan
9
perokok, namun selanjutnya penurunan dopamin akan membuat perokok
Sistem Pernafasan
sampai ke saluran udara terkecil di paru-paru. Karena semua ruang ini saling
berhubungan satu sama lain, semuanya bisa terkena asap rokok secara
bersamaan.
membuat saluran udara lebih kecil dan menyebabkan mengi sama dengan
menangkap zat kimia dan zat beracun. Rambut kecil, yang disebut silia,
efektif untuk membersihkan paru-paru dari zat berbahaya. Namun, asap rokok
perokok. Asap rokok juga mendorong pertumbuhan sel piala sehingga terjadi
peningkatan lendir. Lendir lebih banyak dibuat dengan setiap bau tembakau
10
• Batuk terus-menerus/persisten. Batuk adalah respon alami tubuh untuk
dihadapkan pada tugas yang sulit untuk membersihkan jumlah lendir yang
meningkat. Saat mereka mulai merokok. Perokok yang tidak batuk mungkin
Sistem Kardiovaskular
membawa darah ke dan dari organ. Pembuluh darah meliputi arteri, vena, dan
Lemak ini dalam bentuknya yang baik, disebut high-density lipoproteins, atau
akumulasi dari waktu ke waktu, lemak tersebut dapat menempel pada dinding
bisa mengganggu aliran darah Jantung, otak dan organ lainnya, menyebabkan
darah sulit bersirkulasi. Dalam tubuh manusia, komposisi lemak baik dan
lemak jahat berada dalam kondisi yang seimbang. Namun, hal itu tidak terjadi
11
pada perokok. Nikotin meningkatkan jumlah lemak jahat (LDL, trigliserida,
baik (HDL) . Efek ini sangat meningkatkan risiko penyakit jantung dan
Stroke. Sebenarnya, merokok 1-5 batang rokok per hari berisiko tinggi terkena
serangan jantung
aliran darah yang melewati arteri. Sementara proses ini dimulai pada usia
Ada beberapa faktor yang dapat mempercepat aterosklerosis Nikotin dan zat
beracun lainnya dari asap rokok diserap melalui Paru-paru masuk ke aliran
darah dan beredar di seluruh tubuh. Zat ini merusak Dinding pembuluh darah,
yang memungkinkan plak terbentuk lebih cepat dari pada yang bukan
12
Perokok memiliki tingkat trombin yang tinggi yaitu enzim yang menyebabkan
serangan jantung.
jantung Anda memompa darah ke sekitar tubuh Anda tubuh. Perokok dewasa
muda memiliki denyut jantung istirahat dua sampai tiga denyut per menit
lebih cepat dari pada denyut jantung istirahat dari bukan perokok dewasa
muda.
dinding arteri oleh darah. Hal ini dilaporkan sebagai fraksi, sistolik karena
13
pompa jantung lebih keras untuk mengatasi tekanan yang berlawanan di arteri.
Peningkatan kerja ini, seperti yang terkait dengan Denyut jantung meningkat,
Sistem Gastrointestinal
kerongkongan, perut, usus kecil dan besar, dan anus. Organ yang saling
dan asam regurgitasi dari lambung. Biasanya tubuh mencegah kejadian ini
menjaga jalur antara kerongkongan dan lambung tertutup rapat, kecuali saat
lambung menerima makanan dari atas. Hasil sekresi oleh tubuh perokok
14
Penyakit Ulkus Peptik. Ulkus peptik adalah lubang akibat dicerna sendiri
yang terjadi pada lapisan otot kerongkongan, perut, dan sebagian usus kecil.
Ulkus ini terbentuk bila kelebihan produksi asam atau ketika lapisan dalam
paparan asam esofagus dan lambung. Merokok juga menurunkan aliran darah
ke lapisan dalam esofagus, lambung dan usus halus.Dengan cara ini, merokok
yang cepat. Dengan cara ini, merokok membuat mulut lebih rentan terhadap
infeksi dan memungkinkan infeksi terjadi menjadi lebih parah Plak bakteri
Halitosis. Bau mulut, bau rambut dan pakaian, dan gigi kuning merupakan
Sistem kekebalan tubuh adalah pertahanan utama tubuh melawan dunia luar.
