Anda di halaman 1dari 3

Bicara Keadilan Itu Ekspektasi, sebab Realitas Terjadi Hanya Diskriminasi

Kasus-kasus permasalahan dalam negeri selalu menindas rakyat kecil dan membungkam pebangkang
yang ingin kritisi apapun kebijakan penguasa yang ditetap pasti.

Ada konspirasi antara pemegang kekuasan dan teknis penyalur informasi sehingga penipuan paling pasti
itu adalah penguasa sebab punya fasilitas untuk memanipulasi.

Faktanya dalam pemberitaan electronic dan online, ada celah untuk korupsi bermain, ada deskriminasi
yang terjadi, ada rakyat Yang ditindas, ada pemaksaan atau pemalsuan ancaman demi betulnya
penguasa dan salahnya rakyat jelata.

Jelas analisis itu bisa keluar dalam pandangan melihat kasus Lutfi Alfiandi pemuda yang fotonya viral
karena membawa bendera dalam aksi demo pelajar STM, ia mengaku dianiya oknum penyidik saat ia
diminta keterangan di polres Jakarta pusat.( Sumber: Narasi trans7dan CNN indonesia)

Namun untuk menghilangkan rasa dan untuk simpati bahwa penguasa itu baik, penawaran keadilan
diberikan melalui agenda suara, seolah olah itu nyata, namun realitas deskriminasi serta hilangnya
kesejahteraan semakin memburuk, demokrasi menurun.

Persoalan semacam ini harusnya hilang di republik hingga keakraban dalam bernegara kembali, karena
agar supaya ada kedamaian dalam bernegara, tetapi sekarang justruh hukum melindungi makin tidak
bisa diadili karena deskriminasi.

Padahal jika dikaji ulang, hukum menjamin sehinga ada keistimewaan bagi masyarakat, baik itu dalam
hak asasi manusia bagi setiap warga nergara, Dan bebas berpendapat sebagai demokrasi sebuah negara.

Diakhir persoalan semacam ini, ada pesimisme dimasyakarat dengan keadaan republik yang sekarat,
yang akan berimbas pada perpecahan sesama warga negara, itu jelas di sebuah fenomena demo
Gebenur DKI Jakarata Anies Baswedan, Selasa(14/1/2020) bahwa segelintir rakyat mengaku tidak puas
dengan hasil kerja Gebenur, sehingga terjadi banjir dan menuntut rugi.

Sedangkan pembela Anies agar terus menjadi Gebenur DKI Jakarta justruh lebih banyak dari demo aksi
Indonesia bergerak.

Sehingga fenomena viral tersebut disambut hangat oleh fakta-fakta yang ada, seperti: Ust. Haikal Hassan
"Ada dendam di pilpres lalu! Dan Ada Yang diam soal jiwasraya, perkosaan, kpu, hasto dan natuna. Tapi
kok rame soal banjir?."

Perpecahan semacam inilah yang terus menjadi sorotan dalam negeri, kebencian yang tumbuh pasti
akan melahirkan dendam yang tidak henti. Artinya masyarakat selalu dijadikan tempat untuk penguasa
berpolitik yang jauh dari nilai politik yang semestinya, melibatkan masyarakat awam dalam keuntungan
pribadi akan menimbulkan kegagalan Baru dalam menciptakan masyarakat bersatu.

Milineal ingin agar ada nilai yang kembali pada negara sekarang ini, karena setiap pemberitaan dalam
negeri yang kian memburuk, rasa yang muncul pada generasi penerus harapan bangsa sangat ingin
bertangung jawab penuh dalam menjaga kedamaian dalam negeri, jangan memikirkan diri sendiri, baik
penguasa atau rakyat kecil.

Ringkasan:

Sebuah permasalahan dalam negeri yang selalu menindas rakyat kecil oleh penguasa dalam konspirasi
dan memanipulasi, sebuah penipuan yang dilakukan, yang berhubungan juga dengan teknisi penyalur
dalam membantu kegiatan ini. Korupsi dan deskriminasi yang dilakukan penguasa sehingga ada rakyat
yang ditindas. Dalam analisis "kasus Lutfi Alfiandi pemuda yang fotonya viral karena membawa bendera
dalam aksi demo pelajar STM, ia mengaku dianiya oknum penyidik saat ia diminta keterangan di polres
Jakarta pusat".

Hal tersebut dapat menghilangnya kesejahteraan rakyat, sehingga demokrasi menurun persoalan
tesebut harusnya hilang di republik hingga keakraban dalam bernegara kembali, karena agar supaya ada
kedamaian dalam bernegara, tetapi sekarang justru hukum melindungi makin tidak bisa diadili karena
adanya deskriminasi. Padahal jika dikaji ulang, hukum menjamin sehinga ada keistimewaan bagi
masyarakat, baik itu dalam hak asasi manusia bagi setiap warga nergara, dan bebas berpendapat sebagai
demokrasi sebuah negara.

Di akhir persoalan dalam sebuah keadilan publik yang sekarat dan berimbas pada perpecahan antar
warga negara dalam sebuah demo Anies Baswedan" rakyat yang tidak puas atas kerja gubernur sehingga
banjir dan menuntut rugi dalam hal yang terjadi tersebut" Sedangkan pembela Anies agar terus menjadi
Gebenur DKI Jakarta justruh lebih banyak dari demo aksi Indonesia bergerak.Perpecahan yang terus
menjadi sorotan dalam negeri, kebencian yang tumbuh pasti akan melahirkan dendam yang tidak henti.
Artinya masyarakat selalu dijadikan tempat untuk penguasa berpolitik yang jauh dari nilai politik yang
semestinya, melibatkan masyarakat awam dalam keuntungan pribadi akan menimbulkan kegagalan Baru
dalam menciptakan masyarakat bersatu.

Harapan bangsa ingin agar ada nilai yang kembali pada negara sekarang ini, karena setiap pemberitaan
dalam negeri yang kian memburuk, rasa yang muncul pada generasi penerus harapan bangsa sangat
ingin bertangung jawab penuh dalam menjaga kedamaian dalam negeri, jangan memikirkan diri sendiri,
baik penguasa atau rakyat kecil. Itulah yang diharapkan bangsa agar tidak ada perpecahan antar warga
negara.
.

Anda mungkin juga menyukai