Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PATIENT SAFETY

“ ISTILAH DALAM PATIENT SAFETY ”

Disusun oleh :

1. Arzaq Nurhadi Fadhilah (P1337434319013)

2. Amilia Aurum Nida (P1337434319058)

3. Brillian Karimah Itsnaini (P1337434319022)

4. Desnia Salsabila (P1337434319006)

5. Khusnul Khotimah (P1337434319047)

6. Sinta Wulan Septiana (P1337434319043)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2019
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji dan syukur kami


panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, hidayah, serta inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah kami ini. Sholawat serta
salam juga akan selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Atas seizin Allah
sudah membebaskan manusia dari kehidupan yang penuh dengan kebodohan.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
kami sangat berterimakasih kepada:

1. Bapak Ichsan Hadipranoto M.KKK selaku dosen pengampu mata kuliah K3 yang
telah memberikan bimbingan sehinga makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Kami menyadari bahwasanya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. sehinga di


dalam makalah kami ini pasti terdapat kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca yang dapat membuat makalah kami menjadi lebih baik sangat kami nantikan.

Demikian makalah ini kami sajikan, semoga dengan makalah ini wawasan kita
mengenai Bahasa Nasional kami sendiri bisa bertambah. Karena Bangsa yang hebat
adalah Bangsa yang bangga dengan kebudayaannya sendiri.

Semarang, 21 januari 2020

ii
Daftar Isi

Halaman

Judul.................................................................................................... i

Kata Pengantar..................................................................................... ii

Daftar Isi............................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan............................................................................. 4
A. Latar Belakang.......................................................................... 4

B. Rumusan Masalah..................................................................... 5

C. Tujuan........................................................................................ 5

BAB II Pembahasan............................................................................ 6

1. Pegertian patient safety ........................................................... 6

2. Tujuan Patient Safety............................................................... 6

3. Langkah pengembanagan budaya Patient Safety................... 6

3. Istilah di dalam Patient Safety................................................. 8

BAB III Penutup................................................................................. 13

A. Simpulan.................................................................................. 13

B. Saran......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 14

iii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat,
jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup
besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors).
Medical errors merupakan suatu kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan
untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan contohnya kesalahan tindakan atau
perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (kesalahan perencanaan).
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event
(Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi
tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan,
tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), dan peringanan
(suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan
antidotenya).
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien.
Berdasarkan penjelasan diatas, misa dari suatu rumah sakit yaitu mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien tanpa adanya medical
errors, maka dikembangkan system Patient Safety untuk mengatasi medical errors.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari patient safety ?

4
2. Apa tujuan dan cara melakukan pasient safety ?

3. Apa saja langkah pengembangan budaya patient safety ?

4. Apa saja istilah di dalam patient safety ?

C. Tujuan
Penulisan makalah yang berjudul “Istilah dalam patient safety ” ini bertujuan
untuk memberikan pengetahuan agar lebih memahami dan mengerti tentang apa itu
patient safety beserta istilah di dalam.

BAB II

Pembahasan

5
A. Pengertian Patient Safety
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan Patient Safety
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;
3. Menurunnya KTD di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan shg tidak terjadi pengulangan KTD.
C. Langkah pengembanagan budaya Patient Safety
Menurut Hasting G, 2006, ada delapan langkah yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan budaya Patient safety yaitu
1. Put the focus back on safety
Setiap staf yang bekerja di RS pasti ingin memberikan yang terbaik dan teraman
untuk pasien. Tetapi supaya keselamatan pasien ini bisa dikembangkan dan semua
staf merasa mendapatkan dukungan, patient safety ini harus menjadi prioritas
strategis dari rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lainnya. Empat CEO RS
yang terlibat dalam safer patient initiatives di Inggris mengatakan bahwa tanggung
jawab untuk keselamatan pasien tidak bisa didelegasikan dan mereka memegang
peran kunci dalam membangun dan mempertahankan fokus patient safety di dalam
RS.

