Pancasila Paper
Pancasila Paper
Pancasila Paper
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sejarah?
2. Bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia hingga menjadi sebuah negara
merdeka yang berdasarkan pada Pancasila?
3. Bagaimana sejarah/proses masuknya agama-agama ke Indonesia?
4. Bagaimana pencerminan Kerajaan Nusantara (Sriwijaya dan Majapahit) terhadap
nilai-nilai Pancasila?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian sejarah
2. Untuk memahami sejarah perjuangan bangsa Indonesia hingga menjadi sebuah
negara merdeka yang berdasarkan pada Pancasila
3. Untuk mengetahui dan memahami sejarah/proses masuknya agama-agama ke
Indonesia
4. Untuk memahami pencerminan Kerajaan Nusantara (Sriwijaya dan Majapahit)
terhadap nilai-nilai Pancasila
1.4 Manfaat
Dengan disusunnya paper ini, diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :
1. Dengan adanya informasi ini diharapkan menambah pengetahuan mahasiswa
mengenai Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa.
2. Dengan adanya informasi ini, mahasiswa dapat meningkatkan rasa nasionalismenya
karena sudah memahami Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa
Indonesia
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
manusia sedangkan Ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk dapat
mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.
Jadi sejarah adalah cerita atau kisah atau catatan tentang peristiwa-peristiwa yang benar-
benar terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan kronologi peristiwa tersebut dan
bukti-bukti konkret seperti peninggalan-peninggalan atau sumber sumber sejarah.
Penjajahan Portugis
Kehadiran Portugis di Indonesia terbatas pada Solor, Flores dan Timor Portugis setelah
mereka mengalami kekalahan dalam tahun 1575 di Ternate, dan setelah penaklukan Belanda
atas Ambon, Maluku Utara dan Banda.[4] Pengaruh Portugis terhadap budaya Indonesia
relatif kecil: sejumlah nama marga Portugis pada masyarakat keturunan Portugis di Tugu,
Jakarta Utara, musik keroncong, dan nama keluarga di Indonesia bagian timur seperti da
Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, Queljo, dll. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat
sejumlah kata pinjaman dari bahasa Portugis, seperti sinyo, nona, kemeja, jendela, sabun,
keju, dll.
Penjajahan Spanyol
Pelaut Spanyol berhasil mencapai Kepulauan Maluku pada tahun 1521 setelah terlebih
dahulu singgah di Filipina disambut baik oleh rakyat Tidore.Bangsa Spanyol dimanfaatkan
oleh rakyat Tidore untuk bersekutu dalam melawan rakyat Ternate. Maka pada tahun 1534,
diterbitkan perjanjian Saragosa (tahun 1534) yang isinya antara lain pernyataan bahwa
bangsa Spanyol memperoleh wilayah perdagangan di Filipina sedangkan bangsa Portugis
tetap berada di Kepulauan Maluku.
Penjajahan Belanda
Pada zaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie
(Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-
Indo (Hindia Timur). Tahun 1956 adalah awal kedatangan Bangsa Belanda ke Negara
Indonesia.Empat buah kapal yang dipimpin oleh Pieter Keyzer serta Cornelis de Houtman ini
sampai ke pelabuhan Banten setelah menempuh perjalanan selama satu tahun lebih.Pada
4
tanggal 20 Maret 1602, Verenigde Oostindische Compagnie atau disingkat VOC didirikan
oleh Belanda yang merupakan sebuah badan perdagangan atau perusahaan dengan hak
monopoli terhadap perdagangan di wilayah Asia. VOC yang berkedudukan di Batavia
(sekarang Jakarta) juga disebut dengan nama Perusahaan Hindia Timur atau East India
Company karena mereka ingin menyaingi perusahaan yang didirikan oleh Inggris bernama
VWC yang memiliki julukan sebagai Perusahaan Hindia Timur. Monopoli perdagangan VOC
dilakukan dengan cara kekerasan terhadap penduduk yang berasal dari daerah penghasil
rempah-rempah di Indonesia. Selain itu, mereka juga melarang dan mengancam orang-orang
bukan Belanda apabila ingin berdagang dengan para penduduk lokal dari daerah penghasil
rempah-rempah.Misalnya saja saat para penduduk Banda mencoba menjual biji pala kepada
Inggris, Belanda menyerang dan membunuh semua penduduk Banda tersebut.Akhirnya,
Belanda memutuskan untuk mengisi daerah Banda dengan budak-budak dan pekerja-pekerja
lain untuk menghasilkan biji pala.Karena ulah VOC tersebut, mereka harus menghadapi
masalah politik dan berperang terhadap para pemimpin di daerah Banten dan Mataram.
