Anda di halaman 1dari 4

Labschool Jakarta

Inilah Bukti Perjuangan PGRI

Wijaya Kusumah

1 tahun yang lalu

Komentar pak Undang Koswara, bagus juga:

Sebetulnya banyak sekali perjuangan PGRI baik pengurus pusat maupun pengurus daerah dalam
memperjuangkan nasib guru pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.

Ada beberapa hasil perjuangan PGRI yang perlu ditunjukan untuk menghindari fitnah dan dapat
mengurangi peran serta sebagai anggota PGRI.

Secara umum Pengurus PGRI pusat yang lebih aktif melakukan perjuangan dan desakan baik dikalangan
eksekutif maupun legislatif untuk mengoalkan apa yang menjadi usulannya.

Beberapa perjuangan PGRI yang telah dilakukan selama ini antara lain sebagai berikut :

1. Mengusulkan kenaikan gaji pada tahun 1999 kepada Presiden, dan hasilnya gaji PNS naik Rp
155.250,00.

2. Tahun 2000 PGRI mengusulkan tunjangan pendidikan bagi guru, hasilnya tunjangan fungsional guru
naik 150%.

Mengusulkan honor guru wiyata bakti, hasilnya guru wiyata bhakti baik di sekolah negeri maupun swasta
mendapat tunjangan dari pemerintah sebesar Rp 75.000,00 per bulan.

Memperjuangkan bantuan untuk sekolah swasta, hasilnya bantuan pendidikan untuk sekolah swasta
mengalami peningkatan yang signifikan.

Mengusulkan agar guru TK mendapat perhatian, hasilnya ada Direktur PAUD, pengangkatan guru TK dan
peningkatan kesejahteraan guru TK.

Mengusulkan agar tunjangan beras PNS diganti dengan uang agar tidak merugikan PNS. Hasilnya
sekarang PNS telah menerima tunjangan beras dalam bentuk uang tunai yang dibayarkan bersamaan
dengan penerimaan gaji.

Pemaksimalan penggunaan ASKES agar dapat digunakan di RS Swasta. Hasilnya sekarang ASKES bisa
digunakan di RS Swasta.

Untuk kenaikan golongan IV/a ke atas ditinjau kembali agar tidak diproses sampai ke pusat sehingga
memakan waktu lama. Hasilnya kenaikan pangkat IV/a ke atas cukup di tingkat provinsi, kecuali guru di
lingkungan Departemen Agama tetap di pusat.
Tunjangan THR dan tambahan kesejahteraan bagi guru. Hasilnya pemerintah kabupaten/kota telah
mencairkan tunjangan THR dan dana kesejahteraan bagi seluruh PNS di jajarannya.

Rekruitmen PNS khususnya guru, hasilnya dilakukan secara nasional. Mengusulkan agar Guru GTT di
sekolah negeri diangkat menjadi PNS. Hasilnya guru kontrak secara otomatis diangkat menjadi PNS
meskipun secara bertahap. Bahkan di Depag seluruh data guru yang masuk dalam data Dbase secara
bertahap akan diangkat menjadi PNS.

Perlindungan dan pembelaan terhadap anggota PGRI yang tersandung masalah hukum oleh LKBH tanpa
dipungut biaya.

Mengawal dan mendorong lahirnya UU Sisdiknas.

Mendesak lahirnya PP tentang Sisdiknas.

Mengusulkan agar guru ditangani oleh sebuah badan independen langsung di bawah presiden.

Mengusulkan adanya sistem penggajian guru tersendiri pada pemerintah.

Mengusulkan kenaikan tunjangan fungsional guru.

Mengusulkan sistem pembinaan PNS secara nasional, termasuk pemberian kesejahteraannya.

Mengusulkan agar jabatan struktural di bidang pendidikan ditempati oleh pegawai yang menguasai
bidang pendidikan, meniti karir, dan berlatar belakang pendidikan.

Telah ikut secara aktif yang berada di barisan paling depan jajaran organisasi guru dan bekerja sama
dengan organisasi politik yang memiliki otoritas, berusaha menyiapkan dan memperjuangkan UU Guru
dan Dosen. Secara kelembagaan perjuangan untuk melahirkan UU Guru dan Dosen telah dimulai pada
saat konggres ke XVIII tahun 1998 di Lembang,Bandung. Sebelumnya baru berupa wacana yang
berkembang sejak tahun 1960.

Mengawal dan mendesak pemerintah agar segera mengeluarkan PP tentang Guru sesuai dengan amanat
UU GD, hiingga terbitlah Permendiknas No. 18/2007 tentang pelaksanaan sertifikasi guru.

PGRI selama ini menjadi mitra aktif, strategis, dan kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah tentang
pendidikan, terutama yang terkait dengan kebijakan tentang guru.

Mengawal agar pelaksanaan sertifikasi guru tidak menciderai kepentingan guru di dalam berkarya dan
memperoleh hak-haknya.

Mensosialisaikan tentang pelaksanaan sertifikasi guru dari tingkat pusat hingga cabang (tingkat
kecamatan).

Mengawal pelaksanaan sertifikasi guru secara objektif dan transparan.


Menerima sejumlah pengaduan dan melaksanakan kajian terhadap kemungkinan model pelaksanaan
sertifikasi guru yang lebih bermutu, efisien dan memenuhi rasa keadilan guru.

Melakukan kajian terhadap peningkatan profesi dan kesejahteraan guru.

Mengawal penerimaan tunjangan profesi guru.

Perjuangan yang paling hangat dan merupakan kemenangan PGRI adalah lahirnya keputusan Mahkamah
Konstitusi RI nomor 026/PUU/III/2005 yang menetapkan batas tertinggi dalam APBN tahun 2006 sebesar
9,1% untuk pendidikan tidak memiliki kekuatan hukum tetap dan bertentangan dengan pasal 31 UUD
1945.

Menuntut kepada pemerintah untuk memberikan uang lauk pauk kepada semua PNS termasuk guru.

Masih banyak lagi perjuangan PGRI baik yang telah berhasil maupun yang belum yang telah dilakukan
PGRI baik tingkat pusat maupun daerah.

Akan tetapi harus diakui bahwa perjuangan PGRI belum maksimal. Hal ini disebabkan karena dua faktor,
yaitu :

a. Belum kuatnya PGRI sebagai kekuatan penekan.

b. Kurangnya political will dari pemerintah dan birokrasi pendidikan.

Kegigihan PGRI dalam memperjuangkan hak-hak guru baik negeri maupun swasta berdasarkan UUD
1945 beserta segenap peraturan pelaksanaannya belumlah surut.

Sekalian ancaman, gangguan, hambatan dan tantangannya terus menerpa PGRI.

Cakupan perjuangan itu antara lain :

realisasi anggaran 20% dari APBN maupun APBD untuk pendidikan sesuai amanat UUD 1945, jaminan
pengembangan karier dan keprofesionalan guru, tunjangan fungsional, tunjangan profesi, tunjangan
pendidikan, tunjangan khusus, kemaslahatan lain, tunjangan kelebihan jam mengajar bagi guru SD,
insentif dan peningkatan kesejahteraan bagi guru swasta dan tenaga honorer. Status karier dan
kesejahteraan guru GTT, guru wiyata bhakti, guru honorer juga terus diperjuangkan melalui berbagai
pendekatan dan cara.

Evaluasi sementara, perjuangan PGRI tersebut ada yang berhasil, tetapi masih banyak juga yang harus
tetap diperjuangkan.

Ketidakberhasilan perjuangan itu menurut analisis sementara penyebabnya adalah karena kader PGRI
belum menempati posisi kunci dalam mengambil kebijakan dalam sistem pemerintahan.

PGRI mengamati masih banyak pejabat pemerintah belum banyak memahami kebutuhan profesional riil
para guru. Parapejabat mempersepsikan pekerjaan guru sama saja dengan jenis pekerjaan administrasi
perkantoran lainnya, sehingga tidak perlu perhatian khusus. Padahal guru memiliki peranan strategis
untuk memajukan dan mencerdaskan bangsa ini.

Menulislah terus setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi

salam

Omjay

http://wijayalabs.com

Kategori: Blogroll, Pendidikan

Tag: hidup pgri, jasa pgri, omjay, pgri, pgri abadi

Labschool Jakarta

Kembali ke atas

Anda mungkin juga menyukai