2. Think small and make the right thing easy to do


Memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien mungkin membutuhkan
langkah-langkah yang agak kompleks. Tetapi dengan memecah kompleksitas ini dan

6
membuat langkah-langkah yang lebih mudah mungkin akan memberikan
peningkatan yang lebih nyata.
3. Encourage open reporting
Belajar dari pengalaman, meskipun itu sesuatu yang salah adalah pengalaman
yang berharga. Koordinator patient safety dan manajer RS harus membuat budaya
yang mendorong pelaporan. Mencatat tindakan-tindakan yang membahayakan pasien
sama pentingnya dengan mencatat tindakan-tindakan yang menyelamatkan pasien.
Diskusi terbuka mengenai insiden-insiden yang terjadi bisa menjadi pembelajaran
bagi semua staf.
4. Make data capture a priority
Dibutuhkan sistem pencatatan data yang lebih baik untuk mempelajari dan
mengikuti perkembangan kualitas dari waktu ke waktu. Misalnya saja data
mortalitas. Dengan perubahan data mortalitas dari tahun ke tahun, klinisi dan
manajer bisa melihat bagaimana manfaat dari penerapan patient safety.
5. Use systems-wide approaches
Keselamatan pasien tidak bisa menjadi tanggung jawab individual.
Pengembangan hanya bisa terjadi jika ada sistem pendukung yang adekuat. Staf juga
harus dilatih dan didorong untuk melakukan peningkatan kualitas pelayanan dan
keselamatan terhadap pasien. Tetapi jika pendekatan patient safety tidak
diintegrasikan secara utuh kedalam sistem yang berlaku di RS, maka peningkatan
yang terjadi hanya akan bersifat sementara.
6. Build implementation knowledge
Staf juga membutuhkan motivasi dan dukungan untuk mengembangkan
metodologi, sistem berfikir, dan implementasi program. Pemimpin sebagai pengarah
jalannya program disini memegang peranan kunci. Di Inggris, pengembangan mutu
pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien sudah dimasukkan ke dalam kurikulum
kedokteran dan keperawatan, sehingga diharapkan sesudah lulus kedua hal ini sudah
menjadi bagian dalam budaya kerja.
7. Involve patients in safety efforts
Keterlibatan pasien dalam pengembangan patient safety terbukti dapat
memberikan pengaruh yang positif. Perannya saat ini mungkin masih kecil, tetapi

7
akan terus berkembang. Dimasukkannya perwakilan masyarakat umum dalam
komite keselamatan pasien adalah salah satu bentuk kontribusi aktif dari masyarakat
(pasien). Secara sederhana pasien bisa diarahkan untuk menjawab ketiga pertanyaan
berikut: apa masalahnya? Apa yang bisa kubantu? Apa yang tidak boleh kukerjakan?
8. Develop top-class patient safety leaders
Prioritisasi keselamatan pasien, pembangunan sistem untuk pengumpulan data-
data berkualitas tinggi, mendorong budaya tidak saling menyalahkan, memotivasi
staf, dan melibatkan pasien dalam lingkungan kerja bukanlah sesuatu hal yang bisa
tercapai dalam semalam. Diperlukan kepemimpinan yang kuat, tim yang kompak,
serta dedikasi dan komitmen yang tinggi untuk tercapainya tujuan pengembangan
budaya patient safety. Seringkali RS harus bekerja dengan konsultan leadership
untuk mengembangkan kerjasama tim dan keterampilan komunikasi staf. Dengan
kepemimpinan yang baik, masing-masing anggota tim dengan berbagai peran yang
berbeda bisa saling melengkapi dengan anggota tim lainnya melalui kolaborasi yang
erat.

D. Istilah di dalam patient safety


1. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.

2. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian
yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak

8
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial
Cedera.
3. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
4. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien.
5. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
6. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
7. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius.
8. Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut
9. Klasifikasi (classification) yaitu pembagian konsep menjadi kelas-kelas dan
subdivisinya yang dihubungkan sehingga bisa ditunjukkan hubungan semantik antara
konsep - kelas dan subdivisinya.
10. Konsep (concept): bentuk nyata dari ide

11. Kelas (class): kelompok dari beberapa hal yang serupa


12. Hubungan semantik (semantic relationship) adalah hubungan dimana beberapa hal
(misalnya kelas dan konsep) saling terkait antara satu dengan yang lain berdasarkan
maknanya.
13. Pasien (patient)adalah seseorang yang mendapatkan pelayanan kesehatan
14. Pelayanan kesehatan (health care) adalah pelayanan yang diterima seseorang atau
komunitas untuk mempromosikan, mempertahankan, memonitor, atau memulihkan
kesehatannya.

