Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PENDETEKSI DINI KEBAKARAN HUTAN

BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL

MAKALAH

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Tata Tulis


Karya Ilmiah

12S17012 Reza Oktovian Siregar


12S17040 Yeni Panjaitan
12S17042 Aulia Pakpahan

INSTITUT TEKNOLOGI DEL


LAGUBOTI
2018

i
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah kami yang berjudul “Sistem Pendeteksi Dini Kebakaran Hutan Berbasis Jaringan
Sensor Nirkabel” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya . oleh karena itu dengan tangan
terbukakami menerima segala kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah kami.
Dan harapan kami semoga malakah ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman
bagi para pembaca serta dapat memberi inspirasi kepada pembaca.

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4 Cara Memperoleh Data ............................................................................................... 2
BAB II DESKRIPSI MASALAH ........................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4
3.1 Pengertian Wireless Sensor Network ............................................................................... 4
3.2 Perancangan Rangkaian Sistem Pendeteksi Kebakaran Hutan ........................................ 4
3.3 Keuntungan dan Kerugian Sistem Pendeteksi Kebakaran Hutan .................................... 8
3.4 Proses Kerja Dari Alat Pendeteksi Dini Kebakaran Hutan .............................................. 8
3.5 Cara Peletakan Alat pada Lokasi ..................................................................................... 9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perencanaan alat .................................................................................................................... 5
Gambar 2. Rangkaian alat ....................................................................................................................... 5
Gambar 3. Proses Tahapan alat sensor.................................................................................................... 7

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hutan merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Hutan juga
disebut sebagai paru-paru dunia. Dengan adanya hutan, keseimbangan kehidupan manusia
dengan makhluk hidup lainnya bisa berjalan dengan baik. Kebakaran hutan yang sering
terjadi menjadi suatu hal yang bisa membuat keseimbangan kehidupan terganggu.

Pada umumnya, kebakaran hutan terjadi di negara Indonesia. Kebakaran hutan


mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat di daerah yang berpotensi terjadi
kebakaran. Salah satu dampak negatif dari dari kebakaran hutan adalah polusi udara.
Adapun kerugian lainnya, yaitu hewan yang ada dihutan kehilangan habitatnya sehingga
mengalami kematian maupun perpindahan habitat dari hutan ke pemukiman masyarakat.
Seringkali kebakaran ditangani ketika sudah menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, solusi
yang didapat adalah menggunakan sensor wireless yang akan langsung mendeteksi adanya
tanda-tanda kebakaran.

Wireless sensor network terdiri dari tiga komponen utama, yaitu node, get away,
dan software. Node didistribusikan melalui antar muka seperti sensor untuk memantau
lingkungan sekitar. Data yang diperoleh akan dikirimkan secara nirkabel melalui get away,
dimana bisa diopersikan secara bebas atau dihubungkan ke sebuah cross system sebagai
tempat pengumpulan data, diproses, dan ditampilkan menggunakan software. Sensor
wireless sebagai alat pendeteksi asap dan api diletakkan pada titik-titik tertentu. Kemudian
akan mendeteksi adanya asap ataupun kondisi suhu yang tinggi. Lalu data akan dikirim
kepada user melalui jaringan internet. Dengan demikian, sistem pendeteksi kebakaran
berbasis wireless akan bekerja dengan cepat dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini akan dibahas mengenai:
 Apa yang dimaksud dengan pendeteksi kebakaran hutan berbasis Jaringan
Sensor Nirkabel atau Wireless Sensor Network?
 Apa keuntungan dan kerugian dalam menggunakan system pendeteksi
kebakaran hutan berbasis Jaringan Sensor Nirkabel atau Wireless Sensor
Network?
 Bagaimana cara penggunaan sensor untuk memantau tanda-tanda kebakaran
hutan?
 Bagaimana proses pengiriman data dari sensor ke software dan user?
 Bagaimana menentukan posisi sensor serta memperhitungkan jarak jangkau
pendeteksi kebakaran?

1
1.3 Tujuan
 Untuk pengawasan secara dini kebakaran pada hutan dengan menggunakan
sensor.
 Memperkenalkan inovasi sistem baru untuk mengurangi terjadinya kebakaran
hutan yang merugikan masyarakat.
 Mengurangi kerugian yang terjadi akibat kebakaran hutan sehingga
keseimbangan hutan dapat terjaga.

1.4 Cara Memperoleh Data


 Menggunakan metodologi kajian literature melalui buku-buku yang ada di
perpustakaan dan melalui internet seperti halaman web BMKG (Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika).
 Melakukan wawancara tertulis dengan cara membuat kuisioner bagi rekan-rekan
mahasiswa mengenai kegunaan pendeteksi kebakaran hutan berbasis wireless.