Ini adalah sistem yang rumit yang melibatkan beberapa jenis sel yang
menyerang dan menghancurkan zat asing. Ini dimulai di bagian tubuh, yang
15
lambung, dan paru-paru. Bila hambatan ini terganggu, ada konsekuensi
lingkungan (ETS) memiliki lebih banyak infeksi telinga daripada yang tidak
yang langsung berhubungan dengan hidung dan mulut, berperan penting untuk
pemanasan dan pelembapan yang terhirup udara. Lapisan sinus terdiri dari
lendir dan zat asing untuk mencegah penumpukan lendir dan infeksi. Asap
Rhinitis. Ini adalah radang lapisan dalam dari nasal dengan gejala bersin,
hidung tersumbat, pilek, dan mata gatal. Mirip dengan gejala flu biasa, rinitis
bisa segera muncul pada perokok biasa. Merokok menyebabkan rinitis karena
16
Pneumonia. Pneumonia adalah radang paru-paru. Peradangan ini
2.2. Kotinin
utama nikotin dalam urin. Oleh karena itu dapat berfungsi sebagai biomarker
paparan asap rokok yang memiliki sifat merangsang sistem saraf pusat. Data
rokok, konsumsi air yang terkontaminasi dan kontak kulit dengan senyawa
kotinin. Kotinin dapat diukur dalam serum, urin, air liur dan rambut. Perokok
aktif hampir selalu memiliki kadar yang lebih tinggi 10ng/ml dan terkadang lebih
tinggi dari 500 ng/ml (PubCHem, 2005). Nilai normal kotinin pada bukan
perokok adalah 1-20 ng/mL (6-11 nmol/L) dan perokok adalah 300-1300 ng/mL
metabolit nikotin yang paling penting pada spesies mamalia adalah turunan
17
laktam yaitu kotinin. Pada manusia, sekitar 70-80% nikotin diubah menjadi
terutama oleh CYP2A6 untuk menghasilkan ion iminium nikotin-Δ1 '(5') - yang
eliminasi sekitar 5% dari total pembersihan. Dalam urin asam, nikotin sebagian
mungkin setinggi 600 ml/menit (pH urin 4.4), tergantung pada laju aliran urin.
Dalam urin alkali, fraksi nikotin yang lebih besar berserikat, memungkinkan
urin 7.0). Nikotin telah terbukti secara aktif diangkut oleh sel ginjal,
pada sukarelawan yang tidak merokok. Hal ini sesuai dengan penghambatan
nikotin intravena saat urine dialkalinisasi, namun tidak jika urin diasamkan.
Pembersihan ginjal kotinin jauh lebih rendah daripada laju filtrasi glomerular.
18
Karena kotinin tidak terikat protein, ini mengindikasikan reabsorpsi tubular yang
luas. Pembersihan kotinin dari ginjal dapat ditingkatkan hingga 50% dengan
pengasapan asam urat ekstrim. Ekskresi kotinin pada ginjal adalah jalur kecil
ginjal dikurangi setengahnya pada gagal ginjal ringan, dan 94% pada gangguan
ginjal berat. Peningkatan kadar nikotin serum meningkat pada pasien merokok
dengan penyakit ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis. Hal ini
dijelaskan tidak hanya dengan mengurangi pembersihan ginjal, tetapi juga oleh
Kotinin dalam urin: Biomarker yang paling banyak digunakan pada perokok
darah, collecton adalah non invasif, paparan yang relatif akut (Mitali R, 2016).
