Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang

dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, terdiri dari kemampuan

kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial,

kemandirian, intelegensi, dan perkembangan moral (Muslihatun Wafi Nur, 2010).

Anak usia pra sekolah merupakan anak dengan usia dari tiga tahun sampai dengan

enam tahun(Kyle & Carman, 2014). Pada usia tiga sampai empat tahun biasanya

anak mengikuti program kelompok bermain sedangkan anak yang berusia empat

sampai enam tahun biasanya mengikuti program TK (taman kanak- kanak)

(Patmonodewo, 2008). Menurut Andrian (2013) pada anak usia pra sekolah

sangat perlu diperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya karena pada masa

pra sekolah merupakan tahap dasar yang berpengaruh dan menjadi landasan untuk

perkembangan selanjutnya. (Astuti, 2018)

Perkembangan anak membutuhkan perhatian yang sangat penting,

perhatian tersebut menjadi dilema bagi ibu yang bekerja setelah melahirkan

karena tidak dapat setiap waktu mendampingi dan mengawasi perkembangan

anaknya. Zaman sekarang sebagian besar para ibu memilih kembali bekerja

setelah melahirkan, meski menyadari kembali bekerja berarti harus

mempekerjakan tenaga pengasuh untuk merawat anak selama ibu bekerja. Di satu

sisi mereka dituntut bekerja di luar rumah dan di sisi lain mereka juga dituntut

1
2

untuk mengerjakan pekerjaan rutin rumah tangga. Peran ganda ini merupakan

fenomena baru yang terjadi bukan hanya terjadi di kota tetapi juga banyak terjadi

di pedesaan. Hal ini perlu dicermati karena akan menimbulkan dampak sosialnya

bagi pembinaan keluarga serta pada perubahan proses adaptasi di lingkungan

pekerjaan maupun di lingkungan keluarga.

Di era globalisasi ini jumlah wanita yang bekerja semakin meningkat, baik

di sektor formal maupun informal. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

(BPS) pada Februari 2017, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pekerja

perempuan meningkat sebesar 2,33 persen menjadi 55,04 persen dari sebelumnya

yaitu, 52,71 persen pada Februari 2016. Bahkan, menurut riset dari Grant

Thornton tahun 2017, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai

peningkatan terbaik dalam hal jumlah perempuan yang menduduki posisi senior di

perusahaan dengan peningkatan dari 24 persen di tahun 2016 menjadi 28 persen di

tahun 2017. Di satu sisi mereka dituntut bekerja di luar rumah dan di sisi lain

mereka juga dituntut untuk mengerjakan pekerjaan rutin rumah tangga.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mutmainah

(2016), diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar tingkat secure attachment

menunjukkan bahwa anak di RA Muslimat NU 1 Belung Poncokusumo Malang

merasa aman berada didekat ibu, ibu memenuhi kebutuhan anak, keterbukaan

perasaan antara ibu dan anak, anak menceritakan yang ia alami serta ibu tidak

melakukan penolakan atau mengacuhkan anak. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada pengaruh tingkat secure attachment anak terhadap kemandirian anak.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rahma (2014) menyatakan bahwa masih
3

banyak anak belum bisa mandiri disebabkan karena orang tua yang kurang bisa

memberikan waktu, bimbingan dan perhatian kepada anak di rumah sehingga

kemandirian anak tidak berjalan dengan lancar. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa masih banyak orang tua yang belum membimbing anak mereka untuk

menjadi mandiri (Buana, 2018).

Seiring dengan kemajuan zaman, kini banyak anak yang ditinggal bekerja

oleh ibunya. Pengaruhnya pada perkembangan anak berbeda-beda tergantung

pada lamanya waktu ibu bekerja, ada/tidak pengganti ibu selama bekerja, dan

kondisi masing-masing anak. Pada anak usia prasekolah dampaknya, yaitu

problem-problem perilaku (Soetjiningsih, 2012). Ibu yang bekerja menyediakan

waktu yang kurang bagi anak-anaknya dibanding pada ibu yang tidak bekerja.

