9R. Naskah Publikasi PDF
9R. Naskah Publikasi PDF
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan oleh :
HERMAYUDI
J 500 090 105
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI
PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA
Abstrak
Abstract
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
1. Depresi
Depresi merupakan salah satu dari gangguan afek dan emosi. Afek
ialah “nada” perasaan, menyenangkan atau tidak (seperti kebanggaan,
kekecewaan, kasih sayang), yang menyertai suatu pikiran dan biasanya
berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologik. Emosi ialah
manifestai afek keluar dan disertai oleh banyak komponen fisiologik, lagi pula
biasanya berlangsung relatif tidak lama (misalnya ketakutan, kecemasan,
depresi dan kegembiraan). (Maramis, 2005).
Hal mengenai depresi juga tercantum dalam Al Quran Q.S. Al Hud
ayat 9-11,’’ Dan jika kami rasakan kepada manusia sutau rahmat (nikmat) dari
kami, kemudian rahmat itu kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi
putus asa lagi tidak berterima kasih. Dan jika kami rasakan kepadanya
kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata
“Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku” sesungguhnya dia sangat
gembira lagi bangga, kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan
mengerjakan amal-amal saleh, mereka itu memperoleh ampunan dan pahala
yang besar.’’
2. Insomnia
Insomnia adalah suatu keadaan seseorang dengan kualitas dan
kuantitas tidur yang kurang. Seorang yang mengalami insomnia seperti
kesulitan untuk tidur atau tidak tercapainya tidur nyenyak. Keadaan ini bisa
berlangsung sepanjang malam dan dalam tempo berhari-hari, berminggu-
minggu atau lebih, merasa lelah saat bangun dan tidak merasa kesegaran, sakit
kepala dipagi hari, kesulitan berkosentrasi, psikologi mudah marah dan
mudah mengantuk di siang hari dan mata merah. Insomnia dapat disebabkan
oleh beragam faktor atau kelainan, karena harus di identifikasi penyebabnya,
hal ini adalah kunci pengobatan yang adekuat. Diagnosis banding penyebab
insomnia mencakup gangguan neuropsikiatrik (depresi, ansietas, kehilangan,
demensia), penyalahgunaan zat, gangguan Ritme sikardian, dan gangguan
medis lainnya (Lumbantobing, 2008).
3. Depresi dan insomnia pada usia lanjut
Depresi adalah masalah yang sering terdapat pada lanjut usia. Karena
lansia mengalami penurunan faal tubuh dan mempengaruhi kerja dari
neurotransmiter, dan juga struktur neokortikal dorsal mengalami
hypometabolik dan struktur limbik ventral mengalami hipermetabolik. Selain
itu jalur frontostriatal pada otak memediasi antisipasi yang mengarah ke efek
yang positif, dan abnormalitasnya bisa menghasilkan satu ketidaksanggupan
untuk mendorong antisipasi yang mana akan mempredisposisikan keadan
depresi (Syamsir, 2007).
Depresi terjadi gangguan setiap stadium siklus tidur, pola tidur pasien
depresi berbeda dengan pola tidur pasien tidak depresi. Efesien tidurnya
buruk, tidur gelombak pendek menurun, latensi REM menurun, serta
peningkatan aktivitas REM (Amir, 2007).
Pasien geriatri merupakan pasien usia lanjut berusia lebih dari 60
tahun yang mempunyai ciri khas multipatologi, tampilan dan gejalanya tidak
khas, daya cadangan faali gangguan menurun, dan biasanya disertai gangguan
fungsional. Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang sering
ditemukan pada pasien geriatri. Secara umum depresi ditandai oleh suasana
perasaan yang murung, hilang minat terhadap kegiatan, hilang semangat,
lemah, lesu, dan rasa tidak berdaya. Pada pasien usia lanjut tampilan yang
paling umum adalah keluhan somatis, hilang selera makan dan gangguan pola
tidur (Heriawan, 2007).
4. Hipotesis
Ada hubungan antara depresi dan insomnia pada lansia di Panti
Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional (Sugiyono, 2007).
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
Waktu Penelitian ini dilakukan pada Tanggal 18 Juli sampai dengan 25 Juli
2012.
Sampel dan Teknik Sampling
Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia laki-laki dan
perempuan yang berumur > 60 tahun yang dirawat di Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti yang dan dianggap mewakili seluruh populasi ini
(Arikunto, 2010). Sampel yang hendak diteliti adalah yang memenuhi kriteria
inklusi. Sampel yang diambil menggunakan tahnik total sampling dimana
peneliti melakukan pendekatan terhadap masalah pengambilan sampel dengan
rencana spesifik tertentu dalam dirinya sesuai dengan masalah dan hipotesis
yang diteliti. Sampel yang diteliti harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak
termasuk dalam kriteria eksklusi.