2
BAB II DESKRIPSI MASALAH

Pada umumnya, kebakaran hutan bukan merupakan fenomena asing lagi di


beberapa wilayah Indonesia terutama Sumatera, Kalimantan dan Papua. Fenomena alam
ini berkembang menjadi suatu bentuk bencana alam yang mempunyai dampak terhadap
aspek- aspek kehidupan masyarakat.

a. Wireless Sensor Network

Wireless Sensor Network atau yang sering kita sebut WSN adalah suatu
peralatan sistem embedded yang berkomunikasi tanpa kabel yang didalamnya terdapat
satu atau lebih sensor dan dilengkapi dengan peralatan sistem komunikasi.Disini sensor
digunaka untuk menangkap informasi sesuai dengan karakteristik dan penyajian
informasi melalui komunikasi internet.
b. Mikrokontroller ATMega8
Mikrokontroller adalah sebuah komputer kecil di dalam satu IC yang berisi
CPU, memori, timer, saluran komunikasi serial dan pararel. Port input/output yang
digunakan untuk suatu tugas dan menjalankan suatu program (Andriato, heri.2013).
Mikrokontroller dapat kita gunakan untuk berbagai aplikasi misalnya untuk
pengendalian, akusisi data, telekomunikasi data dan lain- lain.

Fenomena kebakaran hutan dapat kita ketahui melalui titik panas yang terdapat
pada wilayah hutan. Titik panas atau hotspot adalah indikator kebakaran hutan yang
mendeteksi suatu lokasi yang memiliki suhu relatif tinggi dibandingkan suhu di sekitarnya.
Untuk mengetahui letak titik panas atau hotspot maka akan dilengkapi dengan GPS (Global
Positioning System). Sensor akan merekam posisi GPS dari suatu lokasi yang dilengkapi
dengan gambar lokasi. Sensor juga dapat membaca kembali data yang yang direkam oleh
sensor kemudian dimasukkan ke sistem melalui sebuah aplikasi yang dijalankan pada
perangkat computer/laptop yaitu mikrokontroller ATMega68 untuk memberikan informasi
posisi dan titik api.

3
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Wireless Sensor Network


Jaringan Sensor Nirkabel atau Wireless Sensor Network adalah sebuah jaringan
yang menghubungkan perangkat-perangkat seperti sensor node, router, dan sink node.
Sistem pendeteksi dini kebakaran hutan adalah salah satu teknologi pendeteksi dini
kebakaran dengan memanfaatkan jaringan sensor nirkabel. JSN terdiri dariribuan sensor
yang saling berhubungan menjadi sebuah sistem embedded.
Wireless Sensor Network (WSN) lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan
kabel. Sistem ini memiliki fungsi untuk berbagai jenis aplikasi dalam arti lain WSN
menggunakan fondasi teknologi untuk melakukan eksperimen pada lingkungan.

3.2 Perancangan Rangkaian Sistem Pendeteksi Kebakaran Hutan


Metode perancangan sistem pendeteksi dini kebakaran hutan dengan antarmuka
komputer yang terdiri dari beberapa tahap:
a. Identifikasi kebutuhan
Dalam pembuatan sistem pendeteksi kebakaran hutan dilakukan
beberapa identifikasi kebutuhan sebagai berikut:
 Untuk mengaplikasikan algoritma dari alat dibutuhkan bahasa
pemrograman yang sesuai dengan alat pendeteksi kebakaran hutan.
 Rangkaian sitem minimum mikrokontoller ATmega8 sebagai
pengontrol seluruh kinerja dari alat pendeteksi kebakaran hutan.
 Sensor sebagai pendeteksi dari perubahan suhu dan kelembapan.
 Menggunakan Arduino Compiler untuk membuat sensor dapat bekerja.
 Dibutuhkan laptop atau computer sebagai media untuk user mengetahui
keadaan hutan.
 Diperlukan sumber tegangan dan adaptor untuk menjalankan alat.
 Kotak plastik sebagai pelindung komponen-komponen yang ada di
hutan.
b. Analisis kebutuhan
Beberapa analisis kebutuhan terhadap sistem yang dirancang:
 Rangkaian sitem minimum mikrokontoller ATmega8 memerlukan
beberapa komponen pendukung yaitu rangkaian penurun tegangan
untuk memberi supply tegangan yang dibutuhkan oleh mikrokontoller,
tombol reset, dan beberapa output seperti sensor.
 Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang dibutuhkan untuk
membuat sistem pendeteksi dini kebakaran hutan. Fitur-fitur yang
ditampilkan dalam software adalah adanya tombol connect dan
disconnect untuk menghubungkan dan memtuskan koneksi terhadap
sistem. Adanya tampilan hasil pembacaan dari suhu, kelembapan, status,
dan indikator koneksi. terdapat default port yang menghubungkan USB
ke komputer atau laptop yang digunakan