15. Kesehatan (health) adalah Kondisi fisik, mental dan sosial yang sehat, dan tidak
hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan fisik dan mental saja.

9
16. Keamanan (safety) adalah berkurangnya resiko kecelakaan (harm) yang tidak
seharusnya terjadi sampai ke batas minimal
17. Ancaman (hazard) adalah keadaan, agen atau tindakan yang berpotensi menyebabkan
kecelakaan (harm)
18. Situasi (circumstances) adalah situasi atau faktor yang mempengaruhi suatu event,
agen atau individu.
19. Event adalah sesuatu yang terjadi pada pasien atau melibatkan pasien
20. Agent adalah substansi, objek atau sistem yang menyebabkan perubahan
21. Patient safety adalah berkurangnya resiko kecelakaan yang tidak seharusnya terjadi,
yang diakibatkan pelayanan kesehatan sampai ke batas minimal yang bisa diterima.
22. Kecelakaan yang terkait pelayanan kesehatan (healthcare-associated harm) adalah
kecelakaan yang disebabkan oleh atau berhubungan dengan rencana atau tindakan
yang dilakukan selama pemberian pelayanan kesehatan, yang bukan disebabkan
penyakit atau trauma.
23. Insiden patient safety (patient safety incident) adalah suatu event atau situasi yang
bisa menyebabkan atau telah menyebabkan kecelakaan pada pasien yang tidak
seharusnya terjadi.
24. Error adalah kegagalan to melaksanakan rencana tindakan seperti yang diharapkan
atau melaksanakan rencana tindakan yang salah.
25. Pelanggaran (violation) adalah penyimpangan terhadap operating procedure atau
standard atau aturan yang disengaja.
26. Resiko (risk) adalah kemungkinan insiden bisa terjadi
27. Situasi yang bisa dilaporkan (reportable circumstances) adalah situasi dimana
terdapat potensi terjadinya kecelakaan yang signifikan, tetapi tidak ada insiden yang
terjadi.
28. Near miss adalah suatu insiden yang hampir terjadi
29. Insiden yang tidak menyebabkan kecelakaan (no harm incident adalah suatu insiden
yang terjadi pada pasien tetapi tidak ada kecelakaan yang terjadi.
30. Insiden yang menyebabkan kecelakaan (harmful incident/adverse events) adalah
suatu incident yang menyebabkan kecelakaan pada pasien.

10
31. Kecelakaan (harm) adalah gangguan pada struktur atau fungsi tubuh dan/atau efek
yang diakibatkannya. Termasuk dalam definisi harm: penyakit, cedera (injury),
kesakitan, kecacatan, dan kematian.
32. Penyakit (disease) adalah disfungsi fisiologis atau psikologis
33. Cedera (injury) adalah kerusakan pada jaringan yang disebabkan agent atau event.
34. Kesakitan (suffering) adalah pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan
35. Kecacatan (disability) adalah gangguan pada struktur dan fungsi tubuh, keterbatasan
aktivitas dan/atau keterbatasan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan akibat
kecelakaan (harm)
36. Faktor pendukung (contributing factors) adalah situasi, tindakan atau pengaruh yang
dianggap memainkan peran dalam terjadinya insiden atau meningkatkan resiko
terjadinya insiden.
37. Jenis insiden (incident type) adalah istilah descriptive untuk kategori yang tersusun
dari insiden-insiden yang memiliki penyebab yang serupa.
38. .Karakteristik pasien (patient characteristics) adalah atribut-atribut pasien
39. Atribut (attributes) adalah kualitas, properti atau fitur seseorang atau sesuatu
40. Karakteristik insiden (incident characteristics) adalah atribut-atribut insiden
41. Reaksi yang tidak diharapkan (adverse reaction) adalah kecelakaan yang tidak
diharapkan yang terjadi akibat tindakan yang sudah dijustifikasi (dibenarkan) dimana
prosesnya sudah mengikuti proses yang tepat untuk konteks dimana event terjadi.
42. Efek samping (side effects) adalah Efek yang sudah diketahui sebelumnya, selain
efek utama yang diharapkan, yang berhubungan dengan properti obat.
43. Bisa dicegah (preventable) adalah diterima oleh masyarakat sebagai sesuatu yang
dapat dicegah dalam situasi tertentu.
44. Deteksi (detection) adalah suatu tindakan atau situasi yang mengakibatkan penemuan
insiden.
45. Faktor mitigasi (mitigating factors) adalah suatu tindakan atau situasi yang dapat
mencegah atau menghambat insiden menyebabkan kecelakaan pada pasien.
46. Patient outcomes adalah akibat yang dialami pasien yang sepenuhnya atau sebagian
diakibatkan oleh insiden.
47. Derajat kecelakaan (degree of harm) adalah berat dan lama kecelakaan, dan implikasi