Ketidakhadiran ibu terus menerus di tengah-tengah anaknya menyebabkan anak

kurang mendapat perhatian secara kognitif dan emosional. Dampak negatif dari

ibu pekerja adalah ibu tidak selalu ada pada saat- saat yang penting pada saat ia

dibutuhkan keluarganya dan dapat berdampak pada perkembangan anak.

Gangguan perkembangan atau keterlambatan perkembangan anak dapat diukur

dengan menggunakan metode Denver 2 agar keterlamabatan anak segera bisa

diketahui dan dapat dinetralisir (Muslihatun Wafi Nur, 2010).

Untuk mengembangkan perkembangan anak, anak perlu mendapat

stimulasi sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi

tersebut merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar tumbuh

dan berkembang secara optimal. Hal tersebut menuntut peran ibu sebagai penentu

pola asuh anak untuk merawat dan melindungi anak guna mencapai pertumbuhan
4

dan perkembangan yang optimal. Interaksi ibu dengan anak ditentukan oleh

seberapa berkualitasnya kebersamaan yang terjalin diantara mereka. Maka ibu

yang bekerja harus dapat menyisahkan waktu yang berkualitas, apabila ibu

mampu memanfaatkan waktu dengan maksimal anak akan dapat berkembang

sesuai umurnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengetahui perbedaan

perkembangan anak pada ibu bekerja dan tidak bekerja dengan menggunakan

metode Denver II.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah perbedaan perkembangan anak usia prasekolah pada ibu bekerja

dan ibu tidak bekerja di TK Ar-Rohmah ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan perkembangan anak balita menggunakan

metode denver II pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja di TK Ar-Rohmah.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi perkembangan anak usia prasekolah dari ibu bekerja di

TK Ar-Rohmah.

2) Mengidentifikasi perkembangan anak usia prasekolah dari ibu tidak

bekerja di TK Ar-Rohmah.

3) Menganalisis pada perbedaan perkembangan anak usia prasekolah dari ibu

bekerja dan tidak bekerja di TK Ar-Rohmah.


5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan

perkembangan anak usia prasekolah dan sebagai pedoman bagi para ibu dalam

meemberikan pola asuh kepada anak supaya tumbuh kembang anak tetap optimal.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Dari penelitian ini disarankan bagi masyarakat untuk perlu adanya

kesadaran dan pemikiran yang terbuka mengenai pengasuhan dan pendidikan

terhadap anak untuk menunjang tercapainya kemandirian anak dan dapat menjalin

hubungan yang membuat anak nyaman dan aman dimana harus memahami

kebutuhan dan karakteristik sesuai optimalisasi perkembangan anak.

1.4.3 Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya,

membrikan informasi dan menambah wawasan peneliti dibidang keperawatan,

khususunya keperawatan anak tentang perbedaan perkembangan anak usia

prasekolah pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.


BAB 2

2.1 Keranga Teori


Pekerjaan Ibu

Alokasi Waktu Faktor yang mempengaruhi tumbuh


kembang
1. Faktor Herediter
2. Faktor Lingkungan
Kualitas Interaksi Ibu-
1) Lingkungan Prenatal
Anak
(1) Lingkungan mekanis
(2) Zat kimia atau toksin
Anak Usia Prasekolah 2) Lingkungan Postnatal
(1) Budaya Lingkungan
(2) Status Sosial Ekonomi
(3) Nutrisi
Perkembangan Fisik Perkembangan : (4) Iklim dan cuaca
1. Tinggi dan 1. Motorik Halus (5) Olahraga atau latihan
2. Motorik Kasar fisik
Berat Badan 3. Bahasa (6) Posisi anak dalam
4. Personal-sosial keluarga
2. Proporsi tubuh
(7) Status kesehatan
3. Faktor Hormonal