4
 Sensor berguna untuk membaca hasil pengukuran suhu dan kelembapan
yang akan dikirimkan ke user.
 Arduino Compiler berfungsi untuk menemukan algoritma dari bahasa C
dan diunggah hasil algoritma tersebut ke Arduino.
 Komputer atau laptop sebagai perangkat untuk user membaca kondisi
suhu dan kelembapan dari hutan tersebut. Komputer atau laptop akan
merekam data-data dari kondisi hutan dan mendeteksi gejala-gejala
kebakaran.
 Kotak plastik membutuhkan ukuran-ukuran tertentu untuk melindungi
komponen-komponen agar tidak rusak.

c. Perencanaan Alat

Gambar 1. Perencanaan alat


d. Pembuatan Alat

Gambar 2. Rangkaian alat

5
1. Siapkan Laptop beserta bahan dan alat yang diperlukan.

2. Install software dan driver Arduino (jika belum terinstal).

3. Rangkai Arduino Nano dengan sensor MQ2 (Sensor pendeteksi


aspa atau gas).
4. Sambungkan Arduino Nano ke laptop.
5. Buka aplikasi Arduino.
6. Setting aplikasi Arduino lalu masukan listing program.
7. Lalu upload program ke Arduino Nano.

8. Setelah program sudah di upload ke Arduino Nano kita bisa lihat dengan
cara buka "Serial Monitor".

9. Lihat apakah sensor bekerja ketikaterkena asap atau mengindikasi adanya


gas dengan indikator LED.
10. Selesai.

6
Gambar 3. Proses Tahapan alat sensor

e. Pengujian Alat
Pendeteksi kebakaran hutan ini dapat mendeteksi bila ada perubahan
suhu dan kelembapan yang drastic dari hutan tersebut. Sistem pendeteksi
kebakaran hutan memiliki dua bagian pada hardware. Pada bagian pertama,
penerima yang dihubungkan ke komputer atau laptop melalui port USB
sedangkan bagian kedua pengirim yang memiliki satu saklar on/off, satu sensor,
dan satu terminal untuk adaptor. Alat ini deprogram hanya untuk mendeteksi
kondisi hutan. Alat ini akan bekerja dengan menghidupkan saklar dan
menghubungkannya dengan tombol connect. Pada saat dihidupkan, sensor akan
mengalami loading beberapa detik kemudian akan nada let hijau yang
menandakan alat sedang bekerja dan ada let merah menandakan user akan
menerima data.

7
3.3 Keuntungan dan Kerugian Sistem Pendeteksi Kebakaran Hutan
Keuntungan dari sistem pendeteksi dini kebakaran hutan berbasis jaringan sensor
nirkabel, yaitu:

 Mengetahui secara tepat posisi area yang terbakar.


 Monitoring kebakaran hutan secara real time (waktu nyata saat terjadinya
kebakaran hutan).
 Dapat mendeteksi dan memantau sumber titik api.
 Dapat mengetahui kondisi suhu dan kelembapan hutan, serta kualitas udara.
 Mencegah terjadinya kehilangan habitat dari makhluk hidup.
 Menghindari polusi udara.
Adapun kekurangan yang ditimbulkan dari penggunaan sistem pendeteksi dini
kebakaran hutan, yaitu:

 Alat pendeteksi dini kebakaran hutan berbasis jaringan sensor nirkabel


memerlukan jaringan internet untuk mengirimkan hasil data kepada user.
 Adanya gangguan dari kondisi alam dan manusia untuk merusak sistem
pendeteksi dini kebakaran hutan saat diletakkan di sekitar hutan.
 Membutuhkan biaya yang cukup benyak untuk membuat sistem pendeteksi
dini kebakaran hutan berbasis jaringan sensor nirkabel.

3.4 Proses Kerja Dari Alat Pendeteksi Dini Kebakaran Hutan


Alat pendeteksi kebakaran hutan akan melalui sensor yang telah ditanamkan di
dalam alat. Alat ini menggunakan 5 sensor untuk mendeteksi gejala gejala kebakaran hutan
yaitu:

 Sensor Asap
Sensor asap yang ada di dalam detektor kebakaran ini terhalang oleh
adanya asap sehingga sensor akan segera mendeteksi. Sensor biasanya akan
bekerja jika sensor tersebut mendeteksi asap di udara dengan tingkat konsentrasi
tertentu, maka sensor akan mengumpulkan data dan akan dikirim ke user.
 Sensor Suhu
Sensor ini dapat mendeteksi gejala perubahab suhu/panas pada kawasan
hutan tertentu.Jika suhu yang ada di dalam kawasan hutan terlalu panas maka
detektor akan mengirimkan data lokasi adanya kemungkinan terjadinya
kebakaran hutan.
 Sensor Kelembaban Udara dan Tanah
Sensor kelembapan akan mengukur keadaan uap air yang ada didalam
tanah maupun tekandung di dalam udara untuk memberitahu kondisi hutan
setiap saat.
 Sensor gas

8
Sensor gas akan mengukur senyawa gas polutan yang ada diudara,
seperti karbonmonoksida, hidrokarbon, dan lain-lain. Sensor gas ini
dimaksudkan untuk mendeteksi adanya gas beracun yang ditimbulkan dari
kebakaran hutan.