11
pengobatan yang diakibatkan insiden.
48. Organizational outcome adalah akibat terhadap organisasi yang sepenuhnya atau
sebagian disebabkan oleh insiden.
49. Tindakan ameliorasi (ameliorating actions) adalah tindakan atau situasi yang
dilakukan untuk memperbaiki atau mengkompensasi akibat dari kecelakaan.
50. Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi resiko (actions taken to reduce risk)
adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi, mengelola, atau mengendalikan
kemungkinan munculnya resiko yang terkait dengan kejadian insiden.
51. Resilience adalah Tingkatan dimana suatu sistem secara terus-menerus berusaha
mencegah, mendeteksi, memitigasi atau mengameliorasi ancaman atau insiden
52. Akuntabel (accountable) adalah bertanggungjawab.
53. Kualitas (quality) adalah tingkatan dimana pelayanan kesehatan untuk individu
maupun populasi akan meningkatkan outcome kesehatan yang diharapkan dan
konsisten dengan perkembangan ilmu terkini.
54. Kegagalan sistem (system failure) adalah kesalahan, kerusakan atau disfungsi pada
metode operasional, proses atau infrastructure organisasi.
55. Perbaikan sistem (system improvement) adalah hasil atau outcome dan budaya,
proses, dan struktur yang ditujukan untuk mencegah system failure dan peningkatan
safety dan quality.
56. Root cause analysis adalah suatu proses sistematik dimana faktor-faktor yang
mendukung terjadinya insiden diidentifikasi dengan merekonstruksi urut-urutan
event sambil berulangkali menanyakan mengapa? Sampai akar penyebab masalahnya
berhasil ditemukan.

BAB III

Penutup

12
A. Kesimpulan
Pelaksanaan patient safety dalam rumah sakit dan puskesmas harus dilakukan
secara optimal supaya tidak terjadi medical errors. Medical errors merupakan suatu
kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang
diharapkan contohnya kesalahan tindakan atau perencanaan yang salah untuk mencapai
suatu tujuan (kesalahan perencanaan).
Hambatan yang dirasakan dalam pelaksanaan patient safety adalah kurangnya
pengetahuan terhadap pentingnya patient safety serta kuantitas baik sumber daya manusia
maupun sarana dan prasarananya. Agar dalam pelaksanaannya dapat lebih baik dengan
diadakanya fungsi sosialisasi mengenai pentingnya patient safety berdasarkan langkah
langkah yang telah tertera, sehingga kualitas mutu pelayanan dapat meningkat.

B. Saran
Kita sebagai tenaga medis harus mengetahui atau paham tentang patient safety
sehingga pada saat kita bekerja tidak mengalami medical error atau kesalahan dalam
menanggani pasien dan kesalahan perencanaan.

Daftar Pustaka

http://pratiwiatmanegara.blogspot.com/2017/04/makalah-tentang-patient-safety.html
diakses pada hari Rabu, 22 Januari 2020 pukul 04.15 WIB

https://www.studocu.com/en/document/universitas-diponegoro/keselamatan-pasien-dan-
kesehatan-kerja/summaries/istilah-istilah-k3-rumah-sakit/3333203/view diakses pada
hari Selasa, 21 Januari 2020 pukul 09.15 WIB

13
http://gamel.fk.ugm.ac.id/pluginfile.php/38793/mod_resource/content/1/DEFINISI_DAN_KLASIF
IKASI_PATIENT_SAFETY.pdf diakses pada hari Selasa, 21 Januari 2020 pukul 09.00 WIB

https://www.academia.edu/38532777/Modul_Manajemen_Patient_Safety diakses pada


hari Selasa, 21 Januari 2020 pukul 09.20 WIB

14

Anda mungkin juga menyukai