Metode yang digunakan untuk mendeteksi kotinin pada urin ada berbagai macam
pada perangkat uji cotinine COT dengan nilai cut-off 200 ng/ml, metode
19
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN
Karbonmonoksida (CO)
Rokok
Tar
Kotinin
Nikotin ion iminium nikotin-Δ1 '(5')
Urin
CYP2A6
oksidase aldehid sitoplasma
Dopamin
Adiktif
Keterangan:
= transformasi
= menyebabkan
= mediasi
= terdiri atas
= variabel penelitian
20
3.3. Definisi Operasional & Kriteria Objektif
Kriteria Objektif :
Kadar konsumsi nikotin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah
Kriteria Objektif :
Kadar kotinin yang dimaksud adalah kadar kotinin pada urin perokok aktif
Kriteria objektif:
21
Menurun jika dibawah batas cut-off kotinin urin
tahun 2017.
Tidak terdapat pengaruh kadar konsumsi nikotin terhadap kadar kotinin urin
tahun 2017.
22
BAB 4
METODE PENELITIAN
Waktu
2017
Lokasi
4.3.1. Populasi
Hasanuddin
4.3.2 Sampel
23
Sampel berupa perokok aktif mahasiswa angkatan 2015 Fakultas
penelitian.
pengambilan urin
ini, digunakan dasar penentuan sampel Gay & Diehl (1992) yang
membutuhkan 30 sampel.
a. Jenis data
24
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer.
Data primer yang dikumpulkan berupa identitas, riwayat merokok dan hasil
b. Instrumen penelitian
4) Alat tulis.
Alat tulis yang digunakan berupa buku catatan dan pulpen. Alat ini
5) Alat Dokumentasi.
Hal ini dimaksudkan agar proses penelitian dapat terekam dan memiliki
Alat pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah satu unit
pengambilan data.
26
2. Peneliti menanyakan identitas diri, riwayat merokok dan poin-poin
pengambilan urin.
508 nm:
27
4.5.3. Tahap pelaporan
rekomendasi penelitian.
28
seluruh data yang terkait dengan responden, sehingga tidak ada pihak yang
29
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Data pada penelitian ini merupakan data primer. Pengumpulan data dilakukan
dalam waktu 1 bulan yaitu pada tanggal 3 – 29 November 2017. Data primer yang
dengan menggunakan program komputer Statistical Package for The Social Sciences
(SPSS) for Windows 18,00, hasilnya disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan.
Kriteria inklusi dan ekslusi dimasukkan sebagai syarat untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid. Pada tabel 5.1 menunjukkan distribusi perokok berdasarkan
Frekuensi Presentasi
Umur
(n) (%)
19 4 13.3
20 21 70
21 5 16,7
Total 30 100
Sumber: Kuesioner
30
Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan dan diolah menurut konsumsi
dengan jumlah nikotin yang terdapat dalam satu batang rokok tersebut. Konsumsi
nikotin rendah dengan rentang 1-10 mg, konsumsi nikotin sedang dengan rentang 11-
orang (43,3 %) dengan konsumsi nikotin sedang, dan 7 orang (23%) dengan
Frekuensi Persentasi
Konsumsi Nikotin
(n) (%)
Rendah 10 33,3
Sedang 13 43,3
Tinggi 7 23,3
Total 30 100
Sumber: Kuesioner
31
Pada tabel 5.3 menunjukkan analisis data konsumsi nikotin yang diperoleh
dari kuesioner. Konsumsi nikotin terendah pada responden penelitian ini adalah 4 mg
dan konsumsi nikotin tertinggi adalah 66 mg. Rerata konsumsi nikotin adalah 17,63
mg dan standar deviasinya adalah 13,71. Penelitian ini mempunyai variasi sebesar
187,96.
Sumber: Kuesioner
nilai absorbansi 2. Kemudian median (nilai tengah) dari rerata tersebut yaitu 0,150
menjadi batas dari pengelompokkan nilai absorbansi rendah (< 0,150) dan nilai
mempunyai nilai absorbansi rendah dan 15 orang (50%) mempunyai nilai absorbansi
tinggi.
