Ciri-ciri
fungsi
a. Proteksi barier
b. sintesis vitamin D
c. pembelahan dan mobilisasi sel
d. pigmentasi (melanosit)
e. pengenalan alergen (sel Langerhans)
Lapisan-lapisan epidermis
1. Stratum Korneum
Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan
telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum
Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan
sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula
keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel
Langerhans.
4. Stratum Spinosum
Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilamen
tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel
dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus
mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih
banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan
Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
Ciri-ciri
fungsi
a. struktur penunjang
b. mechanical strength
c. suplai nutrisi
d. menahan shearing forces
e. respon inflamasi
Klasifikasi luka
1. luka akut
baru, mendadak, biasanya dapat sembuh dengan baik
contoh: luka sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury, luka jahit, skin
grafting.
2. luka kronik
berlangsung lama atau sering timbul kembali, disebabkan oleh masalah multifaktor dari
penderita
contoh: Ulkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous, luka bakar
Penyembuhan luka
Komponen utama dalam proses penyembuhan luka adalah
kolagen disamping sel epitel dan Fibroblas untuk sintesis kolagen
2. Fase migrasi
Fase perpindahan, Bekuan darah menjadi keropeng dan sel epitel migrasi ke
bawah keropeng untuk menjembatani luka
Fibroblas migrasi sepanjang anyaman fibrin dan mulai membuat jaringan parut
(serabut kolagen dan glikoprotein) dan pembuluh darah yang rusak mulai tumbuh.
Pada tahap ini, jaringan akan mengisi luka dan disebut sebagai jaringan granulasi.
3. Fase proliferasi / fibroplasi
Pertumbuhan ekstensif sel-sel epitel dibawah keropeng, penempatan fibroblas
serabut kolagen dengan pola yang acak kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan
pembuluh darah
4. Remodeling/maturasi
Berlangsung 3 minggu hingga 2 tahun
Keropeng mengelupas
Terjadi remodelling kolagen
Terjadi kontraksi luka
Terjadi pematangan parut
Serabut kolagen lebih terorganisir, jumlah fibroblas berkurang dan pembuluh
darah kembali pulih normal
A. Faktor lokal
1. Suplai pembuluh darah yang kurang
2. Denervasi
3. Hematoma
4. Infeksi
5. Iradiasi
6. Mechanical stress
7. Dressing material
8. Tehnik bedah
9. Irigasi
10. Elektrokoagulasi
11. Suture materials
12. Antibiotik
13. Tipe jaringan
14. Facilitious wounds
B. Faktor umum
1. Usia
2. Anemia
3. Anti inflammatory drugs
4. Cytotoxic and metabolic drugs
5. Diabetes mellitus
6. Hormon
7. Infeksi sistemik
8. Jaundice
9. Penyakit menular
10. Malnutrisi
11. Obesitas
12. Temperatur
13. Trauma, hipovolemia dan hipoksia
14. Uremia
15. Vitamin C dan A
16. Trace metals
Menjelaskan contoh interaksi antara sistem integumentum dengan sistem organ lain
Termoregulasi
• Termoregulasi: pengaturan homeostatik suhu tubuh
• Kulit memegang peranan dalam termoregulasi dengan 2 cara:
– membebaskan keringat di permukaan tubuh
– menyesuaikan aliran darah di dermis.
Sebagai respon terhadap suhu lingkungan yang tinggi atau panas sebagai hasil berolahraga,
produksi keringat dari kelenjar keringat eccrin meningkat, penguapan keringat di permukaan kulit
membantu menurunkan suhu tubuh. Pembuluh darah di dermis kulit dilatasi sehingga lebih
banyak darah yang mengalir ke dermis, sehingga meningkatkan jumlah kehilangan panas dari
tubuh. Sebagai respon terhadap suhu lingkungan yang rendah, produksi keringat dari kelenjar
keringat eccrin berkurang, untuk membantu menjaga panas. Juga, pembuluh darah di dermis kulit
konstriksi, sehingga menurunkan aliran darah ke kulit dan menurunkan kehilangan panas tubuh.