Penilaian perkembangan anak


menggunakan metode Denver 2: Normal
1. Aspek perkembangan yang dinilai
2. Alat yang digunakan
3. Prosedur DDST Suspect
4. Penilaian
5. Cara pemeriksaan DDST 2
Tidak dapat diuji

Gambar 2.1 Kerangka Teori perbedaan perkembangan anak usia


prasekolah pada ibu bekerja dan tidak bekerja di RA Ar-
Rohmah Kecamatan Mojosari

6
7

2.2 Kerangka Konseptual

Anak usia prasekolah

Anak usia prasekolah dengan ibu bekerja Anak usia prasekolah dengan ibu tidak
bekerja

Perkembangan anak : Perkembangan anak :


1. Perilaku sosial 1. Perilaku sosial
2. Gerakan Motorik Halus 2. Gerakan Motorik Halus
3. Bahasa 3. Bahasa
4. Gerakan Motorik Kasar 4. Gerakan Motorik Kasar

Normal Suspect Tidak dapat Normal Suspect Tidak dapat


diuji diuji

Keterangan : = Diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual perbedaan perkembangan anak usia


prasekolah pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja di RA Ar –
Rohmah Kecamatan Mojosari
8

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusa masalah atau pernyataan

peneliti.

Ada perbedaan perkembangan anak usia prasekolah dari ibu bekerja dan

ibu tidak bekerja di RA Ar – Rohmah Kecamatan Mojosari Kabupaten

Mojokerto.
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat

penting dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Rancangan penelitian digunakan

untuk mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan

data dan untuk mengidentifikasi struktur penelitian yang akan dilaksanakan

(Nursalam, 2017, p. 157).

Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Komparasi. Komparasi

yaitu suatu penelitian dengan menggunakan metode studi perbandingan dilakukan

dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomena untuk

mencari faktor-faktor apa, atau situasi bagaimana yang menyebabakan timbulnya

suatu peristiwa tertentu (Notoatmodjo, 2010, p. 47).

Rencana penelitian ini menggunakan observasional yang bertujuan

melihat perbedaan perkembangan anak usia prasekolah pada ibu bekerja dan tidak

bekerja. Jenis pada penelitian ini mengambil pendekatan secara crose sectional

(Notoatmodjo, 2010, p. 40).

3.2 Populasi Sampel dan Sampling

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitti untuk

9
10

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Setiadi, 2013, p. 101). Populasi

dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah yang ada di RA Ar – Rohmah

Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto.

3.2.2 Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi untuk menjadi

sampel dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling dengan metode

Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pada ciri-

ciri atau sifat-sifat tertentu (Setiadi, 2013, p. 108).

3.2.3 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruan obyek yang diteliti dan dianggap

mawakili seluruh populasi (Setiadi, 2013, p. 104).

Adapun kriteria inklusi dan ekslusi adalah :

1) Untuk Anak :

a. Kriteria inklusi adalah anak usia prasekolah yang memilki ibu bekerja dan

tidak bekerja.

b. Kriteria ekslusi adalah anak usia prasekolah yang memiliki ibu bekerja dan

tidak bekerja tetapi memiliki penyakit-penyakit sistemik, gangguan

metabolik.

2) Untuk Ibu :

a. Ibu bekerja

(1) Kriteria inklusi adalah

a) Pendidikan formal ibu minimal SMP (Sekolah Menengah Pertama)


11

b) Bekerja di luar rumah ≥ 7 jam dalam sehari

c) Tinggal serumah dengan anaknya yang usia prasekolah

(2) Kriteria ekslusi adalah : Ibu tidak bekerja

b. Ibu tidak bekerja

(1) Kriteria inklusi adalah :

a) Pendidikan formal ibu minimal SMP (Sekolah Menengah Pertama)

b) Tinggal serumah dengan anaknya yang usia prasekolah

(2) Kriteria ekslusi adalah : bekerja di dalam rumah atau di luar rumah.