32
Tabel 5.4 Distribusi Perokok Aktif berdasarkan Nilai Absorbansi Kotinin Urin
Frekuensi Persentasi
Nilai absorbansi
(n) (%)
Rendah 15 50
Tinggi 15 50
Total 30 100
Pada tabel 5.5 menunjukkan analisis data nilai absorbansi kotinin urin yang
absorbansi terendah adalah 0,065 dan nilai absorbansi tertinggi 0,654. Rerata nilai
absorbansi kotinin urin adalah 0,187 dengan standar deviasi 0,123. Varians pada
nilai absorban. Dari tabel ini diketahui rerata nilai absorban tertinggi adalah 0,213
pada kelompok konsumsi nikotin sedang dan rerata nilai absorban terendah adalah
33
Tabel. 5.6 Konsumsi Nikotin berdasarkan Rerata Nilai Absorban Kotinin Urin
Pada gambar 5.1 menunjukkan nilai absorbansi rendah dan tinggi pada setiap
yang sama dengan nilai absorbasi rendah dan tinggi, kelompok konsumsi nikotin
sedang memiliki nilai absorbansi rendah lebih banyak dibanding nilai absorbansi
rendah, dan kelompok nikotin tinggi mempunyai nilai absorbansi tinggi lebih banyak
34
Penelitian ini menggunakan uji Korelasi Spearman dengan nilai p = 0,828
kotinin urin tidak signifikan karena nilai p >0,05. Arah korelasinya positif yang
menunjukkan semakin besar kelompok konsumsi nikotin maka semakin besar pula
nilai absorbansi walaupun kekuatan korelasinya sangat lemah dengan nilai 0,041.
35
BAB 6
PEMBAHASAN
terhadap kadar kotinin urin belum banyak dilakukan di Indonesia sehingga dapat
penelitian dari 30 responden yamg memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil
responden adalah 19-21 tahun yang digolongkan remaja akhir berdasarkan pembagian
usia remaja oleh Kartono (1990). Angka perokok remaja Indonesia menjadi yang
tertinggi di dunia berdasarkan riset pada tahun 2014 oleh Global Youth Tobacco
Survey (GYTS) sebesar 20,3%. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti akses
untuk membeli rokok yang sangat mudah dan murah, pemasaran dengan iklan-iklan
yang menarik, pencegahan yang kurang, dan tidak adanya wadah yang dapat
penjelasan distribusi perokok aktif berdasarkan konsumsi nikotin dan nilai absorbansi
36
6.1 Konsumsi Nikotin
sedang (11-20 mg/hari) terbanyak dengan 13 orang (43,3%). Hal ini sesuai dengan
World Health Organization yang menyatakan bahwa setiap batang rokok yang
sampai15 mg nikotin setiap harinya (WHO, 2015). Seorang perokok biasa akan
mg. Waktu paruh nikotin 2-3 jam yang menunjukkan kadar nikotin dalam darah
menurun setelah satu setengah jam saat berhenti merokok. Hal ini yang menyebabkan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah kelompok nilai absorban rendah
sama dengan nilai absorban tinggi yaitu 15 (50%). Penentuan kadar kotinin urin tidak
dapat dilakukan karena tidak ada data larutan standar yaitu kotinin murni yang
y=ax+b
b=konstanta
Absorbansi adalah perbandingan intensitas sinar yang diserap dengan intensitas sinar
yang datang Nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang terkandung di
37
dalamnya, semakin banyak kadar zat yang terkandung dalam suatu sampel maka
semakin banyak molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang
tertentu sehingga nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain nilai
absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang terkandung di dalam
lurus. (R Supriyanto, 2011). Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai absorbansi tinggi
mempunyai lebih banyak zat kotinin urin dibanding nilai absorbansi rendah.
kotinin urin tidak signifikan karena nilai p >0,05. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Akira Okayama dan Toru Satu yang memperoleh koefisian
korelasi yang tidak signifikan dengan nilai p=0,246. Namun sensitivitas dan
spesifitasnya metode ini masing-masing 96,1% dan 96,7% sehingga metode ini
konsumsi nikotin maka semakin besar pula nilai absorbansi walaupun kekuatan
korelasinya sangat lemah dengan nilai 0,041. Hal ini sesuai bahwa nilai absorbansi
berbanding lurus dengan kadar konsentrasi kotinin dimana kotinin merupakan hasil
38
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa kotinin merupakan hasil
metabolisme nikotin yang terkandung dalam asap yang ditimbulkan saat merokok
(Neal,2009). Sedangkan asap rokok yang dihisap bukan hanya hasil dari produksi
konsumsi perokok itu sendiri tapi juga bisa dari lingkungan yang terdapat asap rokok
39
BAB 7
7.1 Kesimpulan
Terhadap Kadar Kotinin Urin Pada Perokok Aktif Mahasiswa Angkatan 2015
sebagai berikut:
kadar kotinin urin pada perokok aktif mahasiswa angkatan 2015 Fakultas
2. Kadar nikotin rokok berbanding lurus dengan kadar kotinin urin pada perokok
2017
7.2 Saran
Terhadap Kadar Kotinin Urin Pada Perokok Aktif Mahasiswa Angkatan 2015
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Tahun 2017”, maka dapat diberikan saran
berupa:
rokok seperti tekanan darah tinggi yang dapat menurunkan kualitas hidup di
kemudian hari.
40
2. Untuk mendapatkan kadar konsentrasi secara kuantitatif diperlukan data larutan
3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada penelitian yang akan datang
maka perlu dilakukan pemeriksaan dengan jumlah sampel yang lebih besar
4. Untuk peneliti yang akan datang agar meneliti hubungan antar variabel yang
41
DAFTAR PUSTAKA
Andrien L. 2010. Pengaruh Nikotin terhadap Aktivitas dan Fungsi Otak serta
www.tobaccofreekids.org
42
Kinetics and Biomarkers. Handb Exp Pharmacol. (192): 29–60.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/cotinine
R Supriyanto. 2011. Studi Analisis Spesiasi Ion Logam Cr(III) dan Cr(VI) dengan
Epidemic. http://www.who.int/tobacco
Control Report
World Health Organization. 2015. Indonesia Report. Global Youth Tobacco Survey
World Health Organization. 2008. Addiction to nicotine. Gender, Women and the
Tobacco Epidemic
43
Yashinta OGS, Delmi S, Yuniar L. 2015. Hubungan Merokok dengan kejadian
Hipertensi pada Laki- Laki Usia 35-65 Tahun di Kota Padang . Jurnal
Kesehatan Andalas. 4(2). 432
Zainul Z. 2011. Dark Nights Behind The White Clouds- Risk Of Tobacco
Smoking On Human Health Besides The Oral Health Ang Malignancy. Exceli
Journal.10:69- 84
44
LAMPIRAN
45
Lampiran II. Formulir Persetujuan & Kuesioner
Makassar,.............................
1. (...............................)
Nama Jelas/Tanda tangan (...............................)
Nama Jelas/Tanda tangan
2. (...............................)
Nama Jelas/Tanda tangan
46
KUESIONER
Nama :
NIM :
Tgl Lahir :
Pertanyaan Jawaban
Berapa jumlah batang rokok yang anda konsumsi
1
setiap hari ?
47
Lampiran III. Data Primer Hasil Penelitian
48
Lampiran IV. Data Hasil Analisis SPSS
Statistics
Kelompok Konsumsi Nikotin
N Valid 30
Missing 0
Mean 1,90
Std. Deviation ,759
Minimum 1
Maximum 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
MEAN
N Valid 30
Missing 0
Mean ,18717
Median ,15050
Std. Deviation ,122967
Variance ,015
Minimum ,065
Maximum ,654
MEAN
49
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
50
Statistics
MEAN
N Valid 30
Missing 0
Mean ,18717
Median ,15050
Std. Deviation ,122967
Variance ,015
Minimum ,065
Maximum ,654
MEAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
51
,197 1 3,3 3,3 66,7
Kelompok absorbansi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
52
Correlations
Kelompok
Konsumsi Kelompok
Nikotin absorbansi
Spearman's rho Kelompok Konsumsi Nikotin Correlation Coefficient 1,000 ,041
N 30 30
N 30 30
53
Lampiran V. Dokumentasi Penelitian
54
Lampiran VI. Biodata Penulis
BIODATA PENULIS
Email : widyaasst@gmail.com
55