Penjajahan Jepang
Masa penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal
17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M.
Hatta atas nama bangsa Indonesia.Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki
oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan
ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania.Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk
mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai
penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari
Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan
Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Dengan kebangkitan dunia timur pada abad XX di panggung politik internasional tumbuh
kesadaranakan kekuatan sendiri, seperti Philipina (1839) yang dipeloporiJoze Rizal,
kemenangan Jepang atas Rusia di Tsunia (1905).Pada masa ini banyak berdiri gerakan-
gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan
kemerdekaan dan kekuataannya sendiri. Diantaranya adalah Budi Utomo yang dipelopori
oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodopada 20 Mei 1908, kemudian Sarekat Dagang Islam (SDI)
5
tahun 1909 serta Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 yang didirikan oleh Soekarno,
Cipto Mangunkusumo, Sartono serta tokoh lainnya.
Sejak saat itu perjuangan nasional Indonesia mempunyai tujuan yang jelas yaitu Indonesia
merdeka.Perjuangan nasional diteruskan dengan adanya gerakan Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928 yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air yaitu
Indonesia Raya.
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu :
Tanggal Peristiwa 29 Mei 1945 Perumusan materi Pancasila oleh Mr. M. Yamin (sidang
I BPUPKI)
6
c) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Dalam hal ini Ir. Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip
yang rumusanya yaitu:
1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (perikemanusiaan)
3. Kesejahteraan sosial
4. Ketuhanan yang Maha Esa.
Beliau juga mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan,
internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya.
Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang
teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan
diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
1. Ir. Soekarno
2. Wachid Hasyim
3. Mr. Muh. Yamin
4. Mr. Maramis
5. Moh. Hatta
6. Mr. Soebarjo
7. Kyai Abdul Kahar Muzakir
8. Abikoesmo Tjokrosoejoso
9. Haji Agus Salim
7
Dibentuk Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Soekarno dan beranggotakan 19
orang yaitu: Soekarno, AA. Maramis, Otto Iskandardinata, Purbojo, A. Salim, A. Soebardjo,
Soepomo, Maria Ulfah Santoso, Wachid Hasjim, Parada Harahap, J.Latuharary, Susanto
Tirtoprodjo, Sartono. Panitia Perancang UUD kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang
UUD yang beranggotakan 7 orang yaitu : Soepomo, Wongsonegoro, Soebardjo, AA.
Maramis, RP.Singgih, A.Salim, Sukiman. Dibentuk Panitia Penghalus Bahasa, terdiri dari
Soepomo dan Hosein Djajadiningrat. Setelah berhasil membuat berbagai persiapan tersebut,
maka badan tersebut diganti dengan PPKI. Hal ini juga dipengaruhi oleh keadaan perang
yang memperlihatkan tanda-tanda akan kekalahan Jepang. Salah satunya adalah bom atom di
kota Hirosima (6 Agustus 1945).
PPKI dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945, merupakan badan yang akan
mempersiapkan penyerahan kekuasaan pemerintah dari bala tentara Jepang kepada bangsa
Indonesia. Janji Jepang memang sangat menggiurkan bagi bangsa Indonesia. Pemerintah
Jepang sendiri seakan serius dalam pemberian janji tersebut, sehingga tokoh-tokoh yang
berjuang secara kooperatif seperti Bung Karno dan Hatta mau bekerjasama dengan Jepang.
Pembentukan PPKI langsung ditangani oleh Mersekal Terauci yang menjabat sebagai
panglima bala tentara Jepang di Asia Tenggara yang berkedudukan di Dalat Vietnam. Pada
saat pelantikan anggota yaitu pada tanggal 9 Agustus 1945, ketiga tokoh nasional Soekarno,
Hatta dan Radjiman W, dipanggil ke Dalat Vietnam. Tujuannya adalah mendengarkan
instruksi dari pemerintah Jepang terhadap langkah selanjutnya dari PPKI. Pada pertemuan
tangal 12 Agustus, Terauci mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia akan dilakukan pada
tanggal 24 Agustus 1945 dengan wilayah Indonesia meliputi seluruh wilayah bekas Hindia-
Belanda. Setelah itu kemudian Soekarno dan rombongan kembali ke Indonesia. Pada tanggal
15 Agustus terjadi peristiwa besar yang seakan-akan memupuskan kemerdekaan Indonesia,
Jepang menyerah kepada Sekutu dan menyuruh Jepang untuk tetap mempertahankan status
quo. Janji kemerdekaan hilang, janji status quo yang datang.
8
tokoh tersebut ke Rengasdengklok.Dan pada akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa
Indonesia menyatakan diri kemerdekaan tanah ibu pertiwi dari penjajahan.
Agama merupakan ungkapan kepercayaan seseorang kepada Sang Pencipta, yang bersifat
hakiki dan mutlak, serta keberadaannya di atur di dalam Undang-Undang. Pada mulanya di
Indonesia, nenek moyang kita tidak memiliki agama namun memiliki sebuah kepercayaan
lain. Kepercayaan inilah yang disebut sebagai kepercayaan animisme dan
dinamisme.Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh atau arwah orang-orang yang
sudah meninggal.Sedangkan, dinamisme merupakan kepercayaan terhadap benda-benda mati
yang dianggap memiliki kekuatan magis.
Kepercayaan seperti ini akhirnya perlahan mulai menghilang setelah adanya migrasi yang
dilakukan oleh orang-orang tertentu dari luar wilayah Indonesia dengan tujuan tertentu pula.
Pada mulanya, di awal tahun Masehi antara Indonesia dengan India sudah terjalin
hubungan khususnya di bidang perdagangan.Dalam hubungan tersebut maka masuklah
agama dan kebudayaan India ke Indonesia.Masuknya agama dan kebudayaan India ke
Indonesia merupakan hal yang penting, karena hal itu menandakan berakhirnya masa pra
sejarah dan Indonesia mulai memasuki masa sejarah.Hal ini dapat diketahui dengan
adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi denngan di
temukannya tujuh buah Yupa peninggalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Adapun
penyebar dari agama Hindu-Buddha ini dikelompokkan ke dalam 4 teori, yaitu :
1. Teori Sudra
Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dikarenakan adanya
kaum sudra (rendahan) yang datang ke Indonesia untuk bermigrasi dan bekerja di
Indonesia. Selain bekerja, kaum ini juga berinteraksi dengan para penduduk sembari
menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
2. Teori Waisya
Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para
pedagang dari India yang berlayar ke Indonesia untuk berdagang, baik itu menetap
9
ataupun sementara.Mereka banyak yang menikah dengan penduduk setempat,
sehingga keturunan mereka menganut agama dan kebudayaan dari India.
3. Teori Brahmana
Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para
kaum brahmana (bangsawan) yang datang ke Indonesia dikarenakan adanya undangan
dari para kepala suku di Indonesia untuk mengadakan suatu upacara ritual
tertentu.Pada perkembangannya, akhirnya kaum ini pun menjadi seorang penasehat.
4. Teori Ksatria
Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh adanya
kekacauan politik di kerajaan yang menyebabkan terjadinya perang, sehingga para
kaum ksatria yang kalah berperang di India dengan kaum brahmana sehingga Ia lari
ke Indonesia.
Setelah agama Hindu dan Buddha beserta kerajaan-kerajaan yang menganut agama
tersebut berkembang, maka mulailah muncul sebuah agama yaitu Agama Islam.Hal ini
menyebabkan masyarakat setempat mulai menganut agama ini, dan runtuhnya beberapa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia seperti Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Adapun teori masuknya agama Islam ke Indonesia dikelompokkan ke dalam 3 teori, yaitu:
10
1. Teori Gujarat
Teori ini menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada awal abad ke 13
dan pembawanya adalah orang-orang yang berasal dari Gujarat, India. Hal ini
dibuktikan dengan Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh
tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat. Pendukung teori Gujarat adalah Snouck
Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke.Para ahli yang mendukung
teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik
Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan
Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun
1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam
dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
2. Teori Makkah
Teori ini menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 di bawa
oleh orang-orang Arab.Hal ini dibuktikan dengan adanya perkampungan Islam (Arab)
di pantai barat Sumatera dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4.Hal ini juga sesuai dengan
berita Cina.
3. Teori Persia
Teori ini menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 dan
pembawanya adalah orang-orang Persia.Hal ini dikarenakan terdapatnya kesamaan
tradisi Islam antara di Indonesia dengan di Persia seperti peringatan 10 Muharram
atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang
sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut
disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan
pembuatan bubur Syuro.
Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke
Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada
abad 13.Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa
Persia dan Gujarat (India).
Kemudian pada zaman penjajahan, di Indonesia muncul pula Agama Kristen dan
Katolik (Nasrani) yang dianggap sebagai “agama modern” dikarenakan agama ini dibawa
11
oleh para penjajah barat yang datang ke Indonesia. Adapun perkembangan agama ini
dibagi ke dalam 3 zona waktu, yaitu :
1. Sebelum kolonialisme Belanda.
Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad
ke-7 di Sumatera Utara.Kota Barus yang dahulu disebut Pancur dan saat ini terletak di
dalam Keuskupan Sibolga di Sumatera Utara adalah tempat kediaman umat Katolik
tertua di Indonesia.
2. Sesaat kolonialisme Belanda.
Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian
diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah, Katolik Roma pertama tiba
pada tahun 1534, di kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim untuk
eksplorasi. Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit
bekerja di kepulauan Maluku pada tahun 1546 sampai tahun 1547. Namun ketika
Belanda mengalahkan Portugis tahun 1605, Belanda mengusir misionari-misionari
Katolik dan memperkenalkan Kristen Protestan (dari aliran Calvinist Dutch Reformed
Church), sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran.
3. Setelah kolonialisme Belanda.
Pada abad ke 20 setelah Belanda pergi dari Indonesia, agama Kristen dan Katolik
mulai berkembang pesat.Hal ini dimulai oleh sebuah keadaan pada tahun 1965, ketika
terjadi peralihan kekuasaan Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto.Saat itu,
Komunisme (dan Atheisme) merupakan hal yang dilarang oleh pemerintah.Semua
orang-orang yang tidak beragama, langsung dicap Atheis, dan dengan demikian
sangat mudah untuk dituduh sebagai pengikut Komunis.Saat itu, gereja dari berbagai
aliran mengalami pertumbuhan jemaat yang pesat, terutama dari orang-orang
(sebagian besar beretnis Tionghoa yang berasal dari Cina, yang merupakan negara
Komunis) yang merasa tidak nyaman dengan kebijakan pemerintah tersebut.
12
satu di antara Tiga Agama Besar di China pada waktu itu, khususnya sejak zaman dinasti
Han, atau tepatnya tahun 136 sebelum Masehi telah dijadikan Agama Negara.
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang ada di nusantara.
Kerajaan yang dikeal dengan kekuatan maritimnya tersebut berhasil menguasi pulau
Sumatra, Jawa, Pesisir Kalimantan, Kamboja, Thailand Selatan, dan Semenanjung Malaya
yang kemudian menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan yang berhasil menguasai
perdagangan di Asia-tenggara pada masa itu.Kata 'Sriwijaya' berasal dari dua suku kata
yaitu 'Sri' yang berarti bercahaya atau gemilang dan 'Wijaya' yang berarti kemenangan.Jadi
Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang. Sriwijaya juga disebut dengan berbagai
macam nama. Orang Tionghoa menyebut Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts’i atau San Fo Qi.
Dalam bahasa Sansekerta dan Pali kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan
Javadeh.Bangsa Arab menyebut Zabaj atau Sribuza dan Khmer menyebut
Malayu.Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang ada 3 pulau
Sabadeibei yang berkaitan dengan Sriwijaya.
Tidak banyak bukti sejarah yang menerangkan kapan berdirinya Kerajaan Sriwijaya.
Bukti tertua datangnya dari berita Cina yaitu pada tahun 682 M terdapat seorang pendeta
Tiongkok bernama I-Tsing yang ingin belajar agama Budha di India, singgah terlebih
dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sanskerta selama 6 Bulan. Tercatat juga
Kerajaan Sriwijaya pada saat itu dipimpin oleh Dapunta Hyang.Selain berita dari luar,
terdapat juga beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya, diantaranya adalah
prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isi dari prasasti terseubt adalah
Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian
berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya
13
menjadi makmur.Dari kedua bukti tertua di atas bisa disimpulkan Kerajaan Sriwijaya
berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertamanya adalah Dapunta Hyang.
Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya berada pada abad 9-10 Masehi dimana Kerajaan
Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah
melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain:
Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina.
Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali
rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas
setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan
gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.Kerajaan Sriwijaya runtuh
di tangan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13.