3.3 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

3.3.1 Identivikasi Independen

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang dimanipulasi oleh

peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel terikat. Variabel

independen disebut juga sebagai variabel oksigen jadi variabel bebas adalah

variabel zang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen. Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas

dalam mempengaruhi variabel lain(Setiadi, 2013, p. 116). Variabel independen

dalam penelitian ini ibu bekerja dan tidak bekerja.

2. Variabel Dependen (tergantung)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel tergantung sering disebut sebagai variabel akibat, variabel output,

variabel efek, variabel terpengaruh, variabel terikat atau variabel tergantung.

dalam struktural aquation modeling atau pemodelan persamaan struktural,


12

variabel dependen disebut juga sebagai variabel indogen (Setiadi, 2013, p. 117).

Variabel dependen pada peneliti ini adalah perkembangan anak usia prasekolah.

Variabel Definisi Parameter Alat Skala Kriteria


Operasion Ukur
al
Variabel Kegiatan Pekerjaan yang Kuesio Nomi 1. Bekerja
Independe atau dimiliki ibu ner nal 2. Tidak
n: aktivitas bekerja
Pekerjaan ibu yang
ibu dilakukan
untuk
memenuhi
kebutuhan
sehari-hari
Variabel Perkemba 1. Perkemban DDST Ordin 1. Normal
Dependen: ngan yang gan al 2. Tidak
Perkemba bertambah Motorik normal
ngan nya Halus 3. Meraguk
Anak Usia kemampu 2. Perkemban an
Prasekola an (skiil) gan 4. Tidak
h dalam Motorik dapat
struktur Kasar dites
dan fungsi 3. Perkemban
tubuh gan Bahasa
yang lebih 4. Perkemban
kompleks gan
dalam Personal
pola yang Sosial
teratur dan
dapat
diramalka
n, sebagai
hasil dari
proses
pematanga
n

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek

daan proses pendekatan kepada subjek dan pengumpulan karakteristik subjek


13

yang diperlukan dalam suatu penelitian. Lanngkah-langkah dan pengumpulan

ddata tergantung pada teknik dan instrumen yang digunakan (Nursalam, 2017, p.

191).

3.4.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa : kuesoner (daftar

pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan

pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010, p. 87). Instrumen yang

digunakan untuk mengukur data pada penelitian ini adalah :

1) Kuesioner : Kuesioner Penelitian merupakan lembar isian untuk memperoleh

identitas masing-masing subyek penelitian, meliputi nama anak prasekolah,

umur, anak ke berapa, riwayat sakit anak prasekolah, nama ibu, alamat,

pendidikan terakhir ibu, ibu bekerja atau tidak, bila ibu bekerja, status

pekerjaan , waktu kerja, gaji.

2) Observasi (pengeamatan) : Peneliti melakukan pengamatan dengan dasar

lembar formulir Denver II pada subjek penelitian yang dapat dilihat pada

kuesioner penelitian yang telah diisi sebelumnya oleh peneliti. Awalnya

peneliti menentukan umur anak prasekolah kemudian pada lembar formulir

Denver II ditarik garis vertikal yang memotong umur tersebut sehingga

memotong 4 sektor perkembangan (perilaku sosial, gerakan motorik halus,

bahasa, gerakan motorik kasar). Kemudian dilakukan pengamatan pada

masing-masing sektor perkembangan, dimana tiap sektor perkembangan

terdapat tugas (kemampuan) perkembangan yang digambarkan dalam bentuk


14

kotak persegi panjang horisontal yang berurutan menurut umur. Pengamatan

dilakukan mulai dari awal 4 tahun menuju ke umur selanjutnya kemudian

apabila anak prasekolah dapat mengerjakan tugas perkembangan maka diberi

tanda P (Passed = lulus) dan bila tidak dapat mengerjakan tugas

perkembangan maka diberi tanda F (Fail = gagal). Bila anak prasekolah

sudah melakukan 3 kali F maka pengamatan dihentikan dan dilihat P sebelum

F yang pertama ditarik garis vertikal sampai memotong umur dan semua

tugas perkembangan. Hasilnya dilihat apabila anak dapat melewati semua

pada tiap sektor dikategorikan normal, apabila terlambatnya perkembangan

pada tiap sektor perkembangan lebih dari 4 tahun dikategorikan tidak normal,

kurang dari 4 tahun dikategorikan meragukan.