Kriteria restriksi
Kriteria inklusi adalah Penghuni Panti Wredha Dharma Bhakti
Surakarta Laki laki dan Perempuan,Usia lebih dari 60 tahun (lansia menurut
WHO). sedangkan kriteria eksklusinya Tidak bersedia menjadi responden
Hasil skor LMMPI > 10, Lansia yang sakit (Seperti tuna netra, tuna rungu,
sakit kronis), Gangguan jiwa berat (Seperti Demensia).
Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat depresi, sedangkan
variabel terikatnya adalah tingkat insomnia, dan variable perancu dalam
penelitian ini adalah pengalaman hidup yang buruk, faktor lingkungan,
transmisi sosial.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan
kemurungan dari kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga
hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai
realitas (reality tasting ability, masih baik), kepribadian tetap utuh ( tidak
mengalami keretakan kepribadian) prilaku dapat terganggu tapi dalam batas-
batas normal. Skala pengukuran yang digunakan adalah nominal. Insomnia
adalah suatu keadaan seseorang dengan kualitas dan kuantitas tidur yang
kurang. Seorang yang mengalami insomnia akan mengalami seperti kesulitan
untuk tidur atau tidak tercapainya tidur nyenyak. Skala pengukuran yang
digunakan adalah nominal.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah data diri dan
persetujuan responden sebagai sampel penelitian, L-MMPI (Lie Scale
Minnesota Multiphasic Personality Inventory), dan Geriatric Depression
Scale (GDS), Insomnia rating scale.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian akan diuji dengan uji Korelasi
Koefesien Kontingensi. Seluruh hasil data yang diperoleh diolah dengan
menggunakan SPSS 17.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tabel 2.1. Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan jenis kelamin
Jumlah 37 100
Responden sebagian besar mengalami depresi sebanyak 23 (62,2%).
Terjadinya depresi pada lanjut usia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta
disebabkan karena lansia tidak memiliki keluarga maupun tempat tinggal.
Salah satu yang paling mempengaruhi adalah sebagian besar lansia yang
tinggal di panti sudah tidak memiliki keluarga dan yang memiliki keluargapun
sudah jarang ditemui lagi.
Tabel 2.4. Karakteristik Subyek Penelitian Insomnia
No Insomnia Frekuensi Persentase (%)
Insomnia 20 54,1
Tidak Insomnia 17 45,9
Jumlah 37 100
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran karakteristik responden
didapatkan bahwa lansia mengalami insomnia sebanyak 20 (54,1%). Insomnia
bisa terjadi pada lanjut usia karena insomnia termasuk salah satu yang sering
terjadi pada lanjut usia seiring dengan usia yang semakin tua menyebabkan
lanjut usia mengalami perubahan dalam pola tidurnya.
Tabel 2.5 Cross Tabel Hubungan Depresi Dan Insomnia
Insomnia Total
Ya Tidak
Depresi 17 73,9% 6 27,3% 23 100%
N of Valid Cases 37
(Prayitno, 2002).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara depresi dan insomnia. Tingkat hubungan keduanya memiliki
kekuatan sedang.
Saran
Untuk mempertimbangkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa
depresi dapat mengakibatkan lansia dipanti Wredha Dharma Bhakti Surakarta
menjadi insomnia untuk itu penulis menyarankan
1. Diperlukan pencegahan dini pada lansia yang tidak mengalami depresi
ataupun yang depresi ringan, agar tidak terjadi depresi berat sehingga
terjadi insomnia.
2. Pengasuh panti melakukan pendekatan dan memberi penanganan
terpadu kepada lansia yang mengalami depresi dan insomnia.
3. Perlu adanya upaya peningkatan pengetahuan tentang bahayanya
depresi dan insomnia.
4. Diharapkan lansia mengikuti setiap kegiatan keagamaan, olahraga,dan
lain sebagainya agar lansia lebih memaknai hidup agar tidak larut
dalam pikiran yang menimbulkan efek dari depresi yang berakibat
insomnia karena dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
5. \perlu adanya penelitian mengenai faktor-faktor lain yang diduga dapat
mempengaruhi terjadinya depresi.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Al’karim. Semarang
American Academy of Sleep Medicine. 2008. Insomnia. Westchester. Ppc 1-
3, Diakses 22 Maret 2012
American Academy of Sleep Medicine. 2008. Insomnia Significangtly Affects
The School Performance of College Students. Diakses 26 maret 2012.
Amir, N. 2007. Ganggan Tidur Pada Lanjut Usia, Diagnosis Dan
Penatalaksanaannya, Bagian Psikiatri RS. dr. Cipto Mangukusumo.
FKUI. Jakarta http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/157_09 Diakses 22
Maret 2012.
Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Baihaqi, MIF., Sunardi. A.R. 2007. psikiatri konsep dasar dan gangguan-
gangguan. Bandung :PT Refika aditama.PP 113
Bappenas, 2011. http://bappenas.go.id. “Angka Harapan Hidup”. Diakses 22
Maret 2012.
