Anda di halaman 1dari 11

Tugas Instalasi Listrik III

Perencanaan Instalasi
Penangkal Petir Masjid Raya Darussalam Samarinda

Disusun Oleh :

Nama : BAYU DWI CAHYONO


NIM : 18642015
Kelas : D4-3A

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2019
Pendahuluan
Secara geografis Indonesia terletak pada daerah khatulistiwa dengan iklim tropis dan
kelembaban yang tinggi, hal ini menyebabkan Indonesia termasuk sebagai wilayah yang
memiliki hari guruh per tahun (thundherstrom day) yang tinggi dan mempunyai
kerapatan sambaran petir yang banyak sehingga memungkinkan banyak terjadi bahaya
yang timbul akibat sambaran petir. Kerusakan yang ditimbulkan oleh sambaran petir
dapat membahayakan peralatan serta manusia yang berada di dalam gedung tersebut.
Untuk menghindari bahaya dari petir maka sebuah bangunan struktur yang tinggi harus
memiliki suatu proteksi petir agar dapat melindungi semua bagian pada bangunan
tersebut, termasuk manusia dan peralatan yang ada didalamnya. Efek gangguan akibat
sambaran petir ini semakin besar sesuai dengan semakin tingginya bangunan tersebut.
Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan dari sambaran petir maka perlu
dipasang proteksi petir pada bangunan gedung. Kebutuhan bangunan akan proteksi petir
ditentukan dengan cara klasifikasi area tempat bangunan.

Deskripsi Lokasi
Masjid Raya Darussalam berdiri dengan megahnya di tepi Sungai Mahakam, dengan
nuansa Emperium Usmaniyah / Turki Usmani, Masjid ini didirikan di pusta kota
Samarinda Ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Masjid ini memiliki gaya Turki Usmani
dengan ciri khasnya yaitu Kubah berukuran besar, dan empat menara tinggi yang
ramping dengan bagian ujungnya yang lancip. Namun, menara tersebut memberikan
kesan yang sedikit berbeda dari berbagai masjid Timur Tengah lainnya.
Masjid Raya Darussalam juga menjadi masjid kedua terbesar setelah Masjid Islamic
Center Samarinda. Masjid Raya Darussalam bisa langsung dikenali dari kejauhan
karena memiliki ciri khas empat menara yang sangat tinggi di keempat penjuru
bangunan utamanya. Apalagi, kubah besar berbentuk unik juga terdapat pada bagian
atas masjid ini, dibalut dengan keramik berwarna hijau muda dan hijau tua yang disusun
secara rapi membentuk sebuah hiasan yang apik.
Masjid Raya Darussalam Samarinda juga dilengkapi dengan beranda yang melengkung.
Ruang utama masjid ini dibangun dengan sangat luas hingga dapat menampung 14.000
jamaah sekaligus.
Indeks Analisa Bahaya

Tabel 1.
Indeks A : Bahaya Berdasarkan Jenis Bangunan
Yang sesuai
No. Penggunaan dan isi Indeks A
dengan bangunan
1. Bangunan dan isinya jarang digunakan 0
Bangunan tempat tinggal, toko, pabrik
2. 4
kecil
Bangunan umum Gereja, Masjid, Sekolah,
3. 6 √
Rumah sakit
Bangunan menara air, pabrik besar,
4. 8
gedung pemerintahan
Bangunan yang mudah meledak instalasi
5. 15
gas, pompa bensin

Tabel 2.
Indeks B : Bahaya Berdasarkan Konstruksi Bangunan
Yang sesuai
No. Konstruksi Bangunan Indeks B
dengan bangunan
Seluruh bangunan terbuat dari logam (
1. 0
mudah menyalurkan arus listrik )
Bangunan dengan konstruksi beton
2. 1
bertulang atau rangka besi beratap logam
Bangunan dengan konstruksi beton
3. bertulang atau rangka besi beratap bukan 2 √
logam
4. Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3

Tabel 3.
Indeks C : Bahaya Berdasarkan Tinggi Bangunan
Yang sesuai
No. Tinggi bangunan ( dalam meter ) Indeks C
dengan bangunan
1. 0 sampai dengan 6 0
2. >6 sampai dengan 12 2
3. >12 sampai dengan 17 3
4. >17 sampai dengan 25 4
5. >25 sampai dengan 35 5
6. >35 sampai dengan 50 6 √
7. >50 sampai dengan 70 7
8. >70 sampai dengan 100 8
9. >100 sampai dengan 140 9
10. >140 sampai dengan 200 10

Tabel 4.
Indeks D : Bahaya Berdasarkan Situasi Bangunan
Yang sesuai
No. Situasi bangunan Indeks D
dengan bangunan
1. Pada tanah datar pada semua ketinggian
0 √

2. Di kaki bukit sampai tiga per empat tinggi


bukit atau di pegunungan sampai 1000 1
meter
3. Di puncak gunung atau pegunungan lebih
dari 1000 meter 2

Tabel 5.
Indeks E : Bahaya Berdasarkan Hari Guruh
Yang sesuai
No. Hari Petir/Guruh per Tahun Indeks E
dengan bangunan
1. 2 0
2. 4 1
3. 8 2
4. 16 3
5. 32 4
6. 64 5
7. 128 6 √
8. 256 7

Tabel 6
Perkiraan Bahaya Sambaran Petir pada Masjid Raya Darussalam Samarinda
Berdasarkan PUIPP
Keadaan Bangunan &
No. Index Keterangan Nilai
Lokasi
1 A Penggunaan dan Isi 6
2 B Konstruksi Bangunan 2
3 C Tinggi Bangunan 6
4 D Situasi Bangunan 0
5 E Hari Guruh 6
Perkiraan Bahaya Sangat
R Sangat Perlu 20
Besar
Model/Jenis Penangkal Petir yang Digunakan

Penangkal Petir pada Kubah Utama Masjid

Prinsip kerja anti petir atau penangkal petir elektrostatis mengadopsi sebagian
system penangkal petir radio aktif, yaitu menambah muatan pada ujung finial/splitzer
agar petir selalu melilih ujung ini untuk di sambar. Perbedaan dengan system radio aktif
adalah jumlah energi yang dipakai. Untuk anti petir atau penangkal petir radio
aktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat berradiasi sedangkan pada anti
petir atau penangkal petir elektrostatis energi listrik yang dihasilkan dari listrik awan
yang menginduksi permukaan bumi. Penangkal petir elektrostatis saat ini menjadi solusi
petir terbaik di dunia, bahkan Anti Petir Flash Vectron telah di design khusus untuk di
terapkan didaerah tropis seperti di Indonesia.
Penangkal Petir Elektrostatis :
1. Tidak banyak membutuhkan komponen maupun kabel
2. Area perlindungan lebih luas antara 50-150 m
3. Lebih murah untuk area perlindungan yang luas.
4. Pada umumnya hanya membutuhkan 1 arde.
5. Hanya membutuhkan 1 air terminal untuk radius tertentu.
6. Perawatan dan pemasangan pada bangunan yang mudah.Merupakan pilihan yang
tepat dan tidak mengganggu estetika bangunan anda.
7. Bertindak sebagai pencegah interferensi perangkat komunikasi anda.
8. Lebih aman bagi pekerja yang akan melakukan perawatan.

Penangkal Petir pada Menara Masjid


Franklin Cone adalah rangkaian jalur konduktor dari atas bangunan ke sisi
bawah/grounding dengan jalur kabel Tunggal (satu buah kabel penurunan). dengan
dasar pemikiran bahwa petir akan condong menyambar dari sisi atas, sehingga
penghematan material bahan bisa dilakukan.
Jadi bisa disimpulkan bahwa penangkal petir rumah sifat perlindungan area yang kecil
maka cukuplah menggunakan ujung runcing konvensional biasa, walaupun bisa pula
menggunakan penangkal petir elektrostatis. Dari kedua sistem penyalur petir
konvensional yang ada, tentunya pertimbangan keamanan, biaya terjangkau menjadi
Acuan utama untuk memilih dan memakai sistem proteksi yang sesuai untuk bangunan
rumah.
Penghantar Pentanahan

Penyalur petir atau konduktor ke bawah (down condoctor) harus sesuai dengan standar
PUIPP yaitu yang sudah tertera pada tabel dibawah ini, yaitu :

Tabel Jenis Bahan Proteksi


No Komponen Jenis Bahan Bentuk Ukuran Kecil
Silinder Pajal ɸ 8 mm
Pita Pajal 25 mm x 3 mm
Tembaga
Penangkap Petir Pilin 50 mm2
1
Datar
Silinder Pajal ɸ1⁄2 𝑖𝑛
Baja Glavanis Pita Pajal 25 mm x 3 mm
Silinder Pajal ɸ 8 mm
Tembaga Pita Pajal 25 mm x 3 mm
Pilin 50 mm2
Penghantar
2. Penyalur Silinder Pajal ɸ 8 mm
Baja Glavanis
Utama Pita Pajal 25 mm x 3 mm
Silinder Pajal ɸ1⁄2 𝑖𝑛
Alumunium Pita Pajal 25mm x 4 mm

Untuk pemilihan Penghantar Penyalur ke bawah (Down Conductor ) itu tidak ada
perhitungan khusus melainkan hanya melakukan pertimbangan, dan pertimbangan nya
sendiri didapatkan dari data yang sudah ada yaitu dengan menggunakan standar
PUIPP ( Peraturan
Umum Instalasi Penyalur Petir) yang sudah banyak digunakan di Indonesia, Standar
PUIPP ( Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir) itu sendiri hamper sama dengan
standar penyalur petir di Negara lain dan proteksi petir dengan standar PUIPP (
Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir) juga telah standar internasional dan sudah
teruji.

33 𝑥 𝑡
𝐴 = 𝐼√
𝑇𝑚 − 𝑇𝑎
log10 (234 + 𝑇𝑎 + 1)
Penentuan Luas Penampang Penghantar Berdasarkan Perhitungan
a. Diketahui :
I = 20 kA
20.000 A
t = 0,5 detik
Tm = 1083°C
Ta = 32°C (suhu keliling rata-rata di Samarinda)

b. Ditanya :
A = .......?
c. Penyelesaian :

33 𝑥 0,5
𝐴 = 20.000√
1083 − 32
log10 ( 234 + 32 + 1)

16,5
𝐴 = 20.000√
log10 (4,951)

𝐴 = 20.000√23,775
𝐴 = 20.000 𝑥 4,875
𝐴 = 97500 𝑐𝑖𝑟𝑐𝑢𝑙𝑎𝑟 𝑚𝑖𝑙𝑠
1 Circular mils = 0,0005057 mm2, Konversi dari nilai penampang konduktor
(circular mils ke mm2)
𝐴 = 97500 𝑐𝑖𝑟𝑐𝑢𝑙𝑎𝑟 𝑚𝑖𝑙𝑠 𝑥 0,0005067
𝐴 = 49,403 𝑚𝑚²
Jadi, penghantar yang digunakan adalah kawat BC dengan luas penampang 50
mm².
Elektroda Pembumian
Sistem pembumian dengan elektroda satu batang adalah suatu sistem pembumian
dengan menggunakan batang-batang elektroda yang ditanam tegak lurus dengan
permukaan tanah. Banyaknya batang yang ditanam didalam tanah tergantung besar
tahanan pembumian yang diinginkan. Makin kecil tahanan pembumian yang
diinginkan, makin banyak batang konduktor yang harus ditanam. Batang-batang
konduktor ini dihubungkan satu dengan yang lainnya. Dengan menggunakan efek
bayangan elektroda terhadap permukaan tanah, maka didapat suatu persamaan :
Perhitungan Nilai Pentanahan

Diketahui :
Jenis Pentanahan Elektroda Dua Batang Parallel
ρ = 38Ωm
π = 3,141
L = 4 meter
S = 5 meter
A = 1 inch

Ditanyakan :
R = …?
Penyelesaian :
ρ 4L ρ 𝐿2 2 𝐿4
𝑅= (𝑙𝑛 − 1) + (1 − 2 + )
4πL a 4πS 3𝑆 5 𝑆4
3800 4x400 3800 4002 2 4004
𝑅= (𝑙𝑛 − 1) + (1 − + )
4x3,141x400 2,54 4x3,141x500 3𝑥5002 5 5004
3800 800 3800 160000 2 2,56x1010
𝑅= (𝑙𝑛 − 1) + (1 − + )
5025,6 2,54 6282 1500 5 6,25𝑥1010
𝑅 = 0,756(𝑙𝑛 314,96 − 1) + 0,604(1 − 0,213 + 0,4 x 0,409)
𝑅 = 0,756(5,752 − 1) + 0,604(0,95)
𝑅 = 0,756(4,752) + 0,604(0,95)
𝑅 = 3,592 + 0,573
𝑅 = 4,165 Ω
Data Lokasi Pada Area
Masjid Raya Darussalam Samarinda

Data area non-konvensioanal akan dipasang di area Masjid Raya Darussalam Samarinda
dengan ukuran daerah dan bangunan sebagai berikut:
Luas lahan : 80 x 150 m2
Panjang Bangunan : 80 m
Lebar Bangunan : 45 m
Tinggi Menara : 43 m
Tinggi Kubah Utama : 32.27 m

Anda mungkin juga menyukai