3.4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dan study pendahuluan dilakukan di sekolah RA Ar –

Rohmah Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto.

3.5 Prosedur Penelitian

1. Hari pertama melakukan penelitian, peneliti akan meminta izin untuk

mendapatkan izin dari tempat penelitian. Kemudian peneliti melakukan

pendekatan kepada responden untuk mendapat persetujuan dari responden

sebagai sampel penellitian. Setelah wali dari calon responden bersedia, maka

wali calon responden yaitu orang tua atau yang mendampingi diminta

menandatangani lembar persetujuan responden (informedconsent).


15

2. Setelah reponden bersedia kemudian peneliti menjelaskan mengenai petunjuk

cara penelitian ini agar responden tidak salah persepsi atas tindakan yang

akan diberikan.

3. Setelah itu peneliti akan mengukur perkembangan anak dengan menggunakan

lembar observasi DDST II.

Langkah-langkah pengumpulan data dapat dijelaskan dalam bentuk kerangka

kerja sebagai berikut ini:


16

Kerangka kerja adalah pentahapan atau langkah-langkah dalam aktifitas

ilmiah, mulai dari penetpan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak

awal penelitian dilaksanakan (Nursalam, 2017).

Populasi semua anak usia prasekolah yang mempunyai ibu


bekerja dan tidak bekerja di RA Ar – Rohmah Kecamatan
Mojosari Kabupaten Mojokerto

Sampling : pengambil sampel dengan simple random sampling

Sample : anak usia prasekolah

Pengumpulan data : pengukuran perkembangan anak


dengan menggunakan lember observasi DDST II

Pengukuran perkembangan anak usia prasekolah

Analisa data : Setelah data terkumpul dilakukan analisis data


dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon-Mann Whitney Test

Penyajian data terdiri dari data umum dan data khusus dalam bentuk tabel

Desiminasi hasil penelitian : Perbedaan Perkembangan Anak Usia Prasekolah pada


Ibu Bekerja dan Ibu tidak Bekerja di RA Ar – Rohmah Kecamatan Mojosari
Kabupaten Mojokerto

Gambar 3.1 : Kerangka Kerja Penelitian Perbedaan Perkembangan Anak


Usia Prasekolah Pada Ibu Bekerja dan Ibu tidak Bekerja Di
RA Ar – Rohmah Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto
17

3.6 Analisa Data

Analisa data merupakan proses pengolahan data setelah data yang

dilakukan secara manual maupun dengan bantuan komputer (Notoatmodjo, 2010).

Selanjutnya setelah data terkumpul dilakukan sebagai berikut :

3.6.1 Pemeriksaan Data (Editing)

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioer tersebut. Apabila ada jawaban-jawaban tersebut. Tetapi

apabila tidak memungkinkan maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap

tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing”

(Notoatmodjo, 2010).

3.6.2 Pemeriksaan Kode (Coding)

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini berguna dalam memasukkan

data (data entry). Lembar atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom

untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomer

responden dan nomor-nomor pertanyaan (Notoatmodjo, 2010).

Coding dilakukan berdasarkan pedoman yang ada atau mengklasifikasikan

untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberikan simbol angka pada

masing-masing kategori jawaban dari seluruh responden. Hal ini dimasukkan

untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa data.

