Anda di halaman 1dari 41

MODUL SEJARAH DESAIN PART 2

Arjuna Bangsawan, S.Sn

Art Deco
Desain Grafis Propaganda (Perang Dunia II)
Swiss International Style
Late Modern (New York School)
Postmodernisme
Desain Grafis Indonesia
ART DECO
Sejarah Art Deco
Menurut sejarah, Art Deco dimaksudkan untuk menjadi sebuah tindak lanjut Art Nouveau
dan sejarawan sering berbicara tentang sejarah Art Deco berbeda dengan Art Nouveau.
Dimana Art Nouveau bergaya dan lengkung, Art Deco adalah efisien dan linier.
Art Deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum
Perang Dunia II Berawal dari pameran berjudul “Exposition Internationale des Arts
Décoratifs et Industriels Modernes“ yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris,
didapatlah nama Art Deco.

Tanggal 2 November 1966, artikel yang berjudul “Art Deco“ dimuat di The Times, setahun
kemudian artikel “Les Arts Déco“ dari Van Dongen, Chanel dan André Groult furniture
dimuat dalam majalah Elle. Ungkapan Art Deco semakin mendapat tempat dalam dunia
seni dengan dipublikasikannya buku “Art Deco“ karangan Bevis Hillier di Amerika pada
tahun 1969.

Dalam kamus desain oleh Guy Jullier, Art Deco tidak dianggap sebagai sebuah gerakan,
melainkan sebatas gaya atau kecenderungan dalam desain.
Art Deco pada awalnya muncul dan berkembang di Perancis, di sela-sela PD I dan PD II
pada tahun 1920-an untuk mengantisipasi perkembangan teknologi.
Kehebatan mesin dan dunia transportasi, seperti pesawat terbang dan kapal laut turut
menjadi inspirasi dan pendukung berkembangnya gaya ini.
 Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme,
Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya
dari Mesir, Siria dan Persia.
 Karya-karya seniman Art Deco memakai warna-warna yang kuat serta bentuk-bentuk
abstrak dan geometris misalnya bentuk tangga, segitiga dan lingkaran terbuka.
 Komposisi elemen-elemennya mayoritas dalam format yang sederhana
Selain itu, gaya-gaya pedesain era Modernisme awal seperti Josef Hoffmann, Frank Lloyd-
Wright, dan Adolf Loos juga banyak diserap ke dalam Art Deco.
Di Amerika, gaya Art Deco juga menghasilkan pendekatan baru dalam desain untuk
kendaraan transportasi, yaitu munculnya ornamen-ornamen dekoratif yang memanfaatkan
unsur-unsur garis bias yang mengesankan gerak dan kecepatan.
Art Deco yang orisinal lahir pada awal tahun-tahun setelah berakhirnya perang dunia
pertama, saat para seniman mencari perspektif baru dengan menolak menggunakan
ornamen yang identik dengan Art Nouveau. Mereka menggunakan lagi ornamen-ornamen
historis masa lalu yang digabungkan dengan corak desain modern menggunakan
pendekatan eklektik.

Desainer Art Deco


• Jaques-Emile Ruhlmann yang dikenal sebagai master Art Deco melalui karya
mebelnya yang hampir selalu memakai material mahal.
 Desainer mebel lain misalnya Paul Follot, Pierre Chareau, Clement Rousseau, tim
desain Süe et Mare (Louis Süe and André Mare) serta Eileen Gray. Jean Puiforcat
dengan perak dan pekerjaan metalnya.
 Paul Poiret terkenal dengan motif tekstilnya.
 A.M Cassandre dikenal dengan poster-posternya.
 Susie Cooper dan Clarice Cliff terkenal dengan keramiknya.
 Rene Lalique dikenal dengan hiasan dari kaca dan desain perhiasannya.
 Jean Carlu, Rene Vincent dengan karya grafisnya.
Desainer Art Deco terbagi menjadi dua kelompok:
a) Kelompok pertama adalah desainer yang mengkonsentrasikan diri pada desain yang
individual dan dikerjakan dengan kemampuan pekerjaan tangan yang tinggi,
rancangan tersebut hanya dapat dibeli oleh kalangan atas.
b) Kelompok kedua adalah kelompok desainer yang mengutamakan desain berbentuk
geometri dengan berdasarkan pada pertimbangan fungsional.
Karya poster A.M Cassandre
Karya-karya Jean Carlu
Karya-karya Rene Vincent
Zaman Art Deco sangat terkenal dengan mobil, kapal laut, dan pesawat terbang yang
dianggap sebagai simbol modernitas. Gaya Art Deco banyak dimanfaatkan dalam arsitektur,
desain grafis, desain otomotif, desain furniture, dan desain produk.
Gaya Art Deco ini disebut juga gaya Moderne atau Modernistik, yaitu perpaduan antara
bentuk baru yang disederhanakan dengan kecenderungan dekoratif lama.
Ketika pendesain modernis berkutat pada fungsionalisme dan formalisme utnuk
mendapatkan desain yang ideal dan universal namun etis, maka Art Deco muncul untuk
memenuhi selera dan kebutuhan konsumen kelas menengah ke atas yang sesaat.
Desain Art Deco banyak menggunakan bahan-bahan mahal dan sedikit ornamen hias.
Ornamen yang digunakan lebih beraturan dan banyak menggunakan garis-garis
lurus/persegi (rectilinear)

