Agung (Tugas Skripsi)
Agung (Tugas Skripsi)
Skripsi
Disusun Oleh
Agung Maulana Saputra
201821060
Oleh :
Disahkan Oleh :
Dosen Penguji, Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Rektor,
NAMA REKTOR
NIP : 123456789
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia sebagaimana firman
Allah Swt (artinya) : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagimu. (QS.
Al-Maidah 5 : 3). Oleh karenanya Islam adalah sebuah aturan, norma, pola hidup yang
melingkupi kehidupan manusia dan menjadi pedoman dalam mengarungi kehidupannya
yang selanjutnya pedoman itu dijabarkan dalam fiqih Islam. Sedang fiqih itu sendiri
adalah suatu pola hidup yang ditawarkan Islam dalam bentuk pemahaman secara
mendalam terhadap hukum dan ketentuan Allah untuk diaplikasikan dalam kehidupan
manusia.
Adapun kewirausahaan dalam disiplin ilmu fiqh merupakan bagian pembahasan
mu'amalah. Sedangkan perdagangan adalah bahagian dari kegiatan kewirausahaan. Bila
kita berbicara tentang kewirausahaan menurut pandangan Islam, maka rambu-rambu yang
harus diperhatikan dalam kegiatan ini adalah teori-teori yang telah di gambarkan dalam
Al-Quran dan As-Sunnah sebagai norma dan etika dalam berwirausaha khususnya dalam
perdagangan.
Islam juga mengajarkan bagaimana manusia itu giat dalam menjalani aktifitas dan
semangat bekerja keras untuk mencari nafkah dan menjawab kebutuhan sehari-hari. Allah
SWT, menyeru manusia untuk bertebaran di muka bumi untuk menuntut karunia Allah,
dalam hal ini maksudnya adalah rezki Allah. Bahkan Rasulullah pun sangat menganjurkan
kepada ummatnya untuk giat dalam bekerja. Tidak sedikit hadits Rasulullah yang
menegaskan tentang hal itu.
Untuk selengkapnya, mari kita cermati paparan isi makalah ini. Bagaimana etika
dalam berdagang, motif perdagangan, sifat-sifat yang harus dimiliki oleh para pedagang,
etios kerja seorang muslim (tentang perintah kerja keras).
Dalam bingkai ajaran Islam, aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh manusia untuk
dikembangkan memiliki beberapa kaidah dan etika atau moralitas dalam syariat Islam.
Allah telah menurunkan rizki ke dunia ini untuk dimanfaatkan oleh manusia dengan cara
yang telah dihalalkan oleh Allah dan bersih dari segala perbuatan yang mengandung riba.
Diskursus mengenai riba dapat dikatakan telah "klasik" baik dalam perkembangan
pemikiran Islam maupun dalam peradaban Islam karena riba merupakan permasalahan
yang pelik dan sering terjadi pada masyarakat, hal ini disebabkan perbuatan riba sangat
erat kaitannya dengan transaksi-transaksi di bidang perekonomian (dalam Islam disebut
kegiatan muamalah) yang sering dilakukan oleh manusia dalam aktivitasnya sehari-hari.
Pada dasarnya, transaksi riba dapat terjadi dari transaksi hutang piutang, namun bentuk
dari sumber tersebut bisa berupa qardh, buyu' dan lain sebagainya.
iii
BAB II PEMBAHASAN
Allah SWT. memberitahu bahwa Dia menjamin memberi rezeki bagi semua
makhlukNya, baik ia binatang melata, besar maupun kecil, di darat maupun di laut. Dia
mengetahui dimana tempat binatang itu berdiam dan dimana ia menyimpan makanannya.
semua itu tercatat di dalam sebuah Kitab yang terang dan nyata (yakni Lauh Mahfudz).
1
2
Allah SWT. telah menentukan rezeki tiap-tiap umatNya, namun umat itu sendiri
harus berusaha dengan segenap daya dan upayanya untuk meraih dan mendapatkan rezeki
tersebut. Dengan berwirausaha, menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan rezeki
tersebut sebagai mana dicontohkan oleh baginda Rasulullah dalam hal perdagangan.
Apa yang tergambar di atas, setidaknya dapat menjadi bukti nyata bahwa etos bisnis
yang dimiliki oleh umat Islam sangatlah tinggi, atau dengan kata lain Islam dan berdagang
ibarat dua sisi dari satu keping mata uang. Benarlah apa yang disabdakan oleh Nabi,
“Hendaklah kamu berdagang karena di dalamnya terdapat 90 persen pintu rizki” (HR.
Ahmad).
Dengan kata lain, orang yang berani melewati resiko akan memperoleh peluang rizki yang
besar. Kata rizki memiliki makna bersayap, rezeki sekaligus resiko.
Kemauan yang keras dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja dengan sungguh-
sungguh. Orang akan berhasil apabila mau bekerja keras, tahan menderita, dan mampu
berjuang untuk memperbaiki nasibnya. Menurut Murphy dan Peck, untuk mencapai
sukses dalam karir seseorang, maka harus dimulai dengan kerja keras. Kemudian diikuti
dengan mencapai tujuan dengan orang lain, penampilan yang baik, keyakinan diri,
membuat keputusan, pendidikan, dorongan ambisi, dan pintar berkomunikasi. Allah
memerintahkan kita untuk tawakkal dan bekerja keras untuk dapat mengubah nasib. Jadi
intinya adalah inisiatif, motivasi, kreatif yang akan menumbuhkan kreativitas untuk
perbaikan hidup. Selain itu kita juga dianjurkan untuk tetap berdoa dan memohon
perlindungan kepada Allah swt sesibuk apapun kita berusaha karena Dialah yang
menentukan akhir dari setiap usaha.
E. Pengertian Riba
Menurut bahasa, riba memiliki beberapa pengertian, yaitu :
1. Bertambah, karena salah satu perbuatan riba adalah meminta tambahan dari
sesuatu yang dihutangkan.
2. Berkembang, berbunga, karena salah satu perbuatan riba adalah membungakan
harta uang atau yang lainnya yang dipinjamkan kepada orang lain.
3. Berlebihan atau menggelembung.
Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan riba menurut Al-Mali yang
artinya adalah “akad yang terjadi atas penukaran barang tertentu yang tidak diketahui
perimbangannya menurut ukuran syara’, ketika berakad atau dengan mengakhirkan
tukaran kedua belah pihak atau salah satu keduanya”.
Menurut Abdurrahman al-Jaiziri, yang dimaksud dengan riba ialah akad yang
terjadi dengan penukaran tertentu, tidak diketahui sama atau tidak menurut aturan syara’
atau terlambat salah satunya. Syaik Muhammad Abduh berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan riba ialah penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang
memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya), karena pengunduran
janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan.
Riba dapat timbul dalam pinjaman (riba dayn) dan dapat pula timbul dalam
perdagangan (riba bai’). Riba bai’ terdiri dari dua jenis, yaitu riba karena pertukaran
barang sejenis, tetapi jumlahnya tidak seimbang (riba fadhl), dan riba karena pertukaran
barang sejenis dan jumlahnya dilebihkan karena melibatkan jangka waktu (riba nasi’ah).
6
F. Hukum Riba
Riba itu haram. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan riba, demikian
pula hadis-hadis yang menerangkan larangan riba dan yang menerangkan siksa bagi
pelaku riba.
Hukum riba haram sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : “bahwasanya
jual-beli itu seperti riba, tetapi Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”.
(Q.S Al Baqarah, ayat 275).
Dalam hadis, tentang larangan riba dinyatakan :
Nabi Muhammad SAW. bersabda yang artinya :
Dari Jabir R.A ia berkata : Rasulullah SAW telah melaknati orang-orang yang suka
makan riba, orang yang jadi wakilnya, juru tulisnya, orang yang menyaksikan riba.
Rasulullah selanjut bersabda : “mereka semuanya sama”. (dalam berlaku maksiat dan
dosa).
G. Macam-macam Riba
Riba itu ada empat macam, yaitu :
1. Riba fuduli
Fuduli artinya lebih, misalnya menjual salah satu dari dua barang yang sejenis yang
saling dipertukarkan lebih banyak daripada yang lainnya, misalnya :
Menjual uang Rp. 100.000,- dengan uang Rp. 110.000,-
Menjual 10 kg beras dengan 11 kg beras.
Yang dimaksud lebih ialah dalam timbangannya pada barang yang ditimbang ;
takaran pada barang yang ditakar ; ukuran pada barang yang diukur, dan jumlah banyak
pada uang yang dipertukarkan dan sebagainya.
2. Riba qardi
Riba qardi, yaitu meminjam dengan syarat keuntungan bagi yang menghutangi
(qardi=pinjam), seperti orang berhutang Rp. 100.000,-dengan perjanjian akan membayar
kembali kelak Rp. 110.000,-
3. Riba yad
Riba yad, yaitu berpisah sebelum timbang terima. Misalnya orang yang membeli
sepeda motor, sebelum ia menerima barang yang dibeli dari si penjual, si penjual tidak
boleh menjual sepeda motor itu kepada siapapun, sebab barang yang dibeli dann belum
diterima masih dalam ikatan jual-beli yang pertama.
4. Riba nasa’
Riba nasa’, misalnya dipersyaratkan salah satu dari kedua barang yang
dipertukarkan ditangguhkan pembayarannya. Umpama, membeli barang kalau tunai Rp.
100.000,- tetapi kalau tidak tunai harganya Rp.125.000,-. Kelebihan membayar Rp.
25.000,- inilah yang dinamakan riba nasa’.
7
I. Jenis-jenis Riba
Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua. Masing-masing adalah riba
utang-piutang dan riba jual beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi qardh dan riba
8
jahiliyyah. Sedangkan kelompok kedua, riba jual beli, terbagi menjadi riba fadhl dan riba
nasi’ah. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang
berhutang (muqtaridh).
2. Riba Jahiliyyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar
utangnya pada waktu yang ditetapkan.
3. Riba Fadhl
Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan
barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.
4. Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan
dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah karena adanya perbedaan,
perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan
kemudian.
K. Illat Pengharaman
Emas, perak, gandum, jelai, kurma dan garam adalah barang-barang pokok yang
sangat dibutuhkan oleh manusia dan tidak dapat disingkirkan dari kehidupan. Emas dan
perak adalah dua unsur pokok bagi uang yang dengannya transaksi dan pertukaran
menjadi teratur. Keduanya adalah standar harga-harga yang kepadanya penentuan nilai
barang-barang dikembalikan. Sementara keempat benda lainnya adalah unsur-unsur
makanan pokok yang menjadi tulang punggung kehidupan.
Apabila riba terjadi pada barang-barang ini makan akan membahayakan manusia
dan menimbulkan kerusakan dalam muamalah. Oleh karena itu, syariat melarangnya,
sebagai bentuk kasih sayang terhadap manusia dan perlindungan terhadap maslahat-
maslahat. Dari sini tampak jelas bahwa ilat pengharaman emas dan perak adalah
9
1. Dampak Ekonomi
Diantara dampak ekonomi riba adalah dampak inflatoir yang diakibatkan oleh
bunga sebagai biaya utang. Hal tersebut disebabkan karena salah satu elemen dari
10
penentuan harga adalah suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin tinggi juga
harga yang akan ditetapkan pada suatu barang.
Dampak lainnya adalah bahwa utang, dengan rendahnya tingkat penerimaan
peminjam dan tingginya biaya bunga, akan menjadikan peminjam tidak pernah keluar dari
ketergantungan, terlebih lagi bila bunga atas utang tersebut dibungakan.
2. Sosial Kemasyarakatan
Riba merupakan pendapatan yang didapat secara tidak adil. Para pengambil riba
menggunakan uangnya untuk memerintahkan orang lain agar berusaha dan
mengembalika, misalnya, 25% lebih tinggi dari jumlah yang dipinjamkannya. Siapa pun
tahu bahwa berusaha memiliki dua kemungkinan : berhasil atau gagal. Dengan
menetapkan riba, orang sudah memastikan bahwa usaha yang dikelola pasti untung.
Islam menganggap riba sebagai kejahatan ekonomi yang menimbulkan penderitaan
bagi masyarakat, baik itu secara ekonomi, moral, maupun sosial. Oleh karena itu, Al-
Qur’an melarang kaum muslimin untuk memberi ataupun menerima riba. Dalam
mengungkap rahasia makna riba dalam Al-Qur,an, ar-Razi (tt:88) menggali sebab
dilarangnya riba dari sudut pandang ekonomi, dengan beberapa indikasi sebagai berikut :
a) Riba tak lain adalah mengambil harta orang lain tanpa ada nilai imbangan apapun.
Padahal, menurut sabda Nabi harta seseorang adalah seharam darahnya bagi orang
lain.
b) Riba dilarang karena menghalangi pemodal untuk terlibat dalam usaha mencari
rezeki. Orang kaya, jika ia mendapatkan penghasilan dari riba, akan bergantung
pada cara yang gampang dan membuang pikiran untuk giat berusaha.
c) Dengan riba, biasanya pemodal semakin kaya dan bagi peminjam semakin miskin,
sekiranya dibenarkan maka yang ada orang kaya menindas orang miskin.
d) Riba secara tegas dilarang oleh Al-Qur’an, dan kita tidak perlu tahu alasan
pelarangannya.
11
12
B. SARAN
Tidak dapat kita pungkiri, bahwa tuntutan ekonomi sering membawa kesenjangan
dalam berbagai hal menyangkut perdagangan. Tidak jarang pedagang yang melakukan
kecurangan dalam berdagang, serta melanggar etika-etika perdagangan yang telah di
ajarkan oleh Alla dan RasulNya. Disamping itu, ada pula orang yang pesimis dalam
berusaha dan bekerja. Sementara Allah dan RasulNya sangat mencintai orang-orang yang
giat dalam bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka. Oleh sebab itu,
melalui makalah ini kami menyarankan kepada para pembaca agar mempedomani Al-
Quran dan Hadits serta berpedoman kepada disiplin ilmu fiqih tentang tata cara
bermuamalah.
Menyarankan kepada para wirausaha untuk meluruskan niat dalam berusaha agar
usaha yang digeluti bernilai ibadah, sehingga tidak hanya mendapat imbalan renzi yang
mulia, tetapi juga mendapat imbalan pahala disisi Allah.
DAFTAR PUSTAKA
13