Biro Pusat Statistik. http://jateng.bps.go.id. “Penduduk Jateng Menurut
Kabupaten/Kota Dan Kelompok Usia Tahun 2006”.diakses 22 Maret
2012.
Carcio, G. Ferara, Genaro, L. 2006. Sleep Loss,Learning Capacity and
Academic Performance. Sleep Medicine.pp:323-337.
http://teensneedsleep.files. wordpress.com/2011/03/sleep-loss-
learning-capacity-and-academic-performance1.pdf. Diakses 26 Mei
2012
Harimurti, K. 2009. Proses Menua Dan Implikasi Kliniknya. Buku Ajar
Penyakit Dalam Jilid I (ed. 5), Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Hawari, Dadang. 2011. Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik. Jakarta:
FKUI.
Heriawan, C. 2007. Faktor Resiko Depresi Pada Pasien Geriatri. “Cermin
Dunia Kedokteran”. No 156, Diakses 17 mei 2012
Iskandar,Y. 1985. Insomnia Anxietas Dan Depresi. Dalam : Psikiatri Biologi,
Vol II. Jakarta: Yayasan Dharma Graha. PP : 37-41.
Japardi, I. 2002. Gangguan Tidur, USU digital Library, pp: 1-4.
http://gudangarsipadibahmadi.files.wordpress.com/gangguan-
tidur.pdf. Diakses 26 Mei 2012.
Kaplan, 2010. Sinopsis Psikiatrik Klinis Edisi 2. Jakarta: EGC.
Lumbantobing,S.M. 2008. Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta
Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga
University Press.
Marchira, C.R. 2004. Kontribusi Dukungan Sosial Terhadap Insomnia pada
Lansia di Poli Geriatri RS Dr. SardjitoYogyakarta. Yogyakarta: FK
UGM Yogyakarta.
. 2007 Insomnia Pada Lansia Dan Penatalaksanaanya Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa /SMF Jiwa FK UGM/ RS Dr.
SardjitoYogyakarta.
Marto, H. Hadi. 2009. GERIATRI (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta
FKUI.
Maryam, R. dkk. 2008. Mengenal usia lanjut. Jakarta: Salemba medika.
Murti, B. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi Edisi 2. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Muslichah, M. 2010 Episode depresi berat dengan insomnia
http://www.fkumyecase.net/wikiindex.php?page=Episode+Depresi+B
erat+dengan+Insomnia/ Diakses 01 Oktober 2012.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prayitno, A. 2002. Gangguan Pola Tidur Pada Kelompok Usia Lanjut Dan
Penatalaksanaannya. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa. Jakarta. FKUT.
http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Prayitno.pdf
Diakses 26 Mei 2012 .
Puri, B.K. 2011. Buku Ajar Psikiatri. Ed. 2. Hal: 268. Jakarta : EGC.
Rafknowledge, 2004. Insomnia Dan Gangguan Tidur Lainya. Jakarta:
Gramedia
Soejono, 2000. Depresi Pada Lansia. FK USU Medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21410/5/Chapter%20I.
pdf Diakses 01 Oktober 2012.
Sugiyono, 2007. Stastika Untuk penelitian. Bandung: CV Alfa Beta.
Sumirta, I Nengah. 2008. Hubungan antara aktivitas fisik dengandepresi
pada lansia di pelayanan lanjut usia “Wana Seraya” Denpasar.
http://.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6208160166_1693-4903/ Diakses
01 Oktober 2012
Surya, M. 2009. Kuesioner Geriatric.Depression Scale Departemen Psikiatri
RS H. Adam Malik Medan : FK USU Medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17632/1/Appendix.pdf
Diakses 2 Juli 2012.
Suryo, S. 2003. Depresi sebagai Faktor Resiko Insomnia pada Lansia di RS
dr Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta: FK UGM Yogyakarta.
Syamsir, B.S. Gangguan Depresif Pada Usia Lanjut, Departeman psikiatri
RS. H. Malik. Medan : FK UNSU Medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18790/1/mkn-
jun2007-40%20(13).pdf Diakses 26 Mei 2012.
Tomb, D.A, 2004, Gangguan Mood. Buku Saku Psikiatri. Ed. 6. Hal: 47-65
Jakarta : EGC.
WHO. 2009. Mental Helath: Depression http: www.who.intimedial;healt
immagement depression depresionph.en Diakses 30 Maret 2012.
Widastra, I Made. 2005. Terapi relaksasi progresif sangat efektif mengatasi
keluhan insomnia pada lanjut usia. http://pisjd. pdii.lipi. go.id admin
jurnal 21098489. pdf/ Diakses 26 Mei 2012.
William C, 2010 Webster’s New World Kamus Kedokteran Ed. 3. Hal: 488
Jakarta: Indeks.