Bahasa visual dari Art Deco yang bersifat heroik dan futuristik, membuat gaya ini dapat
diterapkan pada materi pesan apapun, baik komersial ataupun politik. Art Deco adalah
kecenderungan visual yang murni gaya, tanpa ideologi apapun.
Gaya Art Deco menyebar di berbagai begara Eropa, dengan Perancis sebagai pusatnya, dan
telah memiliki sekolah seni dekoratif The Martine School sejak 1911. Di Perancis,
perkembangan Art Deco juga dipengaruhi oleh dunia mode.
Bila Modernisme menggunakan pendekatan “less is more”, maka Art Deco
tampil dengan memanfaatkan ornamen hias.
Bila Modernisme berpegang pada “form follows function”, Art Deco tampil
dengan gaya hiasannya.
Bila New Typographic menekankan fungsi, sebaliknya tata letak Art Deco
mementingkan kebebasan, anarki, dan suasana karnaval.

Pada pertengahan tahun 1930-an dunia telah memar dipukul oleh Depresi dan Art Deco
menjadi sebuah pengingat akan sebuah masa depan yang tidak pernah datang.
Ia datang untuk dikaitkan dengan kemewahan dan pemborosan yang tidak punya tempat
dalam realitas kehidupan sehari- hari. Selain itu,sebagai ancaman perang dunia kedua
tampak lebih dekat dan lebih dekat, Art Deco dipandang semakin keras.
Dan dengan pecahnya Perang Dunia II pada tahun 1939, mengakibatkan Art Deco mati.
Desain di masa Perang Dunia Kedua
Sekilas Perang Dunia II

Pecahnya Perang Dunia merupakan muara dari konflik kepentingan masyarakat dari masa
revolusi industri.

Perang Dunia II merupakan adalah


sebuah perang global yang berlangsung
mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang
ini melibatkan banyak sekali negara di
dunia yang pada akhirnya membentuk
dua aliansi militer yang saling
bertentangan: Sekutu ( Amerika Serikat,
Britania Raya, Belanda, Perancis)
dan Poros (Jerman, Rusia, Jepang, Italia).
Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta
orang di berbagai pasukan militer Dalam keadaan "perang total", negara-negara besar
memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan
perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer.
Ditandai oleh sejumlah peristiwa
penting yang melibatkan
kematian massal warga sipil,
Holocaust dan pemakaian senjata
nuklir dalam peperangan.
Perang ini memakan korban jiwa
sebanyak 50 juta sampai 70 juta
jiwa. Jumlah kematian ini
menjadikan Perang Dunia II
sebagai konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
Pada awalnya, perang dunia kedua muncul karena
ambisi Adolf Hitler untuk menguasai negara-negara
Eropa di sekitar Jerman dengan ,membentuk NAZI.
Diawali dengan invasi Jerman terhadap Polandia,
kemudian Perancis, Belanda.
Perang Dunia II berbeda dengan konflik Perang Dunia
I sebelumnya , yang merupakan puncak dari
peristiwa di abad ke-19. Konflik Perang Dunia II
tergambar sepenuhnya, melalui tren teknologi
politik, dan budaya abad di mana itu terjadi.

Situasi masa Perang Dunia ini fungsi desain grafis banyak digunakan untuk mengobarkan
semangat juang bertempur melawan musuh, menyebarluaskan informasi propaganda dari
Sang Pemimpin, doktrin-doktrin kepada masyarakat, serta himbauan kepada masyarakat
untuk ikut serta membela negara. Salah satu contohnya adalah poster propaganda yang
merupakan alat paling efektif pemerintah untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengajak rakyat mereka untuk turut berperan serta dalam Perang Dunia II.
POSTER PROPAGANDA PERANG DUNIA II
Salah satu contoh propaganda
yang berhasil adalah poster
karya James Montgomery Flagg
yang menjadikan dirinya sendiri
sebagai model dalam poster
memakai pakaian khas yang
biasanya dipakai oleh Presiden
Abraham Lincoln sebagai simbol
kegigihan perjuangan melawan
perbudakan untuk mendapatkan
simpati public

Memakai topi simbol bendera


Amerika dalam posisi berdiri
sambil tangannya menunjuk ke
arah pembaca dengan headline
yang berbunyi ‘I WANT YOU FOR
U.S. ARMY’ sebagai seruan dan
himbauan kepada pemuda-pemuda Amerika Serikat dan ternyata strategi dengan simbol-
simbol kebangsaan ini mampu merekrut para pemuda untuk ikut ambil bagian dalam
program bela Negara di Amerika Serikat pada saat berkecamuk Perang Dunia
Sementara Amerika menggunakan tokoh fiksi berpakaian dalam warna-warna bendera,
banyak propaganda Jerman menampilkan sangat nyata figur Adolf Hitler.
Hitler menjual citra publik Jerman di atas segalanya, bahwa ras Arya adalah manusia terbaik.