 Sensor Satelit dan Hotspot


Sensor ini berfungsi untuk memonitoring keadaan dan mendeteksi
adanya titik panas atau hotspot. Hotspot adalah indikator kebakaran hutan yang
mendeteksi suatu lokasi yang memiliki suhu relarif lebih tinggi daripada suhu
yang ada disekitarnya. Sensor ini akan mengirimkan data yang telah
dikumpulkan kepada user melalui jaringan internet.

3.5 Cara Peletakan Alat pada Lokasi


Lokasi titik api dapat dianalisis secara periodik melalui Time Series Analysis yang
diperoleh dari data-data yang ada di masa lalu. Kita dapat memperoleh informasi lokasi
yang sering tejadi kebakaran, Lokasi dimana para pendaki gunung mengadakan camping
ataupun perhentian pengunjung dalam kawasan hutan, dan mengetahui asal mula terjadi
kebakaran serta menelusuri penyebarannya. Setelah memperoleh hasil analisis tersebut kita
dapat meletakkannya pada wilayah-wilyah tertentu. Alat tersebut akan memiliki jangkauan
tertentu utuk dideteksi.

9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapat bahwa teknologi pendeteksi dini kebakaran hutan
berbasis jaringan sensor nirkabel merupakan solusi yang tepat untuk mendeteksi kebakaran
hutan agar tidak menimbulkan kerugian bagi alam dan manusia. Teknologi pendeteksi
kebaran hutan ini menggunaka sensor untuk mengetahui kondisi terkini tentang kondisi
hutan. Kumpulan data-data yang direkam sensor ini akan dikirimkan melalui jaringan
internet kepada user menggunakan software atau SMS Gateaway dengan demikian
teknologi ini sangat efisien dan efektif untuk digunakan di era teknologi sekarang agar
dapat menjaga alam dengan baik.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh kelompok kami adalah:
1. Kami berharap agara dilakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya
hutan dan pengenalan alat pendeteksi kebakaran hutan agar masyarakat dapat
memahami dengan baik kedua hal tersebut.
2. Kami berharap kepada pemerintah agar memberikan sanksi tegas kepada oknum-
oknum yang melakukan tindakan illegal.
3. Kami berharap agar ada tindakan atau pemantauan terhadap alat pendeteksi kebakaran
hutan agar tidak cepat rusak sehingga alat tersebut dapat berjalan dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.J. 2002. The Influence of Forest Fire in Peninsular. Jakarta: Erlangga

Darwiati W & Nurhaedah M. 2010. Dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap sifat
fisik tanah. Mitra hutan tanaman Vol. 5 No.1 april 2010. 27 – 37. Pusat penelitian dan
pengembangan hutan tanaman. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan,
Kementerian Kehutanan.

Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan. 2012. Laporan tahunan Direktorat


Pengendalian Kebakaran Hutan Tahun Anggaran 2011. Jakarta.

M. Yanuar H, Arif Gunawan, Hamid Azwar, Bambang H, Arif S, 2011, “Prototype


Wireless Sensor Network (WSN) sebagai Sistem Pendeteksi Dini Kebakaran Hutan”,
SITIA, vol. 12, hal. 308
R. C. Luo, M.-H. Lin, and R. S. Scherp, 1988 , “Dynamic Multi-sensor Data Fusion System
for Intelligent Robots”, IEEE J. Robot. Automat., vol. 4, Aug.

Ren C. Luo, Chih-Chen Yih and Kuo Lan Su, 2002, “Multisensor Fusion and Integration:
Approaches, Applications, and Future Research Directions”, IEEE Sensors journal, Vol.
2, Issue 2. Pp. 107–119. USA.
Supriyatna J. 2008. Melestarikan alam Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor.

Yongghi, Saefebri Nasution. “Prototype Wireless Sensor Network (Wsn) sebagai Sistem
Pendeteksi Dini Kebakaran Hutan menggunakan Media Wireless (Hardware)”. Proyek
Akhir: Politeknik Caltex Riau.

11

Anda mungkin juga menyukai