1. Pada tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, soerang dari dinasti Cholda di
Koromande, India Selatan. Dari dua serangan tersebut membuat luluh lantah armada
perang Sriwijaya dan membuat perdagangan di wilayah Asia-tenggara jatuh pada Raja
Chola. Namun Kerajaan Sriwijaya masih berdiri.
2. Melemahnya kekuatan militer Sriwijaya, membuat beberapa daerah taklukannya
melepaskan diri sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung sebagai kekuatan baru
yang kemudian menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan
Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa bagian barat.
3. Melemahnya Sriwijaya juga diakibatkan oleh faktor ekonomi. Para pedagang yang
melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang karena
daerha-daerah strategis yang dulu merupakan daerah taklukan Sriwijaya jatuh ke
tangan raja-raja sekitarnya.
4. Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang sampai menguasai
Sriwijaya seutuhnya serta Kerajaan Singhasari yang tercatat melakukan sebuah
ekspedisi yang bernama ekspedisi Pamalayu.
14
oleh Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah
kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung Melayu sampai
Irian Barat melalui Kalimantan Utara.Masa kejayaan Kerajaan Majapahit ini tercantum
dalam buku kuno karangan Mpu Prapanca yang berjudul “Negarakertagama” (1365).
Politik luar negeri dari kerajaan ini adalah “politik damai” artinya Majapahit ingin
hidup damai dengan negara-negara tetangganya.Dalam kitab Negarakertagama, tersebut
sebuah istilah Mitreka Satata yang berarti persahabatan yang sederajat.Dalam kehidupan
beragamanya, Majapahit tetap menjalankan politik perdamaian yang dapat ditemukan
dalam kitab karangan Mpu Tantular yang berjudul “Sutasoma” yang disebut dengan istilah
Bhineka Tunggal Ika.Ini merupakan falsafah agama yang menunjukkan keEsaan
Tuhan.Istilah Pancasila sendiri sudah terdapat dalam kitab Negarakertagama dan kitab
Sutasoma. Hal ini menujukkan bahwa Mpu Prapanca dan Mpu Tantular mengartikan
sebagai limadasar untuk kemajuan yang dicerminkan oleh Kerajaan Majapahit maupun
Sriwijaya sebagai penjelmaan gagasan tentang Negara Persatuan Indonesia.
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Didapat beberapa kesimpulan mengenai Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan
bangsa yaitu sebagai berikut :
1. Sejarah adalah cerita atau kisah atau catatan tentang peristiwa-peristiwa yang benar-
benar terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan kronologi peristiwa
tersebut dan bukti-bukti konkret seperti peninggalan-peninggalan atau sumber sumber
sejarah
2. Perjuangan Bangsa Indonesia menjadi sebuah negara yang modern dan merdeka
tidaklah mudah, banyak tahap-tahap maupun proses yang harus dilalui. Mulai dari
Zaman penjajahan yang berlangsung kurang lebih selama 3.5 abad kemudian
dilanjutkan dengan momentum kebangkitan nasional dan rangkaian proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang akan segera terbentuk dan sampai pada
titik puncak perjuangan dengan diproklamasikannya kemerdekaan Bangsa Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945.
3. Agama merupakan ungkapan kepercayaan seseorang kepada Sang Pencipta, yang
bersifat hakiki dan mutlak, serta keberadaannya di atur di dalam Undang-Undang. Di
Indonesia, terdapat 6 agama yang diakui dan disahkan serta diatur di dalam Undang-
Undang Dasar 1945 yaitu Agama Islam, Hindu, Buddha, Kristen Protestan, Katolik
dan KongHuCu.
4. Istilah Pancasila sendiri sudah terdapat dalam kitab Negarakertagama (Zaman
Kerajaan Sriwijaya) dan kitab Sutasoma (Zaman Kerajaan Majapahit). Hal ini
menujukkan bahwa Mpu Prapanca dan Mpu Tantular mengartikan sebagai lima dasar
untuk kemajuan yang dicerminkan oleh Kerajaan Majapahit maupun Sriwijaya
sebagai penjelmaan gagasan tentang Negara Persatuan Indonesia.
3.2 Saran
Ada beberapa saran yang penulis dapat sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Agar pengetahuan yang kita dapat lebih luas mengenai Pancasila dalam konteks
sejarah perjuangan bangsa, disarankan kepada para mahasiswa untuk banyak
membaca dan memiliki referensi yang relevan dengan pokok bahasan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17