Dan sebagai simbol ketegasan dari semua harapan dan ambisinya tertuang dalam headline
poster “Ein Volk, Ein Reich, Ein Fuhrer!” yang berarti satu orang, satu kekaisaran, satu
pemimpin. Poster tersebut digunakan di seluruh negara taklukkan Jerman untuk
menginspirasi kesetiaan dan kebanggaan berlebihan terhadap etnis Jerman yang tinggal di
sana. Hitler berusaha menegaskan bahwa setiap orang Jerman adalah tuan tanah setiap
negara.
Setelah Rusia memasuki peperangan, mereka menghasilkan sebuah poster perekrutan
tentara. Alih-alih menggunakan figur ayah atau laki-laki untuk merekrut tentara dalam tugas
patriotik mereka, Rusia menggunakan seorang wanita Rusia.

Dengan tatapan tajam “Ibu Rusia” menatap jiwa muda Rusia dan mengingatkan mereka
tentang ibu, nenek, istri, dan saudara mereka yang telah kalah dalam invasi Jerman dengan
brutal di tanah air mereka. Dengan menggunakan isu cinta negara, poster ini memiliki
propaganda untuk memunculkan keinginan membalas dendam.
Di Asia, setelah Jepang menginvasi Eropa dari Korea, Taiwan, Cina, Filipina, Indonesia dan
kepulauan di Pasifik Selatan, Jepang berupaya untuk menciptakan koloni Asia yang dipimpin
oleh negara Jepang dengan semboyan “Kemakmuran Bersama”.

Dan untuk meyakinkan negara-negara koloni baru mereka pemerintahan Jepang


menciptakan poster “Kebangkitan Asia”. Menggambarkan seorang tentara Jepang yang
mulia melemparkan rantai kekuasaan Eropa dan berdiri di atas karikatur tentara Inggris dan
Amerika Serikat yang kalah.
Poster itu dimaksudkan untuk memberi tanda bahwa suatu tatanan baru telah terbit untuk
membebaskan rakyat dari penindasan panjang di Asia.
Salah satu fitur kunci dari poster
propaganda selama masa perang adalah
upaya untuk menyentuh bagian paling
dasar dari emosi manusia. Baik itu
keinginan manusia akan keadilan dan
kebebasan, atau yang kurang mulia
seperti kebencian dan ketakutan.
Salah satu alat yang paling efektif untuk
mengaduk pikiran-pikiran jahat dan emosi
rakyat adalah masalah rasisme kuno,
penindasan dan kekerasan.
Selain kebutuhan yang sangat nyata untuk meyakinkan warga agar mendaftar sebagai
tentara, pemerintah juga harus meyakinkan orang-orang yang tinggal di negaranya sebagai
pekerja terampil untuk menghasilkan bahan baku perang.
Pada saat perang, wanita Amerika memiliki tugas dan fungsi sebagai pekerja pabrik untuk
memproduksi bahan baku perang. Poster ini digunakan sebagai simbol kekuatan wanita.
Sementara Hitler dan Nazi Jerman sibuk meyakinkan ideologi rakyat mereka, pemerintah
Inggris berusaha keras untuk meyakinkan warganya bahwa bangsa mereka tidak akan
segera benar-benar hancur.

Pada tahun 1939 rakyat Inggris mengalami ketakutan karena dalam waktu dekat jutaan
tentara Jerman akan mendarat di pantai mereka. Pemerintah, satu-satunya kekuatan utama
yang saat ini sedang berperang dengan Jerman, tahu bahwa sementara Jerman sedang
mengejar ambisi lainnya; akhirnya akan mengubah arah perang untuk menyerang Inggris.
Untuk menjaga mental dan moral rakyat Inggris, Kementerian Informasi Inggris merancang
serangkaian poster untuk mengingatkan warga akan karakter karakter nasional mereka.
Yang paling ikonik dari hal tersebut adalah “Keep Calm and Carry On.”