Coding yang diberikan yaitu:

1) Umur Usia Prasekolah

4-5 tahun kode 1


18

5-6 tahun kode 2

2) Umur Ibu

< 21 tahun kode 1

21-35 tahun kode 2

>35 tahun kode 3

3) Pendidikan Ibu

Dasar (SD, SLTP) kode 1

Menengah (SLTA) kode 2

Tinggi (D3, S1, S2) kode 3

4) Pekerjaan Ibu

Bekerja kode 1

Tidak Bekerja kode 2

5) Perkembangan anak

Tidak dapat dites kode 1

Tidak normal kode 2

Meragukan kode 3

Normal kode 4

3.6.3 Scoring

Memberikan skor pada item-item yang perlu diberi skor (Arikunto, 2006).

Pengolahan data yang digunakan dengan cara pemberian skor, sesuai kriteria yang

telah dijelaskan, yaitu:

Normal : Terlambat (T) atau Peringatan (P) ≥ 1

Tidak normal : Terlambat (T) atau Peringatan (P) ≥ 2


19

Meragukan : Terlambat (T) ≥ 1 atau Peringatan (P) ≥ 2,

disebabkan oleh kegagalan bukan penolakan

Tidak dapat diuji : Terlambat (T) ≥ 1 atau Peringatan (P) ≥ 2,

disebabkan oleh penolakan bukan kegagalan.

3.6.4 Tabulating

Tabulasi yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Penyusunan data

merupakan pengumpulan data sedemikian rupa agar mudah dijumlahkan, disusun,

dan ditata untuk disajikan dan dianalisis. Data yang diperolah dari masing-masing

responden tersebut disusun, diseleksi kelengkapannya dan dikelompokkan

(tabulasi data).

3.6.5 Analisa Data

Untuk mengetahui perbedaan perkembangan anak usia prasekolah pada

ibu bekerja dan tidak bekerja di RA A-Rohmah Kecamatan Mojosari Kabupaten

Mojokerto, dilakukan uji Wilcoxon-Mann Whitney Test dengan α = 0,05. Asumsi

peneliti untuk menjawab hipotesis penelitian yitu jika ρ ˂ α maka H0 ditolak

berarti ada perbedaan perkembangan anak usia prasekolah pada iu bekerja dan

tidak bekerja.

3.7 Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian keperawatan mengingat penelitian akan berhubungan langsung

dengan manusia, maka segi etik penelitian harus diperhatikan karena manusia

mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Hidayat, 2010)


20

3.7.1 Informed Consent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden peenelitian

dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent). Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan peneliti, mengetahui dampaknya, jika subyek

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

3.7.2 Anonimity

Merupakan masalah etik dalam penelitian dengan cara tidak memberikan

nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

3.7.3 Confidentiality

Merupakan masalah etika enggan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah—masalah lainnya, semua informasi

yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.


DAFTAR PUATAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Revisi VI).

jakarta: Rineka cipta.

Astuti, marliani dwi. (2018). hubunganan antara status gizi dengan perawatan

kesehatan dengan perkembangan mptorik pada anak usia pra sekolah di TK

ABA 3, 6, 7 & 8 kota samarinda.

Buana, N. P. (2018). Kemandirian anak usia prasekolah ditinjau dari ibu bekerja

dan tidak bekerja skripsi.

Kyle, T., & Carman, S. (2014). Buku ajar keperawatan pediatrik. (E. Tiar, S.

Isneini, & B. Bariid, Eds.) (edisi 2 vo). jakarta: EGC.

Muslihatun Wafi Nur, Ss. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. (D. W. E. S.

Nurlina, Ed.) (1st ed.). yogyakarta: fitramaya.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. jakarta: Rineka cipta.

Nursalam. (2017). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. jakarta: Salemba Medika.

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik peulisan riset keperawatan (2nd ed.).

yogyakarta: Graha ilmu.

Soetjiningsih, C. H. (2012). perkembangan anak sejak pembuahan sampai dengan

kanak-kanak akhir. (Suwito, Ed.) (cetakan pe). jakarta: EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai