Di susun oleh :
NAMA : RIRIN NUR QOMARIYAH
NIM : 14401.16.17033
MAHASISWA
Nim : 14401.16.17033
LAPORAN PENDAHULUAN
CKD ( GAGAL GINJAL KRONIK)
I. DEFINISI
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulus
filtration rate (GFR) (Nahas & Levin, 2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK)
didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat,
progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi
uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009) Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dan irreversible dimana ginjal gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia berupa
retensi urea dan sampah lain dalam darah (Brunner & Suddarth,).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal
kronik adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami kerusakan sehingga tidak mampu
lagi mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan
penumpukan urea dan sampah metabolisme lainnya serta ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
II. ETIOLOGI
1 Infeksi, misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
2Penyakit vaskuler hipertensif, misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
3Gangguan jaringan penyambung, misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa,sklerosis sistemik progresif
4Gangguan kongenital dan herediter, misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis
tubulus ginjal
5Penyakit metabolik, misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis
6Nefropati toksik, misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal
7Nefropati obstruktif, misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra
8Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis
III. MANIFESTASI KLINIS
1 Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema periorbital,
Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
2 Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis
dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
3 Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
4. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia, mual,muntah,
konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
5. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai, panas
pada telapak kaki, perubahan perilaku
6. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
7. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler
8. Manifastasi urinaria
Poliuria, menuju oliguri lalu anuria, Nokturia, pembalikan irama diurnal, Berat jenis
kemih tetap sebesar 1,010, Protein silinder
IV. ANATOMI FISIOLOGI
Ginjal kanan letak lebih rendah dan lebih kecil dari pada ginjal kiri karena tertekan
oleh hati, Ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut Kapsula Renalis, Lapisan luar
ginjal disebut Korteks Renalis dan lapisan dalam disebut Medulla Renalis, Didalam
ginjal terdapat berjuta nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal.
Nefron Merupakan unit fungsional ginjal, Terbentuk dari 2 komponen utama, yaitu :
V. PATOFISIOLOGI
Peningkatan
Infeksi saluran kemih Penyakit metabolic (DM) Penyakit metabolic (DM)
kadar
Penurunan
Penyakit vaskuler Gangguan jaringan kulit Gangguan jaringan
Resiko kulit
ketidak
kreatinin
hipertensi penurunan Fungsi seimbangan
pola nafas tidak efektif Intoleransi dan BUN
Renin meningkat curah jantung Deficit nutrisi
ginjal Hypervolemia
cairan
Ginjal
Produk
tdk urin
mampu
Penurunan
turun
Beban
Disuria/anuria
mengencerkan
dan
jantung
laju
kepekatan
infiltrasi
Berikan
Masuk
Peningkatan
meningkat
urin
meningkat
glomerulus
ke
dengan
secara
Angiostensi
Peningkatan
vaskuler
Vasokontriksi
Na
Tekanan
maksimal
air&Tekanan
K INaOH
II
darah
volume
meningkat
Kadar
meningkat
pembulu
hidrostatikproteinuria
ekstravasasi
Penurunan
Gagal
meningkat
protein
vaskular
ginjal
darah
dalam
meningkat
tekanan
kronik
Penurunan
darah aktivitas
edema
osmotik
anoreksia
menurun
Di
pembentukan
Anemia
kulit prutitus serum
Syndrome
eritrosit
asotemia
Mual
Organ
uremia
muntah
GI
VI.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain
1. Pemeriksaan lab.darah
a.Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh adanya anemia, dan
hipoalbuminemia.
b. Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit yang rendah.
c.Ureum dan kreatinin : meninggi, biasanya perbandingan antara ureum dan
kreatinin lebih kurang 20 : 1.
d. Hiponatremi : umumnya karena kelebihan cairan.
e.Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama dengan
menurunnya diuresis.
2. Urine
a.Urine rutin
b. Urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. Pemeriksaan kardiovaskuler
a.ECG
b. ECO
4. Radiodiagnostik
a. USG abdominal
b. CT scan abdominal
c. BNO/IVP, FPA
d. Renogram
e. RPG (retio pielografi)
VII.PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
a. Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
b. Observasi balance cairan
c. Observasi adanya odema
d. Batasi cairan yang masuk
2. Operasi
a.Pengambilan batu
b. Transplantasi ginjal
VIII.KOMPLIKASI
1 Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolic, kata bolisme, dan
masukan diit berlebih
2 Pericarditis, efusi parikardial, dan tamponad jantung akibat retonsi produk sampah
uremik dan dialysis yang tidak adekuat
3 Hipertermi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensis aldosetron
4 Anemia akibat penurunan eritropoitin
5 Uremia akibat peningkatan kadar urem dalam darah
6 Gagal jantung akibat peningktan kerja janung yang berlebihan
7 M alnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah
IX.ASKEP TEORI
A. Pengkajian
1. Biodata
Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 tahun), usia muda,
dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria.
2. Keluhan utama
Sesak napas, kencing sedikit bahkan tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera makan
(anoreksia), mual, muntah, kembung, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau
(ureum), gatal pada kulit.
3. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang : diare, muntah, perdarahan, luka bakar, rekasi
anafilaksis, renjatan kardiogenik.
b. Riwayat penyakit dahulu : riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi
saluran kemih, payah jantung, hipertensi, penggunaan obat-obat nefrotoksik,
benigna prostatic hyperplasia, prostatektomi.
b. Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Gejala : riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi nyeri dada atau angina dan
sesak napas, gangguan irama jantung, edema.
Tanda : hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, piting pada kaki, telapak
tangan, disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi ortostatik, friction rub
perikardial, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.kecenderungan perdarahan.
c. Persyarafan (B 3 : Brain)
Kesadaran : disorioentasi, gelisah, apatis, letargi, somnolet sampai koma.
Gejala : penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut) abdomen
kembung, diare atau konstipasi.
Tanda: perubahan warna urine (pekat, merah, coklat, berawan) oliguria atau anuria.
f. Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Gejala : nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, (memburuk saat malam
hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi.
Tanda : pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area ekimosis pada kulit, fraktur
tulang, defosit fosfat kalsium, pada kulit, jaringan lunak, sendi keterbatasan gerak
sendi.
Penggunaan diuretik.
c. Pola Eliminasi
Eliminasi urine :
Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine kuning tua dan pekat sampai
tidak dapat kencing.
Gejala : penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut), abdomen
kembung.
Tanda: perubahan warna urine (pekat, merah, coklat, berawan) oliguria atau anuria.
Gejala : faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan
Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung, perubahan
kepribadian.
7. Pemeriksan fisik
a. Kepala : edema muka terutama daerah orbita, mulut bau khas ureum.
b. Dada : pernapasan cepat dan dalam, nyeri dada.
c. Perut : adanya edema anasarka (ascites).
d. Ekstrimitas :
e. edema pada tungkai, spatisitas otot.
B. Diagnose keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat pernafasan
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas jantung
3. Deficit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Resiko ketidak seimbangan volume cairan b.d penyakit ginjal dan kelenjar
5. Hypervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
6. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
C. Intervesi keperawatan
15. Kolaborais
pemberian continuous
renal replacement
therapy (CRRT) jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8volume 2. Jakarta:
EGC
Carpenito, L.J., 2006, Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2), Alih.
Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk. Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta: EGC
Tim pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,edisi I Jakarta :DPP
PPNI
Tim pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,edisi I Jakarta DPP
PPNI