Sebuah pesan sederhana dalam huruf tebal di bawah gambar mahkota, yang merupakan
identitas Inggris. Lucunya, meskipun jutaan eksemplar dicetak, poster tersebut tidak pernah
ditampilkan secara luas selama perang. Poster itu baru ditemukan kembali dan
dipopulerkan, ini merupakan contoh menakjubkan tentang bagaimana beberapa kata dan
gambar sederhana dapat menangkap semangat seluruh bangsa.
Tipografi Internasional (SWISS)
Swiss, sebuah negara kecil di benua Eropa terletak di antara pegunungan Alpen kaya akan
sejarah. Selain sebagai salah satu negara yang tercacat dalam sejarah coklat, negara tempat
pertama kali Palang Merah International / Red Cross International didirikan, Swiss juga
mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan sejarah desain grafis.

Gaya Tipografi Internasional (Swiss style) berkembang di Swiss dan Jerman setelah Perang
Dunia II. Semasa perang, Swiss adalah negara netral.
Gerakan Swiss Style mengadvokasi desain grafis yang terstruktur secara matematis dan
bernilai ilmiah serta universal, melanjutkan visi desain Bauhaus, dan sering dikaitkan dengan
aliran Konstruktivisme, dan De Stijl.
Pada awal perkembangannya, gaya tersebut banyak menggunakan elemen tipografi sebagai
elemen yang paling dominan. Tidak mengherankan jika gaya tersebut kemudian dinamakan
International Typographic Style atau disebut juga Swiss style.
Beberapa ciri dari gaya Tipografi Internasional mencerminkan pendekatan rasional obyektif :
1. Membuat tata letak asimetris berdasarkan Grid System. System grid digunakan
berdassarkan pendekatan psikologi persepsi (arah pandang mata dari kiri ke kanan).
2. Tata letak bersih dan jelas agar pembaca menerima informasi tanpa diganggu unsur
lain di luar isi pesan.
3. Memanfaatkan tipe huruf tanpa kait atau sans serif (Helvetica, Futura) dan disusun
rata kiri atau rata kanan. Huruf ini dianggap cerminan dari zaman kemajuan.
4. Kolom teks yang sempit dengan susunan huruf rata kiri. Kolom teks yang terlalu
lebar mudah melelahkan mata pembaca.
5. Mengutamakan foto, bukan gambar ilustrasi. Foto dianggap lebih realis
dibandingkan gambar yang dipengaruhi oleh gaya gambar ilustratornya.

Tahun 1950-an merupakan awal mula pergerakan desain grafis yang menampilkan gaya
Tipografi Internasional muncul dan berkembang di Swiss.
Sebuah gaya desain grafis yang mudah dikenali karena menekankan pada kejelasan
informasi, komposisi yang objektif dan rasional serta elemen tipografi yang dominan.
Menurut perintis Gaya Internasional, desain adalah pekerjaan yang penting dan bermanfaat
secara sosial. Desainer harus menghindari ekspresi pribadi dan solusi yang eksentrik.
Desainer bertugas untuk menyebarkan informasi penting antara komponen masyarakat,
karena itu menciptakan keteraturan dan kejelasan aadalah hal utama.
Salah satu perintis Swiss style/Swiss design yang sangat
berpengaruh adalah Josef Müller-Brockmann. Beliau
merupakan desainer grafis Swiss yang berperan besar
dalam mempopulerkan penggunaan sistem grid dalam
desain grafis.

Salah satu bukti peran besarnya, pada tahun 1958 - 1965 beliau mendirikan sekaligus
menjadi co-editor jurnal tiga bahasa Neue Grafik (New Graphic Design) yang menyebarkan
prinsip Swiss design secara internasional.
Apa yang membedakan Swiss design dengan gaya desain lainnya? Beberapa ciri menonjol
yang dapat dikenali dari Swiss design yaitu penggunaan grid matematis untuk menciptakan
struktur yang teratur dan utuh, layout yang asimetris, penggunaan fotografi daripada
ilustrasi, huruf sans serif terutama Helvetica dan Akzidenz Grotesk.
Sebagai pengaruh dari arsitektur modern dan desain industrial yang memperjuangkan
prinsip "bentuk mengikuti fungsi", Swiss design lebih banyak menekankan pada penggunaan
elemen visual yang minimal seperti tipografi dan layout isi daripada tekstur dan ilustrasi.
Berpijak pada prinsip Swiss design, seniman grafis dapat bereksperiman dengan
menciptakan pola geometris yang abstrak, kombinasi warna yang tidak biasa, manipulasi
teks, dan visual abstrak yang menarik perhatian untuk menyampaikan tujuannya secara
jelas.
Bagi mereka yang berprinsip pada Swiss design, penambahan elemen yang tidak perlu tanpa
mengeksplorasi potensi elemen tersebut dianggap sebagai suatu hal yang percuma. Itulah
kenapa Swiss design lebih menonjolkan pada tipografi sebagai elemen komunikasi yang
efisien.

Sampai saat ini, gaya desain tersebut masih terus digunakan, seperti yang terlihat dalam
karya-karya Experimental Jetset, studio desain grafis yang berdiri tahun 1997 dan berbasis di
Amsterdam. Dalam menghasilkan karya, mereka banyak terinspirasi oleh Wim Crouwel,
salah satu desainer grafis Belanda yang dikenal karena karya grafisnya yang berbasis pada
grid dan tipografi yang berakar dari International Typographic Style.
Desain Era Late Modern
Era Protes, pencarian arah baru, dan globalisasi
The New York School
Pada periode tahun dua puluh sampai lima
puluhan, desain grafis Amerika Serikat didominasi
The New York School of Advertising dengan
metode “The Big Idea” yang sangat menonjol.
Mereka sering menyebut desain grafis sebagai
Commercial Art karena paham akan pekerjaan
mereka yang berkisar pada dunia perdagangan
komersial.
Kalangan desain grafis dari New York (East Coast)
yang dipengaruhi New Bauhaus dalam beberapa
aspek ini memberi warna kental pada desain
grafis dan periklanan modern seluruh Amerika
Serikat setelah pengaruhnya sampai ke daerah
Pantai Barat (West Coast).
Di sisi lain, New York School juga memancarkan semacam aura akan profesi desain yang
‘berkelas tinggi’ dan mahal. Hal itu merupakan cermin kondisi Amerika Serikat yang bangkit
dari krisis ekonomi pasca perang dunia kedua lewat cara industri kapitalis.
Ciri-ciri style
• Berprinsip simplicity
• Komunikasi yang terkonsep
• Cerdas dan kreatif
• Pencampuran berbagai teknik fotografi, typesetting dan printing
Periode Late Modern didominasi oleh inovasi-inovasi dari Amerika. Gaya ini terinspirasi dari
European Avant Garde yang modernis. Muncullah karya-karya yang menjunjung simplicity
(sederhana) dan non-decorative. Pada masa inilah bidang periklanan mengalami zaman
keemasannya
Teknik-teknik fotografi, typesetting dan printing yang jauh lebih modern telah banyak
digunakan sehingga semakin menambah berbagai macam methodology prinsip-prinsip
dalam mendesain. Salah satunya yaitu teknik gunting-tempel yang muncul sebagai inovasi
pada masa ini.

Paul Rand
Paul Rand adalah seorang desainer grafis terkenal
dari Amerika Serikat.
Pria yang lahir pada 15 Agustus 1914 ini terkenal
akan logo perusahaan.
Banyak yang mempercayakan logo perusahaan
mereka kepada Rand. Salah satu logo hasil
rancangannya yang terkenal yaitu Stasiun Televisai
ABC Amerika serikat dan IBM.
Logo NeXT didesainnya untuk Steve Jobs di tahun
1986. Dan dihargai sekitar Rp. 950.000.000,00.

Paul Rand bernama asli Peretz Rosenbaum, pernah bersekolah di Pratt Institute pada tahun
1929-1932, kemudian dilanjutkan ke Parsons School of Design selama 1 tahun, dan Art
Students League (1933-1934).
Pada awalnya, Rand adalah salah satu penggagas tipografi internasional aliran Swiss Style.
Meskipun belajar di Pratt dan lembaga lain di New York seperti Parsons School of Design
dan Art Students League, Paul Rand menjadi desainer secara otodidak. Beliau belajar
tentang karya Cassandre dan Moholy-Nagy dari majalah Eropa seperti“Gebrauchsgraphik”.
Paul Rand adalah salah satu yang dianggap terbaik. Selain menjadi desainer terkenal pria
yang lahir di Brooklyn, New York ini menjadi seorang pelukis juga menjadi dosen di Yale
University.
Rand adalah orang yang mampu menganalisis masalah, tapi fantasinya tak terbatas. Paul
Rand sudah melalui pengalaman hidup yang sangat panjang. Dan pada akhirnya beliau
menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 26 November 1996 dikarenakan kanker.

Saul Bass
Saul Bass adalah seorang desainer
kenamaan Amerika yang banyak
mendesain animasi judul & poster
film.
Saul Bass lahir di New York pada
tahun 1920. Selama puluhan tahun
karirnya, Saul Bass banyak bekerja
dengan para pembuat film terbesar
di Hollywood seperti Alfred
Hitchcock, Stanley Kubrick dan
banyak lainnya.
Yang membuat Bass begitu tenar adalah karya-karya nya yang begitu otentik, ini bisa kita
lihat dalam karya poster-posternya yang banyak menggunakan bentuk bebas, warna blok,
elemen siluet dan tipografi kustom yang progresif.
Hal ini disebabkan latar belakang studinya di bawah Gyorgy Kepes, yang memungkinkannya
berkenalan dengan karya-karya Laszlo Moholy-Nagy, Bauhaus & Kontruktivisme Rusia.
Max Huber
POSTMODERNISME
LATAR BELAKANG MUNCULNYA POSTMODERNISME

Postmodern adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan implikasi sosial budaya
serta seni kontemporer yang berkembang pada akhir abad 20 dan awal abad 21.
Perkembangan ini ditandai dengan globalisasi, era konsumerisme, dan komoditasi
pengetahuan. Postmodernisme juga digunakan untuk menandai periode seni, desain dan
arsitektur yang dimulai pada tahun 1950-an sebagai respon terhadap gaya desain
modernisme.
Postmodernisme merupakan kritik terhadap modernisme dengan penolakan gaya
hidup mapan generasi tua, sikap kritis yang mendukung paham atau isu-isu dunia
ketiga, mengakomodir sikap individu akibat tren budaya massa dan melahirkan
beberapa subbudaya diluar budaya utama .

Muncul di tahun 1980-an, istilah Post-modernisme diterapkan bagi gaya internasional yang
khas yang bukan berdasarkan pada dogma tetapi berdasarkan pertemuan beraneka teori
dan praktek dari para desainer di seluruh dunia.

Post-modernisme dapat dilihat sebagai sebuah perubahan penting di dalam cara berpikir
pada abad ke 20 yang merupakan reaksi dari jaman teknologi komputer, seperti juga
gerakan Modernisme yang dapat dipandang sebagai tanggapan terhadap Abad Mesin
industri di awal abad ke 20. Post-modernisme menampilkan bentuk-bentuk klasik yang
dibungkus di dalam bentuk tradisional muktahir.

Pada saat yang sama melambangkan penghormatan pada masa lalu, obsesi terhadap masa
kini, dan barangkali rasa takut akan masa depan.
Aspek penting lain dari Post-modernisme adalah terbentuknya fenomena kebudayaan yang
luas, yang berpengaruh lebih dari sekedar dalam bidang arsitektur dan disain tapi juga
berpengaruh dalam bidang ilmu pengetahuan, teori pandangan, filsafat, dan literatur.
DESAIN POST-MODERN MEMPUNYAI CIRI :
 geometri gerak yang suka bermain-main yang menampilkan bentuk-bentuk yang
mengapung,
 titik dan garis yang ditempatkan secara acak;
 mempunyai banyak lapisan dan gambar yang tidak lengkap,
 tipografi dengan spasi antar huruf (letterspace) yang bertentangan;
Prinsip utama dalam Postmodern
Cenderung menggabungkan berbagai unsur daripada membuat perbedaan, sebagaimana
diungkapkan oleh Robert Venturi yang lebih condong pada :
• hibrida (kombinasi) daripada murni
• distorsi daripada kewajaran,
• ambiguitas daripada jelas,
• pluralitas daripada penolakan.

Pembahasan teoritik tentang postmodern dalam desain lebih dahulu masuk melalui
arsitektur dan desain produk.

Dalam desain grafis, Rick Poynor adalah satu dari sedikit penulis/kritikus desain yang
menjabarkan dengan cukup mendalam tentang berbagai gaya pendekatan postmodern
dalam desain grafis. Dalam bukunya, “No More Rules, Graphic Design and Post
Modernism” (2003) yaitu:
1. pertama berhubungan dengan Punk, terutama di Inggris;
2. kedua didukung oleh banyak unsur dari modernisme Swiss, dan menjadi New Wave,
terutama di Belanda dan Amerika Serikat.
NEW WAVE
• New Wave menggunakan fotografi dan teknologi elektronik muktahir untuk
mengolah bentuk-bentuk lama atau sebaliknya mengabaikannya sama sekali dengan
membuat bentuk grafis kasar yang dibuat seadanya dan kurang ajar. Reaksi yang
nyata terlihat pada pergantian informalitas; bidang-bidang persegi memberikan cara
untuk membuat semacam Art Nouveau fotografi dan elektronik.
• Dengan komputer, disainer dapat menghasilkan hubungan makna yang kompleks
melalui unsur-unsur yang berlapis-lapis antara teks dan gambar, disamping
hubungan antara teks dan gambar di dalam sebuah grid horisontal dan vertikal.
• Menolak kerapian dan kebersihan dari desain dan tipografi yang diatur oleh grid,
Weingart menampilkan huruf huruf yang beraneka ragam di dalam satu kata, spasi
yang lebar menciptakan grid grid dan kemudian melanggarnya, dan mengatur huruf
di dalam gambar.

NEW WAVE
Adalah pendekatan pertama dalam desain grafis yang mengaplikasikan pemikiran
postmodern. Dalam desain grafis New Wave, eksplorasi dilakukan dalam kaidah yang
masih memanfaatkan unsur-unsur lama dalam desain modern.
Pada tahun 1964, Weingart sebagai ahli typesetting, merombak standar baku tipografi
modern yang kaku dan ketat. Dia mengubah dan mengevaluasi ulang potensi tipografi
sehingga dengan sentuhan spontanitas dan intuisinya, Weingart meyakini sekali lagi
bahwa tipografi adalah sebuah seni. Weingart banyak menggunakan ruang-ruang
piktorial secara rumit, serta memperlakukan secara sama unsur-unsur grafis dan
fotografi.
PUNK
Punk (juga dikenal sebagai Neo-Expressionism dan Neo-Dada) merupakan keturunan
spiritual dari gaya Psychedelic tahun 1960-an, dan estetika anti disainnya.
Berasal dari Inggris sebagai sebuah ranting dari musik rock, Punk berkembang sebagai
satu bentuk yang disusun oleh berbagai kebudayaan lokal, khususnya di London, New
York, Los Angeles, dan Seattle.

Disain ini dipengaruhi oleh pemberontakan, kecepatan, dan penghematan. Poster dan
koran tabloidnya mempunyai ciri menggunakan kertas yang pinggirannya dirobek
secara kasar, dan dengan gaya pendekatan "surat tebusan" untuk huruf dan gambar.
Komik memegang peranan penting di bentuk visual Punk.

Gerakan Punk menggunakan teknik kolase primitif yang membantu mengekspresikan


kekasaran. Punk Swiss menerapkan penggunaan huruf dan gambar dengan lebih
sempurna dan merupakan serangan teknologi tinggi yang lebih keras terhadap grid.
Memanfaatkan mesin fotocopy, mesin stensil, teknik sablon dan lain sebagainya yang
dapat dikerjakan seorang diri dengan biaya rendah. Salah satu desainer grafis yang
beraliran Punk adalah Jamie Reid.
Aliran Punk dalam
praktik desainnya
banyak memanfaatkan
benda-benda temuan,
baik fotografi, maupun
tipografi, merancang
berdasarkan surat
kabar lama yang
disobek dan dikolase
menjadi satu desain
Tanda-tanda budaya postmodern antara lain:
• Subculture, Lyotard mengartikan postmodern sebagai ketidak percayaan terhadap
segala pemikiran, referensi atau narasi besar (pemikiran yang menguasai secara
totaliter).
• Jika narasi besar adalah liberalisme atau kapitalis, semantara narasi kecil adalah
marxisme, narasi kecil yang lain adalah feminisme, persamaan hak bagi gay, lesbian,
etnografi, lintas budaya, dll.
• Ekletisme, adalah pemikiran atau upaya untuk menggabungkan nilai dan unsur lama
dengan unsur baru, tradisional dengan lokal.
• Deskontruksi, modernisme percaya pada keteraturan, formalitas yang rasional, maka
postmodern menolak semua itu dengan memunculkan konsep deskontruksi.
• Parodi, modernisme berati bersifat rasional, funsional, sistematis. Postmodern
menolaknya karena dianggap menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan yang penuh
dengan perasaan.
• Hiperealitas, hilangnya batas seni dan kehidupan. Banyak karya seni yang
ditampilakn di ruang publik, trotoar, tembok jalan, eksperimental seni, seni kejadian,
konsepsi, instalasi, dll
TOKOH-TOKOH DESAIN GRAFIS POSTMODERNISME
1. Niklaus Toxier
2. Gregory Cutshaw
3. Tibor Kalman
4. Richard Hamilton
5. Andy Warhol

Niklaus Toxier
Gregory Cutshaw

Tibor Kalman
Richard Hamilton

Andy Warhol
Sejarah Desain Grafis Indonesia
Sejarah Desain Grafis Indonesia
diawali oleh kedatangan Belanda.
Industri percetakan di wilayah
Nusantara berkembang sejalan
dengan penerbitan surat kabar
dan buku yang diperkirakan
berkembang sejak abad ke-17,
ketika mesin cetak pertama kali di
datangkan ke pulau Jawa pada
tahun 1659

Para pembaca koran berbahasa Belanda di Hindia Belanda di awal-awal keberadaannya


adalah orang-orang Eropa, kalangan bumiputra yang menjadi priyayi, kaum Tionghoa (untuk
keperluan dagang).
• Surat kabar yang pertama kali dicetak adalah De Bataviase Nouvelles terbit di
Batavia pada tahun 1744.
• Kemudian De Locomotief terbit pada tahun 1852 di Semarang

• Bataviassch Niewsblaad terbit di Batavia pada tahun 1885.


• Soerat Kabar Bahasa Melajoe’ yang diterbitkan di Surabaya pada tahun 1861
• Tahun 1860 terbit Selompret Melajoe di Semarang
• Tahun 1912 terbit Koran Sin PO, oleh warga Tionghoa.
• Tahun 1910 terbit Koran Medan Prijaji di Batavia.

Seiring perkembangan surat kabar, maka munculah


konsep beriklan. Perintis tumbuhnya iklan di Hindia
Belanda adalah Jan Pieterzoen Coen. Dia pendiri Batavia
dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1619-
1629. PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia)
mengakuinya sebagai tokoh periklanan pertama di
Indonesia
PERKEMBANGAN IKLAN CETAK DAN MAJALAH
Teknologi percetakan, di paruh pertama abad ke-19 meskipun telah ada mesin cetak
berkapasitas besar, secara umum masih menggunakan alat cetak ‘hand press’. Hal itu
terlihat dari pelbagai kulit buku, poster dan surat kabar, masih terlihat dominan
menggunakan ‘huruf deret’ .
Dalam periklanan penggunaan huruf semacam itu dikenal sebagai iklan baris yang
mengkomposisikan pelbagai jenis huruf.

Bentuk iklan surat kabar ataupun majalah yang mengandung unsur grafis seperti teks,
ilustrasi, identitas usaha dan tata letak yang lebih modern, baru terlihat sekitar tahun 1880.
Antara lain iklan produk parfum dan perlengkapan rias merk ‘Ed Pinaud’ buatan Perancis
yang dimuat pada surat kabar Pemberita Betawi tanggal 9 Januari 1886, tanggal 5
November 1907 dan tanggal 5 Maret 1908
Perkembangan desain grafis memperlihatkan kemajuan teknik maupun gaya visual yang
lebih modern pada awal abad ke-20.
Hal tersebut dapat dicermati pada iklan maupun
buku
• ‘Tembaco van Nelle’ (M van Meeteren
Brouwer),
• Fly to Java by KNILM’ (J. Lavies)
• Sumatra Java Rotterdamsche Llyod (JAW
von Stein)
• ‘See Bali’ (J.Korver),’
• ‘Faroka de Indische Sigaret’ (J.van der
Vliet), ‘
• Obat Korrengzal Woods’(JJ van der
Heijden).
Gaya visual yang dikerjakan oleh para perancang Belanda di atas, umumnya mengadopsi
gaya yang sedang populer di daratan Eropa, terutama gaya Art-Deco, baik dalam karakter
tipografi, illustrasi, warna maupun komposisi di dalam menyajikan iklan cetak

Beberapa desain lain, menerapkan gaya Realis sebagai upaya memudahkan komunikasi
pesan yang disampaikan.
Ketika Republik Indonesia diproklamasikan 1945, banyak pelukis ambil bagian.
Gerbong-gerbong kereta dan tembok-tembok ditulisi antara lain “Merdeka atau mati!”.
Kata-kata itu diambil dari penutup pidato Bung Karno, 1 Juni 1945, “Lahirnya Pancasila”.
Saat itulah, Affandi mendapat tugas membuat poster. Poster itu idenya dari Bung Karno,
gambar orang yang dirantai tapi rantai
itu sudah putus. Yang dijadikan model
adalah pelukis Dullah.
Lalu kata-kata apa yang harus ditulis di
poster itu? Kebetulan datang penyair
Chairil Anwar (1922-1949). S
Soedjojono menanyakan kepada
Chairil, maka dengan ringan Chairil
menyahut: “Bung, ayo bung!” Dan
selesailah poster bersejarah itu.
Sekelompok pelukis siang-malam
memperbanyaknya dan dikirim ke
daerah-daerah. Darimanakah Chairil
memungut kata-kata itu? Ternyata
kata-kata itu biasa diucapkan pelacur-
pelacur di Jakarta yang menawarkan
dagangannya pada zaman itu.

Pada tahun-tahun pertama setelah kemerdekaan, industri percetakan kurang berkembang


karena sulitnya bahan baku kertas. Kemudian mulai tumbuh kembali di awal tahun 50-an.
Pada periode ini terdapat sejumlah majalah seperti ‘Star Weekly’, ’Pantjawarna’, ‘Varia’,
Selecta’,’Djaja’, ‘Caraka’, ‘Mangle’, ‘Ragi Buana’, ‘Intisari’ dan pelbagai majalah yang
umumnya dicetak hitam putih, terkecuali halaman sampul.
Sejalan dengan tumbuhnya industri penerbitan pada masa pemerintahan Soekarno, tumbuh
pula iklan-iklan yang disajikan pada majalah hiburan tersebut, umumnya berupa iklan
dengan permainan ‘huruf’ dan piktogram.
Surat kabar, iklan, buku dan majalah merupakan tonggak awal sejarah desain grafis di
Indonesia.
Dalam kurun satu abad, gaya visual periklanan, maupun gaya visual ilustrasi buku dan
majalah senantiasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses transformasi
budaya yang tengah berlangsung.
Gaya-gaya desain yang tumbuh dan berkembang di Eropa, secara cepat mewarnai pelbagai
macam tampilan desain di tanah air.

Anda mungkin juga menyukai